| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Rabu, 01 Oktober 2014
Pesta Sta. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja

   
Yes. 66:10-14b atau 1Kor. 12:31-13:13; Mzm. 131:1,2,3; Mat. 18:1-5
          
"Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
     
St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus atau yang juga kita kenal sebagai St. Theresia Liseux, yang kita peringati hari ini merupakan seorang biarawati Karmelit yang meninggal dalam usia sangat muda, 24 tahun. Namun, dalam usia yang begitu muda tersebut, ia telah berhasil menghayati kesucian hidup yang luar biasa. Sebagaimana ditunjukkan dalam catatan riwayat pribadinya, "Kisah Suatu Jiwa", kesucian hidup dapat dicapai oleh siapa saja, betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya ialah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cintakasih yang murni kepada Tuhan. Marilah kita hayati ajakan pertobatan dan menjadi seperti anak kecil dari Yesus ini berdasarkan teladan St. Theresia. Kita lakukan tugas dan pekerjaan kita sehari-hari, termasuk yang kecil dan sederhena, bahkan terkesen remeh dengan semangat cinta kasih yang murni sebagai wujud pengabdian kita kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk senantiasa melakukan tugas dan pekerjaan kami sehari-hari dengan penuh cinta kasih. Amin. -agawpr-

Rabu, 01 Oktober 2014 Pesta Sta. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja

Rabu, 01 Oktober 2014
Pesta Sta. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan-Pujangga Gereja
    
“Salib selalu menyertaiku sejak masa bayi, tetapi Yesus membuatku mencintainya dengan semangat besar.” (Sta. Teresia dari Kanak-kanak Yesus)
    
   
Antifon Pembuka (bdk. Ul 32:10-12)
           
Tuhan membimbing dan mengajar Teresia, menjaganya laksana biji mata. Tuhan membentangkan sayap sebagai rajawali dan membawanya serta dengan aman sentosa. Hanya Tuhanlah pemimpinnya.
   
The Lord led her and taught her, and kept her as the apple of his eye. Like an eagle spreading its wings he took her up and bore her on his shoulders. The Lord alone was her guide.
     
 Pada Misa hari ini ada Kemuliaan/Gloria   
  
Doa Pagi 
         
Ya Allah, bukalah hati kami untuk memancarkan sukacita dan kasih-Mu kepada mereka yang kami jumpai sepanjang hari ini, seperti telah dihayati oleh orang kudus-Mu, St. Teresia dari Kanak-kanak Yesus, yang dirayakan pestanya pada hari ini. Semoga hidup kami menjadi saluran kasih-Mu sehingga mereka dapat mengalami kasih sejati yang berasal dari-Mu sendiri. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Yesaya (66:10-14c)
     
"Aku mengalirkan kepadanya keselamatan dari sungai."
        
Bersukacitalah bersama-sama Yerusalem, dan bersorak-sorailah karenanya, hai semua orang yang mencintainya! Bergiranglah bersama-sama dia segirang-girangnya, hai semua orang yang berkabung karenanya! Hendaknya kamu minum susu yang menyegarkan dan menjadi kenyang, hendaknya kamu menghirup dan menikmati susu yang bernas. Sebab beginilah firman Tuhan: Sungguh, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir. Kamu akan menyusu, akan digendong, dan akan dibelai-belai di pangkuan. Seperti seseorang yang dihibur ibunya, demikianlah kamu akan Kuhibur; kamu akan dihibur di Yerusalem. Apabila kamu melihatnya, hatimu akan girang, dan kamu akan seperti rumput muda yang tumbuh lebat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
atau
      
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:31-13:13)
     
"Sekarang tinggal iman, harapan, dan kasih, namun yang paling besar diantaranya adalah kasih."
      
Saudara-saudara, berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan mengetahui segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Kasih itu sabar, kasih itu murah hati dan tidak cemburu. Kasih tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas ketidakadilan, tetapi atas apa yang benar. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, dan sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap, dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi bila yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang kita melihat gambar yang samar-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, pengharapan dan kasih. Namun yang paling besar di antaranya adalah kasih.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Jagalah aku dalam damai-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 131:1.2.3)
1. Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
2. Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
3. Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan-Mu Kaunyatakan kepada orang kecil.
   
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5)
     
"Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
       
Sekali peristiwa datanglah murid-murid kepada Yesus dan bertanya, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

    

Kita sudah biasa mendengar kata “bertobat”. Kata-kata yang segera muncul dalam benak kita begitu mendengar kata bertobat, misalnya, “Kita sudah melakukan dosa, perbuatan tidak baik yang mencemari diri sendiri dan melukai sesama.” Kemudian sikap semacam ini tidak salah. Namun, jika pemahaman kita hanya sampai di sini, kita akan segera putus asa atau bisa jadi kita tak peduli lagi dengan dosa.
   
 Ketika para murid bertanya kepada Yesus tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga (Mat 18:1-5), Yesus segera memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Hal menarik yang dilakukan Yesus adalah, Dia mengatakan “bertobat, dan “mencari seperti anak kecil”. Diajak bertobat, karena kita sudah menjauhkan diri dari Dia dan tidak mempedulikan kasih-Nya. Kembali kepada-Nya berarti berjiwa seperti anak kecil yang percaya pada orangtuanya; bila dipanggil segera datang, bahkan bersedia duduk di pangkuan dan dipeluk orangtuanya. Dengan demikian kita berada dalam kebahagiaan-Nya, mengalami sukacita Kerajaan Surga.
   
 Sikap inilah yang dihidupi oleh Sta. Theresia dari Kanak-kanak Yesus yang kita rayakan pestanya hari ini. Pengalaman kasih sayang sang ayah, membuat Sta. Theresia tahu dan mengalami arti pentingnya cinta. Karena itu, tidak mengherankan jika dia berkata, “Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini ataupun itu. Ia ingin kita mencintai-Nya.” Di sini Sta. Theresia mau mengatakan bahwa kita manusia kurang menyadari akan kasih Yesus yang begitu besar. Padahal, kesadaran inilah yang membuat kita bahagia dan berani meninggalkan perbuatan dosa. Sebaliknya, kita akan terus terdorong untuk membahagiakan sesama lewat perbuatan baik kita. Tak heran, jika pada akhir hidupnya Sta. Theresia berkata, “Aku berjanji untuk tetap mencintai dan menolong sesama dari surga.”
   
 Itulah tanda orang bertobat, mau kembali kepada Yesus dan menjadi seperti anak kecil. Ia lebih memikirkan lebih Yesus yang melimpah dan memberi energi yang selalu baru untuk menyalurkan kasih-Nya bagi sesama. Mari kita selalu kembali kepada Yesus, mengalami kasih-Nya dan selanjutnya menjadi saluran kasih Yesus bagi sesama. (KRISNA/CAFE ROHANI)
  
   
Antifon Komuni (lih. Mat 18:3)
     
Tuhan bersabda, "Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."

"Orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem."

Selasa, 30 September 2014
Peringatan Wajib St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
 

Ayb. 3:1-3,11-17,20-23; Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8; Luk. 9:51-56.

"Orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem."
  
Di penghujung Bulan Kitab Suci Nasional ini, kita memperingati Santo Hieronimus. Dia adalah seorang Pujangga Gereja abad -4, yang sangat ahli dalam 3 bahasa klasik, yakni Latin, Yunani dan Ibrani. Maka, ia diberi kepercayaan oleh Paus Damasus untuk membuat terjemahan baru seluruh teks Kitab Suci ke dalam Bahasa Latin. Untuk menunaikan tugas itu, ia tinggal di Betlehem selama 30. Selama kurun waktu itu, ia berhasil membuat terjemahan baru Kitab Suci dalam Bahasa Latin (Vulgata). Perjanjian Lama diterjemahkannya dari bahasa Ibrani dan Aramik, sedangkan Perjanjian Baru dari bahasa Yunani. Keakrabannya dengan Kitab Suci membuatnya berkesimpulan bahwa Kitab Suci merupakan sarana utama untuk mengenal Kristus. Ia mengatakan, "Tidak mengenal Kitab Suci, berarti tidak mengenal Kristus". Kitab Suci membantu kita untuk mengenal Yesus secara utuh, mulai dari pre-eksistensinya sebagaimana diramalkan dan dipersiapkan dalam Perjanjian Lama, kelahiran-Nya, karya dan pengajaran-Nya, sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya serta kenaikan-Nya ke surga, juga karya dan penyertaan-Nya dalam diri para murid dan Gereja Perdana. Semua yang dilakukan-Nya tersebut mempunyai satu tujuan, yakni demi keselamatan kita. Oleh karena itu, marilah kita semakin mengakrabkan diri dengan Kitab Suci supaya kita semakin mengenal Dia yang menyelamatkan kita dan menerima-Nya sepenuh hati dengan segala konsekuensinya.

Doa: Tuhan, berilah kami kerinduan untuk semakin mencintai Kitab Suci sehingga kami semakin mengenal dan mengimani Engkau. Amin. -agawpr-

Selasa, 30 September 2014 Peringatan Wajib St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja

Selasa, 30 September 2014
Peringatan Wajib St. Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
   
“Orang yang tidak tahu akan Kitab Suci, juga tidak tahu akan Allah dan kebijaksanaan-Nya” (St. Hieronimus)

     
Antifon Pembuka (bdk. Mzm 1:2-3)
  
Sungguh, diberkatilah dia yang merenungkan hukum Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam: Ia akan menghasilkan buah pada musimnya.
     
Blessed indeed is he who ponders the law of the Lord day and night: he will yield his fruit in due season.
    

atau
 
Kitab Suci hendaknya kaubaca senantiasa dan kaurenungkan siang dan malam. Peliharalah dan laksanakanlah segala sesuatu yang tertulis di dalamnya. Maka jalan hidupmu akan lurus dan sabda Tuhan akan kaupahami.

Doa Pagi

Ya Allah, melalui Kitab Suci Engkau menyatakan kehendak-Mu yang menuntun langkah hidup kami. Jadikanlah kami pelaksana-pelaksana sabda-Mu berkat semangat persaudaraan dan pertobatan. Maka akan terwujudlah kiranya kerajaan-Mu di tengah-tengah kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Penderitaan membuat Ayub kembali melihat masa kecilnya, mengapa dipelihara dan dibiarkan hidup? Bukankah jauh lebih baik mati daripada menderita seperti saat ini? Tak ada seorang pun yang bisa menjawab. Hanya Allah yang tahu apa maksud penderitaan dalam kehidupan Ayub.

 
Bacaan dari Kitab Ayub (3:1-3.11-17.20-23)
     
      
"Mengapa orang malang diberi terang?"
           
Dalam kemalangannya, Ayub membuka mulut dan mengutuki hari kelahirannya, katanya, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku, dan malam yang mengatakan, ‘Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan’. Mengapa aku tidak mati waktu lahir? Atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Mengapa ada pangkuan yang menerimaku? Mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? Andaikata semua itu tidak ada, aku sekarang berbaring dengan tenang. Aku tertidur dan dapat beristirahat bersama para raja dan para penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya; atau bersama para pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak. Mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang? Di sanalah orang jahat berhenti menimbulkan huru-hara; di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapatkan istirahat. Mengapa orang malang diberi terang dan orang yang pedih hati dibiarkan hidup? Mereka menantikan maut, yang tak kunjung datang, mereka mengejarnya lebih daripada menggali harta terpendam; bila mereka menemukan kubur, mereka bersukaria dan bersorak-sorai dengan gembira. Mengapa dibiarkan hidup orang yang tidak tahu mesti ke mana? Orang yang dikepung oleh Allah?”
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 88:2-3.4-5.6.7-8; R:3a)
1. Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.
2. Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan. Aku harus tinggal di antara orang-orang mati, seperti orang-orang yang mati dibunuh, terbaring dalam kubur, yang tidak Kauingat lagi, sebab mereka terputus dari kuasa-Mu.
3. Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.
4. Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku, telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar.
 
Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Sam 3:9; Yoh 6:68c)
Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
  
Yesus tidak menghendaki para murid-Nya membalas penolakan orang-orang Samaria dengan tindakan yang jahat. Yesus menyatakan bahwa kedatangan-Nya bukanlah untuk membinasakan, melainkan untuk menyelamatkan.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:51-56)
       
"Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem."
       
Ketika hampir genap waktunya diangkat ke surga, Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem. Diutus-Nya beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria di situ tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, “Tuhan, bolehkah kami menurunkan api dari langit untuk membinasakan mereka?” Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kalian tidak tahu apa yang kalian inginkan. Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.” Lalu mereka pergi ke desa lain.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

   

Banyak orang merasa bahwa seorang pengikut Kristus berhak menghukum serta menghakimi orang yang dianggap berdosa. Itulah yang terjadi pada para murid. Ketika pelayanan dan niat baik mereka ditolak oleh orang Samaria, mereka meminta izin agar menurunkan api dari langit. Hal ini tentu dikecam Yesus karena di balik keinginan mereka itu, Yesus melihat dosa kesombongan. Pengikut Kristus tak boleh menjadi orang yang sombong. Mereka harus bersedia menerima kutuk tanpa mengutuk, menderita salib tanpa menyalibkan orang lain. Bagaimana dengan sikapku?

Doa Malam

Allah Bapa kami sumber kehidupan, hidup kami telah Kauberi arti baru serta kesuburan dalam diri Yesus, Putra-Mu. Berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, dan menghimpun orang-orang menjadi satu umat, di mana harapan akan kedamaian takkan pernah memudar dan sabda-Mu menjadi daya kekuatan untuk membahagiakan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

  
RUAH

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Senin, 29 September 2014
Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung


Dan. 7:9-10,13-14 atau Why. 12:7-12a; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5; Yoh. 1:47-51.

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Hari ini kita memperingati para Malaikat Agung: Mikael, Gabriel dan Rafael. Mikael adalah panglima perang (bdk. Wah 12:7-9) dan pembela kita dalam menghadapi musuh, yakni roh-roh jahat (bdk. Dan 10:13). Gereja mengakui Mikael sebagai sebagai pelindung, pembela Gereja dalam penganiayaan, godaan dan perpecahan. Gabriel adalah pelayan dan utusan Allah yang membantu kita untuk mengerti misteri dan kehendak Allah (bdk Dan 8:16-18; 9:21-23). Secara khusus, ia diutus untuk membawa kabar gembira kepada Zakaria dan Maria (Luk 1:11-20; 26-38). Dengan kata lain, Gabriel adalah pembawa warta keselamatan dari Allah kepada manusia dan sekaligus memberikan penerangan ilahi sehingga terbukalah budi dan hati manusia untuk memahami dan meyakini kehendak Allah. Rafael adalah penyembuh dan sekaligus teman perjalanan (Tob 4-12). Gereja menghormati Rafael sebagai teman perjalanan hidup sekaligus sebagai tabib Allah yang diutus untuk menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan kelemahan jiwanya serta membebaskan manusia dari perhambaan setan. Ajaran dan Iman Gereja tentang Malaikat dapat dibaca dalam Ketekismus Gereja Katolik 328-336 (http://ekaristi.org/kat/index.php?q=328-336). Kita memang tidak melihat para malaikat secara fisik, namun kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa mereka diutus Tuhan untuk selalu menolong dan menyertai kita.


Doa: Ya para malaikat agung Allah, berkat pertolonganmu semoga kami senantiasa mampu mengalahkan roh jahat dan memahami misteri-misteri ilahi, lebih-lebih yang berkaitan dengan kehendak Tuhan atas diri kami. Amin. -agawpr-

Senin, 29 September 2014 Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung

Senin, 29 September 2014
Pesta St. Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaikat Agung

Gereja adalah “persekutuan para kudus “. Ungkapan ini berarti pada tempat pertama persekutuan pada “hal-hal kudus ” [sancta], terutama Ekaristi, yang olehnya “kesatuan para beriman, yang membentuk satu Tubuh dalam Kristus, dilambangkan dan diwujudkan ” (LG 3). (Katekismus Gereja Katolik, 960)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 103 (102): 20)

Pujilah Tuhan, hai semua malaikat-Nya, hai pahlawan perkasa, pelaksana titah-Nya, yang memperhatikan segala sabda-Nya.

Bless the Lord, all you his angels, mighty in power, fulfilling his word, and heeding his voice.
     
Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan/Gloria

Doa Pagi
  
Allah Bapa yang Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur karena Engkau telah mengutus ketiga Malaikat Agung: Mikael, Gabriel dan Rafael, untuk menjaga keselamatan rohani kami. Jadikanlah kami seperti Yesus, Putra-Mu, yang senantiasa melayani sesama dengan cinta yang tak kenal batas, yang tak membeda-bedakan sesama dan memberikan diri tanpa pamrih. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13.14)
 
"Pakaian-Nya putih seperti salju."
  
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekal adanya, dan kerajaannya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

atau

Bacaan dari Kitab Wahyu (12:7-12a)

Aku, Yohanes, melihat dalam suatu penglihatan: Timbul peperangan di surga, Mikael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan seekor naga, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di surga. Dan naga besar itu, Si Ular Tua yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi bersama dengan malaikat-malaikatnya. Dan aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah, sebab para terdakwa, yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah telah dilemparkan ke bawah. Mereka telah dikalahkan oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian saudara-saudara kita itu. Karena mereka tidak menyayangkan nyawa mereka sampai ke dalam maut. Karena itu bersukacitalah, hai surga dan kamu sekalian yang diam di dalamnya!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm. 138:1-2ab.2cde-3.4.5) 1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, sebab Engkau mendengarkan kata-kata mulutku; di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu, sebab Kaubuat nama dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu; mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan Tuhan, sebab besarlah kemuliaan Tuhan.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Pujilah Tuhan, hai segala tentara-Nya, muliakanlah Dia, hai para hamba yang melakukan kehendak-Nya.
 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:47-51)
 
"Engkau akan melihat malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak manusia."
  
Pada waktu itu Natanael datang kepada Yesus atas ajakan Filipus. Tatkala melihat Natanael datang, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu: ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan kaulihat.” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Injil hari ini mengajak kita untuk percaya kepada Allah sepenuh – penuhnya ketimbang manusia. Pernahkah kita merasakan ketika cemas dan takut untuk perlu datang kepada seorang yang dianggap ahli, seperti peramal atau paranormal ; untuk melihat kejadian kita di masa depan bahkan untuk memintakan sesuatu yang baik terjadi pada hidup kita? Natanael terkejut karena Yesus tahu bahwa ia (Natanael) adalah “…seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” (Yoh 1:47). Natanael bingung mengapa Yesus bisa mengenal dia. Kita sebagai orang yang beriman kepada Allah di dalam Gereja Katolik, harus sadar bahwa Allah tahu semua hal di dalam diri kita, dimana manusia belum tentu tahu semua hal di dalam diri kita. Allah tahu kecemasan di dalam hidup kita, Allah tahu apa yang kita pikirkan. Jadi, tidak perlu membuang kecemasan kepada paranormal sebab kita menjadikan Allah nomor dua di dalam hidup, kita tidak perlu lagi terus-terusan mengumpat karena sejatinya Allah tahu apa yang kita lakukan, sekalipun kita mampu membohongi sesama manusia.

Deus Providebit

"Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?"

Minggu, 28 September 2014
Hari Minggu Biasa XXVI

Yeh. 18:25-28; Mzm. 25:4bc-5,6-7,8-9; Flp. 2:1-11 Mat. 21:28-32.

"Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?"

  
Seorang ayah yang baik pasti menghendaki yang terbaik untuk anak-anaknya. Ia juga mendidik dan mengajari anak-anaknya dengan baik. Ia ingin agar anak-anaknya mendengarkan apa yang dikatakan dan melaksanakan apa yang dikehendaki. Nah, kepada Allah, kita juga menyebut Bapa sebab Ia telah berkenan mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Bagaimana sikap kita pada-Nya? Apakah kita merupakan anak yang selalu mendengarkan dan melaksanakan kehendak Bapa? Setiap hari kita berdoa Bapa Kami dan berseru "jadilah kehedak-Mu" tapi mungkin kita tidak selalu menyadari apa yang kita ucapkan sehingga tidak pula menghayati dan mempraktikannya dalam hidup sehari-hari. Mungkin kita lebih sering seperti anak yang pertama dalam Injil, yakni mengatakan "Ya" tetapi tidak melaksanakan. Kita mudah untuk tidak memenuhi apa yang kita katakan dan janjikan, lebih-lebih kalau tidak mengenakkan dan membawa keuntungan bagi kita tetapi malah harus disertai pengorbanan. Namun, kadang kita juga seperti anak kedua yang menolak kehendak dan perintah Tuhan, lalu menyesal dan akhirnya melaksanakannya. Mengapa Yesus tidak memberi perumpamaan anak ketiga, yakni anak yang mengatakan "Ya" dan langsung melaksanakan. Saya kira karena Yesus amat mengerti dengan kita. Kita bukanlah manusia sempurna itu. Maka, Yesus menuntut dan menilai sebagai baik sejauh yang mampu kita lakukan. Yang penting selalu ada kesadaran akan kerapuhan, penyesalan atas dosa dan kesalahan serta tindakan pertobatan yang nyata.
Doa: Tuhan, bantulah kami menjadi anak-anak-Mu yang baik, yang selalu berjuang untuk melaksanakan kehendak-Mu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy