| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 03 September 2014 Peringatan Wajib St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja

Rabu, 03 September 2014
Peringatan Wajib St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja 
         
  “Kita harus percaya bahwa sebelum Pengadilan [Terakhir] masih ada api penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, ‘di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak (Mat 12:32). Dari ungkapan ini nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, [sedangkan dosa] yang lain di dunia lain.” (St. Gregorius Agung, seperti dikutip KGK, 1031)
     
Antifon Pembuka (Mzm 33:20-21)
  
Orang ini dipilih Tuhan, diangkat-Nya menjadi imam agung. Harta dunia terbuka baginya, kurnia ilahi melimpahi hatinya.
        
Doa Pagi
     
Ya Allah, Engkau mengenal kami satu persatu dan memahami segala persoalan kami. Kami mohon, dampingilah dan teguhkanlah para penderita yang tak dapat sembuh agar mereka tidak merasa berjalan sendirian dan tetap tekun menjalani hidup mereka dengan penuh makna. Arahkanlah tindakan kami untuk mencintai Engkau dan sesama dalam hidup kami sehari-hari, sampai kami Kauperkenankan untuk menikmati kedamaian abadi bersama-Mu di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.
   
Bacaan-bacaan dan Mazmur Tanggapan dari Hari Biasa, atau dari Rumus Umum Gembala Umat (Paus) atau Pujangga Gereja, misalnya: 2Kor 4:1-2.5-7; Mzm 96:1-2a.2b-3.7-8a.10; R: 13; Luk 22:24-30.
             
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 3:1-9)

Saudara-saudara, dahulu aku tidak dapat berbicara dengan kalian sebagai manusia rohani, tetapi hanya kepada manusia duniawi yang belum dewasa dalam Kristus. Pada waktu itu aku memberikan susu kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kalian belum dapat menerimanya. Sekarang pun sebenarnya kalian belum dapat menerimanya, karena kalian masih manusia duniawi. Sebab jika di antara kalian ada iri hati dan perselisihan, bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kalian masih manusia duniawi dan hidup secara manusiawi? Karena jika seorang berkata, "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata, "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan bahwa kalian manusia duniawi dan bukan rohani? Sebenarnya, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang membawa kalian kepada iman, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku yang menanam, Apolos yang menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama. Dan masing-masing akan menerima upah sesuai dengan pekerjaannya. Sebab kami ini hanyalah kawan sekerja Allah; sedangkan kalian adalah ladang Allah dan bangunan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.14-15.20-21)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
2. Dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dialah yang membentuk hati mereka, dan memperhatikan segala pekerjaan mereka.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956 (MT 401)
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus aku memaklumkan Injil kepada orang hina dina dan mewartakan pembebasan kepada para tawanan.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:38-44)

Setelah meninggalkan rumah ibadat di Kapernaum, Yesus pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon sakit demam keras, dan mereka minta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Yesus berdiri di sisi wanita itu, lalu menghardik demamnya. Segera penyakit itu meninggalkan dia. Wanita itu segera bangun dan melayani mereka. Ketika matahari terbenam, semua orang membawa kerabatnya yang sakit kepada Yesus. Ia meletakkan tangan atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka. Dari banyak orang keluar juga setan-setan sambil berteriak, “Engkaulah Anak Allah.” Tetapi dengan keras Yesus melarang mereka berbicara, karena mereka tahu bahwa Ia Mesias. Ketika hari siang Yesus berangkat ke suatu tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mencari Dia. Ketika menemukan-Nya, mereka berusaha menahan Dia, supaya jangan meninggalkan mereka. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” Dan Ia mewartakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


“Kita meraka miris dengan kejadian-kejadian dalam masyarakat akhir-akhir ini. Betapa tidak! Belum reda pemberitaan kasus pelecehan pada anak-anak usia dini di JIS, disusul berita dari Sukabumi, Jawa Barat, si Emon telah menyodomi kurang lebih 100 anak. Emon sungguh identik dengan Emang Momok Anak. Terus terbertik lagi dari Jakarta Timur berita memilukan gara-gara hanya kesenggol, anak SD kelas VI berinisial SY itu menghajar adik kelas bernama Renggo sampai meninggal. Tentu masih ada banyak cerita dan berita tragis lain lagi yang tidak sempat terungkap secara publik.

 Apa yang terjadi dengan masyarakat kita ini? Masyarakat kita sedang sakit! Anak-anak yang adalah masa depan kita bersama telah mengalami perusakan dan kerusakan akut akibat kekerasan yang bengis. Kita sulit untuk menalar dengan jernih. Tetapi, itulah yang terjadi. Karenanya perlu secepat mungkin kita mencari jalan keluar penyembuhannya. Mengobati penyakit mental, moral, sosial, kejiwaan masyarakat memang lebih sulit daripada mengobati penyakit fisik seseorang. Tetapi, itu bukan tidak mungkin.

 Dalam situasi apa pun orang beriman harus yakin bahwa di atas masalah berat dan ketidakmungkinan yang ada, Allah dalam diri Yesus tetap bisa menjadi andalan. Langkah ini tentu bukan pilihan murahan. Tetapi, justru orang mau mencari akar dan solusi tepat dari sebuah masalah yang kronis sekalipun.
   
 Manusia tidak akan menjadi manusia sejati bila dia tidak lagi menerima atau percaya akan Allah. Ketika Allah diakui dan diimani sungguh-sungguh, maka manusia bertumbuh dalam kesejatiannya. Dia menjadi manusia penyayang, lemah lembut, sabar dan berbelas kasih. Dengan hati nurani dan imannya dia berkomitmen untuk memelihara dan mengembangkan kebaikan, kebenaran dan keindahan hidup ini.

 Karena itu, sekarang yang dibutuhkan adalah tindakan iman. Di satu sisi terhadap diri sendiri orang berani bertobat dan datang pada Allah dalam diri Yesus, sang tabib agung. Pada sisi lain setelah orang mengalami kasih Allah yang menyembuhkan, dia harus berani bergerak untuk membawa sesamanya yang sakit pada Allah untuk disembuhkan.

 Injil yang diwartakan hari ini memberi kesaksian bahwa dalam Yesus selalu ada penyembuhan dari berbagai macam penyakit. (Andreas Yudhi Wiyadi, O.Carm/Cafe Rohani)

Setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

Selasa, 02 September 2014
Hari Biasa Pekan XXII

1Kor. 2:10b-16; Mzm. 145:8-9,10-11,12-13ab,13cd-14; Luk. 4:31-37.

Setan itupun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.

   

Kagum saya pada setan ini. Semula, ia bersikap garang terhadap Yesus (Luk 4:33-34), namun akhirnya takut dan taat juga pada-Nya. Ia menuruti perintah-Yesus untuk meninggalkan orang yang dirasuki dan tanpa menyakitinya (Luk 4:35). Saya jagi malu sama ini setan karena kadang saya lebih jahat daripada setan. Mungkin anda juga demikian. Pertama, kadang kita tidak mau mendengarkan dan taat pada sabda dan kehendak Tuhan. Kita seringkali egois dan 'nggugu karepe dhewe', melakukan hanya yang kita inginkan dan kita senangi, tidak peduli kalau hal itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang kedua, kalau setan saja tidak menyakiti orang yang semula dirasukinya, kita justru sering berbuat sebaliknya. Dengan mudah kita menyakiti hati orang lain. Kalau orang itu tidak mau kita 'rasuki', artinya tidak mau mengikuti kemauan kita atau tidak mau menerima ide, gagasan dan jalan pikiran kita, dengan mudah kita memusuhi, memaki-maki dan menjelek-jelekkannya di hadapan orang lain. Bahkan, orang yang tidak bersalah apa-apa pada kita pun, kadang kita sakiti, entah dengan kata-kata langsung atau kalimat-kalimat sms/WA/bbm yang menyakiti hati. Hal ini terjadi hanya karena salah paham, bahkan karena maksud baik yang tidak dimengerti. Nah, sekarang marilah kira punya rasa malu terhadap setan 'yang baik' ini dengan semakin taat pada Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya serta berusaha untuk tidak pernah menyakiti orang lain.
  
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin bijaksana dalam berpikir, berkata, bersikap dan bertindak, supaya dengan mentaati-Mu, kami tidak melukai hati sesama kami. Amin. -agawpr-

Paus Fransiskus: Sangat menyedihkan menemukan orang-orang Kristen yang melemah

Injil, Ekaristi dan Doa adalah tiga karunia yang memungkinkan kita untuk berjalan di jalan Kristus, bukan jalan dunia. Ini adalah tema alamat Paus Fransiskus selama doa Malaikat Tuhan hari Minggu.

Bapa Suci merefleksikan Injil hari ini dari St Matius, dimana Yesus mengatakan murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem untuk menderita, mati dan bangkit dari kematian. Ketika Petrus menegur-Nya, Yesus pada gilirannya mencela dia berkata: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Saat kritis ini, Bapa Suci mencatat, berbicara kepada realitas Kristen saat ini yang menjalankan risiko menjadi duniawi, atau " menjadi lemah."

"Sangat menyedihkan menemukan orang-orang Kristen yang melemah, yang seperti anggur bercampur dengan air," kata beliau. "Anda tidak bisa mengatakan apakah mereka Kristiani atau duniawi."

"Sangat menyedihkan untuk menemukan orang-orang Kristen yang tidak lagi menjadi garam dunia. Dan kita tahu bahwa ketika garam telah tawar, tidak lagi berguna. Garam mereka telah kehilangan rasa nya karena mereka berkomitmen untuk roh dunia ini. Artinya, mereka telah menjadi duniawi. "

Paus menekankan perlunya orang-orang Kristen berada dalam suatu keadaan pembaharuan yang konstan. Untuk mencapai hal ini, beliau menyoroti tiga karunia, yang pertama, untuk membaca dan merenungkan Injil.

"Ingatlah, itu akan membantu Anda untuk membawa Injil dengan Anda, sebuah buku kecil Injil, di dalam saku baju atau tas Anda, dan membaca bagian kecil di siang hari. Tapi selalu Injil karena ini membawa Sabda Yesus dan mampu membacanya, " beliau mengingatkan umat beriman.

Menerima Ekaristi, terutama selama Misa hari Minggu, dan menghabiskan beberapa hari retret, ia menambahkan, "sangat penting bagi pembaruan spiritual."

"Injil, Ekaristi, Doa. Jangan lupa: Injil, Ekaristi dan Doa. Berkat karunia-karunia dari Tuhan, kita dapat menyesuaikan bukan dengan dunia, tetapi untuk Kristus, dan mengikuti-Nya pada jalan-Nya, jalan "kehilangan nyawanya sendiri" untuk memperolehnya, "kata beliau.

Menutup sambutannya, Paus Fransiskus mengatakan kepada umat beriman bahwa melalui tiga karunia ini, semua orang Kristen bisa mengikuti jalan Kristus, yang memberikan hidup-Nya, sehingga memurnikan kita dan membebaskan kita dari keegoisan.

"Perawan Maria selalu mendahului kita di jalan ini; mari kita dibimbing dan didampingi oleh-nya, " pungkasnya sebelum membacakan doa Malaikat Tuhan.

Sumber: http://www.zenit.org/en/articles/pope-francis-it-is-sad-to-see-watered-down-christians
Diterjemahkan oleh: Fans of Iman Katolik, signature ~Dv

Selasa, 02 September 2014 Hari Biasa Pekan XXII

Selasa, 02 September 2014
Hari Biasa Pekan XXII

“Selalu dan di mana-mana Gereja mempertahankan dan tetap berpandangan, bahwa keempat Injil berasal dari para rasul. Sebab apa yang atas perintah Kristus diwartakan oleh para rasul, kemudian dengan ilham Roh ilahi diteruskan secara tertulis kepada kita oleh mereka dan orang-orang kerasulan [apostolic men], sebagai dasar iman, yakni Injil dalam keempat bentuknya menurut Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.” (Konsili Vatikan II, tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 18).

      
Antifon Pembuka (Mzm 145:8-9)
   
Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.

Tobat 3 (Bds. Luk 4:31-37)


Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah nabi yang dijanjikan oleh Musa, tempat Allah meletakkan Sabda-Nya dan yang memaklumkan segala perintah-Nya. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah nabi yang mengajar dengan wibawa dan yang kudus dari Allah. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah nabi yang penuh dengan wibawa, mengusir roh-roh jahat dan ditaati oleh mereka. Tuhan, kasihanilah kami.
 
Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk mengajar kami. Semoga berkat pengajaran-Nya yang penuh kuasa, kami semakin terbuka dan memusatkan perhatian pada Sabda yang akan membawa pengudusan bagi hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Keterbukaan terhadap Roh Kudus memungkinkan manusia untuk semakin menyadari identitas aslinya beserta dengan hikmat dan kebijaksanaan Roh. Oleh karena itulah Paulus mengajak jemaatnya untuk senantiasa menyadari hikmat Roh Kudus ini supaya mereka semakin sadar pula akan identitas rohaninya.
    
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:10b-16)
  
"Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah; manusia rohani menilai segala sesuatu."
    
Saudara-saudara, Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pula tiada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menjelaskan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berbicara tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang diajarkan kepada kami bukan oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu adalah suatu kebodohan. Ia tidak dapat pula memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Sebab manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab, “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kita memiliki pikiran Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
atau Tuhan itu adil dalam segala tindakan-Nya.
Ayat. (Mzm 145:8-9.10-11.12-13ab.13cd-14)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
3. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan.
4. Tuhan setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk.
   
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.
    
Kehadiran Yesus bukan sekadar mewahyukan kebijaksanaan dan keunggulan dalam memahami dan mengolah persoalan kehidupan. Dia juga mewahyukan kuasa ilahi yang hadir dan mengalir dari dalam diri-Nya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:31-37)
  
"Aku tahu siapa Engkau: Engkau Yang Kudus dari Allah."
        
Sekali peristiwa Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea. Di situ Ia mengajar pada hari-hari Sabat. Orang-orang takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan. Ia berteriak dengan suara keras, “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Engkaulah Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardik dia, kata-Nya, “Diam, keluarlah dari padanya!” Maka setan menghempaskan orang itu ke tengah orang-orang banyak, lalu keluar dari padanya, dan sama sekali tidak menyakitinya. Semua orang takjub, dan berkata satu sama lain, “Alangkah hebatnya perkataan ini! Dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat, dan mereka pun keluar.” Maka tersiarlah berita tentang Yesus ke mana-mana di daerah itu.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
     
Renungan
     
Setan-setan takluk kepada Yesus yang penuh dengan wibawa dan kuasa. Mereka disuruh diam dan segera pergi setelah dihardik oleh Yesus. Tampaknya inilah satu-satunya cara jitu yang dibuat Yesus untuk mengusir setan itu. Kita pun mampu mengusir setan jika kita punya kuasa dan berani menghardiknya dengan penuh wibawa serta ketegasan. Namun sayang seringkali kita tak berkuasa mengusirnya. Kita tak mampu menolaknya karena kita tak tegas, tak berwibawa di hadapan si jahat itu. Karena itu bertindaklah dengan tegas sebelum si jahat menguasai.
  
Doa Malam
 
Tuhan Yesus yang berkuasa atas segalanya di bumi ini, setan pun takluk kepada-Mu. Semoga kenyataan ini semakin mendekatkanku kepada-Mu melalui kesaksianku dengan iman, harapan dan kasihku kepada-Mu dalam keseharianku. Berkatilah istirahatku sepanjang malam ini ya Tuhan. Amin.
 
 
RUAH


"Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan"

Senin, 01 September 2014
Hari Biasa Pekan XXI

 1Kor. 2:1-5; Mzm. 119:97,98,99,100,101,102; Luk. 4:16-30  
   
 "Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan"

 Setiap orang hampir pasti punya kerinduan untuk pulang kampung. Paling tidak, itu yang saya alami ketika berada jauh dari rumah. Ada rasa kangen, baik dengan orangtua, saudara, maupun suasana hidup sehari-hari yang telah sekian lama saya alami dan bagaimana pun telah membentuk saya. Ketika peristiwa "kembali" itu terlaksana, suasana yang (diharapkan) terjadi adalah perjumpaan yang hangat, banyak cerita dan canda tawa yang menggembirakan. Juga hidangan kas ndesa yang telah sekian lama tidak dijumpai. Yesus pun kiranya mengharapkan demikian. Ia kembali ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Setelah dibaptis (Luk 3:21-22) dan berpuasa di padang gurun (Luk 4:1-13) dan sebelum meneruskan karya-Nya, Ia pulang kampung. Tentu bukan untuk pamer tetapi Ia ingin agar orang-orang Nazaret menerima pengajaran-Nya dan mengalani mukjizat-mukjizat-Nya sebelum orang-orang yang lain. Wajar kan, karena Nazaret telah berjasa dalam membesarkan-Nya. Ia berharap agar kedatangan-Nya mendapatkan sambutan hangat, bukan demi diri-Nya sendiri tetapi demi keselamatan mereka. Sayang, harapan-Nya itu tidak terwujud. Meski mereka sempat membenarkan dan mengagumi-Nya, namun sekaligus mereka meragukan dan meremehkan-Nya (Luk 4:22). Bahkan, mereka mengusir-Nya dan hendak melemparkan Dia dari tebing (Luk 4:29). Yesus membandingkan sikap orang-orang Nazaret yang secara definitif menolak-Nya ini dengan sikap janda di Sarfat (Luk 4:26) dan Naaman (Luk 4:27). Keduanya memang sempat ragu dan menolak nabi utusan Tuhan. Janda Sarfat, mula-mula menolak permintaan Elia namun akhirnya percaya dan memenuhi permintaannya sehingga mengalami mukjizat (1Raj 17:8-24). Demikian pula Naaman, semula menolak permintaan Elisa namun akhirnya percaya dan melaksanakan perkataannya sehingga sembuh dari penyakit kustanya (2Raj 5:1-19a). Demikianlah proses beriman itu. Untuk menerima dan percaya penuh kepada Tuhan, tidak selalu sekali jadi. Kadang diawali dengan keraguan, bahkan penolakan. Mungkin keraguan itu tidak muncul di awal kehidupan beriman kita tetapi di tengah. Baiklah, hal itu kita terima dan kita alami sebagai dinamika hidup beriman. Namun yang jelas, jangan sampai kita menolak-Nya secara definitif, apalagi sampai mengusir Tuhan dari kehidupan kita seperti yang dilakukan orang-orang Nazaret. Dalam dinamika iman kita tersebut, Tuhan selalu setia mendampingi. Setiap saat, Ia selalu datang dan kembali kepada kita, menunggu sampai kita benar-benar mantap dan tidak pernah ragu lagi untuk percaya dan menerima-Nya secara penuh, serta untuk mencintai-Nya dengan sepenuh hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita.
  
Doa: Tuhan, berilah kami iman yang mampu untuk tetap percaya dan mencintai-Mu, kendati tidak terluput dari keraguan dan berbagai macam goncangan. Amin. -agawpr-

Senin, 01 September 2014 Hari Biasa Pekan XXII

Senin, 01 September 2014
Hari Biasa Pekan XXII
 
Ketidaktahuan akan Alkitab adalah ketidaktahuan akan Kristus (St. Hieronimus)
         
Antifon Pembuka (Luk 4:19)
  
Aku diutus oleh Tuhan, memberitakan pembebasan para tawanan, penglihatan orang buta dan pembebasan orang-orang tertindas.
 
Tobat 3 (bds. Luk 4:16-30)
 
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang membawa Kabar Gembira bagi umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang berulang kali diwartakan para nabi. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Sabda Allah yang menjadi manusia, yang dicurahkan kepada kami. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi
    
Allah yang penuh kasih, Engkau telah mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu untuk menggenapi janji keselamatan-Mu. Kami mohon, buatlah kami percaya sepenuhnya kepada Putra-Mu itu sehingga kami selalu menaruh iman, harapan dan kasih kami kepada-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 2:1-5)
   
"Aku mewartakan kepadamu kesaksian Kristus yang tersalib."
       
Saudara-saudara, ketika aku datang kepadamu, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa besar cintaku kepada hukum-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:97.98.99.100.101.102; Ul: 97a)
1. Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
2. Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
3. Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
4. Aku lebih mengerti dari pada orang-orang tua, sebab aku memegang titah-titah-Mu.
5. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
6. Aku tidak menyimpang dari hukum-hukum-Mu, sebab Engkaulah yang mengajar aku.
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Roh Tuhan menyertai Aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-30)
      
"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya."
    
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" Maka berkatalah Ia kepada mereka: "Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan

          
Injil pada hari ini mengungkapkan suatu fakta yang menarik bagi kita semua. Mengapa tidak? Seorang entertainment, seorang artis yang kian melejit, dapat dengan mudah diterima oleh siapa saja ; tepuk tangan dan sorak – sorai terus diberikan. Apa yang terjadi dengan Yesus pada Luk 4:16-30? Yesus ditolak. Ditolak dimana? Ditolak ditempat asalnya sendiri, yaitu kota kecil Nazareth. Nazareth merupakan kota kecil, bahkan Perjanjian Lama sekalipun tidak pernah mengutip kota ini. Padahal, pada saat itu merupakan karya pertama Yesus untuk mewartakan kebenaran yang sejati, yaitu Kerajaan Allah. Tetapi sungguh ironis, Yesus justru ditolak, dihalau “… ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu.” (Luk 4:29). Apa yang terjadi? Awal mula Yesus mengatakan dalam suatu nas dari nubuat Nabi Yesaya bahwa “…Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang – orang miskin...” (Luk 4:18) dan Yesus pun dengan berani mengatakan bahwa pada saat itu sebenarnya nas nubuat Nabi Yesaua tersebut sudah tergenapi (Luk 4:21).  Tanpa diduga, kita dapat memaklumi mengapa Yesus mengatakan “…"Tentu kamu akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku: Hai tabib, sembuhkanlah diri-Mu sendiri. Perbuatlah di sini juga, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar yang telah terjadi di Kapernaum!" (Luk 4:23).

  Kota kecil Nazareth oleh para penduduknya ingin sekali menjadi kota yang tenar. Kehadiran Yesus tidak lagi dimanfaatkan untuk mendengarkan kabar gembira dari Allah, tetapi lebih buruk dari itu ; memanfaatkan Yesus demi mencari keuntungan. Mungkin saja, apabila dikaitkan pada zaman sekarang ; dengan hadirnya satu orang yang berpotensi dalam satu kota kecil, kota kecill tersebut dapat menjadi pusat dan sentro kota – kota di Indonesia. Nyatanya tidak, Yesus menolak apa yang mereka inginkan. Yesus tentu tahu apa yang ada dalam hati mereka, sehingga dengan lebih dahulu Yesus mengatakan “…Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.” (Luk 4:25). Penduduk Nazareth marah! Tragis memang, ternyata Yesus sungguh ditolak di kampong halamannya sendiri. Yesus hanya menginginkan mewartakan kebenaran dari Bapa. Yesus mengatakan kebenaran. Yesus rela ditolak asal saja kebenaran itu telah disampaikan, sekalipun Yesus tidak memperoleh keuntungan apapun dari para penduduk Nazareth. Inilah kebenaran yang memerdekakan itu. Yesus tidak terjerat oleh para penduduk Nazareth karena pewartaan-Nya. Melainkan Yesus sungguh dibebaskan. Kita dapat membayangkan ketika Yesus mewatkana kebenaran namun disaat yang sama Yesus harus dimanfaatkan?
 
  Kita dapat belajar bahwa kebenaran iman haruslah menjadi pondasi, bertahan dan tetap berpegang teguh pada iman yang kita miliki. Ini adalah pewartaan yang paling sederhana. Bagaimana mungkin kita dapat mewartakan Kerajaan Allah? Sementara kita sendiri sulit memeprtahankannya, sekalipun dicemooh oleh orang – orang di sekitar kita. Kita harus benar – benar bebas dalam mewartakan Kerajaan Allah, sehingga tidak ada belenggu dalam pikiran kita untuk mencari keuntungan dari hasil pewartaan kita.
 
  Injil hari ini mengungkapkan bahwa misi Yesus adalah hadir dan membebaskan para tawanan, orang – orang miskin dan orang – orang tertindas. Pada zaman kini, kita terutama mewartakan dengan penuh kepastian dan kebebasan kepada mereka yang “miskin akan Allah dan para tawanan” (artinya mereka yang membutuhkan pengenalan akan Allah), ini menuntut kita untuk belajar siapa Allah yang penuh kasih itu ; serta memberikan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan kasih kita dengan cara yang relevan di zaman kini. Semoga, benih sabda hari ini mengajak kita untuk mewartakan Kerajaan Allah sebebbas-bebasnya tanpa ada belenggu apapun untuk mencari keuntungan dari pewartaan Kristus yang tersalib!
   
 
Deus Providebit

"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Minggu, 31 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XXII

Yer. 20:7-9; Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9; Rm. 12:1-2; Mat. 16:21-27.
  
"Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
 
Petrus, yang sebelumnya dipuji oleh Yesus kini dikatai sebagai iblis karena menjadi batu sandungan bagi-Nya. Alasannya adalah karena ia tidak memikirkan yang dipikirkan Allah tetapi hanya yang dipikirkan manusia. Apa yang dialami Petrus ini, amat sering juga kita alami. Kita tidak mampu memahami pikiran, rencana dan kehendak Allah sehingga cenderung hanya mengikuti kehendak kita sendiri. Kepada para nabi yang tugasnya mewartakan sabda dan kehendak-Nya saja, Tuhan mengatakan, "rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku ... Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yes 55:8.9). Kalau demikian, memang sulit bagi kita untuk mengerti dan memikirkan apa yang dipikirkan Tuhan karena terbentang jarak yang amat jauh. Namun, yang sulit itu bukan berarti tidak mungkin. Sebab, sebenarnya Tuhan sendiri berkenan memberitahukan pemikiran dan rancanganya untuk kita. "Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera  dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yer 29:11). Nah, ini. Jelas khan! Bagi kita, Tuhan mempunyai pemikiran dan rancangan damai sejahtera dan masa depan penuh harapan. Dan untuk mewujudkan rancangan-Nya itu, Ia mengutus Yesus Kristus, Putra-Nya, untuk datang ke dunia dan harus menderita sengsara serta wafat di salib lalu bangkit pada hari ketiga. Maka, ketika Petrus menolak cara Allah mewujudkan damai sejahtera dan masa depan penuh harapan bagi kita tersebut, ia dikatakan oleh Yesus tidak mengerti dan tidak memikirkan yang dipikirkan dan dirancangkan Allah. Bagaimana dengan kita? Semoga mengerti lalu mau untuk mengikuti-Nya dengan menempuh jalan yang sama: menyangkal diri, memikul salib kita masing-masing dan mengikuti Dia (Mat 16:24).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk ikut serta mewujudkan rancangan damai sejahtera-Mu bagi kami kendati kami harus menyangkal diri dan memanggul salib kami masing-masing. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy