| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

“Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun”

Jumat, 26 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
 

Pkh. 3:1-11;  Mzm. 144:1a,2abc,3-4;  Luk. 9:18-22
  
“Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun” 

Mengapa Yesus melarang para murid untuk memberitahukan pengetahuan mereka tentang diri-Nya? Sebab, pengetahuan tentang Yesus, tidak cukup hanya berasal dari orang lain. Informasi tentang Dia dari orang lain, sebagaimana dilakukan oleh para orang tua kepada anak cucunya, atau dari katekis kepada para ketekumennya, atau dari pastor kepada umatnya, atau dari guru/dosen kepada (maha)siswanya memang perlu. Tapi itu semua tidak cukup karena hanya menyentuh sisi pengetahuan atau inteltual saja. Pengenalan akan Yesus harus lebih mendalam daripada sekedar pengetahuan intelektual sebab harus sampai pada pengalaman dan relasi personal dengan-Nya. Itulah makanya, kendati iman itu datang dari pendengaran (Rm 10:17), artinya pertama-tama kita mendengar informasi tentang Yesus lalu mengimani-Nya, tetapi untuk selanjutnya kita harus semakin mengenal dan mengimani-Nya berdasarkan pengalaman dan relasi personal kita dengan-Nya. Pengenalan kita akan Yesus, pada gilirannya menentukan pengenalan kita akan diri kita sendiri sebagaimana pengenalan Yesus akan Allah - yang selalu dibangun dalam doa-doa pribadi-Nya (Luk 9:18) - juga menentukan pengenalan Yesus akan diri-Nya sendiri dan apa kehendak Allah atas diri-Nya.

Doa: Tuhan, bimbinglah kami untuk terus-menerus mengenal Engkau dan berelasi secara personal dengan-Mu supaya kami pun semakin mengenal jati diri kami dan kehendak-Mu atas kami. Amin. -agawpr-

Informasi Harga Buku Renungan 2015



Inspirasi Batin (Januari-April 2015) Rp 45.000
Ziarah Batin 2015 (Softcover) Rp 55.000
Ruah (Oktober-Desember 2014) Rp 30.000 
Cafe Rohani per bulan Rp 5.000  
Orang Kudus sepanjang tahun Rp 80.000

Anda yang berminat membaca setiap hari buku renungan tersebut dapat membelinya di toko buku rohani katolik terdekat.

*belum termasuk biaya kirim (bila ada)
*Mutiara Iman dan Ziarah Batin 2015 tersedia di Gramedia tertentu.  (hingga 25 September 2014, RH Mutiara Iman 2015 belum tersedia)

++ bukan iklan ++

Jumat, 26 September 2014 Hari Biasa Pekan XXV

Jumat, 26 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
  
Membaca Kitab Suci berarti berpaling kepada Kristus untuk meminta nasihat (St. Fransiskus Assisi)
 
Antifon Pembuka (Mzm 144:1a-2abc)

Terpujilah Tuhan gunung batuku! Dialah tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku.

Tobat 3

Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Sang Almasih, Putra Allah yang hidup, Penyelamat umat manusia. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Putra Manusia yang menderita, ditolak, dan dibunuh, namun bangkit jaya, menyelamatkan kami semua. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Putra Allah yang menjadi manusia, yang memanggil dan mengangkat kami menjadi anak-anak Allah. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

Ya Allah, bukalah hati kami untuk semakin mengenal Putra-Mu yang telah Kauutus untuk menebus dosa-dosa kami. Semoga, kami Kauberi kekuatan untuk mengikuti jejak Putra-Mu itu, yaitu kerelaan untuk mengampuni sesama kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (3:1-11)
   
"Untuk segala sesuatu di bawah langit ada waktunya."
   
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Terpujilah Tuhan gunung batuku.
Ayat. (Mzm 144:1-2.3-4)
1.. Terpujilah Tuhan, Gunung batuku! Ia menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku; Ia menjadi perisai, tempat aku berlindung.
2. Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Manusia tak ubahnya seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang berlalu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Anak Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:18-22)
   
"Engkaulah Kristus dari Allah. Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan."
     
Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka, "Kata orang banyak siapakah Aku ini?" Mereka menjawab, "Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia; ada pula yang mengatakan: Salah seorang nabi dari zaman dulu telah bangkit." Yesus bertanya lagi, "Menurut kalian, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus, "Engkaulah Kristus dari Allah." Dengan keras Yesus melarang mereka memberitakan hal itu kepada siapa pun. Ia lalu berkata, "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh para tua-tua, oleh para imam kepala dan para ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
  Yesus, dalam Injil Lukas 9:18-22 mengajak para murid untuk masuk dalam sebuah pemahaman yang mendalam tentang siapakah yang mereka ikuti. Kepada para murid Yesus bertanya “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Setelah mendapat jawaban Yesus bertanya kembali, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” 2 model pertanyaan yang diajukan Yesus bukannya tanpa makna. Istilah kata orang menujuk pengertian murid tentang Yesus yang diperoleh dari cerita orang lain. Namun Yesus mengajak para murid untuk tahu tentang diri-Nya bukan dari kata orang. Istilah menurut kamu melukiskan pemahaman pribadi. Pengakuan atau penyataaan diri sebagai orang katolik atau pengikut Yesus Kristus secara terus terang, terbuka di hadapan umum bagi beberapa orang sering menakutkan, maka di hadapan umum sering menyembunyikan identitas dirinya sebagai pengikut Yesus Kristus. Ada ketakutan atau kekhawatiran ketika dirinya diketahui sebagai orang katolik atau pengikut Yesus Kristus akan menghadapi aneka ejekan, cemoohan, ancaman melalui berbagai cara, termasuk dikucilkan dari lingkungan hidup maupun kerjanya. Itulah juga yang kiranya dialami oleh Petrus dan teman-temannya ketika secara vokal ia mengakui Yesus sebagai “Mesias dari Allah”, kemudian Yesus melarang mereka memberitahukan hal tersebut.

  Yesus, dengan menunjuk kepada diri-Nya sendiri, yaitu bahwa pelaksanaan misi-Nya membawa-Nya kepada salib, Yesus mengajarkan bahwa kita para pengikut-Nya juga harus melalui jalan yang sama. Hidup sebagai seorang Kristen, dengan segala tuntutannya, merupakan sebuah salib yang harus dipikul, untuk mengikuti Kristus. Kristus tidak mengajarkan jalan pintas berupa euforia sesaat, atau dedikasi yang hanya sesekali atau setengah- setengah, tetapi Ia menghendaki komitmen total seumur hidup -yang melibatkan penyangkalan diri- dengan ketaatan dan kesetiaan terhadap kehendak Allah, sebagaimana dicontohkan-Nya. Penderitaan Yesus di salib adalah penderitaan sebagai konsekuensi atas kerelaan-Nya untuk berkorban demi keselamatan kita. Maka, penderitaan salib itu bukanlah penderitaan karena kesalahan, kecerobohan, dan kesembronoan kita tetapi merupakan risiko yg harus kita tanggung karena kita mengikuti Yesus dan/atau karena kita menyelamatkan (menolong, membantu, mengasihi) sesama. Inilah perwujudan iman kita sesuai permintaan Yesus, untuk menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti-Nya.
  
NVL#RENUNGAN PAGI

"Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas"

Kamis, 25 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV

  
Pkh. 1:2-11; Mzm. 90:3-4,5-6,12-13,14,17; Luk. 9:7-9.
 
"Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan iapun merasa cemas"
  
Orang yang telah melakukan kejahatan, biasanya merasa cemas karena rasa bersalah dalam hatinya. Tinggal bagaimana orang menyikapinya. Kalau rasa cemas itu dibiarkan dan malah merasionalisasi kejahatan yang dilakukan serta mencari pembenaran diri, maka rasa cemas itu akan terpendam, namun tidak hilang. Setiap saat bisa muncul dan tidak akan membantu orang tersebut untuk mengkoreksi dan memperbaiki diri menuju pada pertobatan. Sebaliknya, bila rasa cemas itu disikapi secara positif, misalnya dengan keberanian untuk mengakui kesalahan dan kejahatan yang telah dilakukan lalu berusaha meminta maaf, kendati harus menanggung hukuman atau silih sebagai konsekuensi dari perbuatannya itu, maka rasa cemas akan benar-benar hilang. Sebab, orang itu telah diperdamaikan, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain yang menjadi korban kejahatannya. Kalau dikaitkan dengan Sakramen rekonsiliasi, kita imani bahwa sakramen ini sungguh-sungguh memperdamaikan kita dengan Tuhan dan sesama, apalagi kalau kita ikuti dengan permintaan maaf kepada sesama dan usaha konkret untuk memperbaiki diri dan tidak mengulangi dosa, kejahatan dan kesalahan. Herodes gagal melakukannya. Bagaimana dengan kita? Dengan bantuan rahmat Allah, kita terus-menerus berusaha.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mengolah secara positif rasa cemas yang seringkali kami alami manakala kami melakukan dosa dan kesalahan supaya mendorong kami pada pertobatan yang berhasil. Amin. -agawpr-

Kamis, 25 September 2014 Hari Biasa Pekan XXV

Kamis, 25 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
   
”Tak seorang pun dapat mempunyai Allah sebagai Bapa jika tidak mempunyai Gereja sebagai Bunda” (St. Siprianus)
    

Antifon Pembuka (
Pkh 1:9)
    
Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah terjadi akan terjadi lagi; tiada sesuatu pun yang baru di dunia ini.
  
Doa Pagi

Allah Bapa kami, Engkau menyinari setiap orang dengan cahaya yang memancar dari diri Putra-Mu, agar manusia selalu memikirkan yang layak dan berkenan di hati-Mu. Kami bersyukur atas Sabda-Mu yang menerangi hati kami. Semoga kami mampu menjadi pemantul cahaya kasih-Mu bagi sesama, pembawa damai dan pejuang keselamatan sesama, sehingga semua orang bisa merasakan bahwa kerajaan kasih-Mu sungguh hadir di tengah dunia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Segala bentuk aktivitas yang seolah-olah mengubah sesuatu ternyata sudah pernah ada dan tidak membawa sesuatu yang baru. Oleh karena itulah fokus kepada yang abadi dan tetap menjadi penting. Yang abadi dan tetap itu adalah Allah sendiri.
 
Bacaan dari Kitab Pengkhotbah (1:2-11)
    
"Tiada sesuatu yang baru di bawah matahari."
     
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia! Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak bosan-bosan melihat, telinga tidak puas-puas mendengar. Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tiada sesuatu yang baru di bawah matahari. Adakah sesuatu yang dapat dikatakan, “Lihat, ini baru!” Tetapi sebenarnya hal itu dahulu sudah ada, lama sebelum kita. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.
Ayat. (Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17; R:1)
1. Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.
2. Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.
3. Ajarilah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, berapa lama lagi? dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
4. Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami teguhkanlah!
  
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (bdk. Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan hidup, sabda Tuhan. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
   
Para nabi dan Yesus sendiri datang membawa kebenaran Allah dan mengajak semua orang untuk bertobat. Lebih dari itu, kuasa ilahi Yesus juga sangat menggetarkan. Inilah yang membuat Herodes semakin cemas.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:7-9)
     
"Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?"
     
Ketika Herodes, raja wilayah Galilea, mendengar segala sesuatu yang terjadi, ia merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi zaman dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata, “Yohanes kan telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal besar itu?” Lalu ia berusaha untuk dapat bertemu dengan Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
   
Renungan
  
Herodes merasa cemas dan takut. Dia mendengar bahwa Yohanes Pembaptis yang telah ia bunuh itu telah bangkit dalam diri Yesus. Herodes ingin bertemu dengan Yesus sebab ia ingin memastikan apakah kehadiran Yesus ini akan mengusik lagi rasa amannya seperti telah dilakukan Yohanes. Bagi orang berdosa kehadiran seorang yang benar dan saleh tentu akan mengganggu dan mengusik hati. Hanya saja, bagaimana sikap kita selanjutnya, apakah kita menghindar? Atau apakah kita jusru bertobat serta memperbaiki diri?

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur karena telah Kau perkenankan mendengarkan firman-Mu. Semoga firman-Mu yang telah kami dengar menghidupkan dan menghidupi kami, sehingga kami makin mampu memuliakan Dikau. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
    
  
    RUAH

“Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit”

Rabu, 24 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
 

Ams 30:5-9; Mzm 119:29, 72, 89, 101, 104, 163; Luk 9:1-6
  
“Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit”
 
Yesus mengutus para murid tetapi melarang mereka untuk membawa bekal. Bukan untuk menelantarkan mereka. Sebab, bekal non meteri yang Ia berikan jauh lebih dari cukup. Mereka diberi-Nya tenga dan kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan penyakit, yang kalau dipakai dengan baik pasti pendatangkan kebaikan dan tentu saja membuat mereka tidak berkekurangan. Dengan pergi tanpa bekal, mereka diajak untuk mengandalkan Tuhan dan secara total melaksanakan tugas perutusannya, tanpa disibukkan dengan urusan perbekalan. Selain itu, karena tanpa bekal, mereka juga akan selalu ingat untuk kembali kepada Yesus, Sang Sumber Hidup sejati. Secara sederhana, Injil ini dapat kita terapkan dalam keterkaitan erat antara hidup doa dan Ekaristi dengan hidup sehari-hari. Dalam doa dan Ekaristi, kita datang kepada Tuhan untuk menerima tenaga dan kuasa dari-Nya, kemudian kita kembali dalam rutinitas hidup sehari-hari untuk melaksanakan tugas perutusan dari-Nya. Di waktu yang akan datang, kita berhenti dari pekerjaan-pekerjaan kita dan kembali lagi kepada Tuhan guna menerima tenaga dan kuasa yang baru, kemudian pergi lagi untuk bekerja. Begitulah seterusnya siklus hidup beriman kita. Kita bekerja dan menjalankan rutinitas hidup sehari-hari dengan bekal, tenaga dan kuasa dari Tuhan sendiri.

Doa: Tuhan, kami bersyukur karena melalui doa dan Ekaristi, Engkau selalu memberikan bekal, tenaga dan kuasa bagi kami untuk melaksanakan tugas perutusan  dan pekerjaan kami sehari-hari. Amin. -agawpr-

Rabu, 24 September 2014 Hari Biasa Pekan XXV

Rabu, 24 September 2014
Hari Biasa Pekan XXV
    
Tidak ada yang lebih indah dalam hidup kecuali dikejutkan oleh Injil, yang di dalamnya kita berjumpa dengan Kristus. (Paus Benediktus XVI)
     

Antifon Pembuka (Ams 30:5)
 
Semua sabda Tuhan adalah murni. Tuhan itu perisai bagi orang yang berlindung pada-Nya.
   
Tobat 3

      
Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Guru dan Nabi Agung, yang mengikutsertakan orang-orang pilihan-Mu mewartakan pertobatan dan Injil. Tuhan, kasihanilah kami.

Engkaulah Imam Agung, yang mendamaikan kami dengan Allah dengan pengorbanan di salib dan kebangkitan-Mu. Kristus, kasihanilah kami.

Engkaulah Raja dan Gembala Agung yang mengajak para murid mengumpulkan domba-domba-Mu. Tuhan, kasihanilah kami.

Doa Pagi

  
Ya Allah, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu, Engkau telah memilih kami menjadi anak-anak-Mu. Engkau juga mengutus kami sebagai pewarta Kabar Gembira. Berilah kami kekuatan untuk menunaikan tugas kami dengan setia dan gembira serta penuh cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Bacaan dari Kitab Amsal (30:5-9)
    
 
"Janganlah aku Kauberi kemiskinan atau kekayaan, melainkan hanyalah kebutuhan hidupku secukupnya."
    
Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya. Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta. Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah pelita bagi langkahku.
Ayat. (Mzm 119:29.72.89.101.104.163)
1. Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah hukum-Mu kepadaku.
2. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
3. Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga. Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada firman-Mu.
4. Aku beroleh pengertian dari titah-titah-Mu, itulah sebabnya aku benci segala jalan dusta.
5. Aku benci dan merasa jijik terhadap dusta, tetapi hukum-Mu kucintai.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:1-6)
   
"Ia mengutus para murid mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang sakit."
     
Sekali peristiwa Yesus memanggil keduabelas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Ia mengutus mereka untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang-orang. Yesus berkata kepada mereka, "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan. Jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Apabila kalian diterima di suatu rumah, tinggallah di situ sampai kalian berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kalian, keluarlah dari kota mereka, dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka." Lalu pergilah mereka, dan menjelajah segala desa, sambil memberitakan Injil serta menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
    
Renungan
   

Saat mengendarai sepeda motor atau mobil dengan kecepatan 80 km/jam atau lebih orang bisa tetap nyaman. Mengapa? Karena ia yakin bahwa rem kendaraan yang ditumpanginya berfungsi dengan baik. Remlah yang mengendalikan kendaraan sehingga setiap pengguna kendaraan bisa sampai di tempat tujuan dengan selamat.

Hidup kita setiap hari pun perlu dikendalikan. Hidup kita perlu di rem sehingga bisa terus berjalan di rel atau jalan yang telah dipilih. Perjalanan kehidupan perlu dikontrol dan diatur kecepatan dan arahnya. Sebagaimana kendaraan besar yang dikendalikan oleh setir dan rem yang begitu kecil, maka kita pun perlu menjadikan Sabda Tuhan sebagai “setir” dan “rem” yang mengatur sehingga kita tetap berjalan di jalan yang telah ditunjukkan-Nya. Dalam bahasa Rasul Paulus, agar hidup kita sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu (Ef 4:1).

Ketika memanggil dan mengutus kedua belas murid-Nya, kepada mereka Yesus berpesan, “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju” (Luk 9:3). Kepada mereka Yesus memberikan tenaga dan kuasa untuk mengusir setan-setan, menyembuhkan penyakit-penyakit, dan memberitakan Kerajaan Allah (ay. 1-2). Syaratnya, mereka tidak membawa berbagai macam bekal dalam perjalanan.

Seorang utusan haruslah memiliki sikap ketergantungan total pada Allah yang telah mengutusnya. Ia yang telah mengutus, Ia pulalah yang akan menyediakan berbagai macam hal yang dibutuhkan. Dengan demikian, dari pihak para utusan, kepercayaan dan kepasrahan pada penyelenggaraan Ilahi merupakan suatu tuntutan mutlak yang harus diperhatikan. Dari pihak Dia yang telah mengutus dan memberitakan kita tugas serta kepercayaan untuk menyembuhkan orang sakit, mewartakan Kerajaan Allah serta menguasai setan-setan pasti juga menyediakan apa yang kita butuhkan.

Mari kita menjadikan keluarga kita sebagai Gereja Rumah Tangga yang bertumbuh hari demi hari serta diterangi oleh Sabda Tuhan. St. Hieronimus berkata, “Tidak mengenal Kitab Suci, berarti tidak mengenal Allah.” Jika kita tidak mengenal Allah lewat Kitab Suci, bagaimana kita mau bersandar pada penyelenggaraan-Nya? (CAFE ROHANI)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy