| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 19 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XX

Selasa, 19 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

“Para pengkotbah memukul semak-semak. Para imam yang menerima pengakuan dosa menangkap burung-burungnya” (St. Yohanes Eudes)

Antifon Pembuka (
2Kor 8:9)
 
Yesus Kristus menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kalian menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
  
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahabaik, berkat rahmat Pembaptisan, kami Kaupanggil menjadi murid-murid-Mu. Curahkanlah rahmat kesetiaan dan kerendahan hati dalam mengikuti-Mu sehingga kami makin mampu menghadirkan Dikau dan membawa sesama kepada persatuan dengan Dikau sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
      
Kecerdasan, kepiawaian dan keberhasilan seringkali menggiring manusia menjadi sombong dan tidak mampu lagi melihat bagaimana positifnya di hadapan Allah. Allah memberi peringatan kepada orang yang demikian, supaya jangan sampai disesatkan oleh kecerdasan, kepiawaian dan keberhasilan.
    
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (28:1-10)
  
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, katakanlah kepada raja Tirus, ‘Beginilah sabda Tuhan Allah: Engkau telah menjadi tinggi hati dan berkata, ‘Aku ini Allah! Aku duduk di takhta Allah di tengah-tengah lautan’. Padahal engkau itu manusia, bukan Allah, walaupun hatimu menempatkan diri sama dengan Allah. Memang hikmatmu melebihi hikmat Daniel. Tiada rahasia yang tersembunyi bagimu. Dengan hikmat dan pengertianmu engkau memperoleh kekayaan. Emas dan perak kaukumpulkan dalam perbendaharaanmu. Karena engkau sangat pandai berdagang, engkau memperbanyak kekayaanmu, dan karena itu engkau menjadi sombong. Oleh karena itu beginilah sabda Tuhan Allah, “Karena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah, maka sungguh, Aku membawa orang asing melawan engkau, yaitu bangsa yang paling ganas. Mereka akan menghunus pedang melawan hikmatmu yang terpuja dan menajiskan semarakmu. Mereka akan menurunkan dikau ke liang kubur dan engkau akan mati seperti orang mati terbunuh di tengah lautan. Apakah engkau masih akan mengatakan di depan pembunuhmu, ‘Aku ini Allah’? Padahal bagi para penikammu engkau adalah manusia, bukan Allah. Engkau akan mati seperti orang tak bersunat, dibunuh oleh orang asing. Sebab Akulah yang mengatakannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang mematikan; Tuhan pulalah yang menghidupkan.
Ayat. (Ul 32:26-27ab. 27cd-28.30.35cd-36ab)
1. Tuhan bersabda, “Seharusnya Aku menghempas bangsa jahat ini, dan melenyapkan ingatan akan mereka di antara manusia. Tetapi Aku kuatir disakiti hati-Ku oleh musuh, jangan-jangan lawan mereka salah mengerti.”
2. Jangan-jangan lawan berkata, “Tangan kamilah yang jaya, bukanlah Tuhan yang melakukan semuanya itu.” Sebab lawan itu suatu bangsa yang bodoh, dan tidak ada pengertian pada mereka.
3. Bagaimana mungkin satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat menghalau sepuluh ribu orang, kecuali kalau Allah gunung batu mereka, telah menjual mereka, dan menyerahkan mereka.
4. Hari bencana bagi musuh telah dekat, dan akan segera datang apa yang telah disediakan bagi mereka. Sebab Tuhan akan memberi keadilan kepada umat-Nya. Ia merasa sayang akan hamba-hamba-Nya.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar kamu menjadi kaya berkat kemiskinan-Nya.
  
Walaupun sulit meninggalkan kenyamanan akibat harta kekayaan yang melimpah, namun Yesus tetap meyakinkan pendengarnya, bahwa mereka semua bisa keluar dari belenggu kekayaan itu untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan mengandalkan Allah sendiri.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:23-30)
   
Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, sukar sekali bagi orang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Mendengar itu gemparlah para murid dan berkata, “Jika demikian siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sungguh, pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kalian yang telah mengikuti Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang demi nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudara-saudarinya, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Harta dan kekayaan adalah penghambat orang masuk ke dalam Kerajaan Surga, kata Yesus dalam Injil hari ini. Namun kenyataannya tak satu pun dari kita tidak memiliki harta maupun kekayaan sekecil apapun itu. Jika demikian kenyataannya tentu tidak ada orang yang akan masuk Kerajaan Surga. Inilah isi hati Petrus menanggapi pernyataan Gurunya. Apa yang dinyatakan Yesus tentu berbeda dengan apa yang dipikirkan Petrus. Setiap orang tentu saja mempunyai harta/kekayaan namun bagaimana kekayaan dan harta benda itu berperan padanya? Apakah mendekatkannya pada Tuhan atau malah sebaliknya?
 
Doa Malam
 
Bapa yang berbelas kasih, kami serahkan segala kelalaian dan kedosaan kami hari ini. Ampunilah kami yang sering bersikap sombong dan mencari kepuasan diri sendiri. Bimbinglah kami dengan Roh Kudus-Mu agar dapat memperbaiki diri dan hidup dengan lebih baik. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin
 
 
RUAH
 

"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku."

Senin, 18 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

Yeh. 24:15-24; MT Ul. 32:18-19,20,21; Mat. 19:16-22.

"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku."

Jalan untuk mendapatkan adalah dengan melepaskan. Hal ini tidak sulit kita mengerti karena kita alami dalam hidup sehari-hari. Untuk mendapatkan dan memiliki barang yang kita inginkan, kita harus rela melepaskan sejumlah uang dari saku atau tabungan kita. Demikian pula untuk mendapatkan prestasi yang baik, kita harus rela melepaskan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk berusaha. Apa yang biasa kita buat dalam hidup sehari-hari ini, dipakai juga oleh Yesus untuk menjelaskan jalan kesempurnaan bagi seorang pemuda kaya yang datang kepada-Nya. Si pemuda tanpa nama tersebut mewakili kita yang dari lubuk hati terdalam juga ingin menjadi sempurna, ingin memperoleh hidup yang kekal. Jalannya adalah dengan berbagi: menjual dan memberikan harta yang kita miliki kepada mereka yang membutuhkan. Tentu hal ini jangan kita maknai harafiah dengan menjual apa pun yang kita miliki sampai habis dan memberikakannya kepada orang lain. Yang paling penting di sini adalah semangat dan tindakan berbagi atau memberi itu sendiri. Sebab, sesungguhnya orang yang kaya itu bukanlah orang yang banyak menyimpan atau menimbun hartanya tetapi orang banyak berbagi dan memberikan harta yang dimilikinya itu untuk orang lain yang membutuhkan. Ketika orang mau berbagi, meski pun harta yang dimiliki tidak banyak, dialah orang kaya yang sesungguhnya. Tidak hanya kaya akan materi, tetapi sudah pasti kaya akan saudara, kaya akan berkat karena banyak yang mendoakan, dan seperti dikatakan Yesus, kaya akan harta di surga, yakni kehidupan kekal. Oh iya, harus ditambahkan bahwa semangat dan tindakan berbagi tersebut harus dibarengi dengan kesetiaan untuk datang kepada Tuhan dan mengikuti-Nya. Yesus menegaskan "kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku".

Doa: Tuhan, berilah kami hati yang mudah dan murah untuk berbagi, terutama kepada saudara-saudari kami yang membutuhkan. Amin. -agawpr-

Senin, 18 Agustus 2014 Hari Biasa Pekan XX

Senin, 18 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

Memang, sifat orang baik itu tidak lupa memperhatikan kesejahteraan orang lain. (St. Gregorius Agung)


Antifon Pembuka (Mzm 51:3)

Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar.

Doa Pagi
   
  
Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mencintai kami dengan kasih yang begitu besar. Semoga, kami pun senantiasa belajar dan berusaha untuk mencintai Engkau dan sesama melebihi cinta kami terhadap harta kekayaan yang akan binasa. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (24:15-24)
  
          
"Yehezkiel hendaknya menjadi lambang bagimu; hendaklah kalian melakukan seperti yang dilakukannya."
        
Tuhan berfirman kepadaku, "Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata. Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan." Pada paginya aku berbicara kepada bangsa itu dan pada malamnya isteriku mati. Pada pagi berikutnya aku melakukan seperti diperintahkan kepadaku. Maka bangsa itu berkata kepadaku: "Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada kami, apa artinya ini bagi kami, bahwa engkau melakukan demikian?" Lalu kujawab mereka: "Firman TUHAN sudah datang kepadaku: Katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguh-sungguhnya Aku akan menajiskan tempat kudus-Ku, kekuasaanmu yang kaubanggakan, kenikmatan bagi matamu dan bagi jiwamu; dan anak-anakmu lelaki dan perempuan yang kamu tinggalkan akan mati rebah oleh pedang. Kamu akan melakukan seperti yang kulakukan: Mukamu tidak akan kamu tutupi dan roti perkabungan tidak akan kamu makan, kepalamu pakai destar dan kakimu pakai kasut; dan kamu tidak akan meratap atau menangis. Tetapi kamu akan hancur lebur dalam hukumanmu, dan kamu akan mengeluh seorang kepada yang lain. Demikianlah Yehezkiel menjadi lambang bagimu; tepat seperti yang dilakukannya kamu akan lakukan. Kalau itu sudah terjadi maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan ALLAH.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau.
Ayat. (MT Ul 32:18-19.20.21)
1. Hai umat, engkau telah melupakan Gunung Batu yang memperanakkan dikau, engkau telah melupakan Allah yang melahirkan dikau. Tuhan melihat hal itu, maka Ia menolak mereka, sebab Ia sakit hati karena anak-anaknya lelaki dan perempuan.
2. Tuhan bersabda, "Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka. Sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.
3. Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan umat, dan menyakiti hati mereka dengan bangsa yang bebal."

Bait Pengantar Injil do=bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (19:16-22)
   
"Jika engkau hendak sempurna, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang-orang miskin."
        
Pada suatu hari ada seorang datang kepada Yesus dan berkata, “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup kekal?” Yesus menjawab, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik! Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada Yesus, “Perintah yang mana?” Kata Yesus, “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayah dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakan-Nya
U. Sabda-Mu adalah jalan kebenaran dan hidup kami.

Renungan

 
  Injil hari ini menceritakan kepada kita, seorang pemuda yang datang kepada Yesus dan bertanya perbuatan baik apa yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup yang kekal. Pemuda tersebut telah menjalankan apa yang telah Allah perintahkan dalam ke 10 Perintah Tuhan “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesammau manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 19:18-19). Yesus mengakui perbuatan baik yang dilakukan pemuda tersebut, tetapi Yesus ingin agar pemuda itu, juga kita semua menjadi sempurna dalam kasih. Yesus mengajarkan suatu hal yang benar – benar diluar dugaan, dengan meminta pemuda tersebut untuk menjual segala hak miliknya dan mmeberikannya kepada orang – orang miskin (Mat 19:21). Perintah ini begitu sulit dilakukan, hingga membuat pemuda tersebut sedih dan pergi karena hartanya yang begitu banyak dan tak terbilang jumlahnya (Mat 19:22).

  Kita ingat akan satu orang kudua Gereja, Santo Fransiskus dari Assisi. Orang kudus ini melakukan apa yang Yesus minta agar kasih dalam diri manusia semakin sempurna, St Fransiskus menjual segala miliknya dan membagikannya kepada orang – orang miskin, dan tidak tanggung – tanggung, St Fransiskus membuat dirinya sendiri miskin dan hina dina dihadapan orang lain.

  Yesus meminta dan mengajarkan kepada kita, bagaimana kita yang mempunyai harta “berlebih”, untuk tidak hanya hidup dengan memikirkan diri sendiri. Tak pelak, begitu banyak orang diluar sana yang masih membutuhkan pertolongan kita. kita dapat melakukan hal kecil, asal dilakukan dengan cinta yang besar (Bunda Teresa), kasih itu akan membuahkan rahmat bagi sesama. Kita dapat saja melakukan seperti yang Yesus minta, menjual segala hak milik kita, pertanyaannya “apakah kita tulus? Apakah hanya untuk dilihat oleh orang lain”. Terkadang, pemberian seorang anak kecil yang bernilai Rp 500,- dengan hatinya yang polos lebih berdaya guna dan berahmat dihadapan Allah ketimbang kita yang memberikan seluruh milik kita namun dengan hati yang tidak rela. Yesus mengajarkan kepada kita tidak hanya “menjual seluruh milik kita” secara harafiah, tetapi lebih dari itu. Memberikan seluruh hidup kita bagi Tuhan, setia kepada Tuhan, dan siap diutus bagi oran glain dengan sepenuhnya memberikan diri bagi sesama, sehingga kasih Allah dapat dirasakan melalui pemberian hidup kita bagi orang lain. Yesus juga mengajarkan, bagaimana kita yang mepunyai harta, untuk menggunakanya dengan penuh kebijaksanaan dan penuh tanggung jawab. Yesus meminta kita untuk tidak melekatkan hati hanya untuk kepentingan harta duniawi, melainkan hanya kepada Allah. sehingga hati kita sepenuhnya hanya bagi Allah, dan tidak ada hal lain yang menggangu kita dengan Allah. Semoga kita dapat menjadi orang yang sederhana di hadapan Allah.

Renungan Pagi / Deus Providebit

"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac, 3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21

"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
     
Hari ini kita merayakan kemerdekaan bangsa kita. Dirgahayu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah 68 tahun merdeka dan kini memasuki tahun yang ke-69, bangsa kita memang sudah mengalami banyak sekali kemajuan dan perkembangan di berbagai bidang kehidupan. Tentu, hal ini harus kita syukuri sebagai anugerah Tuhan. Namun, usaha untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial masih tetap menjadi tugas kita bersama dan sebagai warga Gereja dan warga negara yang baik, kita harus mengambil bagian secara aktif. Pertama-tama, kita diajak untuk hidup "sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah." (1Ptr 2:16). Hidup sebagai hamba Allah berarti memberikan kepada Allah apa yang wajib kita berikan kepada Allah dan kepada Kaisar apa yang wajib kita berikan kepada Kaisar (Mat 22:21). Menurut saya - tentu ini bukan segala-galanya -, resep paling sederhana untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan keadilan sosial adalah ini: setiap orang melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya dan mengambil hanya yang menjadi haknya. Permasalahan di seputar korupsi yang menghambat kesejahteraan umum dan keadilan sosial, kan terjadi karena adaya orang-orang yang mengambil untuk dirinya sendiri atau kelompoknya, apa yang bukan haknya. Mereka mengambil hak orang lain, hak negara atau hak rakyat sehingga mereka yang mengambil itu hidup berkelimpahan sedangkan mereka yang diambil haknya itu menjadi korban, hidup berkekurangan dan tidak sejahtera. Demikian pula persoalan seputar ketidakberesan dalam berbagai macam pelayanan publik sehingga menampakkan adanya ketidaksejehteraan dan ketidakadilan, itu karena adanya orang-orang yang tidak melaksanakan kewajibannya dengan baik. Mereka yang seharusnya bekerja melayani masyarakat malah hanya enak-enak tidak bekerja dan banyak mbolos, tetapi tetap menikmati gaji, bahkan masih mencari tambahan dengan korupsi, suap, dll. Kalau hal ini terus terjadi, ya kesejahteraan umum dan keadilan sosial tidak akan terwujud. Oleh karena itu, saya punya keyakinan, kalau semua orang mau melaksanakan dengan baik apa yang menjadi kewajibannya dan mengambil hanya yang menjadi haknya, kita boleh yakin kalau benih kesejahteraan umum dan keadilan sosial akan semakin tumbuh subur dan berkembang di negara kita.

 Doa: Tuhan, berkatilah bangsa kami dan bimbinglah seluruh warga masyarakat kami agar semua orang dengan tekun dan setia melaksanakan kewajibannya serta mengambil hanya yang menjadi haknya sehingga semakin terciptalah kesejahteraan umum dan keadilan sosial di negara kami. Amin. -agawpr-

Minggu, 17 Agustus 2014 Hari Minggu Biasa XX

Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XX
 
Dalam doa kepada Bapa, Yesus berterima kasih, sebelum Ia menerima anugerah-Nya. Dengan demikian Ia mengajar kita, supaya bertindak dalam keberanian yang sama sebagai seorang anak: "Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya" (Mrk 11:24). Ini merupakan kekuatan doa, karena "tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya" (Mrk 9:23) dan "tidak bimbang" (Mat 21:21) dalam iman ini. Yesus bersedih hati karena "ketidakpercayaan" (Mrk 6:6) sanak Keluarga dan "orang yang kurang percaya" di antara murid-inurid-Nya (Mat 8:26), dan Ia amat kagum akan "iman besar" dari perwira Roma (Mat 8:10) dan wanita Kanaan Bdk. Mat 15:28. (Katekismus Gereja Katolik, 2610)

BACAAN DAN RENUNGAN INI UNTUK MISA YANG DISELENGGARAKAN DI LUAR INDONESIA. UNTUK YANG DI INDONESIA GUNAKAN BACAAN HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA (WARNA LITURGI PUTIH)


Antifon Pembuka (Mzm 84:10-11)

Ya Allah, Pelindung kami, pandanglah dan perhatikanlah wajah yang Engkau urapi. Lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.

Turn your eyes, O God, our shield; and look on the face of your anointed one; one day within your courts is better than a thousand elsewhere.
 
Protector noster aspice, Deus, et respice in faciem Christi tui: quia melior est dies una in atriis tuis super millia.

  
Pengantar

Kerendahan hati dan kepercayaan yang ditunjukkan oleh perempuan Kanaan telah menjadi tanda nyata bahwa Allah pun berkenan menyelamatkan setiap orang yang mau beriman kepada-Nya. Karya keselamatan Allah tidak pernah dibatasi oleh sekat-sekat teritori, tetapi sangat tergantung pada sikap manusia: apakah mau menerima atau menolaknya?

Doa Pagi 


Ya Allah, Engkau menyediakan karunia bagi mereka yang mengasihi-Mu bahkan sebelum mereka minta. Curahkanlah kasih sayang-Mu ke dalam hati kami supaya kami, yang mengasihi Engkau dalam segalanya dan di atas segalanya, diperkenankan menikmati pemenuhan janji-Mu, lebih dari yang kami rindukan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Yesaya (56:1.6-7)
     
"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."
          
Beginilah firman Tuhan: Taatilah hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku, dan keadilan-Ku akan dinyatakan. Dan orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada Tuhan untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama Tuhan dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuktanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.6.8; Ul: 4)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya. Kiranya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya.
  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (11:13-15.29-32)
    
"Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua."
   
Saudara-saudara, aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi. Justru karena aku adalah rasul untuk bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap hal itu kemuliaan pelayananku, yaitu kalau-kalau aku dapat membangkitkan cemburu di dalam hati kaum sebangsaku menurut daging dan dapat menyelamatkan beberapa orang dari mereka. Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain dari pada hidup dari antara orang mati? Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (15:21-28)
 
"Hai Ibu, sungguh besar imanmu!"
   
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Adam dan Hawa tidak taat kepada kehendak Allah sehingga manusia ikut jatuh dalam dosa. Berkat ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa, manusia selamat. Hubungan manusia dengan Allah yang rusak karena dosa diperbaiki kembali. Karena pada dasarnya, Allah ingin manusia itu selamat dan bahagia. Maka, orang beriman yang taat akan mampu menyelamatkan sesamanya. Perempuan Kanaan dalam Injil hari ini bukanlah tipe orang yang ragu. Dia adalah orang yang begitu yakin akan apa yang dimintanya. Kendati Yesus secara agak kasar menolak permintaannya, namun dia tidak berputus asa. Dia tetap teguh memohon kesembuhan bagi anaknya. Karena keteguhan imannya itu, Yesus mengabulkan permohonannya dan menyembuhkan anak itu. Permohonan dengan keyakinan yang sangat kuat pasti akan dikabulkan.

Sikap dan cara ibu tersebut bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi setiap orang dalam memperjuangkan sebuah hasil yang diharapkan. Tidak gampang putus asa dan menyerah pada keadaan. Kencederungan untuk cepat memperoleh hasil dan tidak mau berjuang dengan gigih akan menggoda seseorang untuk mengambil jalan pintas dengan membenarkan segala cara sekalipun merugikan orang lain. Keteguhan dan kegigihan dalam perjuangan merupakan gambaran akan iman yang kokoh, baginya Tuhan akan memberikan pujian dan berkat-Nya.

Ajakan nabi Yesaya dalam bacaan I hari ini semoga menjadi refleksi bagi kita. Ketidakadilan pada masa kini merajalela dimana-mana: para penegak hukum seperti hakim maupun polisi dengan mudah bertindak tidak adil karena uang. Kepada kita semua juga diajak untuk “menahan diri dari setiap perbuatan jahat”. Godaan atau rayuan untuk tidak tertib, tidak adil dan berbuat jahat ada dimana-mana, kapan saja, tak kenal ruang dan waktu, demikian pula sebaliknya hidup tertib, berbuat adil dan berbuat baik juga dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Mari kita menjadikan keluarga sebagai penanaman nilai-nilah kristiani agar anak-anak bisa bertumbuh dan berkembang di atas dasar yang benar mengikuti jejak langkah Yesus sendiri.

RENUNGAN PAGI

Minggu, 17 Agustus 2014 Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia

Minggu, 17 Agustus 2014
Hari Raya Kemerdekaan Republik Indonesia
          
“Nasionalisme melibatkan pengakuan dan pengejaran kebaikan bangsa sendiri saja tanpa menghormati hak-hak orang lain; patriotisme di sisi lain adalah cinta terhadap tanah airnya yang memberikan hak-hak yang sama dengan hak-hak yang diklaim bagi dirinya sendiri kepada bangsa lain.” – St. Yohanes Paulus II

Antifon Pembuka (Mzm 28:8-9)
   
Tuhanlah kekuatan umat-Nya, dan benteng keselamatan bagi raja yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah pusaka-Mu. Gembalakanlah dan dukunglah mereka selamanya.
  
The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever. 
     
Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.


Doa Pagi 
 
Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur atas anugerah kemerdekaan bagi bangsa kami. Semoga kami dapat memelihara dan mempergunakan kemerdekaan dengan bijaksana; semoga kami dapat menyalakan tungku kebaikan di atas kepala setiap orang sehingga kemuliaan dan kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh setiap orang yang merindukan kemerdekaan sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   

Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (10:1-8)
 
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
  
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
    

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 862
Ref. Kamu dipanggil untuk kemerdekaan; maka abdilah satu sama lain dalam cinta kasih.
Ayat. (Mzm 101:1ac.2ac.3a.6-7; R: Gal 5:13)

1. Ya, Tuhan, aku hendak menyanyikan kasih setia dan hukum-Mu. Aku hendak hidup tanpa cela. Aku hendak hidup dengan suci dalam rumahku, hal-hal yang jahat takkan kuperhatikan.
2. Mataku tertuju kepada rakyatku yang setia, supaya mereka tinggal bersama aku. Orang yang hidup dengan tidak bercela akan mendukung aku.
3. Orang yang melakukan tipu daya, tidak akan diam dalam rumahku. Orang yang berbicara dusta tidak bertahan di bawah pandanganku.
      

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (2:13-17)
  
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka. "
    
Saudara-saudaraku yang terkasih, demi Allah, tunduklah kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maupun kepada wali-wali yang ditetapkannya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan untuk mengganjar orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka, bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetap hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.

      

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
  
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
  
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

   
 Berlaku adil berarti memberikan dan menghormati hak orang lain. Setiap orang harus mendapatkan apa yang menjadi haknya bila ia telah melakukan kewajibannya. Hak dan kewajiban selalu berkaitan, bagai dua siri dari satu mata uang yang sama. Orang jatuh dalam ketidakadilan bila ia tidak memberikan apa yang menjadi hak orang yang telah menjalankan kewajibannya. 
  
 Kerap kali, orang sangat peka terhadap haknya, tapi mati rasa terhadap kewajibannya. Maunya sih semua teratur, aman, sejahtera, tapi apabila diminta terlibat, malah menghindar. Banyak bicara tapi tidak pernah berbuat sesuatu, banyak wacana tetapi tak ada satu pun terlaksana. Berulangkali dalam suatu rapat, orang yang sama selalu ngotot minta pertanggungjawaban uang sumbangan untuk suatu kegiatan dalam rangka peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Minta pertanggungjawaban tentu saja wajar. Tapi ketika daftar sumbangan dilacak, ternyata “si banyak cakap” ini tak mengulurkan tangan se sen pun. Inilah model manusia: “NATO”, artinya No Action Talk Only. 
   
 Manusia seperti ini kerap dijumpai Yesus di dalam karya kerasulan-Nya. Ketika kaum Farisi datang untuk bersoal jawab dengan Yesus, pertanyaan mereka tampak tulus tapi sebetulnya busuk. “Guru, kami tahu Engkau orang jujur, menngajarkan jalan Allah, tidak mencari muka, katakan kepada kami, apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” Sungguh benar, manis di mulut, busuk di hati. Pertanyaan mereka sebetulnya bukan untuk mendapat pencerahan tapi untuk menjerat. 
  
 Jawaban Yesus menohok tepat di ulu hati mereka, “Berikan kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan pada Allah.” Mendengar jawaban ini mereka bungkam dan mundur teratur.   

 Pada hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, seorang warga negara sejati patut bertanya: Apa yang telah kuberikan kepada negara dan bukan apa yang negara berikan kepadaku? Warga negara sejati lebih suka memberi daripada diberi. Warga negarasejati lebih suka berbuat daripada bicara. Lebih suka memperjuangkan kebenaran daripada memelihara kepalsuan. Sudahkah kita melakukan kewajiban kita sebagai warga negara sejati menuju Indonesia Baru? Dirgahayu Republik Indonesia! (CAFE ROHANI)

Catatan:   Sebagai warganegara yang baik, apabila di kantor/sekolahnya mengadakan upacara HUT Proklamasi Indonesia, ikutilah upacara tersebut, atau menyaksikan upacara detik-detik Proklamasi di televisi dengan sebaik-baiknya. Selain itu, yang perlu dicatat dan jangan dilupakan, sebagai orang Katolik, sebagai warga gereja juga wajib untuk mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Waktu dapat diatur sedemikian rupa sehingga kedua acara tersebut dapat diikuti sebaik-baiknya.

Hak Menyumbang


terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy