| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja."

Kamis, 21 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Pius X, Paus

Yeh. 36:23-28; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 22:1-14.

"Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja."

 Kerajaan surga bukan hanya urusan masa depan setelah hidup kita di dunia ini berakhir, tetapi juga menyangkut hidup kita saat ini. Sebab, kerajaan surga sudah hadir di tengah-tengah kita. Oleh karena itu, hari ini kita berbicara dan merenungkan tentang kerajaan surga yang hadir di dunia ini, yakni dalam perjamuan Tuhan, Ekaristi. Santo Yohanes Paulus II, dalam Ensiklik Ecclesia de Eucharistia, no.19, mengatakan: "Sungguh Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi. Ekaristi adalah seberkas sinar mulia dari Yerusalem surgawi yang menembus awan sejarah dan menerangi peziarahan kita". Bila kita merayakan Ekaristi dan menyambut Tubuh Kristus, kita mencicipi perjamuan surgawi sebagaimana dinyatakan oleh Yesus sendiri: "Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman" (Yoh 6:54). Oleh karena itu, marilah kita sungguh-sungguh menghargai martabat luhur Ekaristi ini. Jangan sekali-kali kita menolak undangan Tuhan untuk hadir dan berpartisipasi dalam Ekaristi-Nya seperti orang-orang yang berdalih untuk tidak datang dalam perjamuan sang raja seperti diceritakan dalam Injil. 

  Kita tahu bahwa Misa Mingguan dan Hari Raya itu hukumnya wajib (Perintah Gereja no.2). Satu-satunya alasan yang dapat dibenarkan untuk tidak mengikuti Misa hari Minggu adalah karena sakit sehingga tidak mungkin untuk pergi ke Gereja. Tentu, jarak Gereja yang amat jauh sehingga tidak terjangkau, masih bisa dimaklumi. Namun, alasan kesibukan dan kemalasan, sama sekali tidak bisa diterima. Selain itu, tidak cukup bagi kita hanya sekedar datang saja ke Misa. Kita harus berpakaian pesta karena kita menghadiri perjamuan Tuhan. Tentu, pakaian pesta yang dimaksud di sini tidak sebatas pakaian yang pantas untuk beribadah dan menghadap Tuhan, tetapi juga hati, budi, dan badan kita yang sungguh-sungguh siap dan mau terlibat dalam perayaan itu. Sangat diharapkan agat dalam setiap Misa, kita terlibat secara penuh, sadar dan aktif (Sacrosanctum Concilium no.14). Artinya, kita mengikuti perayaan Ekaristi secara penuh dari awal sampai akhir dan menghayatinya dengan sepenuh hati, budi dan badan; disertai dengan pengertian dan pemahaman yang baik mengenai apa yang sedang kita lakukan, kita lihat dan kita dengar. Jadi kita tidak boleh pasif tetapi harus aktif: mengikuti tata gerak liturgi, menjawab aklamasi-aklamasi bagian umat, mendengarkan dengan penuh perhatian, ikut bernyanyi dan syukur kalau mau aktif juga sebagai petugas liturgi.

Doa: Tuhan, kami bersyukur karena melalui Ekaristi, kami boleh mencicipi perjamuan surgawi yang Kausediakan bagi kami. Semoga kami tidak pernah melewatkan setiap kesempatan untuk merayakan Ekaristi dan bantulah kami untuk menghayatinya dengan baik dan dengan keterlibatan yang penuh, sadar dan aktif. Amin. -agawpr-

Tiga jenjang Sakramen Tahbisan

 
Pengantar

 Umat Katolik mengenal uskup, imam dan diakon. Walau mereka sama-sama menerima Sakramen Tahbisan (Holy Orders), masing-masing mempunyai makna dan peranan berbeda-beda. Apa yang membedakan mereka satu sama lain?

Hanya uskup dan imam yang berpartisipasi dalam pelayanan imamat Kristus. Sedangkan diakon dimaksudkan untuk membantu dua pelayan itu. Karena itu, diakon tidak pernah disebut imam atau sacerdos (KGK, 1554).

Tahbisan Uskup

 Uskup-uskup menduduki jenjang tertinggi karena ditahbiskan untuk mengganti dan meneruskan para rasul yang menerima tugas langsung dari Yesus (KGK, 1555). Menurut KGK, 1557 mereka menerima tahbisan penuh dalam jabatan pelayanan umat (fullness of the sacrament of Holy Orders).

Lewat penumpangan tangan dan kata-kata yang diucapkan saat Upacara Tahbisan rahmat Roh Kudus dicurahkan atas para uskup dan karakter kudus ditanamkan dalam diri mereka sehingga mereka mengambil peranan Kristus sebagai guru, gembala dan imam serta bertindak sebagai wakil-Nya (KGK, 1558). Mereka itu guru-guru iman yang otentik dan benar.

Mereka disatukan dalam kolegialitas para uskup dalam kepemimpinan paus. Memang, uskup diangkat hanya oleh paus, pemersatu Gereja (KGK, 1559). Setiap uskup dipercaya untuk menggembalakan umat Gereja lokal (keuskupan) tertentu dalam kesatuan dengan uskup-uskup lain untuk menjalankan misi seluruh Gereja (KGK, 1560). Setiap uskup pun berperan dalam kesatuan dengan usku-uskup lain. Perayaaan Ekaristi yang dipimpin uskup bermakna khusus karena mewujudkan Gereja yang berkumpul di sekitar altar dengan seorang yang mewakili Kristus, Gembala dan pemimpin Gereja (KGK, 1561).

Tahbisan Imam

 Para imam adalah rekan kerja uskup dalam memenuhi tugas misi apostolik yang dipercayakan oleh Kristus (KGK, 1562). Berkat Sakramen Tahbisannya para imam bertindak atas nama Kristus, Sang Kepala Gereja (KGK, 1563). Dalam melaksanakan tugas pelayanannya (berkhotbah, menggembalakan jemaat dan merayakan Sakramen) mereka bergantung pada uskup (KGK, 1564). Jadi, tiada seorang imam pun bebas dari kesatuan dan ketaatan kepada uskup.

Atas nama Kristus mereka merayakan Ekaristi dan menyatukan semua persembahan dari kaum beriman dengan persembahan Yesus Kristus. Mereka juga menghadirkan korban Kristus itu sampai kedatangan-Nya kembali. Ini dilakukannya dalam kesatuan dengan uskupnya (KGK, 1567). Mereka juga menimba kekuatan bagi hidup dan pelayanannya dari Sakramen Ekaristi (KGK, 1566).

Akhirnya, berkat Sakramen Tahbisannya semua imam disatukan dalam persaudaraan sakramental dengan uskupnya. Hal ini tampak dalam upacara tahbisan imam ketika mereka mengikuti uskupnya menumpangkan tangan atas para tertahbis (KGK, 1568).

Tahbisan Diakon

 Seseorang ditahbiskan oleh uskup menjadi diakon untuk menjalankan pelayanan atau diakonia (KGK, 1569). Karena itu, mereka mempunyai ikatan khusus dengan uskup dalam melaksanakan tugas pelayanan.

Mereka mengambil bagian dalam misi dan rahmat Kristus secara khusus dan tahbisannya memberikan karakter khusus yang tidak dapat dicabut. Mereka membantu uskup dan imam dalam merayakan Ekaristi, membagikan komuni kudus, membantu dalam pemberkatan pernikahan, mewartakan Injil dan berkhotbah, memimpin upacara pemakaman dan melakukan pelayanan kasih (KGK, 1570).

Peranan diakon amat penting pada masa Gereja awali (Kis 6:1-7). Seorang yang telah menikah dapat ditahbiskan menjadi diakon (KGK, 1571).

Penutup

Gereja Katolik Roma mengenal tiga tingkatan Sakramen Tahbisan (uskup, imam dan diakon). Uskup menerimakan tahbisan imamat yang penuh. Sementara imam mengambil bagian dalam tugas pelayanan sakramental dan imamat para uskup, sedangkan para diakon tidak menerima tahbisan imamat. Mereka ditahbiskan untuk membantu para uskup dan imam dalam menjalankan misi apostolik Yesus Kristus. Masing-masing mempunyai makna dan fungsi berbeda. Namun, ketiganya menerima tahbisan untuk melayani Kristus dan Gereja-Nya. (Sumber: KGK, 1554-1571; Rm. Albertus Herwanta, O.Carm)

Kamis, 21 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Pius X, Paus

Kamis, 21 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Pius X, Paus
          
Yesus beberapa kali berbicara tentang "gehenna", yakni "api yang tidak terpadamkan" Bdk. Mat 5:22.29; 13:42.50; Mrk 9:43-48., yang ditentukan untuk mereka, yang sampai akhir hidupnya menolak untuk percaya dan bertobat, tempat jiwa dan badan sekaligus dapat lenyap Bdk. Mat 10:28.. Dengan pedas, Yesus menyampaikan bahwa Ia akan "menyuruh malaikat-malaikat-Nya", yang akan mengumpulkan semua orang, yang telah menyesatkan orang lain dan telah melanggar perintah Allah, dan... mencampakkan mereka ke dalam dapur api; di sanalah terdapat ratapan dan kertakan gigi" (Mat 13:41-42), dan bahwa Ia akan mengucapkan keputusan pengutukan: "Enyahlah daripada-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal" (Mat 25:41). (Katekismus Gereja Katolik, 1034)
   
Antifon Pembuka (Sir 45:30)
         
Tuhan mengikat perjanjian damai dengannya, mengangkat dia menjadi pemimpin umat, dan memberinya martabat imam agung
 
Doa Pagi
  
Ya Allah, kami mohon semoga rahmat-Mu senantiasa mendahului dan mengikuti kami serta membuat kami tidak kenal lelah untuk melakukan yang baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Walaupun Israel telah menajiskan nama Allah di tengah-tengah bangsa lain, namun Allah ternyata masih berbelas kasih terhadap mereka. Dia justru berinisiatif untuk membawa pentahiran bagi umat Israel dan memperbaharui perjanjian-Nya. Dia meletakkan Roh-Nya sendiri dan segala peraturan-Nya di dalam hati umat-Nya ini dan menjanjikan kelimpahan.
 
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (36:23-28)
     
"Kalian akan Kuberi hati dan Roh yang baru di dalam batinmu."
   
Tuhan bersabda kepadaku, “Katakanlah kepada kaum Israel: Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar, yang telah dinajiskan di tengah para bangsa, dan yang telah kalian najiskan di tengah-tengah mereka. Dan para bangsa akan tahu bahwa Akulah Tuhan,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan para bangsa. Aku akan menjemput kalian dari antara para bangsa dan mengumpulkan kalian dari semua negeri dan akan membawa kalian kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih yang akan mentahirkan kalian. Dari segala kenajisan dan dari segala berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kalian. Kalian akan Kuberi hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu. Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kalian hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kalian akan mendiami negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu. Kalian akan menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allahmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan do = as, 4/4, PS 826
Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 51:12-15.18-19: R:12a)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.
 
Pewahyuan akan kegembiraan dan kebahagiaan perjamuan surgawi ternyata disambut dengan berbagai sikap. Mereka yang mendapat prioritas utama ternyata mengabaikan undangan itu sehingga undangan dialihkan untuk pihak-pihak lain. Banyak yang datang ke perjamuan tersebut, namun tidak semua melayakkan diri untuk turut dalam pesta perjamuan tersebut.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)
   
"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"
    
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini’. Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, ‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai saudara, bagaimana saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
  
Renungan

     
Salah satu syarat agar bisa masuk surga, orang mau dan mampu menyelaraskan diri dengan situasi di Kerajaan Surga. Tamu yang tidak mengenakan pakaian pesta diusir dan dijebloskan ke dalam penjara karena penampilannya tidak sesuai dengan suasana pesta. Kita semua ingin masuk ke dalam surga, tetapi sering hidup kita tidak sesuai dengan situasi Kerajaan Surga yang dipenuhi damai dan cinta kasih. Selama masih ada waktu, mari kita berjuang menyesuaikan cara hidup kita dengan kehidupan di dalam Kerajaan Surga,
 
Doa Malam
 
Allah yang Maharahim, Engkau senantiasa memanggil kami namun kami lengah dan meremehkan undangan-Mu. Dalam menanggapi panggilan cinta-Mu kami pun melakukannya tidak sepenuh hati. Kami tidak layak di hadapan-Mu. Allah, ampunilah kami orang berdosa ini. Amin.
 
 
Paus dan para Uskup merupakan "pengajar yang otentik, atau mengemban kewibawaan Kristus, artinya mewartakan kepada umat yang diserahkan kepada mereka, iman yang harus dipercaya dan diterapkan dalam perilaku manusia" (LG 25). Wewenang Mengajar biasa yang universal dari Paus dan dari para Uskup yang bersatu dengannya mengajar kepada umat beriman kebenaran yang harus dipercaya, kasih yang harus dihidupi, dan kebahagiaan yang patut diharapkan. (Katekismus Gereja Katolik, No. 2034)
  
      
RUAH

"Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"

Rabu, 20 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

Yeh. 34:1-11; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 20:1-16a.

"Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"

Dua bacaan Injil selama dua hari berturut-turut kemarin menunjukkan kepada kita bahwa untuk masuk kerajaan surga dibutuhkan usaha dari pihak kita, yakni kerelaan untuk mau melepaskan dan membagikan apa yang kita miliki kepada sesama. Namun, hanya dengan mengandalkan usaha kita saja, sudah pasti kita tidak bisa. Usaha kita tidak pernah cukup. Coba kita bandingkan, mana yang lebih banyak kita lakukan: "ngamal" atau "ngomel"? Maka, akhirnya, yang menentukan adalah kemurahan Tuhan. Namun, tentu saja, usaha kita tidak sia-sia. Tuhan bermurah hati kepada kita dengan mempertimbangkan usaha kita, terutama kemurahan hati kita untuk berbagi kepada sesama. Bukanlah sudah semestinya kalau para tuan/majikan itu lebih bermurah hati kepada para hamba dan pelayannya yang telah melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh? Kalau kita memperhatikan Injil hari ini, tampak sekali bahwa Tuhan memang bebas menggunakan milik-Nya dan menganugerahkan kepada siapa saja sesuai kehendak-Nya. Namun, semua yang diberi-Nya upah itu adalah mereka yang bekerja untuk-Nya, entah lama atau sebentar, yang penting bekerja untuk-Nya dengan sungguh. Ia tidak memberi kepada mereka yang tidak bekerja untuk-Nya. Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat bagi kita untuk bekerja menjadi pelayan Tuhan. Kapan pun kita memulainya, Tuhan menghargai. Namun, bukan berarti kita bebas menunda-nunda dan berpikir "Ah, nanti saja". Keburu malam dan ga ada lagi kesempatan. Apalagi berpikir "Ah, besuk saja", iya kalau besuk kita masih ada untuk kita. Kalau begitu, sekarang saja. Yang sudah memulai ya tinggal melanjutkan dan meningkatkan. Yang belum, mulailah sekarang. Belum terlambat kok. Tuhan menanti kita untuk mau berkeja bersama-Nya dan untuk-Nya melalui tugas dan pekerjaan kita sehari-hari. Maka, mulai hari ini, kita hayati tugas dan pekerjaan kita sehari-hari bukan sekedar sebagai kewajiban, hobi atau untuk mendapatkan gaji, tetapi sebagai sarana untuk mengabdi Tuhan dan melayani sesama serta melestarikan alam semesta ini. Ia akan menganugerahkan kepada kita ganjaran yang penuh kemurahan hati.

Doa: Tuhan, melalui tugas dan pekerjaan kami sehari-hari, jadikanlah kami pekerja-pekerja yang giat bagi-Mu untuk melayani sesama dan melestarikan alam semesta sehingga kami pun pantas menerima kemurahan hati-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 20 Agustus 2014 Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

Rabu, 20 Agustus 2014
Peringatan Wajib St. Bernardus, Abas dan Pujangga Gereja

“Jauhkan dirimu dari skisma sebagai sumber dari segala kesulitan/ kejahatan. Kamu semua harus tunduk pada uskup sama seperti Yesus Kristus kepada Allah Bapa. Tunduk juga kepada para imam seperti kamu kepada para rasul; dan hormatilah para diakon seperti kamu menghormati hukum Tuhan …. Kamu harus menganggap Ekaristi sebagai yang sah, jika dirayakan oleh uskup atau oleh seseorang yang diberinya kuasa. Di mana uskup berada, biarlah kongregasi umat berada, seperti di mana Yesus Kristus berada, di sanalah ada Gereja Katolik. Tanpa supervisi dari uskup, tidak ada baptisan ataupun perayaan Ekaristi diperbolehkan….” (St. Ignatius, Martir, murid langsung dari Rasul Yohanes dan dari Uskup Antiokhia setelah Rasul Petrus)

Antifon Pembuka (Lih. Sir 44:13.14)

Kebijaksanaan orang suci diwartakan para bangsa. Kemuliaan dikabarkan umat dan namanya hidup terus turun-menurun.
    
Pengantar

Bernardus lahir di dekat Dijon, Perancis, pada tahun 1090. Ia adalah seorang abas dan pendiri kedua Ordo Sistersian. Pengaruhnya besar terhadap paus, uskup dan raja pada masanya. Ia berkeliling Eropa dalam usaha mencegah perpecahan dalam Gereja Katolik dan menciptakan kerukunan serta damai. Ia banyak menulis di bidang teologi dan spiritualitas. Bernardus meninggal pada 20 Agustus 1153 dan dinyatakan kudus (santo) pada 18 Januari 1174 di Roma oleh Paus Aleksander III. Berkat buku-buku teologi dan spiritualitas yang ditulisnya, ia diberi gelar sebagai Pujangga Gereja. Peringatannya dirayakan setiap tanggal 20 Agustus. (RUAH)
 
Doa Pagi
 
Ya Allah, segala ketetapan hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa atau dari Rumus Umum Pujangga Gereja atau Para Kudus (Biarawan), misalnya: Sir 15:1-6, Mzm 119:9.10.11.12.13.14; R: 12b; Yoh 17:20-26
 
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (34:1-11)
   
"Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka sehingga seterusnya tidak lagi menjadi mangsanya."
          
Tuhan bersabda kepadaku, "Hai anak manusia, bernubuatlah melawan gembala-gembala Israel, bernubuatlah dan katakanlah kepada mereka, kepada gembala-gembala itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah gembala-gembala Israel, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman. Dengan demikian mereka berserak, oleh karena gembala tidak ada, dan mereka menjadi makanan bagi segala binatang di hutan. Domba-domba-Ku berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; ya, di seluruh tanah itu domba-domba-Ku berserak, tanpa seorangpun yang memperhatikan atau yang mencarinya. Oleh sebab itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, sesungguhnya oleh karena domba-domba-Ku menjadi mangsa dan menjadi makanan bagi segala binatang di hutan, lantaran yang menggembalakannya tidak ada, oleh sebab gembala-gembala-Ku tidak memperhatikan domba-domba-Ku, melainkan mereka itu menggembalakan dirinya sendiri, tetapi domba-domba-Ku tidak digembalakannya-- oleh karena itu, hai gembala-gembala, dengarlah firman TUHAN: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-domba-Ku dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Ku. Gembala-gembala itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Aku akan melepaskan domba-domba-Ku dari mulut mereka, sehingga tidak terus lagi menjadi makanannya. Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-domba-Ku dan akan mencarinya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4 PS 646/ 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat (Mzm 23:1-a.3b-4.5-6; R:1)
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji pikiran dan segala maksud hati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)
 
"Iri hatikah engkau, karena aku murah hati?"
    
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Para pekerja merasa tidak puas atas upah yang diterima sesuai dengan kesepakatan bersama. Tuan kebun anggur pun berkata kepada mereka, “Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? ... Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?”  (Mat 20:13-15).

 Siapakah tuan kebun anggur itu, yang mengaku diri “tidak berlaku adil” dan “karena aku murah hati” ini? Siapakah Dia sehingga orang berani melakukan protes kepada-Nya? Siapakah Dia sampai orang berani memberi nasihat kepada-Nya dan menuduh Dia sebagai Orang yang berlaku tidak adil terhadap para pekerja? Tuan kebun anggur itu adalah Allah.

 Nah, kalau Diai tu Allah, yang alangkah dalamnya kekayaan hikmat dan pengetahuan-Nya (Rm 11:33a), tidak sepantasnya manusia melakukan protes dan memberi nasihat kepada-Nya seolah Dia tidak berlaku adil. Rasul Paulus, dengan mengutip teks nabi Yesaya, berkata, “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? (Rm 11:34). Tak seorang pun yang mengetahui pikiran Tuhan, yang tak terselami jalan-jalan-Nya (ay. 33b). Tak seorang pun pernah menjadi penasihat-Nya.

 Sebaliknya, Allah yang adalah “Penasihat Ajaib” (Yes 9:5), yang dibutuhkan oleh orang-orang zaman ini. Mereka mudah berlaku tidak adil terhadap sesama. Karena itu, orang-orang zaman ini yang merasa masih membutuhkan Allah, mau diajar, dinasihati, dan dibentuk oleh Allah melalui firman-Nya, terlebih melalui Yesus, Putra-Nya, akan menjadi orang-orang yang rendah hati, bukannya iri hati. Mereka akan menjadi orang-orang yang murah hati, bukannya kikir. Jika demikian, mereka telah melakukan apa yang Yesus ajarkan, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” (Luk 6:36).
  
 Para pengikut Yesus sudah seharusnya memiliki karakter: rendah hati dan murah hati, bukannya iri hati. “Iri hati adalah sampar masyarakat yang tak mengecualikan siapa pun,” kata St. Yohanes Maria Vianney. Karena itu, jika ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, hiduplah rendah hati dan murah hati, serta jauhilah iri hati, sampar masyarakat yang juga bisa merambah keluarga.  (CAFE ROHANI)


"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Selasa, 19 Agustus 2014
Hari Biasa Pekan XX

Yeh. 28:1-10; MT Ul. 32:26-27ab,27cd-28,30,35cd-36ab; Mat. 19:23-30.

"Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Lubang jarum itu sangat kecil. Untuk bisa memasukkan benang dibutuhkan kejelian dan ujung benang yang rapi. Nah, pintu yang disebut lubang jarum oleh bagsa Yahudi adalah pintu yang bentuknya sempit memanjang, berada di tembok pembatas kota dan hanya digunakan pada saat pintu gerbang kota sudah tutup. Ada sejumlah tentara yang berjaga di situ dan siapa pun yang hendak lewat atau memasukinya, harus diperiksa. Unta, yang pada masa itu biasa dipakai sebagai binatang tunggangan dan angkutan barang, masih bisa melewatinya asal penumpang dan barang-barangnya diturunkan terlebih dahulu. Setelah barang-barang diturunkan, unta juga harus ditarik masuk ke dalam pintu lubang jarum tersebut. Kita tahu bahwa unta adalah binatang yang jinak dan penurut sehingga tanpa diperintah dan dituntun, tidak mungkin akan berjalan masuk dan melewati pintu sempit tersebut. Yesus menggunakan peristiwa masuknya unta melewati lubang jarum sebagai perbandingan orang masuk ke surga. Bagi-Nya, lebih mudah menarik unta masuk melewati pintu lubang jarum daripada menuntun orang kaya masuk surga. Mengapa? Unta, ketika barang-barang yang melekat ditubuhnya dilepas dan diturunkan, ia diam saja. Ketika dituntun dan ditarik untuk memasuki dan melewati pintu lubang jarum, ia juga mudah dan menurut. Berbeda dengan kita, yang seringkali amat sulit untuk melepaskan apa yang kita miliki, termasuk melepaskan harta kekayaan kita dan mendermakannya kepada yang membutuhkan. Alih-alih mendermakan, yang lebih sering kita pikirkan justru bagaimana caranya agar kekayaan dan tabungan kita semakin bertambah. Maka, kita juga sulit untuk diam dan menurut ketika dituntun dan diarahkan oleh Yesus untuk memasuki jalan-Nya sempit dan kadang juga sulit. Semoga "sindiran" Yesus ini mengena di hati kita sehingga kita mudah untuk melepaskan diri dari berbagai macam ikatan yang membebani dan menghalangi kita untuk berjalan di jalan Tuhan. Semoga kita juga lebih menurut untuk diarahkan dan dituntun oleh Tuhan melewati jalan-Nya, yakni jalan keselamatan.

Doa: Tuhan semoga kami selalu menurut pada bimbingan dan tuntutan-Mu. Berilah kami keberanian dan kerelaan untuk melepaskan dari dari berbagai macam ikatan yang membebani dan menghalangi kami untuk berjalan di jalan-Mu, yakni jalan keselamatan. Amin. -agawpr-

100% Katolik 100% Indonesia


terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy