Sabtu, 25 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX
“Roh Kudus adalah jiwa Gereja. Dialah yang menerangkan kepada kaum
beriman makna terdalam ajaran Yesus dan misteri-Nya” (Beato Paulus VI,
Paus)
Antifon Pembuka (Ef 4:16)
Dari Kristus seluruh tubuh menerima daya tumbuh guna membangun diri
dalam cinta kasih. Tubuh itu rapi tersusun dan rukun bersatu karena
pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan peranan dan kegiatan setiap
anggota.
Doa Pagi
Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur karena Engkau telah menunjukkan
jalan keselamatan kepada kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu.
Semoga, Sabda-Mu yang akan kami dengar sungguh menjadi bekal perjalanan
hidup kami untuk mewujudkan cinta kasih, keadilan dan damai sejahtera
serta untuk memasuki Kerajaan-Mu yang abadi. Sebab Dialah Tuhan,
Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:7-16)
"Kristuslah kepada tubuh, dan daripadanya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya."
Saudara-saudara, kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih
karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya Kitab Suci
berkata, “Tatkala naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia
memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.” Bukankah “Ia telah naik”
berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Dia
yang telah turun itu Dialah pula yang telah naik jauh lebih tinggi
daripada semua langit, untuk memenuhi segala sesuatu. Dialah juga yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pewarta Injil,
gembala umat maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi tugas pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
Dengan demikian akhirnya kita semua akan mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Dengan demikian kita
bukan lagi anak-anak kecil, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin
pengajaran, atau oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang
menyesatkan. Sebaliknya dengan berpegang teguh pada kebenaran dalam
kasih, kita bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala. Dari
pada-Nya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya guna membangun diri dalam
kasih; itulah tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh
pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap
anggota.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita
atau. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke
rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai
Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi
Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan,
kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar
tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka
tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah
Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar
dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami
nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak
bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau
sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam,
lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di
Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak
bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian
Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang
pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada
pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus
kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon
ara itu, namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini.
Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' Pengurus kebun
anggur itu menjawab, "Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun
ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk
kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
“Kalau tetap malas belajar, perangkat mainan playstationmu akan Ayah ringkas!” Demikianlah kebanyakan orangtua telah mengancam anak-anak mereka dengan beberapa konsekuensi serius atas perilaku buruk mereka.
Ancaman-ancaman yang diberikan orangtua kepada anaknya, semoga
terlontar karena terdorong oleh rasa cinta dan keinginan orangtua untuk
membentuk anak dengan benar. Orangtua yang baik akan melakukan apa pun
yang perlu untuk kebaikan, pemeliharaan dan pengajaran anak-anak mereka;
dan ancaman adalah salah satu cara untuk memotivasi dan mengajar anak.
Perumpamaan pohon ara yang kita dengarkan ini berisikan peringatan dari Tuhan untuk kita, “Lakukan ini atau sesuatu menimpa kita!” Membaca
Injil hari ini, seolah Allah nampak begitu kejam. Namun, jika kita
ingin memahami maksud peringatan-Nya, kita mesti berhenti dari semua
kesibukan kita, melangkah mundur dan melihat gambaran yang lebih besar
tentang mengapa Allah begitu peduli atas perilaku kita.
Karunia-Nya yang telah kita miliki membuat Allah ingin melihat kita
bertumbuh dan berkembang. Bukan semata-mata demi kemuliaan-Nya, namun
juga demi kebahagiaan kita karena dapat memberikan sesuatu. Virus egois,
sombong dan sikap acuh, tak jarang menghambat pertumbuhan dan
perkembangan kita.k arena itu, penting bagi kita selalu ditemukan sedang
bekerja keras menumbuhkembangkan karunia-Nya dan menghasilkan kebaikan
bagi sesama.
Dalam perumpamaan ini pula, Yesus, pengurus kebun anggur yang baik itu,
ingin agar kita tahu bahwa kita tidak berjuang seorang diri. Dia akan “mencangkul tanah di sekelilingnya dan memberinya pupuk”. Dia tahu bahwa kita dapat menjauh dari-Nya – sumber dari semua kehidupan – dan berakhir mandul.
Dalam kehidupan keluarga, rasanya tidak ada orangtua yang pernah
berkehendak buruk atas anak-anaknya. Kebahagiaan yang orangtua rasakan,
selalu mereka harapkan dirasakan pula oleh anak-anak mereka. Perlulah
kiranya bagi kita – yang adalah anak-anak dari orangtua kita dan juga
anak-anak Allah – mengambil jarak untuk semua peringatan, bukan malah
cemberut dan menggerutu. Ingatlah bahwa kita mesti berubah agar berbuah.
Untuk itu, mawas diri, rendah hati dan bertobat mesti kita tempuh agar
hidup kita berbuah. (FA. Hatta Adi Mas Prihandono; Cafe Rohani)