Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya." (Ulangan 4:40)
| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |
| Meditasi Antonio Kardinal Bacci |
Lumen Christi | Facebook
| Gabung Saluran/Channel WhatsApp RenunganPagi.ID
CARI RENUNGAN
Minggu, 26 Oktober 2014 Hari Minggu Biasa XXX
Minggu, 26 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXX
Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rm16:26 ; lih. Rm1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan” dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. (Dei Verbum, 5)
Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)
Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
Let the hearts that seek the Lord rejoice; turn to the Lord and his strength; constantly seek his face.
Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.
Tobat 3
Hari Minggu Biasa XXX
Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rm16:26 ; lih. Rm1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan” dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. (Dei Verbum, 5)
Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)
Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
Let the hearts that seek the Lord rejoice; turn to the Lord and his strength; constantly seek his face.
Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.
Tobat 3
Tuhan Yesus Kristus, Engkau hadir mengajarkan dan memberi contoh hidup dalam kasih. Tuhan, kasihanilah kami
Engkau bersabda, "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dengan jiwamu, dan dengan segenap akal budimu." Kristus, kasihanilah kami
Engkaulah juga mengajarkan bahwa hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tuhan, kasihanilah kami
Doa Pagi
Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah, yang mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (22:21-27)
"Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim, maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu."
Beginilah firman Tuhan, "Janganlah orang asing kautindas atau kautekan,
sebab kamu pun pernah menjadi orang asing di tanah Mesir. Seorang janda
atau anak yatim janganlah kamu tindas. Jika engkau sampai menindas
mereka ini, pasti Aku akan mendengarkan seruan mereka. Jika mereka
berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring. Maka murka-Ku akan bangkit, dan
Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga istrimu menjadi janda dan
anak-anakmu menjadi yatim. Jika engkau meminjamkan uang kepada salah
seorang dari umat-Ku, yakni orang yang miskin di antaramu, janganlah
engkau berlaku sebagai seorang penagih utang terhadap dia; dan janganlah
kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil jubah
temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya sebelum
matahari terbenam, sebab hanya itu sajalah penutup tubuhnya, hanya
itulah pembalut kulitnya; jika tidak, pakai apakah ia pergi tidur? Maka,
apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya sebab Aku
ini pengasih."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839
Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
Ayat. (Mzm 18:2-3a.3bc.47.51ab; Ul: 2)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku; ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 1:5c-10)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839
Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
Ayat. (Mzm 18:2-3a.3bc.47.51ab; Ul: 2)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku; ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 1:5c-10)
"Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya."
Saudara-saudara, kamu tahu bagaimana kami bekerja di antara kamu demi kepentinganmu. Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman Tuhan dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya. Di mana-mana telah tersiar kabar tentng imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri bercerita tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Mata uang selalu memiliki dua sisi. Sisi yang satu mengandaikan adanya sisi yang lain. Dengan kata lain, kedua sisi mata uang itu merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan.
Santo Agustinus menegaskan bahwa sama seperti manusia mempunyai dua kaki untuk berjalan, demikian pula kita mengasihi Tuhan dan sesama untuk dapat mencapai surga. Sama seperti orang-orang kudus berbahagia di surga karena mengasihi Allah dan sesamanya, maka kita pun perlu melakukan hal yang sama di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Penegasan Santo Agustinus mengajar kita bahwa mengasihi Tuhan dan sesama sesungguhnya merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan. Santo Yohanes pun menegaskan, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudara-saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1Yoh 4:20).
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi (Mat 22:37) berarti mengasihi Tuhan dengan keseluruhan diri kita. Kita menempatkan Tuhan lebih utama dari segala sesuatu, di mana saja dan kapan saja. Secara manusiawi perintah ini sangat berat. Akan tetapi, bukankah Tuhan tidak akan memberikan beban yang melebihi kekuatan kita? Sebaliknya, Dia menegaskan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Mat 11:29-30).
Ketika menerima Sakramen Pembatisan, kita beroleh rahmat Allah yang begitu besar. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah di dalam Kristus, disatukan dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus; dibebaskan dari dosa asal, serta menerima tujuh karunia Roh Kudus. Anugerah besar itu kemudian masih diperkuat lagi dengan rahmat yang mengalir dari Sakramen-sakramen lain, terutama Sakramen Tobat dan Ekaristi. Bekal rahmat Allah yang luar biasa inilah yang memampukan kita untuk dapat mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri dengan lebih baik lagi.
Persoalannya, apakah kita telah menyadari dan mensyukuri rahmat Allah yang demikian besar ini? (Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani)
“Konsili
suci mengajarkan juga bahwa bahkan jika kadang terjadi bahwa seseorang
memiliki pertobatan yang disempurnakan oleh kasih dan telah berdamai
dengan Tuhan sebelum menerima sakramen, maka berdamainya ia dengan Tuhan
tidak menjadi bagian dari pertobatannya, tetapi kehendak yang kuat akan
sakramen inilah yang termasuk dalam pertobatannya.” (Konsili Trente, De
Sacramento paenintentiae, ch.4).
Pertobatan itu tidak sekali jadi
Sabtu, 25 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX
Hari Biasa Pekan XXIX
Ef. 4:7-16; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk. 13:1-9.
Mengabarkan dan menceritakan
keburukan orang lain memang selalu menjadi obrolan yang menarik.
Bagaimana kita harus bersikap kalau ada orang mengajak kita berbuat
demikian? Atau jangan-jangan malah kita yang mengajak? Semoga tidak.
Yesus memberikan teladan yang baik bagi kita. Ketika beberapa orang
dengan bangga menceritakan penderitaan orang-orang Galilea yang menurut
mereka diakibatkan karena dosa, Yesus justru menanggapi dengan
mengingatkan bahwa mereka pun berdosa dan harus bertobat. Maka, kalau
kita tergoda untuk membicarakan keburukan atau dosa orang lain, kita
harus sadar bahwa kita pun berdosa, bahkan mungkin lebih besar. Kita pun
membutuhkan pertobatan. Tentu saja, pertobatan itu tidak sekali jadi.
Butuh proses dan waktu yang disertai jatuh bangun. Untuk itu, Tuhan
selalu memberi kesempatan. Mungkin, tahun ini kita masih banyak
gagalnya. Tuhan memberi waktu satu tahun lagi. Kalau masih gagal lagi,
waktu satu tahun juga diberikan lagi. Begitu seterusnya. Kata-kata
Injil, "biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah
sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia
berbuah" tidak akan berubah. Setiap kali kita baca, bunyinya sama. Itu
berarti, Tuhan selalu memberi kesempatan kepada kita.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk selalu menggunakan kesempatan yang Kauberikan kepada kami agar kami mampu menghasilkan buah-buah pertobatan yang nyata. Amin. -agawpr-
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk selalu menggunakan kesempatan yang Kauberikan kepada kami agar kami mampu menghasilkan buah-buah pertobatan yang nyata. Amin. -agawpr-
Sabtu, 25 Oktober 2014 Hari Biasa Pekan XXIX
Sabtu, 25 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX
“Roh Kudus adalah jiwa Gereja. Dialah yang menerangkan kepada kaum beriman makna terdalam ajaran Yesus dan misteri-Nya” (Beato Paulus VI, Paus)
Antifon Pembuka (Ef 4:16)
Dari Kristus seluruh tubuh menerima daya tumbuh guna membangun diri dalam cinta kasih. Tubuh itu rapi tersusun dan rukun bersatu karena pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan peranan dan kegiatan setiap anggota.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur karena Engkau telah menunjukkan jalan keselamatan kepada kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga, Sabda-Mu yang akan kami dengar sungguh menjadi bekal perjalanan hidup kami untuk mewujudkan cinta kasih, keadilan dan damai sejahtera serta untuk memasuki Kerajaan-Mu yang abadi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:7-16)
Hari Biasa Pekan XXIX
“Roh Kudus adalah jiwa Gereja. Dialah yang menerangkan kepada kaum beriman makna terdalam ajaran Yesus dan misteri-Nya” (Beato Paulus VI, Paus)
Antifon Pembuka (Ef 4:16)
Dari Kristus seluruh tubuh menerima daya tumbuh guna membangun diri dalam cinta kasih. Tubuh itu rapi tersusun dan rukun bersatu karena pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan peranan dan kegiatan setiap anggota.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur karena Engkau telah menunjukkan jalan keselamatan kepada kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga, Sabda-Mu yang akan kami dengar sungguh menjadi bekal perjalanan hidup kami untuk mewujudkan cinta kasih, keadilan dan damai sejahtera serta untuk memasuki Kerajaan-Mu yang abadi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:7-16)
"Kristuslah kepada tubuh, dan daripadanya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya."
Saudara-saudara, kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya Kitab Suci berkata, “Tatkala naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.” Bukankah “Ia telah naik” berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Dia yang telah turun itu Dialah pula yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit, untuk memenuhi segala sesuatu. Dialah juga yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pewarta Injil, gembala umat maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian akhirnya kita semua akan mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Dengan demikian kita bukan lagi anak-anak kecil, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, atau oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan. Sebaliknya dengan berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih, kita bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala. Dari pada-Nya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya guna membangun diri dalam kasih; itulah tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita
atau. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu, namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' Pengurus kebun anggur itu menjawab, "Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
“Kalau tetap malas belajar, perangkat mainan playstationmu akan Ayah ringkas!” Demikianlah kebanyakan orangtua telah mengancam anak-anak mereka dengan beberapa konsekuensi serius atas perilaku buruk mereka.
Ancaman-ancaman yang diberikan orangtua kepada anaknya, semoga terlontar karena terdorong oleh rasa cinta dan keinginan orangtua untuk membentuk anak dengan benar. Orangtua yang baik akan melakukan apa pun yang perlu untuk kebaikan, pemeliharaan dan pengajaran anak-anak mereka; dan ancaman adalah salah satu cara untuk memotivasi dan mengajar anak.
Perumpamaan pohon ara yang kita dengarkan ini berisikan peringatan dari Tuhan untuk kita, “Lakukan ini atau sesuatu menimpa kita!” Membaca Injil hari ini, seolah Allah nampak begitu kejam. Namun, jika kita ingin memahami maksud peringatan-Nya, kita mesti berhenti dari semua kesibukan kita, melangkah mundur dan melihat gambaran yang lebih besar tentang mengapa Allah begitu peduli atas perilaku kita.
Karunia-Nya yang telah kita miliki membuat Allah ingin melihat kita bertumbuh dan berkembang. Bukan semata-mata demi kemuliaan-Nya, namun juga demi kebahagiaan kita karena dapat memberikan sesuatu. Virus egois, sombong dan sikap acuh, tak jarang menghambat pertumbuhan dan perkembangan kita.k arena itu, penting bagi kita selalu ditemukan sedang bekerja keras menumbuhkembangkan karunia-Nya dan menghasilkan kebaikan bagi sesama.
Dalam perumpamaan ini pula, Yesus, pengurus kebun anggur yang baik itu, ingin agar kita tahu bahwa kita tidak berjuang seorang diri. Dia akan “mencangkul tanah di sekelilingnya dan memberinya pupuk”. Dia tahu bahwa kita dapat menjauh dari-Nya – sumber dari semua kehidupan – dan berakhir mandul.
Dalam kehidupan keluarga, rasanya tidak ada orangtua yang pernah berkehendak buruk atas anak-anaknya. Kebahagiaan yang orangtua rasakan, selalu mereka harapkan dirasakan pula oleh anak-anak mereka. Perlulah kiranya bagi kita – yang adalah anak-anak dari orangtua kita dan juga anak-anak Allah – mengambil jarak untuk semua peringatan, bukan malah cemberut dan menggerutu. Ingatlah bahwa kita mesti berubah agar berbuah. Untuk itu, mawas diri, rendah hati dan bertobat mesti kita tempuh agar hidup kita berbuah. (FA. Hatta Adi Mas Prihandono; Cafe Rohani)
Berdamai dengan orang lain
Jumat, 24 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX
Oleh
Tuhan, kita diberi anugerah dan kemampuan istimewa untuk bernalar.
Dengan nalar itu, kita bisa membaca tanda-tanda alam. Dengan nalar pula,
kita bisa menilai dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
mana yang benar dan mana yang salah. Nalar juga mendorong kita untuk
memilih yang baik dan yang benar. Salah satu hal yang baik dan benar
untuk selalu kita buat dalam hidup bersama adalah berdamai dengan orang
lain. Namun, kenyataannya hal ini tidak selalu mudah kita buat. Kalau
kita melakukan kesalahan, tidak jarang kita justru menutup-nutupi atau
mencari pembelaan dan pembenaran diri dengan berbagai alasan, termasuk
dengan cara menyalahkan orang lain. Demikian pula, kalau kita tidak
cocok atau tidak suka atau bahkan bermusuhan dengan orang lain, kita
lebih suka untuk menyimpannya berlama-lama serta mengobarkannya dengan
cara mengobralnya untuk mencari dukungan dari orang yang lainnya lagi.
Memang, untuk meminta maaf dan berdamai dengan orang lain, kita
membutuhkan rahmat, terutama rahmat kerendahan hati.
Doa: Tuhan, berilah kami kerendahan hati supaya kami mampu memilih yang baik dan benar serta berdamai dengan semua orang. Amin. -agawpr-
Hari Biasa Pekan XXIX
Ef. 4:1-6; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 12:54-59.
Doa: Tuhan, berilah kami kerendahan hati supaya kami mampu memilih yang baik dan benar serta berdamai dengan semua orang. Amin. -agawpr-
Jumat, 24 Oktober 2014 Hari Biasa Pekan XXIX
Jumat, 24 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX
“Tuhan telah meletakkan ajaran kebenaran pada kursi kesatuan [ex cathedra]. Pada saat duduk di kursi ini, yang daripadanya diajarkan ajaran keselamatan, bahkan [Paus] yang jahatpun dipaksa untuk mengajarkan apa yang baik. Sebab apa yang diajarkannya bukan ajaran mereka sendiri, tetapi ajaran Tuhan.” (St. Agustinus, Ep. 105, 16)
Antifon Pembuka (Ef 4:2-3)
Bersikaplah rendah hati, lemah lembut dan sabar, serta saling membantu dalam cinta kasih. Berusahalah selalu memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai.
Doa Pagi
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau menghendaki agar kami semua selamat. Semoga kami selalu waspada dan siap sedia menyambut kedatangan kerajaan-Mu dengan tetap bertekun pada tugas dan panggilan kami masing-masing. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Paulus mengingatkan akan nilai panggilan sebagai orang-orang Kristen, yang mau mengikuti Yesus. Panggilan ini mengandaikan kemauan untuk senantiasa hidup seperti yang ditunjukkan oleh Yesus sendiri dalam latihan-latihan kebajikan dan ikatan sebagai saudara.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:1-6)
Hari Biasa Pekan XXIX
“Tuhan telah meletakkan ajaran kebenaran pada kursi kesatuan [ex cathedra]. Pada saat duduk di kursi ini, yang daripadanya diajarkan ajaran keselamatan, bahkan [Paus] yang jahatpun dipaksa untuk mengajarkan apa yang baik. Sebab apa yang diajarkannya bukan ajaran mereka sendiri, tetapi ajaran Tuhan.” (St. Agustinus, Ep. 105, 16)
Antifon Pembuka (Ef 4:2-3)
Bersikaplah rendah hati, lemah lembut dan sabar, serta saling membantu dalam cinta kasih. Berusahalah selalu memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai.
Doa Pagi
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau menghendaki agar kami semua selamat. Semoga kami selalu waspada dan siap sedia menyambut kedatangan kerajaan-Mu dengan tetap bertekun pada tugas dan panggilan kami masing-masing. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Paulus mengingatkan akan nilai panggilan sebagai orang-orang Kristen, yang mau mengikuti Yesus. Panggilan ini mengandaikan kemauan untuk senantiasa hidup seperti yang ditunjukkan oleh Yesus sendiri dalam latihan-latihan kebajikan dan ikatan sebagai saudara.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:1-6)
"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Itulah angkatan orang-orang yang mencari wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm. 24:1-2.3-4ab.5-6)
1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Yesus memperhatikan orang-orang zaman-Nya mengerti banyak hal tentang hukum alam. Dengan pemahaman itu, Dia mengajak mereka untuk memperhatikan tanda-tanda zaman yang sudah memanggil mereka untuk berubah. Kehadiran Yesus sendiri adalah tanda keharusan untuk mengubah hidup mereka, sebelum mereka binasa.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (12:54-59)
"Kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini?"
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada orang banyak, "Apabila kalian melihat awan naik di sebelah barat, segera kalian berkata, 'Akan datang hujan.' Dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kalian melihat angin selatan bertiup, kalian berkata, 'Hari akan panas terik.' Dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, kalian tahu menilai gelagat bumi dan langit, tetapi mengapa tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapa engkau tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Jika engkau dan lawanmu pergi menghadap penguasa, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan. Jangan sampai ia menyeret engkau kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu, 'Engkau takkan keluar dari sana, sebelum melunasi hutangmu'."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Menilai tanda merupakan salah satu keutamaan dan kedewasaan seseorang. Bila kita mampu memaknai tanda-tanda zaman maka kita akan menjadi pribadi yang sungguh siap menghadapi perubahan. Hanya orang yang siap menghadapi perubahan siap untuk maju secara rohani. Mereka tidak akan menjadi gentar karena berbagai halangan dan kesulitan. Semoga kita sekalian selalu siap untuk membaca tanda-tanda zaman dan siap menghadapi berbagai kesulitan yang menyertainya.
Doa Malam
Ya Bapa, tuntunlah kami, agar tanda-tanda kasih dan pengorbanan Putra-Mu makin kami rasakan, kami balas dan kami agungkan dalam hidup kami. Semoga Sang Raja damai mendamaikan dalam istirahat kami malam ini. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
Renungan: RUAH
Mengalami Pertentangan
Kamis, 23 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX
Ef. 3:14-21; Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53.
Hari Biasa Pekan XXIX
Ef. 3:14-21; Mzm. 33:1-2,4-5,11-12,18-19; Luk. 12:49-53.
Setiap orang yang
ingin menjadi pengikut Kristus yang sejati, pasti mengalami
pertentangan. Semakin menyala dan berkobar api untuk mengikuti-Nya,
semakin besar pula pertentangan-pertentangan yang harus kita hadapi.
Pertama-tama, kita harus menyangkal diri dan menentang segala bentuk
egoisme kita. Namun, mungkin kita juga harus bertentangan dan
berseberangan dengan orang-orang di sekitar kita. Kita harus berani
hidup dengan melawan arus dari kebanyakan orang. Sebagai contoh kecil
misalnya: ketika masyarakat kita melegalkan aborsi untuk kasus-kasus
tertentu, kita sebagai pengikut Kristus harus berani berseberangan, baik
dalam pemikiran maupun praktik untuk secara tegas menolak aborsi. Kita
tahu bahwa aborsi itu jauh lebih kejam daripada membunuh sebab yang kita
bunuh adalah orang yang sangat lemah dan sama sekali tidak bisa
melakukan perlawanan dan pembelaan diri sedikitpun. Kalau yang diaborsi
itu adalah bayi hasil perkosaan, itu berarti si "ibu" itu egois karena
demi kebebasan dan kebahagiaannya, ia mengorbakan anaknya yang lemah,
tidak tahu apa-apa dan tidak berdosa.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk berani menyangkal diri dan melawan arus yang tidak baik dalam masyarakat kami, agar api untuk menjadi pengikut-Mu semakin berkobar. Amin. -agawpr-
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk berani menyangkal diri dan melawan arus yang tidak baik dalam masyarakat kami, agar api untuk menjadi pengikut-Mu semakin berkobar. Amin. -agawpr-
Langganan:
Postingan (Atom)
terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati