| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Terbaik dan Tetap Aman


Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus pada Hari Minggu Misi Sedunia 19 Oktober 2014

PESAN BAPA SUCI PAUS FRANSISKUS
PADA HARI MISI SEDUNIA
19 Oktober 2014
    
Janganlah kita kehilangan Sukacita Evangelisasi!
 Para pembaca yang budiman. Sebenarnya Bapa Suci, Paus Fransiskus, tidak memberi tema khusus dalam pesan misionernya pada Hari Misi Sedunia ini. Tema tersebut saya ambil dari sebuah kalimat dari pesan misioner beliau berikut ini (Dirnas KKI).

Saudara-saudari yang terkasih.
 Dewasa ini masih begitu banyak orang belum mengenal Yesus Kristus. Karena alasan inilah, maka misi atau perutusan kepada bangsa-bangsa (missio ad gentes) harus dipandang sangat mendesak. Semua anggota Gereja dipanggil untuk mengambil bagian dalam perutusan ini karena Gereja pada hakikatnya adalah misioner: Gereja ada untuk “pergi ke luar”. Hari Misi Sedunia adalah suatu momen istimewa karena seluruh umat beriman dari semua benua terlibat dalam doa dan berbagai aksi solidaritas yang konkrit untuk mendukung Gereja-Gereja muda di tanah-tanah misi. Hari Misi Sedunia adalah suatu perayaan rahmat dan sukacita. Disebut suatu perayaan rahmat, karena Roh Kudus yang diutus oleh Bapa memberi hikmat dan kekuatan kepada mereka yang taat kepada bimbingan Roh Kudus. Disebut suatu perayaan sukacita, karena Yesus Kristus, Putra Bapa, diutus untuk mewartakan Injil kepada dunia, mendorong dan menyertai usaha-usaha misioner kita. Oleh karena itu, Sukacita Yesus dan para murid-Nya yang berjiwa misioner tersebut membimbing saya untuk menampilkan suatu gambaran biblis yang dapat kita temukan dalam Injil Lukas (bdk. Luk. 10:21-23).
   
1. Penginjil (Lukas) menceritakan kepada kita bahwa Tuhan mengutus 72 murid berdua-dua ke kota-kota dan ke desa-desa untuk memberitakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, dan untuk mempersiapkan orang-orang untuk berjumpa dengan Yesus. Setelah melaksanakan misi pewartaan tersebut, para murid kembali dengan penuh sukacita: jadi sukacita adalah suatu tema yang mendominasi pengalaman misinya yang pertama dan penuh kenangan yang tak pernah terlupakan. Namun demikian, sang Guru Illahi memperingatkan mereka: “Janganlah bersukacita karena roh-roh itu tunduk kepadamu; tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga. Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepadaMu, ya Bapa…..” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat” (Luk. 10:20-21, 23).
                                                                 
 Lukas menampilkan tiga skenario. Pertama-tama Yesus berbicara kepada para murid-Nya, kemudian berbicara kepada Bapa-Nya dan akhirnya kembali berbicara kepada para murid-Nya. Yesus ingin agar murid-murid-Nya mengambil-bagian dalam sukacita-Nya, suatu sukacita yang berbedasama sekali dan lebih besar dari pada sukacita lain yang pernah mereka alami sebelumnya.
  
 2.   Para murid dipenuhi dengan sukacita, mereka sangat gembira karena kuasa yang mereka miliki mampu membebaskan orang dari roh-roh jahat. Tetapi Yesus memperingatkan mereka agar jangan terlalu bersukacita karena kuasa yang telah mereka terima, melainkan karena kasih yang telah mereka terima, “karena namamu ada terdaftar di sorga” (Luk. 10:20). Para murid bukan hanya dianugerahi suatu pengalaman kasih Allah, tetapi juga kemampuan untuk membagikan kasih itu. Dan pengalaman kasih inilah yang menjadi sumber syukur dan sukacita dalam hati Yesus. Lukas melihat sukacita ini dalam perspektif persekutuan trinitaris: “Yesus bersukacita dalam Roh Kudus”, sambil memandang Bapa dan memuji-Nya. Momen sukacita yang amat dalam ini meluap dari kasih keputraan Yesus yang begitu besar kepada Bapa-Nya, Tuhan atas langit dan bumi, yang menyembunyikan semuanya ini bagi orang-orang bijak dan cerdik-pandai, dan menyatakannya kepada orang-orang kecil (bdk. Luk. 10:21). Allah sekaligus menyembunyikan dan menyatakan. Namun dalam doa pujian-Nya tersebut, nampak Bapa lebih condong “menyatakan”. Apa yang telah disembunyikan dan dinyatakan oleh Allah? Tidak lain adalah misteri/rahasia Kerajaan-Nya, yaitu manifestasi ke-allah-anNya di dalam diri Yesus dan kemenangan-Nya atas Setan.
   
 Allah telah menyembunyikan ini semua dari mereka yang “angkuh”, yaitu mereka yang telah memenuhi pikiran mereka dengan dirinya sendiri dan yang menyatakan diri mengetahui segalanya. Mereka sebenarnya telah dibutakan oleh pandangan-pandangan mereka sendiri dan sama sekali tidak menyisakan tempat untuk Allah. Mereka adalah orang-orang sejaman dengan Yesus yang telah berulang kali ditegur oleh Yesus. Sikap merekaadalah suatu bahaya yang selalu ada sampai sekarang dan menjadi keprihatinan kita juga. Sementara itu “orang-orang kecil” adalah orang-orang sederhana, rakyat biasa, orang-orang miskin, orang-orang yang terpinggirkan, orang-orang yang tak mampu bersuara, orang-orang yang diliputi kekawatiran dan yang berbeban berat; merekalah orang-orang yang disapa Yesus sebagai orang-orang yang “berbahagia”, seperti Maria, Yosef, para nelayan dari Galilea dan para murid yang dipanggil oleh Yesus ketika Dia sedang bepergian untuk pewartaan.
          
 3.     “Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.” (Luk. 10:21). Kata-kata Yesus ini harus dipahami dengan mengacu pada pujian hati-Nya. Kata “berkenan” mengacu pada rencana Bapa yang bijak dan menyelamatkan bagi umat manusia. Kebaikan Illahi inilah yang membuat Yesus bersukacita karena Bapa berkenan mengasihi manusia dengan kasih yang sama, yang diberikan oleh Bapa kepada Putra-Nya. Lukas juga mengutip pujian yang serupa dari Bunda Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,…” (Luk. 1:46-47). Inilah Kabar Sukacita yang menghantar kepada keselamatan. Maria, yang sedang mengandung Yesus di dalam rahimnya, Sang Pewarta Injil luar biasa, mengunjungi Elisabet dan Maria pun bersukacita dalam Roh Kudus ketika ia mengalunkanMagnificat-nya. Yesus, ketika melihat keberhasilan misi para murid-Nya dan menimbulkan sukacita, bergembira di dalam Roh Kudus dan berseru kepada Bapa-Nya di dalam doa-Nya. Dalam kedua peristiwa tersebut, jelas merupakan sukacita berkat karya keselamatan, karena kasih yang Bapa berikan kepada Putra-Nya turun kepada kita, dan melalui Roh Kudus pula memenuhi kita dan menganugerahkan kepada kita bagian dalam kehidupan trinitaris.
      
 Bapa adalah sumber sukacita. Putra adalah manifestasi sukacita itu dan Roh Kudus adalah pemberi sukacita itu. Segera setelah mengucap syukur kepada Bapa, Penginjil Matius mengisahkan kepada kita bahwa Yesus berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Mat. 11:28-30). “Sukacita Injil memenuhi hati dan kehidupan semua orang yang berjumpa menjumpai dengan Yesus. Mereka yang menerima tawaran keselamatan-Nya dibebaskan dari dosa, dari penderitaan, dari kekosongan batin dan kesepian. Bersama Kristus, sukacita itu akan selalu menjadi baru” (Evangelii Gaudium, EG.1).
    
 Santa Perawan Maria memiliki suatu pengalaman tersendiritentang perjumpaanya dengan Yesus dan karena itu menjadi causa nostrae laetitiae (sumber sukacita kita).Para murid, di sisi lain, menerima panggilan untuk mengikuti Yesus dan diutus oleh-Nya untuk mewartakan Injil (bdk. Mrk. 3:14), maka mereka dipenuhi oleh sukacita. Masakan kita tidak mau masuk ke dalam kelimpahan sukacita itu?
        
 4.     “Bahaya besar dunia dewasa ini, yang telah merasuk sedemikian rupa akibat konsumerisme, adalah kesedihan dan kecemasan yang lahir dari hati yang puas diri namun tamak; gelisah karena pencarian akan kenikamatan-kenikmatan yang dangkal, dan hati nurani yang tumpul” (Evangelii Gaudium, EG.2).Bangsa manusia sangat membutuhkan keselamatan yang dibawa oleh Kristus. Para murid Kristus adalah mereka yang membiarkan dirinya ditangkap oleh kasih Yesus dan dimeteraikan oleh api kerinduan demi Kerajaan Allah dan proklamasi sukacita Injil. Semua murid Tuhan dipanggil untuk menghayati sukacita evangelisasi. Para uskup, sebagai penanggungjawab utama pewartaan, memiliki tugas memajukan kesatuan Gereja setempat dalam komitmen misioner Gereja lokal. Mereka dipanggil untuk mengakui bahwa sukacita mengkomunikasikan Yesus Kristus diungkapkan dalam bentuk suatu perhatian untuk mewartakan Kristus di daerah-daerah yang paling jauh; juga mengunjungi daerah-daerah pinggiran di wilayah mereka secara teratur, di mana banyak orang miskin telah menanti pesan tersebut.
    
Banyak bagian dari dunia ini sedang mengalami kelangkaan panggilan imam dan hidup bakti. Hal ini disebabkan oleh karena tidak adanya semangat merasul dari komunitas-komunitas kristiani,sehingga mereka kehilangan gairah hidup dan karena itu gagal menjadi daya tarik banyak orang. Sukacita Injil itu lahir dari perjumpaan dengan Kristus dan dari semangat berbagi dengan orang-orang miskin. Karena alasan inilah maka saya mendorong jemaat-jemaat paroki, serikat-serikat dan kelompok-kelompok untuk menghayati kehidupan persaudaraan yang intens, yang didasarkan pada kasih Yesus danpada keprihatinan terhadap kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang malang nasibnya. Di mana ada sukacita, gairah dan niat untuk membawa Yesus kepada sesama, maka di sanalah akan muncul panggilan-panggilan yang sejati. Di antara panggilan-panggilan itu, kita tidak boleh mengabaikan panggilan kaum awam dalam karya misi. Dewasa ini sedang berkembang kesadaran identitas  dan misi kaum awam dalam Gereja, demikian juga suatu pengakuan bahwa mereka dipanggil untuk mengambil peran yang semakin besar dalam menyebar-luaskan Injil. Konsekuensinya, mereka membutuhkan pelatihan-pelatihan yang cocok demi aktivitas kerasulan yang efektif.
    
 5.     “Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2Kor.9:7). Hari Misi Sedunia adalah suatu kesempatan untuk menyalakan kembali niat dan kewajiban moral untuk mengambil bagian dalam sukacita missio ad gentes. Bantuan keuangan dari setiap orang adalah tanda suatu persembahan diri pertama-tama kepada Tuhan dan kemudian kepada sesama; dengan cara ini maka pemberian yang bersifat marterial menjadi sarana evangelisasi untuk pembangunan manusia atas dasar kasih.
     
Saudara-saudari yang terkasih.
Pada Hari Misi Sedunia ini, perhatian saya terarah kepada Gereja-Gereja lokal. Janganlah kita kehilangan sukacita evangelisasi! Saya mengajak Anda semua masuk ke dalam sukacita Injil dan menghayati kasih yang dapat menyalakan panggilan Anda dan tugas perutusan Anda. Saya mendesak Anda masing-masing untuk mengenang kembali, seolah-olah Anda sedang mengadakan peziarahan batin, yaitu ‘cinta pertama’ dengan Tuhan Yesus Kristus yang memberi kehangatan hati Anda, bukan sekedar nostalgia tetapi supaya Anda tetap bertekun dalam sukacita. Para murid Tuhan bertekun dalam sukacita ketika mereka merasakan kehadiran-Nya, melaksanakan kehendak-Nya dan berbagi dengan sesama tentang iman, harapan dan kasih injili.
   
 Marilah kita berdoa dengan perantaraan Bunda Maria, model evangelisasi yang rendah hati dan penuh sukacita, agar Gereja menjadi sebuah rumah yang siap menyambut siapa saja, bagaikan seorang ibu yang menyambut semua orang dan menjadi tempat pembaharuan bagi dunia kita.
        
Dari Vatikan, 8 Juni 2014, Hari Raya Pentakosta
PAUS FRANSISKUS



Alihbahasa: Romanus Harjito, O.Carm.

Minggu, 19 Oktober 2014 Hari Minggu Biasa XXIX - Minggu Evangelisasi

Minggu, 20 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXIX - Minggu Evangelisasi

"Kita dapat berbicara tentang hal-hal yang mempersatukan kita, namun tidak dapat berkompromi terhadap integritas iman Katolik, baik dogma maupun doktrin yang berakar pada Alkitab, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja, yang dapat ditelusuri dari perkembangan doktrin." (Paus Paulus VI, Ensiklik Ecclesiam Suam, No. 109)

Antifon Pembuka (Mzm 17:6.8)

Aku berseru kepada-Mu, sebab Engkau mendengarkan daku, ya Allah. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah kata-kataku. Jagalah aku bagaikan biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu.

To you I call; for you will surely heed me, O God; turn your ear to me; hear my words. Guard me as the apple of your eye; in the shadow of your wings protect me.

Ego clamavi, quoniam exaudisti me, Deus: inclina aurem tuam, et exaudi verba mea: custodi me, Domine, ut pupilam oculi: sub umbra alarum tuarum protege me.

Doa Pagi


Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah yang Mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (45:1.4-6)
       
 "Aku memegang tangan kanan Koresh supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya."
      
Beginilah firman Tuhan, "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang untuk menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja; untuk membuka pintu-pintu di depannya, supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup: Demi hamba-Ku Yakub, dan demi Israel pilihan-Ku, maka Aku memanggil engkau dengan namamu, dan menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku. Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku, supaya dari terbitnya matahari sampai terbenamnya orang tahu bahwa tidak ada yang lain di luar Aku; Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Ayat. (Mzm 96:1.3.4.5.7-8.9-10)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
2. Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:1-5b)
    
"Kami selalu ingat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu, dan ketekunan harapanmu."
       
Salam dari Paulus, Silwanus, dan Timotius, kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang ada dalam Allah Bapa dan dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu. Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kamu. Sebab Injil yang kami beritakan disamapaikan kepada kamu bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan kekuatan dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Flp 2:15-16)
Hendaklah kamu bersinar di dunia seperti bintang-bintang sambil berpegang pada sabda kehidupan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:15-21)
   
"Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
     
Sekali peristiwa orang-orang Farisi berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama orang-orang Herodian bertanya kepada Yesus, "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan dengan jujur mengajarkan jalan Allah, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Bolehkah membayar pajak kepada kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka. Maka Ia lalu berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu!" Mereka membawa suatu dinar kepada Yesus. Maka Yesus bertanya kepada mereka, "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka, "Gambar dan tulisan kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka, "Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Terjerat adalah suatu situasi yang memenjarakan dan bisa membawa kematian. Seperti buruan yang terjerat perangkap, buruan itu tidak bisa lepas sebelum jeratnya dilepaskan. Jika ia terus terjerat, maka yang terjerat itu akan lemas dan akhirnya mati. Demikianlah nasib buruan yang terjerat.

Hal itu sama dengan manusia yang terjerat suatu kasus atau situasi yang berat dalam hidupnya. Kasus dan situasinya bisa saja biasa-biasa tetapi jika ia tetap terjerat maka dalam perjalanan waktu ia akan lemas dan bisa mati. Karena itu, waspadalah terhadap jerat. Ia bisa kelihatan dan tidak kelihatan. Jika kita lambat tersadar atau tidak waspada, maka kita bisa masuk dalam perangkap yang kita sadari dan tidak. Misalnya, terjerat macet, terjerat hutang, terjerat banjir, terjerat cinta, terjerat janji, terjerat kasus korupsi, dan sebagainya.

Banyaknya jerat dalam kehidupan dan bisa saja datang dari orang-orang yang dekat dan kita kenal, maka sikap bijak atas segala sesuatu dan terhadap setiap orang adalah suatu keharusan. Kita mesti bijak dengan omongan sendiri supaya tidak seperti kata pepatah ‘senjata makan tuan’. Kita mesti bijak dengan barang dan orang sekitar supaya tidak menjadi orang munafik. Kita mesti bijak dengan diri sendiri agar tetap menjadi pribadi yang lurus hati. Untuk menjadi bijak, kita harus bersikap jujur. Memang, kejujuran itu bisa menyakiti, tetapi masalah apa pun akan cepat terselesaikan jika kita mau berlaku jujur.
 
 Lihatlah dialog yang dilakukan dalam Injil hari ini. Mari kita buktikan dalam hidup bahwa kejujuran itu adalah suatu mutiara berharga. Orang banyak mencari Yesus karena Ia adalah orang yang jujur dan bijaksana. Mereka ingin mendapat jawaban dari Yesus atas kegelisahan yang mereka hadapi. Kegelisahan pajak bukanlah satu-satunya persoalan yang paling berat dalam hidup. Persoalan yang paling menggelisahkan dan membuat kehidupan yang sulit semakin sulit adalah sikap munafik manusia dalam mencari Tuhan dan penghidupan. Mari kita cek.

Yang dialami oleh orang Farisi dan Herodian, sama seperti yang kita alami dalam kehidupan kita. Kita sudah tahu apa yang menjadi hak dan kewajiban seorang murid. Tetapi, kita sering lupa dan pura-pura tidak tahu. Kita tahu bahwa seorang Katolik wajib membersihkan diri dengan mengaku dosa, namun kita tidak melakukan. Dan masih banyak lagi. Dalam situasi ini, pantaskah kita bertanya kepada Tuhan: Apakah tidak melakukan semua itu dosa atau salah?

Waspada. Jerat selalu ada di sekitar kita. Jerat ada dalam pikiran dan dekat di bibir. Jerat bisa kita ciptakan sendiri. Yesus berkata, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.” Jangan menjerat diri dengan pikiran liar. Ini adalah jalan kehancuran.

Yesus mau, kita selalu berlaku jujur agar luput dari segala cobaan. Ingat, kejujuran dan kebahagiaan selalu menanti orang yang dengan jujur mencari Tuhan dan menjalani hidupnya. (Kartolo Malau, O.Carm/RUAH)
     
BEATIFIKASI PAUS PAULUS VI
  
Hari ini, 19 Oktober 2014, tepat pada hari Minggu Evangelisasi dan penutupan Sinode para Uskup yang secara khusus membahas tentang keluarga, Paus Fransiskus membeatifikasi Paus Paulus VI, setelah Paus Fransiskus mengakui sebuah mukjizat terjadi dengan perantaraan Paus Paulus VI. Mukjizat tersebut berupa penyembuhan secara langsung (tiba-tiba) atas seorang bayi yang secara medis dinyatakan akan lahir cacat permanen dan tidak dapat disembuhkan. Berkat doa kepada Paus Paulus VI, sebuah mukjizat terjadi, anak asal California ini lahir dengan normal pada tahun 1990 dan sekarang menjadi anak remaja yang sehat.
 
Kisah hidup Paus Paulus VI
 
Paus Paulus VI lahir di Concesio dekat Brecia, Italia pada 26 September 1897. Orangtuanya memberi nama Giovanni Battista Enrico Antonio Maria Montini. Di kalangan Vatikan ia diakui sebagai seorang diplomatik yang terkenal. Pada 21 Juni 1963 Giovanni Battista terpilih sebagai Paus Gereja Katolik Roma, menggantikan Paus Yohanes XXIII, inisiator diadakannya Konsili Vatikan II, yang dinyatakan sebagai Santo pada 27 April 2014 lalu. Sebagai paus terpilih dia memakai nama Paus Paulus VI.
  
Sudah saatnya dunia yang dipenuhi dengan informasi yang bertentangan dengan kebenaran dapat juga dibendung dengan informasi tentang Sang Kebenaran, yaitu Yesus Kristus, yang dapat menuntun manusia pada keselamatan kekal, karena Dia adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup! (lih. Yoh 14:6). (Paus Benediktus XVI)
  
  
RUAH

Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.

Sabtu, 18 Oktober 2014
Pesta Santo Lukas, Penginjil
      


2Tim. 4:10-17b; Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Luk. 10:1-9.
  
"Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini."
    
Yesus mengutus para murid dengan beberapa pesan yang harus mereka perhatikan dan beberapa tugas yang harus mereka laksanakan. Namun, pertama-tama, yang harus mereka wartakan terlebih dahulu, sebelum yang lain-lainnya adalah damai sejahtera. Entah damai sejahtera itu diterima atau tidak, mereka harus mesampaikannya. Inilah tugas perutusan kita semua. Di manapun kita berada, kita harus membawa damai sejehtera. Tentu hal ini tidak cukup hanya sekedar ucapan bibir belaka. Kata-kata "Berkah Dalem", "Tuhan memberkati", "GBU" (Gos Bless Us/You) yang kita ucapkan harus kita barengi dengan perwujudan nyata. Masak, mulut kita mengatakan "Berkah Dalem" kepada seseorang, tetapi setelah orang itu pergi, kita ngrumpi atau menjelek-jelekkannya. Sebaliknya, dengan kata-kata tersebut, kita justru harus berusaha agar diri kita, melakui pemikiran, perkataan, sikap dan tindakan, sungguh-sungguh menjadi berkat bagi sesama, menjadi sumber kedamaian dan kesejahteraan bagi mereka.
   
Doa: Tuhan, bantulah kami dengan rahmat-Mu untuk mampu menjadi berkat dan sumber kedamaian serta kesejahteraan bagi sesama. Amin. -agawpr-

Sabtu, 18 Oktober 2014 Pesta Santo Lukas, Penginjil

Sabtu, 18 Oktober 2014
Pesta Santo Lukas, Penginjil
 
Injil Lukas memancarkan kegembiraan yang mengalir dari suatu kepercayaan terhadap kasih Allah dan belaskasih-Nya (Jerome Kodell, OSB)

 
Antifon Pembuka (lih. Yes 52:7)

Betapa menyenangkan mendengar derap kaki orang yang turun berlari dari gunung dan memaklumkan, "Damai!" yang membawa kabar sukacita dan mewartakan, "Kita selamat!"
   

Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan
     
Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, hari ini kami merayakan Pesta Santo Lukas. Terinspirasi oleh Injilnya, semoga kami dapat lebih bersemangat dalam perjalanan iman kami. Semoga dunia yang Engkau berikan sebagai tempat kami hidup tidak membuat kami sesat melainkan menjadi sarana untuk sampai kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
    
Kebersamaan dalam pelayanan begitu penting. Semuanya itu dikembangkan oleh para rasul untuk membentuk sebuah persaudaraan yang kokoh dalam Tuhan. Semua bekerja saling membantu dan saling mengisi. Semua sehati sepenanggungan dalam menghadapi berbagai macam peristiwa. Itulah salah satu bagian pembentukan Gereja.
    
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Timotius (2Tim 4:10-17b)
    
"Hanya Lukas yang tinggal dengan aku."
       
Saudaraku terkasih, Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia, sedang Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku. Tikhikus telah kukirim ke Efesus. Jika engkau kemari, bawalah juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu. Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. -- Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. -- Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya, dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Ayat. (Mzm 145:10-13ab.17-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Aku telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.
 
Pengutusan para murid menandai proses pemuridan yang dikerjakan oleh Yesus bagi para murid-Nya. Salah satu aspek yang begitu ditekankan oleh Yesus adalah, sikap berserah pada kehendak Allah. Dengan tidak membawa bekal dan perlengkapan berlebih, para murid dilatih untuk tetap mengandalkan rahmat Allah dalam hidup mereka.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:1-9)
  
"Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya."
     
Pada suatu hari Tuhan menunjuk tujuh puluh murid, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka, "Tuaian memang banyak, tetapi sedikitlah pekerjanya. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian itu, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah! Camkanlah, Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalu kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, 'Damai sejahtera bagi rumah ini.' Dan jika di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal padanya. Tetapi jika tidak, salammu itu akan kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Jika kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ, dan katakanlah kepada mereka, 'Kerajaan Allah sudah dekat padamu'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
 
“Damai sejahtera bagi rumah ini,” demikianlah perintah Tuhan bagi kita. Kita diutus untuk mewartakan damai sejahtera bagi setiap orang yang kita jumpai. Bila damai sejahtera telah terwujud maka kita pun tahu bahwa saat itulah “Kerajaan Allah sudah dekat padamu”. Damai sejahtera adalah tanda nyata kehadiran Kerajaan Allah. Kita dipanggil untuk menjadi pewarta damai artinya pewarta kehadiran Kerajaan Allah yang adalah Kerajaan Damai. Mari kita hayati panggilan dan perutusan Tuhan ini di mana pun kita ditugaskan dan apa pun bentuk panggilan kita.

Doa Malam

Tuhan Yesus, tuntutan-Mu kepada para utusan-Mu menjadi tantangan bagi kami agar kami berani seutuhnya pasrah kepada-Mu dalam melaksanakan perutusan-Mu. Jiwailah semangat pengabdian kami kepada-Mu dan sesama, dari hari ke hari, ya Tuhan. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
RUAH

Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Jumat, 17 Oktober 2014
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup dan Martir
 
    
Ef. 1:11-14; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7.8-9; Luk. 12:1-7;

"Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi."
  
Hari ini kita memperingati St. Ignatius, Uskup Antiokhia pada masa Gereja Perdana. Pada masa itu, jemaat mengalami penganiayan dari pihak Kaisar Trajanus. Mereka hanya memiliki dua pilihan: murtad atau mati. Mereka yang murtad atau meninggalkan imannya, terbebas dari penganiayaan; namun mereka yang tetap setia pada imannya akan dianiaya dan dibunuh. Ignatius sendiri dibunuh dengan cara dijadikan mangsa binatang buas. Tubuhnya diterkam dan dicabik-cabik oleh singa-singa yang ganas dan lapar pada tahun 107. St. Ignatius sungguh menghayati sabda Yesus hari ini untuk tidak takut pada kematian dan siapa pun yang dapat membunuhnya. Ia hanya takut kepada Kristus. Kata-katanya menjelang kemartirannya menunjukkan hal tersebut, "Akulah Ignatius, pemimpin orang-orang yang sekarang berdiri di hadapanmu. Kami semua pengikut Kristus yang telah disalibkan bagi keselamatan umat manusia. Kristus itulah Tuhan kami dan Ia tetap tinggal dalam hati kami dan menyertai kami."

Doa: Tuhan, dengan teladan dan doa St. Ignatius, semoga kami selalu setia dan teguh pada iman kami, kendati kadang membawa risiko dalam hidup di tengah masyarakat atau dalam pekerjaan kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 17 Oktober 2014 Peringatan Wajib St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup dan Martir

Jumat, 17 Oktober 2014
Peringatan Wajib St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup dan Martir
  
Dari pihakku, mati dalam Yesus Kristus lebih baik daripada menjadi raja yang menguasai daerah yang paling luas di dunia. (St. Ignatius dari Antiokhia)
  

Antifon Pembuka (Bdk. Gal 2:19-20)
 
Aku disalibkan bersama Kristus. Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri, melainkan Kristuslah yang hidup dalam diriku. Aku hidup di dalam kepercayaan akan Putra Allah, yang mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya bagiku.
 
I am crucified with Christ, yet I live; no longer I, but Christ lives in me. I live by faith in the Son of God, who has loved me and given himself up for me.
 

Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahabijaksana, Engkau mengenal kami masing-masing mengetahui kebutuhan-kebutuhan kami. Semoga kami tidak pernah khawatir akan hidup kami tetapi selalu mengandalkan Dikau dan menjadikan Engkau sebagai satu-satunya harta yang paling berharga bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (1:11-14)
       

"Kami sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus dan kalian pun telah dimeteraikan dengan Roh Kudus."
       
Saudara-saudara, dalam Kristus kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan-keputusan kehendak-Nya; kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan supaya menjadi pujian bagi kemuliaan-Nya. Tetapi di dalam Dia kalian pun telah mendenagr sabda kebenaran, yaitu Injil keselamatan; dan setelah percaya akan Injil itu, kalian pun dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus ini adalah jaminan bahwa kita akan memperoleh seluruh warisan, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9.10-11)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan, Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan!
5. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tunjukkanlah kiranya kasih-setia-Mu, ya Tuhan, sebab pada-Mulah kami berharap.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:1-7)
   
"Rambut kepalamu terhitung semuanya."
     
Sekali peristiwa, berkerumunlah beribu-ribu orang, sehingga mereka berdesak-desakan. Yesus lalu mulai mengajar pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya, "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan kaum Farisi. Tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi yang takkan diketahui. Karena itu apa yang kalian katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan yang kalian bisikkan ke telinga di dalam kamar akan dimaklumkan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kalian takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi kemudian tak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepadamu siapakah yang harus kalian takuti. Takutilah Dia yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sungguh, Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguh pun demikian tidak seekor pun dilupakan Allah. Bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
  
Manusia bisa menyembunyikan kelemahannya di hadapan orang lain. Ia bisa memakai topeng untuk menutup kejahatan dalam dirinya. Tidak ada orang suka bila boroknya dibuka dan kejahatannya ditelanjangi. Ia akan berusaha menjaga dan merahasiakannya dengan pelbagai cara. Kerap orang berbuat jahat tanpa merasa bersalah asal tak diketahui dan tertangkap tangan.

Injil hari ini mewartakan tentang bagaimana hal-hal busuk yang rapih tersimpan suatu saat akan tercium juga. Orang bisa menyembunyikan kejahatannya di depan manusia, tetapi jangan harap di hadapan Allah. Pada hari penghakiman semua akan tersingkap terang benderang, “Karena apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah” (Luk 12:3).

Pernyataan ini membantu kita memahami nasihat Yesus bagi para pengikut-Nya untuk bersikap terbuka dalam relasi dengan Dia dan Injil-Nya. Ada banyak faktor di dalam kehidupan ini membuat orang-orang Kristen merasa takut. Takut kehilangan jabatan, takut tidak naik pangkat, takut dianiaya dan takut kehilangan nyawa bila ketahuan identitasnya. Ini realitas hidup para pengikut Kristus yang tak dapat diingkari dan telah banyak menelan korban.

Oleh sebab itu, rasa takut manusiawi jangan sampai menjauhkan kita dari penghayatan hidup iman secara terbuka dan transparan. Mengapa takut apabila orang tahu identitas kita? Apakah kita berbuat jahat apabila kita menunjukkan diri sebagai pengikut Kristus? Bukankah seharusnya kita takut dan malu apabila kita melakukan kejahatan tanpa merasa bersalah? Untuk apa kita takut kepada manusia yang hanya dapat membunuh badan? Bukankah satu-satunya yang harus kita takuti Allah, sebab Dialah yang memutuskan hidup atau mati?

Rasa takut akan Allah bukan seperti rasa takut seorang budak terhadap majikannya. Allah adalah Bapa yang sayang akan anak-anak-Nya. Bila burung pipit yang kurang berharga ada dalam naungan Bapa, apalagi kita, anak-anak-Nya. Kita jauh lebih berharga dari burung pipit itu. Bila kita takut berbuat jahat, menjalani hidup secara benar, sederhana dan transparan, kita telah hidup sebagai orang yang takut akan Allah. (Simon Rande, O.Carm/Cafe Rohani)

Antifon Komuni
  
Aku adalah gandum Kristus, biarlah aku digiling oleh gigi-gigi binatang buas sehingga aku ditemukan sebagai roti Kristus.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy