| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

“Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya”

Minggu, 21 September 2014
Hari Minggu Biasa XXV

 Yes 55:6-9; Mzm 145:2-3, 8-9, 17-18; Flp 1:20c-24, 27a; Mat 20:1-16a

“Hal Kerajaan Surga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya” 
   
Untuk apa kita bekerja? Tentu bukan sekedar mendapat upah, kendati kita membutuhkan upah kerja untuk mencukupi kebutuhan hidup kita. St. Paulus pun mengatakan bahwa "Setiap pekerja memang patut mendapat upahnya". Namun, orang yang bekerja hanya sekedar untuk mendapatkan upah biasanya mempunyai kecenderungan negatif, antara lain: sulit bersyukur dan tidak pernah merasa puas dengan upah yang diterimanya, mudah merasa iri pada orang lain dan mudah tergoda untuk mendapatkan upah sebesar-sebesarnya, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Inilah yang terjadi pada beberapa pekerja kebun anggur sebagaimana dikisahkan dalam Injil hari ini. Sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk menjadi pekerja-pekerja di kebun anggur Tuhan. Ini bukan banya panggilan untuk para imam, bruder dan suster, tetapi panggilan kita semua. Dunia ini adalah kebuh anggur Tuhan yang harus digarap supaya tetap lestari dan menghasilkan buah. Nah, kita semualah para pekerjanya. Kita diutus untuk menjadi pekerja-pekerja bagi Tuhan di dunia ini sesuai dengan panggilan dan tugas perutusan masing-masing. Untuk itu, marilah kita melaksanakan setiap pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Dengan menghayati pekerjaan kita secara demikian, kita akan lebih mudah untuk bersyukur dan mengerjakan tugas kita dengan penuh semangat dan tanggung jawab.
   
Doa: Tuhan, jadikanlah kami pekerja-pekerja-Mu yang baik, yang bekerja dengan penuh semangat untuk mengabdi-Mu dan melayani sesama. Amin. -agawpr-

Minggu, 21 September 2014 Hari Minggu Biasa XXV

Minggu, 21 September 2014
Hari Minggu Biasa XXV
         
Iri hati adalah satu dosa pokok. Ia berarti bahwa orang kecewa karena yang lain mendapat untung, dan menghendaki secara tidak terbatas, untuk memiliki sendiri hartanya atas cara yang tidak adil. Siapa yang menginginkan yang jahat bagi sesamanya, melakukan dosa berat.Santo Agustinus melihat di dalam iri hati "dosa setani" (catech. 4:8). "Dari iri hati muncullah kedengkiah, fitnah, hujah, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya" (Gregorius Agung., mor. 31,45). (Katekismus Gereja Katolik, 2539)

 
Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39,40,28)
 
Akulah keselamatan umat, Sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.

I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.

Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum.

Tobat 3

Tuhan Yesus Kristus, Engkau selalu memperhatikan orang-orang yang membutuhkan bantuan-Mu. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau adalah Putra Allah yang datang ke dunia membawa keadilan. Kristus, kaishanilah kami.

Engkau memperhatikan kami semua secara sama, tanpa membeda-bedakan derajat, pangkat, maupun kedudukan. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi


Ya Allah, segala ketetapan hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Bacaan dari Kitab Yesaya (55:6-9)
   
"Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu."
     
Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya. Baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Tuhan akan mengasihaninya; baiklah ia kembali kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,” demikian firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah jalan-Ku menjulang di atas jalanmu, dan rancangan-Ku di atas rancanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 145:2-3.8-9.17-18; Ul: lh.18a)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, ya Allah, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (1:20c-24.27a)
  
"Bagiku hidup adalah Kristus."
   
Saudara-saudara, dengan nyata Kristus dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus ini memang jauh lebih baik; tetapi demi kamu lebih berguna aku tinggal di dunia ini. Maka hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Bukalah hati kami, ya Tuhan, sehingga kami memperhatikan Sabda Putra-Mu

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)
 
"Iri hatikah engkau karena Aku murah hati?"
  
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula, dan dilihatnya ada orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka, ‘Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku, dan aku akan memberimu apa yang pantas.’ Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula, dan berbuat seperti tadi. Kira-kira pukul lima sore ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka, ‘Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?’ jawab mereka, ‘Tidak ada orang yang mengupah kami’. Kata orang itu, ‘Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku’. Ketika hari sudah malam, berkatalah tuan itu kepada mandornya, ‘Panggillah sekalian pekerja itu dan bayarlah upahnya, mulai dari yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk terdahulu’. Maka datanglah mereka, mulai yang bekerja kira-kira pukul lima sore, dan mereka masing-masing menerima satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu. Mereka mengira akan mendapat lebih besar. Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya, ‘Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam, dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari’. Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, ‘Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah! Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’ Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
   
Tujuan kita hidup dalam iman kepada Yesus adalah untuk masuk Kerajaan Surga. Oleh sebab itu, segala bentuk hidup, sikap, perbuatan dan hati semestinya berorientasi ke arah tujuan tersebut. Inilah unsur hakiki dari hidup beriman.

Sehubungan dengan Kerajaan Surga itu, Kitab Suci tidak menjelaskannya dengan rinci, bahkan Yesus sendiri juga tidak pernah menjelaskannya dengan cara demikian. Ia hanya membuka sebagian kecil dari Kerajaan Surga itu yang sering diungkapkan dengan perumpamaan. Akan tetapi, perumpamaan itu kelihatannya tidak memberikan penjelasan, malah membingungkan seperti Injil pada hari ini.

Saya mengatakan perumpamaan ini “membingungkan”, karena tidak mungkin membayar upah yang sama dengan mereka yang bekerja sejak subuh dengan mereka yang bekerja dan masuk pada jam 5 sore yang semuanya berakhir bekerja pada jam yang sama, katakanlah pada jam 6 sore. Apakah perbuatan ini adil? Jelas hal ini adalah ketidakadilan. Jika demikian halnya, berarti secara sepintas bisa dikatakan bahwa dalam Kerajaan Allah itu terdapat ketidakadilan!

Inilah kecenderungan manusia yang menilai banyak hal bahkan juga Kerajaan Surga dengan untung dan rugi yang dikaitkan dengan uang. Akibatnya, segala aktivitas dan bahkan hidup dinilai dengan materi. Sebenarnya ada aspek penilaian lain dari hidup, yang bahkan memiliki peran lebih penting dari penilaian sebelumnya. Aspek itu dikenal dengan kualitas hidup yang tidak bisa diukur dengan materi, apalagi dengan uang.

Kualitas hidup itu bisa diibaratkan dengan persahabatan yang tidak pernah diukur dengan materi dan uang. Persahabatan yang mengandalkan materi akan berlangsung seumur jagung. Akan tetapi, persahabatan yang murni dan tulus akan berlangsung selama-lamanya. Inilah kualitas persahabatan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa hidup juga membutuhkan materi dan uang. Akan tetapi, kualitas hidup akan jauh lebih berharga dari segalanya.

Rasul Paulus dalam bacaan kedua menunjukkan kulitas hidup yang sempurna di dunia ini. Ia seakan dihadapkan pada dua pilihan: Hidup atau mati! Kelihatannya ia lebih cenderung menyenangi kematian. Apakah ada orang lebih suka mati daripada hidup? Selagi masih belum stres, kecenderungan orang adalah hidup lebih lama. Rasul Paulus bukanlah orang yang putus asa untuk menghadapi para jemaat, terlebih jemaat Filipi, sehingga ia lebih disenangkan dengan kematian. Akan tetapi, kualitas hidupnya memiliki kesempurnaan, sehingga baik hidup maupun mati seakan tidak ada perbedaan, walau kematian itu kelihatannya memiliki keunggulan lebih. Alasannya, karena dengan kematian ia dipersatukan secara penuh dengan Kristus yang diimaninya di Kerajaan Surga.

Hidup atau mati! Jawaban kita bukan “atau” dan bukan juga “mati””. Paling tidak itulah situasi kita saat ini, dengan berbagai macam alasan, baik itu dari aspek keluarga, tanggung jawab dan kewajiban. Salah satu alasan yang hendaknya tidak kita lupakan, bahwa kita belum siap untuk mati, karena kita masih sedang membenahi hidup yang berkualitas sampai akhir hayat. (Edison Tinambunan/RUAH)

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.

Sabtu, 20 September 2014
Peringatan Wajib. St. Andreas Kim Taegon, Paulus Chong Hasang, dkk, Martir Korea
1Kor. 15:35-37,42-49;  Mzm. 56:10,11-12,13-14;  Luk. 8:4-15.

Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.

Yesus menyampaikan perumpamaan sekaligus mengartikannya. Maka, sudah jelas bagi kita. Maka, kali ini saya menawarkan untuk memperdalam makna firman Allah. Benih yang ditaburkan Tuhan dalam hati kita adalah Firman Allah. Apa atau siapakah firman Allah itu? Tentu kita akan menunjuk pada Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci. Benar. Namun, firman Allah adalah juga Yesus sendiri. "Pada mulanya adalah Firman, ... Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita" (Yoh 1:1.14). Setiap saat, Yesus berkenan hadir dalam hidup kita dan mengetuk pintu hati kita. Kalau kita membukakan pintu, Ia tinggal dalam hati kita dan sehingga hati kita diubah-Nya menjadi lahan yang subur untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai macam keutamaan hidup. 

Doa: Tuhan bukalah hati kami untuk selalu mendengarkan Sabda-Mu dan biarlah hidup kami diubah oleh Sabda-Mu itu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 20 September 2014 Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Imam dan Paulus Chong Hasang, dkk, Martir Korea

Sabtu, 20 September 2014
Peringatan Wajib St. Andreas Kim Taegon, Imam dan Paulus Chong Hasang, dkk, Martir Korea
   
“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani” (St. Andreas Kim Taegon)

  
Antifon Pembuka
  
Para kudus bergembira di surga sambil mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, maka kini bersukaria selamanya.
  
The blood of the holy Martyrs was poured out for Christ upon the earth; therefore they have gained everlasting rewards.
    

Doa Pagi

Allah Bapa di surga, hari ini kami memperingati para martir dari Korea. Semoga pengorbanan hidup mereka tidak sia-sia dan menjadi semangat bagi kami untuk rela menjadi saksi kebenaran hidup yaitu Putra-Mu sendiri. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Iman akan kebangkitan yang diperkuat lagi oleh Paulus dengan ajaran bahwa kebangkitan sesudah kematian tidak lagi menyertakan badan alamiah, namun tubuh rohaniah kita. Kebangkitan merupakan kehidupan yang baru dengan rupa surgawi.

 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:35-37.42-49)
    
   
"Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan."
     
Saudara-saudara, mungkin ada orang bertanya, “Bagaimanakah orang mati dibangkitkan? Dan dengan tubuh apa mereka akan datang kembali?” Hai orang bodoh! Benih yang kautaburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, jika tidak mati dahulu. Dan yang kautaburkan itu bukanlah rupa tanaman yang akan tumbuh, melainkan biji yang tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. Demikian pulalah halnya dengan kebangkitan orang mati: Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah. Seperti ada tertulis, ‘Manusia pertama, Adam, menjadi makhluk yang hidup. Tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan’. Tetapi yang mula-mula datang, bukanlah yang rohaniah, melainkan yang alamiah; barulah kemudian yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani; manusia kedua berasal dari surga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan yang berasal dari debu tanah, dan makhluk-makhluk surgawi sama dengan Dia yang berasal dari surga. Jadi seperti kini kita mengenakan rupa dari manusia duniawi, demikian pula kita akan mengenakan rupa dari yang surgawi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Ayat. (Mzm 56:10.11-12.13-14)
1. Musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin bahwa Allah berpihak kepadaku.
2. Kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Tuhan, yang sabda-Nya kujunjung tinggi, kepada-Nya aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadapku?
3.Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kupenuhi dan kurban syukur akan kupersembahkan kepada-Mu. Sebab Engkau telah meluputkan daku dari maut, dan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; sehingga aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
 
Ada keterkaitan yang tak terpisahkan antara sabda yang ditaburkan dan penerima.sabda. Sabda akan bertumbuh dan berbuah baik ketika penerimanya mau membatinkannya dengan sungguh-sungguh lalu melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)
   
"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
    
Banyak orang datang berbondong-bondog dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, “Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat.” Sesudah itu Yesus berseru, “Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar.” Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan

   
St. Andreas Kim Taegon, dan Paulus Chong Hasang serta kawan-kawannya adalah martir di tanah Korea. Dalam diri mereka, benih sabda Allah telah tumbuh serta berkembang dengan baik. Para martir suci ini adalah lahan yang subur bagi sabda Allah. Tuhan Yesus sangat mengharapkan bahwa kita bisa menjadi lahan yang demikian itu. Namun tantangan selalu akan kita hadapi; godaan si jahat, kekuatiran dan pencobaan yang berat tak akan pernah lepas dari hidup kita. Menghadapi semuanya itu, apakah kita mampu bertahan serta menghasilkan buah seperti Santo Andreas Kim dan kawan-kawannya?
    
Antifon Komuni (Mat 10:32)
  
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di surga.
   
Everyone who acknowledges me before others I will acknowledge before my heavenly Father, says the Lord.
          
Doa untuk Gereja yang dianiaya (bdk. PS 178)
     
Allah, Bapa di surga, kami bersyukur kepada-Mu, karena Yesus telah menghimpun umat baru bagi-Mu, yakni Gereja. Sungguh berat perjuangan-Nya untuk mewujudkan umat baru itu; la harus menderita, bahkan harus wafat di salib. Tetapi la sendiri telah meyakinkan kami bahwa la mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Bapa, keyakinan ini pulalah yang telah memberikan kekuatan besar kepada para murid-Nya yang harus menderita karena nama-Nya. Kami ingat akan para rasul yang dikejar-kejar, ditangkap, dan dipenjarakan karena nama Yesus. Kami ingat akan Stefanus yang demi kesetiaannya kepada Yesus harus menanggung penganiayaan yang kejam, dibunuh dengan dilempari batu. Tetapi dengan perkasa dia sendiri mendoakan orang-orang yang menganiayanya dan memohonkan pengampunan dari-Mu. Juga kami ingat akan Rasul Paulus, yang selalu membawa salib Kristus ke mana pun pergi.

Semoga teladan hidup mereka menyadarkan kami semua, terutama saudara-saudara kami yang sedang dianiaya di Timur Tengah. Betapa besar kekuatan yang Kau berikan kepada mereka yang dianiaya demi nama Yesus. Semoga kesadaran itu membangkitkan pula kekuatan dan ketabahan dalam diri mereka. Semoga mereka tetap setia, bahkan merasa bangga karena boleh ikut memanggul salib Kristus, dan memberikan kesaksian tentang salib yang sungguh memberikan kekuatan. Demi Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
   
Doa Malam
 
Ya Yesus, bantulah kami untuk selalu menyiapkan lahan yang subur di hati kami. Dengan demikian setiap benih sabda-Mu yang ditaburkan dapat tumbuh, hidup dan menghasilkan buah melimpah sesuai dengan kehendak-Mu sendiri. Engkaulah Tuhan yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 
RUAH

Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Jumat, 19 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV
 
  
1Kor. 15:12-20; Mzm. 17:1,6-7,8b,15; Luk. 8:1-3.
      
Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka. 
 
Selama 2 bulan lebih, saya baru saja melayani sebuah Paroki di Moncalieri, Keuskupan Agung Torino, Italia. Dalam setiap misa, prosentase umat yang hadir sebagaian besar ibu-ibu dan nenek-nenek. Bahkan dalam beberapa kali misa harian, yang laki-laki hanya 1, yaitu saya. Mungkin di lingkungan-lingkungan kita, prosentasi kehadiran kaum wanita juga lebih banyak daripada kaum pria. Demikian pula, kegiatan ibu-ibu di Gereja rupanya juga lebih banyak daripada bapak-bapak. Bukan bermaksud membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan, namun rupanya sejak zaman dahulu, para wanita lebih peka dan punya hati untuk Tuhan. Meskipun mereka tidak dipanggil secara khusus seperti halnya para rasul yang semuanya laki-laki, tetapi hati mereka tergerak untuk ikut serta dan melayani Tuhan. Kalau dalam Injil dikatakan bahwa beberapa perempuan meyalani Yesus dan para murid dengan kekayaan mereka, rasanya sekarang pun juga banyak ibu-ibu dan kaum hawa yang dengan penuh ketulusan memberikan sebagaian hartanya untuk Gereja. Meskipun mereka jarang dipilih sebagai pemimpin, misalnya Wakil Ketua Dewan Paroki atau ketua panitia dalam suatu kegiatan Gereja, namun mereka berdedikasi tinggi untuk menghias altar, untuk mengurusi rumah tangga pastoran dan tidak kalah penting yang tekun berdoa seperti kelompok Monika (Woro Semedi).
  
Doa: Tuhan, berkatilah secara khusus para wanita yang mendedikasikan dirinya secara tulus untuk mengabdi-Mu dalam pelayanan-pelayanan Gereja. Amin. -agawpr-

 

Jumat, 19 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIV

Jumat, 19 September 2014
Hari Biasa Pekan XXIV
     
Dalam perayaan Ekaristi, kurban Kristus dihadirkan kembali, sebagai peringatan/ kenangan akan Tuhan Yesus yang berpesan, “Lakukanlah ini sebagai peringatan akan Aku,” dan sebagai perjamuan kudus yang melaluinya kita dapat mengambil bagian dalam kurban Paska dan memperbaharui perjanjian baru yang telah dibuat oleh Allah dengan ditandai dengan darah Kristus (lih. Eucharisticum Mysterium 3).
     

Antifon Pembuka (bdk. 1Kor 14:20)

Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pewartaan kita dan sia-sia pula iman kita. Namun, ternyata Kristus telah bangkit dari alam maut sebagai yang sulung dari antara orang mati.

Tobat 3

Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah bangkit dan duduk di sisi Bapa dalam kemuliaan sebagai Pengantara kami. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkau telah bangkit dan menunjukkan jalan menuju kemuliaan kekal. Kristus, kasihanilah kami. Kristus, kasihanilah kami.

Engkau telah bangkit dan mendampingi umat-Mu, dalam perjalanan kami menuju hidup yang kekal. Tuhan, kasihanilah kami.
   
Doa Pagi

 
Allah Bapa di surga, pada diri Yesus Putra-Mu digambarkan program hidup cinta kasih dan damai. Doa kami hendak mengungkapkan hasrat kami akan dunia yang lebih baik berkat wafat dan kebangkitan Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:12.16-20)
    
    
"Andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu."
           
Saudara-saudara, jika kami wartakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, sia-sialah pewartaan kami, dan sia-sialah pula kepercayaanmu. Apalagi andaikata demikian, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Dengan demikian binasa pulalah orang-prang yang meninggal dalam Kristus. Dan jikalau kita berharap pada Kristus hanya dalam hidup ini, maka kita ini orang-orang yang paling malang dari semua manusia. Namun, ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari antara orang-orang yang telah meninggal dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Pada waktu bangun aku menikmati hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.6-7.8b.15)
1. Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku. Tunjukkanlah kasih setia-Mu yang ajaib, ya Engkau, yang menyelamatkan orang-orang yang berlindung pada tangan kanan-Mu terhadap pemberontak. Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
3. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:1-3)
   
"Beberapa wanita menyertai Yesus dan melayani Dia dengan harta bendanya."
    
Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid menyertai Dia, dan juga beberapa wanita, yang telah disembuhkan-Nya dari roh-roh jahat serta berbagai macam penyakit, selalu menyertai Dia. Para wanita itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana, isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita itu melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
 

Paus Fransiskus dalam surat ensikliknya yang pertama, Lumen Fidei, mengatakan, “Kematian Kristus memperlihatkan keandalan sempurna dari kasih Allah, terutama dalam terang kebangkitan-Nya. Sebagai Seorang yang bangkit, Kristus adalah saksi yang dapat dipercaya, patut diimani (bdk. Why 1:5; Ibr 2:17), dan sebuah pendukung yang kuat untuk iman kita. “Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu”, kata Santo Paulus (1 Kor 15:17). Seandainya kasih Bapa tidak menyebabkan Yesus bangkit dari kematian-Nya, seandainya kasih itu belum mampu mengembalikan tubuh-Nya untuk hidup kembali, maka itu tidak akan menjadi sebuah kasih yang benar-benar dapat diandalkan, yang mampu menerangi juga kegelapan dari kematian. … Umat Kristiani, mengakui iman mereka dalam kasih Allah yang nyata dan kuat yang benar-benar bertindak dalam sejarah dan menentukan tujuan akhirnya: sebuah kasih yang dapat dijumpai, sebuah kasih yang sepenuhnya terungkap dalam sengsara, kematian dan kebangkitan Kristus.” (Lumen Fidei, 17). Iman akan kebangkitan orang-orang mati sudah menjadi bagian hakiki dari iman kristen. Dasar utamanya adalah iman akan Kristus yang sungguh telah bangkit dari antara orang mati dan hidup selama-lamanya. Kebangkitan Kristus membawa harapan bagi umat yang beriman kepada-Nya bahwa mereka akan ikut dibangkitkan sesudah kematian. Gereja Katolik tidak mengakui adanya reinkarnasi (kelahiran kembali ke dunia setelah kematian). Katekismus Gereja Katolik dengan tegas mengatakan bahwa: ”Apabila jalan hidup duniawi kita yang satu-satunya sudah berakhir” (LG 48), kita tidak kembali lagi, untuk hidup beberapa kali lagi di dunia. ”Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi” (Ibr 9:27). Sesudah kematian tidak ada ”reinkarnasi” (KGK 1012). Dengan iman akan Kristus yang telah bangkit, Gereja Katolik percaya bahwa orang-orang benar sesudah kematiannya akan hidup untuk selama-lamanya bersama Kristus yang telah bangkit kembali dan Ia akan membangkitkan mereka pada akhir zaman. Seperti kebangkitan-Nya, demikian pula kebangkitan kita adalah karya Tritunggal Mahakudus (KGK 989).

Dalam bacaan Injil, Yesus berkeliling dari desa ke desa dan dari kota ke kota untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah. Dia tidak pernah berhenti. Di mana pun dan kapan pun menjadi kesempatan untuk mewartakan kabar gembira. Semangat macam ini hendaknya menjadi semangat semua orang dalam hidupnya sehingga hidup ini menjadi makin berarti untuk sesama. Injil sering menampilkan kebersamaan Yesus dengan para wanita. Tidak bisa dipungkiri bahwa sosok Yesus menarik banyak wanita untuk berada di sekitar-Nya. Memang para wanita di sekeliling Yesus memberi sumbangan terhadap karya-karya-Nya. Selain itu Yesus juga memberdayakan para wanita. Yesus melibatkan para wanita dalam karya-karya-Nya; entah wanita yang pernah disembuhkan, wanita yang ditolong atau wanita yang dimaafkan dari kesalahan mereka.

Marilah kita mengikuti teladan para perempuan pada bacaan Injil hari ini. Mereka melayani Yesus dengan segala harta kekayaan mereka. Untuk Tuhan dan kebaikan bagi sesama, harta kekayaan mesti direlakan dan dibagikan.
  
     
-NVL-

Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.

Kamis, 18 September 2014 Hari Biasa Pekan XXIV
  
1Kor. 15:1-11; Mzm. 118:1-2,16ab-17,28; Luk. 7:36-50.
 
Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih.
  
Nyambung dengan renungan kemarin. Siapa sih di antara kita yang tidak punya dosa? Semua pasti punya, baik dalam pikiran, perasaan, perkataan maupun perbuatan. Untuk mendapatkan pengampunan, selain dengan menyesal, mengaku dosa atau menerima sakramen rekonsiliasi dan melakukan penitensi, kita juga harus banyak berbuat kasih. Dosa-dosa yang kita lakukan, hampir semuanya melawan kasih. Maka dengan berbuat kasih, kita melakukan silih atas dosa-dosa kita itu. Namun, hal ini tidak mudah. Sebab, kita yang sudah berdosa, seringkali justru menambah dosa, misalnya dengan menghakimi sesama kita yang juga berdosa. Untuk itu, marilah kita mohon rahmat kepada Tuhan agar kita dimampukan untuk semakin banyak berbuat kasih sebagai silih atas dosa-dosa kita. St. Paulus menegaskan bahwa, "Kasih tidak berbuar jahat terhadap sesamanya" (Rm 13:10).

Doa: Tuhan, mampukan kami untuk semakin banyak berbuat kasih. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy