| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.

Kamis, 18 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIV
  
1Kor. 15:1-11; Mzm. 118:1-2,16ab-17,28; Luk. 7:36-50.
 
Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.
  
Nyambung dengan renungan kemarin. Siapa sih di antara kita yang tidak punya dosa? Semua pasti punya, baik dalam pikiran, perasaan, perkataan maupun perbuatan. Untuk mendapatkan pengampunan, selain dengan menyesal, mengaku dosa atau menerima sakramen rekonsiliasi dan melakukan penitensi, kita juga harus banyak berbuat kasih. Dosa-dosa yang kita lakukan, hampir semuanya melawan kasih. Maka dengan berbuat kasih, kita melakukan silih atas dosa-dosa kita itu. Namun, hal ini tidak mudah. Sebab, kita yang sudah berdosa, seringkali justru menambah dosa, misalnya dengan menghakimi sesama kita yang juga berdosa. Untuk itu, marilah kita mohon rahmat kepada Tuhan agar kita dimampukan untuk semakin banyak berbuat kasih sebagai silih atas dosa-dosa kita. St. Paulus menegaskan bahwa, "Kasih tidak berbuar jahat terhadap sesamanya" (Rm 13:10).

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk semakin banyak berbuat kasih. Amin. -agawpr-

Kamis, 18 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIV

Kamis, 18 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV
  
“Jeritan Yesus dari kayu salib, 'Aku haus,' berbicara tidak tentang rasa dahaga fisik, sebab Dia menolak minum yang diberikan kepada-Nya. Rasa haus tersebut adalah tentang jiwa-Nya yang terbakar dan hati-Nya yang berkobar. Dia haus akan jiwa-jiwa umat manusia. Gembala sendirian tanpa domba-domba-Nya; Pencipta yang rindu akan ciptaan-Nya...” — Uskup Agung Fulton Sheen
 

Antifon Pembuka (Mzm 118:28)
 
Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meluhurkan Dikau.
 
Pengantar
 

Setiap kali kita diundang ke suatu pesta, kita tentu gembira jika diterima dengan penuh keramahan. Begitu pula setiap kali kita diundang dalam Perjamuan Kudus Tuhan. Kita selalu diterima dengan penuh cinta. Namun agar perjamuan tersebut dapat membawa arti bagi relasi kita dengan Tuhan, maka kita perlu membuka hati. Dalam setiap kelemahan kita, Tuhan selalu hadir dan memberikan pengampunan.

Doa Pagi

 
Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk mengampuni dosa-dosa kami. Semoga Sabda pengampunan-Nya menggerakkan kami untuk melakukan pertobatan yang sejati dengan lebih banyak lagi berbuat kasih kepada sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Perubahan hidup yang terjadi dalam diri Paulus telah membuatnya semakin menyadari identitas Yesus yang sebenarnya. Karena itu, dia sangat bersyukur mendapatkan karunia penyelamatan yang telah diperolehnya ini. Dia mengungkapkan semuanya itu dengan bekerja keras mewartakan penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus.
 

Bacaan dari Surat Rasul Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-11)
     
    
"Begitulah kami mengajar dan begitu pulalah kamu mengimani."
      
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kalian akan Injil yang sudah kuwartakan kepadamu dan sudah kalian terima, dan yang di dalamnya kalian teguh berdiri. Oleh Injil itu kalian diselamatkan, asal kalian berpegang teguh padanya sebagaimana kuwartakan kepadamu; kecuali kalau kalian sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya sudah meninggal dunia. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul dan tak layak disebut rasul, sebab aku telah menganiaya jemaat Allah. Tetapi berkat kasih karunia Allah, aku menjadi sebagaimana aku sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidaklah sia-sia. Sebaliknya aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. Sebab itu entah aku, entah mereka, begitulah kami mengajar, dan begitu pulalah kalian mengimani.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.28)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!”
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!
3. Allahkulah Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Dikau.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
 
Allah tidak pandang bulu dalam menyelamatkan manusia. Setiap orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan keselamatan tersebut. Namun demikian, masing-masing juga memiliki kebebasan untuk menerima atau menolak kesempatan tersebut. Hanya mereka yang mampu menyadari dan menerima kasih Allah bagi mereka inilah yang pada akhirnya akan membalas kasih Allah dengan ketulusannya.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:36-50)
   
"Dosanya yang banyak telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih."
     
Pada suatu ketika seorang Farisi mengundang Yesus makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ketika mendengar bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya dengan air matanya, dan menyekanya dengan rambutnya. Kemudian ia mencium kaki Yesus dan meminyakinya dengan minyak wangi. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hati, “Seandainya Dia ini nabi, mestinya Ia tahu, siapakah dan orang apakah wanita yang menjamah-Nya ini; mestinya Ia tahu, bahwa wanita ini adalah orang yang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepadaorang Farisi itu, “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon, “Katakanlah, Guru.” Ada dua orang yang berutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka utang kedua orang itu dihapuskannya. Siapakah di antara mereka akan lebih mengasihi dia?” Jawab Simon, “Aku sangka, yang mendapat penghapusan utang lebih banyak!” Kata Yesus kepadanya, “Betul pendapatmu itu!” Dan sambil berpaling kepada wanita itu, Yesus berkata kepada Simon, “Engkau melihat wanita ini? Aku masuk ke dalam rumahmu, namun engkau tidak memberi Aku air untuk membasuh kaki-Ku; tetapi wanita ini membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk, ia tiada henti-hentinya menciumi kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu, ‘Dosanya yang banyak itu telah diampuni, karena ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih!” Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, “Dosamu telah diampuni.” Orang-orang yang makan bersama Yesus berpikir dalam hati, “Siapakah Dia ini, maka Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada wanita itu, “Imanmu telah menyelamatkan dikau. Pergilah dengan selamat!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan

    
Dosa itu ibarat utang. Tak ada orang yang suka berhutang, sebab utang mengikat. Dengan utanglah seseorang bisa membelenggu orang lain. Dengan utanglah orang menghantui sesamanya. Itulah yang dialami wanita yang dikisahkan dalam Injil hari ini sebelum ia bertemu Yesus. Dosanya yang banyak itu telah menghantui dan membelenggunya sejak lama. Namun belenggu dosa itu diputus oleh Yesus. Dia terbebas dari utang dosanya karena Tuhan mengampuninya dari segala kesalahannya. Apakah aku berani datang kepada Yesus agar Dia melepaskan segala dosa dan kesalahanku?

Doa Malam

Yesus yang penuh kasih, Engkau telah mengampuni wanita yang terkenal sebagai orang berdosa. Ampunilah juga dosa-dosa kami agar esok hari kami dapat memulai hari yang baru dengan penuh berkat. Engkaulah Tuhan dan pegangan hidup kami. Amin.

RUAH

"Hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."

Rabu, 17 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV


1Kor. 12:31 - 13:13; Mzm. 33:2-3,4-5,12,22; Luk. 7:31-35.
 
"Hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."
 
Selama ini, saya sudah hidup dan melayani di benerapa paroki, baik di Indonesia maupun di Italia. Di mana pun, saya selalu menjumpai sekelompok umat, kebanyakan adalah aktivis Paroki, yang sukanya itu omong dan komentar negatif terhadap orang atau kelompok lain. Rata-rata mereka itu begitu solid (dalam arti negatif) dan entah bagaimana selalu memiliki topik untuk diomongkan dan dikomentari. Tidak jarang mereka ini bisa sampai membentuk opini publik yang begitu kuat dalam menilai negatif orang atau kelompok lain sehingga umat yang lain tersebut sampai merasa malas dan takut untuk ke Gereja dan mengambil bagian dalam karya pelayanan di Paroki. Ya karena apa pun yang dilakukan selalu dikomentasi negatif dan dijadikan bahan omongan. Pada zaman Yesus, kelompok orang yang demikian ini pun sudah ada. Dan rupanya, Yesus pun dibuat judeg dan jengkel dengan ulah mereka. Tetapi Ia yakin bahwa yang dilakukannya adalah baik dan benar. Maka, ia tetap maju terus dalam karya dan pengajaran-Nya. Ia yakin bahwa hikmat-Nya dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya. Semoga umat-umat kita yang menjadi kurban dari kelompok yang sukanya omong dan komentar negatif tetap mempunyai semangat seperti Yesus. Maju terus dalam beribadah kepada Tuhan dan dalam mengambil bagian dalam karya pelayanan di Gereja.

Doa: Tuhan, untuk berbuat baik ternyata tidak selalu mudah. Kadang, kami mendapat kendala berupa komentar-komentar negatif dari orang lain. Kuatkanlah kami untuk terus maju, baik dalam beribadah maupun dalam pelayanan. Amin. -agawpr-

Rabu, 17 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIV

Rabu, 17 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV
   
Hendaknya pedang Roh, yaitu firman Allah, diam berlimpah-limpah dalam mulut dan hatimu. (St. Albertus dari Yerusalem)
   
Antifon Pembuka (1Kor 12:7.8a)
 
Cinta kasih menerima segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Cinta kasih tidak berkesudahan.
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa yang Mahapengasih, karena cinta kasih-Mu yang teramat agung, hidup kami Kau beri arti yang begitu dalam. Tunjukkanlah selalu kepada kami jalan yang harus kami tempuh, yakni jalan terang-Mu sendiri, Putra-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)

Saudara-saudara, berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan aku tahu segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas kelaliman, tetapi atas kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, mereka seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang, setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang ini kita melihat gambaran samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal secara sempurna sebagaimana aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan dan kasih. Namun yang terbesar di antaranya ialah kasih!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik-Nya.
Ayat. (Mzm 33:2-3.4-5.12.22)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak-sorai.
2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
3. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Pada-Mulah sabda kehidupan kekal.
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:31-35)

Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak, “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini? Mereka sama dengan anak-anak yang duduk di pasar dan berseru-seru. ‘Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak menangis.’ Sebab ketika Yohanes Pembaptis datang, dan ia tidak makan roti, dan tidak minum anggur, kalian berkata, ‘Ia kerasukan setan.’ Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kalian berkata, ‘Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.’ Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
   
 Peka berarti mudah merasa, mudah terangsang, mudah bergerak, mudah menerima atau meneruskan pengaruh, mempedulikan, memperhatikan dan memberi reaksi terhadap suatu keadaan. Peka bisa menjurus kepada hal-hal yang baik dan bisa juga menjurus kepada hal-hal yang tidak baik. Kepekaan yang menjurus kepada hal-hal yang tidak baik misalnya, orang yang mudah tersinggung, mudah marah, mudah kecewa, mudah putus-asa atau mudah dipengaruhi oleh sesuatu yang jahat, tidak peka melihat kesulitan yang dialami banyak orang dalam masyarakat. Bahkan orang yang berbuat baik dianggap aneh dan yang berbagi rasa dengan orang lain dilihat sebagai tidak normal. Hal ini dapat kita lihat dalam hidup sehari-hari. Ada orang yang mudah dipengaruhi untuk berbuat jahat, mudah menerima suatu berita tanpa berpikir panjang. Orang semacam ini termasuk orang peka, tapi peka dalam hal yang kurang baik. Sedangkan kepekaan yang menjurus kepada hal-hal baik antara lain, mudah menerima nasihat, mudah menyadari kesalahan dan dosa, mudah merasakan kehadiran Tuhan, tahu siapa dirinya dan dimana dia berada. Dan kepekaan yang dimaksudkan oleh Yesus adalah kepekaan dalam hal yang baik.

 Ada seorang pemuda yang terkenal dengan ketegaran hatinya. Ia punya prinsip yang kuat dalam hidupnya. Soalnya, prinsip-prinsip hidupnya itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan bersama. Ia mau hidup dengan caranya sendiri. Misalnya, ia merasa bahwa orang tidak perlu bayar pajak kepada pemerintah. Alasannya adalah pihak pemerintah selalu menyalahgunakan hasil pajak itu. Dalam hal ini ia menjadi orang yang cuek. Ia tidak peduli.
    
  Ketika diberi penjelasan oleh teman-temannya tentang hal ini, ia tidak mau juga mengerti. Ia tetap saja bertahan pada prinsipnya. Ia mau agar semua orang bebas pajak. Pemerintahlah yang seharusnya memfasilitasi masyarakatnya. Pasalnya, pemerintah menguasai semua sektor yang menghasilkan devisa bagi negara. Akibatnya, ia disingkirkan banyak orang karena prinsip hidupnya yang dianggap aneh. Namun ia tidak peduli. Ia hidup dengan cara pandangnya sendiri. Ia tidak ingin didikte oleh orang lain. Ia punya pilihan dan cara hidup sendiri. Ia tidak ingin orang lain mencampuri urusan dirinya itu.

  Kisah di atas menunjukkan bahwa pemuda itu orang yang tidak gampang bertobat. Meski sudah dijelaskan dan diberi pengertian, ia mau hidup dengan caranya sendiri. Ia tetap bertahan pada prinsip-prinsip hidupnya sendiri yang dirasakannya benar. Ia memang orang yang tegar. Bisa saja bahwa orang seperti ini akan ditinggalkan banyak orang. Orang yang hidup dengannya akan selalu merasa ada yang tidak beres. Tidak ada yang klop berhadapan dengan orang seperti ini.
     
  Dalam Injil yang dibacakan pada misa hari ini, Yesus mengkritik orang-orang yang tertutup hatinya untuk melihat karya keselamatan Tuhan. Mereka mencari alasan untuk bisa menolak Yohanes, dan kemudian juga menolak Yesus. Sebagai orang beriman, kita diajak untuk terus-menerus hidup di bawah naungan Tuhan. Orang yang hidup di bawah naungan Tuhan itu senantiasa mendengarkan suara Tuhan. Tuhan berbicara lewat orang-orang yang ada di sekitar kita. Tuhan berbicara lewat tanda-tanda yang ada di sekitar kita. Karena itu, mari kita syukuri penyertaan Tuhan itu dan senantiasa mendengarkan suara-Nya dalam hidup kita.
  
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
 
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.

Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
 
-NVL-

"Allah telah melawat umat-Nya."

Selasa, 16 September 2014
Peringatan Wajib. St. Kornelius dan St. Siprianus
  

1Kor. 12:12-14,27-31a; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 7:11-17
 
"Allah telah melawat umat-Nya."
 
Setiap saat, Allah selalu melawat umat-Nya. Ia selalu hadir menyertai kita sepanjang masa, sebagaimana dijanjikan-Nya melalui Kristus (Mat 28:20), Sang Imanuel (Mat 1:23). Lawatan-Nya senantiasa memberi kekuatan dan penghiburan. Ia menghapus tetas air mata kita entah karena sedih atau karena beban hidup yang berat, seperti yang diakami oleh si janda Nain (Luk 7:13). Ia juga senantiasa menganugerahkan hidup baru dan membangkitkan semangat untuk terus maju, sebagaimana ia menghidupkan kembali pamuda Nain (Luk 7:14). Maka, kalau kita selalu membuka diri, menerima dan menyadari lawatan Allah dalam hidup kita, kita akan senantiasa mengalami penghiburan, semangat yang terus menyala dan hidup yang selalu diperbarui, kendati kita mempunyai banyak beban karena berbagai macam masalah dan derita.

Doa: Tuhan berilah kami kepekaan untuk menerima dan menyadari lawatan-Mu kepada kami sehingga kami senantiasa mengalami penghiburan, semangat dan hidup baru. Amin. -agawpr-

Selasa, 16 September 2014 Peringatan Wajib St. Kornelius dan St. Siprianus

Selasa, 16 September 2014
Peringatan Wajib St. Kornelius dan St. Siprianus
  
“Marilah kita saling mendoakan dan saling meringankan beban dan kesusahan dengan saling mencintai” (St. Siprianus)
  
Antifon Pembuka 
   
Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.
   
The souls of the Saints are rejoicing in heaven, the Saints who followed the footsteps of Christ, and since for love of him they shed their blood, they now exult with Christ for ever.
    
Tobat 3 
 
Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah menghidupkan kembali pemuda di Nain, sebagai lambang kehendak-Mu untuk menghidupkan kembali manusia dari dosa. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah menderita dan wafat, namun bangkit jaya untuk mengalahkan dosa dan maut. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah membangkitkan kami berkat Sakramen Baptis dan menghidupkan kami kembali berkat sakramen pengampunan. Tuhan, kasihanilah kami.
 
Doa Pagi
   
Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang mengagumkan melalui kesaksian para gembala dan martir-Mu yang kudus, Santo Kornelius dan Siprianus. Bantulah Gereja-Mu untuk bersedia mengampuni dan sabar terhadap anggota-anggotanya yang tersesat, bahkan memberontak. Berilah kami kekuatan untuk ikut serta mewartakan dan menghadirkan karya keselamatan Putra-Mu di tengah-tengah masyarakat kami sampai kami Kauperkenankan untuk menikmati kepenuhan karya keselamatan-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Keanekaragaman karunia yang diterima oleh masing-masing anggota komunitas dibagikan justru sebagai sarana untuk memperkuat dan mempersatukan komunitas. Pada dasarnya, karunia-karunia tersebut diberikan oleh satu Allah dan semua anggota menjadi satu komunitas karena satu ikatan dalam Roh.
       
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (12:12-14.27-31a)
       
"Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing anggotanya."
      
Saudara-saudara, sebagaimana tubuh itu satu, meskipun anggotanya banyak, dan semua anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh saja, demikian pula Kristus. Sebab kita semua telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan juga diberi minum dari satu Roh, entah kita orang Yahudi, entah bukan Yahudi, entah budak entah orang merdeka. Sebab tubuh tidak terdiri atas satu anggota saja, tetapi atas banyak anggota. Kalian semua adalah tubuh Kristus, dan masing-masing adalah anggotanya. Dan Allah telah menentukan beberapa orang di dalam jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya Ia menentukan mereka yang mendapat kurnia untuk mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk berbicara dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah semua mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk berbicara dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh? Maka berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang utama.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
    
Mazmur Tanggapan
Ref. Kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5)
1. Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Masuklah melaui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya.
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun temurun.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya. Alleluya.
    
Dibangkitkannya anak seorang janda di Nain menjadikan tanda yang sangat jelas bahwa Allah berpihak kepada kehidupan. Dia memulihkan kehidupan sang anak, bukan semata-mata untuk anak itu sendiri, tetapi juga untuk kehidupan sang janda.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:11-17)
  
"Hai pemuda, bangkitlah!"
      
Pada suatu ketika pergilah Yesus ke sebuah kota bernama Nain. Para murid serta banyak orang pergi bersama Dia. Ketika Ia mendekati pintu gerbang kota, ada orang mati diusung keluar, yatu anak laki-laki tunggal seorang ibu yang sudah janda. Banyak orang kota itu menyertai janda tersebut. Melihat janda itu tergeraklah hati Tuhan oleh belas kasih. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Jangan menangis!” Dihampiri-Nya usungan jenasah itu dan disentuh-Nya. Maka para pengusung berhenti. Tuhan berkata, “Hai Pemuda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah pemuda itu, duduk, dan mulai berbicara. Yesus lalu menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah sambil berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita, “ dan “Allah telah mengunjungi umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus ke seluruh Yudea dan ke seluruh daerah sekitarnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Bangkitnya si pemuda dari Nain bermula dari belas kasihan. Kehadiran Yesus pada waktu itu tampaknya tidak direncanakan. Dia hanya kebetulan lewat dan hatinya tergerak oleh belas kasihan. Sungguh beruntung si janda, karena Yesus sudah membangkitkan putra tunggalnya. Dia tentu tak menyangka bahwa Orang asing yang bernama Yesus itu telah melawatinya. Yesus sering kali hadir dan mengunjungi kita seperti orang asing. Dia melihat dan tentu saja akan tergerak oleh belas kasihan. Mampukah kita menangkap kehadiran-Nya yang tersembunyi dalam diri sesama?
 
Doa Malam
 
Ya Yesus, Engkau telah membangkitkan pemuda Nain dari kematian. Bangkitkanlah pula semangat hidup kami agar kami tidak menyia-nyiakan kasih karunia-Mu yang telah kami terima namun bekerja lebih giat dalam mengamalkan dan mewartakan cinta kasih-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan dan Penyelamat hidup kami. Amin.
 
 
RUAH

Bunda yang berdukacita

Senin, 15 September 2014
Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Berdukacita
     
 Hari ini Gereja Katolik memperingati Peringatan Wajib Santa Perawan Maria yang Berdukacita. Apa maksudnya? Mengapa wajib diperingati? Sebagai seorang manusia yang lahir dari rahim seorang ibu, tentu kita akan mengignat ibu kita, terlebih penderitaan ibu kita sendiri. Adakah seorang anak yang tega membiarkan ibunya menderita, atau setidak-tidaknya tidak ambil pusing dengan penderitaan ibu sendiri? Orang yang baik dan setia pada Yesus tidak akan melakukan hal  yang demikian. Pokok permasalahannya ialah, sebagai umat beriman, tentu Bunda Maria menjadi Bunda kita semua oleh karena Yesus telah menjadi penebus bagi semua orang. Injil hari ini memberitakan bagaimana ramalan nabi Simeon terhadap bunda Maria. Simeon mengatakan bahwa “..suatu pedang akan jiwamu sendiri…” (Luk 2:35).  Pernahkah terbayang, seorang ibu yang hendak bersukacita akan kelahiran anaknya sendiri harus mendengar “berita miris” bahwa anak yang akan dikandung justru menimbulkan perbantahan dan menembus hati sendiri? Rasa takut, cemas, dan mengerikan akan begitu meliputi. Itulah yang mungkin dirasakan oleh Bunda Maria. Yesus harus mengalami penderitaan ditolak oleh orang – orang sekitar, namun terlebih memuncak saat penderitaan-Nya di salib, sebuah “ke-martiran” fisik demi teusan banyak orang. Bagaimana dengan Bunda Maria? Bunda Maria harus menjadi “martir” dalam hatinya sendiri, sebab penderitaan hati-nya sebagai seorang ibu begitu dahsyat diatas penderitaan hati orang lain. Seorang ibu yang justru siap menerima ramala Simeon yang sungguh mengejutkan, justru mengajarkan bagaimana kita belajar dari sosok Sang Bunda untuk setia kepada Yesus hingga sampai di kaki salib sekalipun hati sungguh sedih dan menderita. Bunda Maria tetap setia kepada Yesus apapun yang terjadi, dan Bunda Maria menyimpan semua perkara yang tak mudah itu di dalam hatinya, namun dngan kasih keibuannya dan kepercayaan akan rencana Allah kemartiran nya dalam hati harus diterima. Demikia kita, harus menerima semua hal dalam kehidupan dan siap untuk mengolah apapun yang terjadi, karena Bunda Maria telah menjadi ibu yang memberikan kekuatan hati untuk tetap setia pada perkara hati yang tidak mudah
  
   

RENUNGAN OLEH: DEUS PROVIDEBIT

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy