| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 28 Oktober 2014 Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

Selasa, 28 Oktober 2014
Pesta Santo Simon dan Yudas, Rasul

“Bangunlah dirimu sendiri di atas imanmu yang paling suci” (St Yudas)
  

Antifon Pembuka
  
Merekalah orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta sejati. Mereka dimahkotai kemuliaan abadi, dan Gereja disinari ajaran mereka.

Isti sunt viri sancti, quos elégit Dóminus in caritáte non ficta, et dedit illis glóriam sempitérnam.
 
These are the holy men whom the Lord chose in his own perfect love; to them he gave eternal glory.
       

Pada Misa hari ini ada Madah Kemuliaan
      
Doa Pagi
    
Ya Allah, pada Pesta Santo Simon dan Yudas ini, Engkau telah melimpahkan sukacita yang sejati. Berkatilah kami sebagai Umat Allah agar selalu hidup sesuai dengan panggilan kami, serta berani memberi kesaksian tentang penyelenggaraan-Mu, kekudusan dan kebaikan-Mu. Peliharalah kami supaya tetap bersatu dengan Putra-Mu, dan mengabdi kepada-Mu dengan setia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
     
Sebagai orang Katolik, kita mesti semakin menyadari bahwa kita memiliki dasar dalam meletakkan seluruh pola kehidupan Gereja. Semua didasarkan pada bangunan tradisi yang diwariskan kepada kita melalui para nabi, rasul dengan berpusat pada Yesus sendiri.
      
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (2:19-22)
  
Saudara-saudara, kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan sewarga dengan orang kudus dan anggota keluarga Allah. Kamu dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di atas Dia tumbuhlah seluruh bangunan, yang rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus dalam Tuhan. Di atas Dia pula kamu turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah dalam Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan, di tengah umat kumuliakan
atau Di seluruh dunia bergemalah suara mereka.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; Ul: lh.5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
   
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu paduan para rasul bersyukur, ya Tuhan.
     
Karya pelayanan Yesus membutuhkan banyak pekerja. Sejak awal Yesus sudah memilih para murid dan melatih mereka untuk memiliki standar hidup seperti yang dikehendak-Nya. Yesus juga memberikan kepada mereka banyak anugerah seperti yang sudah dinyatakan-Nya dalam setiap karya-Nya.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:12-19)
     
Sekali peristiwa Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. Mereka itu ialah: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, Andreas saudara Simon, Yohanes dan Yakobus, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. Di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya, dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem, dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Yesus memilih kita menjadi murid-murid-Nya bukan karena sudah layak dan sepantasnya, namun karena Ia begitu mengasihi kita. Para murid yang pertama, seperti Simon dan Yudas, yang dirayakan pestanya hari ini, bukanlah orang-orang yang hebat. Meskipun demikian, Yesus memilih mereka untuk menjadi kelompok duabelas rasul. Yesus tidak pernah memandang muka atau apa latar belakang seseorang untuk menjadi murid-murid-Nya. Yang Yesus inginkan dari kita adalah kerelaan dan kesetiaan kita untuk mengikuti Dia, untuk dibimbing dan dibentuk-Nya, yang kita akui sebagi Guru, Tuhan dan Juruselamat kita. Mari kita renungkan sejenak, bagaimana dan sejauh mana komitmen kita dalam menghayati panggilan sebagai murid-murid Yesus?

Antifon Komuni (bdk. Yoh 14:23)

Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku, demikianlah firman Tuhan; dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
 
Si quis díligit me, sermónem meum servábit, dicit Dóminus et Pater meus diligent eum, et ad eum veniémus, et mansiónem apud eum faciémus.
 
Whoever loves me will keep my word, says the Lord; and my Father will love him, and we will come to him, and make our home with him.
    
Doa Malam
  
Ya Yesus, kami pun ingin selalu datang kepada-Mu. Kami ingin mendengarkan ajaran-Mu dan Kausembuhkan dari berbagai penyakit, dari rasa egois, kesombongan,ketamakan, kebencian dan rasa ingin membalas dendam yang masih menguasai kehidupan kami. Buatlah hati kami baru dan pantas menjadi tempat kediaman-Mu. Amin.
    
  
RUAH

Belas Kasih

Senin, 27 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX

    
Ef. 4:32 - 5:8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 13:10-17.
    
Delapan belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Orang yang telah hidup selama 18 tahun telah melewati banyak fase kehidupan, mulai dari masa bayi, kanak-kanak, remaja dan memasuki masa dewasa awal. Wanita yang dikisahkan dalam Injil hari ini, menjalani rentang waktu yang panjang tersebut dengan penuh penderitaan karena ia dirasuki roh sehingga sakit sampai bungkuk punggungnya. Tanpa perlu banyak diskusi dan pertimbangan, tentu orang yang melihat pasti merasa kasihan lalu segera berusaha memberikan pertolongan. Itulah yang dilakukan Yesus. Menolong orang lain dan membebaskannya dari segala bentuk derita adalah keharusan yang mendesak, tanpa banyak pertimbangan. Bahkan, Ia melakukannya dengan melanggar aturan Sabat. Bagaimana dengan kita atau Gereja kita. Jangan-jangan, untuk menolong orang menderita, kita juga terlalu banyak pertimbangan dan diskusi yang seringkali tanpa hasil sehingga yang menderita tetap atau malah semakin menderita tanpa sempat kita menolongnya. Paus Fransiskus mengajak kita untuk menjadikan Gereja sebagai "rumah sakit di medan perang". Apa maknanya dan gerakan macam apa yang beliau harapkan dari kita? Mari kita resapi dan temukan lalu laksanakan.

Doa: Tuhan, berilah kami hati yang tanggap dan cekatan untuk memberikan pertolongan kepada sesama kami. Amin. -agawpr-

Senin, 27 Oktober 2014 Hari Biasa Pekan XXX

Senin, 27 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX
  
Berjalanlah dengan kakimu di bumi, tetapi hatimu di surga. (St. Yohanes Bosko)
    

Antifon Pembuka (Ef 4:32)

Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
  
Doa Pagi

 
Bapa yang mahapengasih, sebagaimana Engkau mengasihi dan mengampuni aku, buatlah aku juga mampu mengasihi dan mengampuni sesama maupun diriku sendiri hari ini, sebagai persembahan dan pujian bagi-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:32-5:8)
       

"Hiduplah dalam cinta kasih seperti Kristus."
         
Saudara-saudara, hendaklah kalian bersikap ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih sayang dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kalian dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan dan hiduplah dalam kasih sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kalian, dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai kurban dan persembahan yang harum mewangi bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan, disebut saja pun jangan di antara kalian sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus; demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau sembrono, karena hal-hal itu tidak pantas. Sebaliknya ucapkanlah syukur! Ingatlah baik-baik: Orang sundal, orang cabul, atau orang serakah, artinya penyembah berhala, semua itu tidak mendapat bagian dalam kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kalian disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Sebab itu janganlah kalian berkawan dengan mereka. Memang dahulu kalian adalah kegelapan, tetapi sekarang kalian adalah terang di dalam Tuhan. Karena itu hiduplah sebagai anak-anak terang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Atau Jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya, dan daunnya tak pernah layu; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
  
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah kebenaran; kuduskanlah kami dalam kebenaran.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:10-17)
      
"Bukankah wanita keturunan Abraham ini harus dilepaskan dari ikatannya sekalipun pada hari Sabat?"
         
Pada suatu hari Sabat Yesus mengajar dalam salah satu rumah ibadat. Di situ ada seorang wanita yang telah delapan belas tahun dirasuk roh. Ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat wanita itu dipanggil-Nyalah dia. Lalu Yesus berkata, "Hai Ibu, penyakitmu telah sembuh." Kemudian wanita itu ditumpangi-Nya tangan, dan seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat itu gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat. Lalu ia berkata kepada orang banyak, "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu dari hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya, "Hai orang-orang munafik, bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum? Nah, wanita ini sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis. Bukankah dia harus dilepaskan dari ikatannya itu karena dia keturunan Abraham?" Waktu Yesus berbicara demikian, semua lawan-Nya merasa malu, sedangkan orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia yang telah dilakukan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
   
Dalam situasi darurat, orang harus berani mendahulukan belas kasih daripada aturan dan hukum. Sebab tidak jarang kebenaran dan kebaikan itu melampaui segala aturan dan hukum yang berlaku. Kita harus menomorsatukan keselamatan jiwa daripada tata aturan yang ada. Namun, kita harus mengakui, bahwa untuk melaksanakan semua ini dibutuhkan sebuah keyakinan dan keberanian yang besar.

Itulah yang Yesus lakukan ketika mengajar di sinagoga. Pada saat Dia mengajar, ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak (Luk 13:10-17). Sungguh, suatu penderitaan yang luar biasa. Didorong oleh belas kasihan yang besar, Yesus menyembuhkan sakit perempuan tersebut. Melihat peristiwa itu banyak orang bersukacita. Namun, kepala rumah ibadat mencela tindakan Yesus karena Dia melakukan penyembuhan pada hari Sabat. Mendapat reaksi yang demikian, Yesus tidak gentar. Dia sungguh yakin bahwa apa yang dilakukan-Nya selaras dengan kehendak Bapa-Nya yang Mahabelaskasih kepada semua orang.

Dari sikap dan tindakan Yesus ini, kita boleh yakin bahwa belas kasihan lebih berharga daripada semua aturan yang ada di sekitar kita. Benar, bahwa hukum dan aturan harus tetap ditegakkan, tapi tidak boleh mengikat kita untuk mewujudkan belas kasih. Tuhan menyelamatkan kita bukan hanya dengan aturan dan hukum, melainkan pertama-tamak arena belas kasihan-Nya. Karena sesungguhnya tak seorang pun pantas menerima keselamatan dari dirinya sendiri. Hanya berkat belas kasihan Tuhan, kita semua bisa memperoleh keselamatan.
  
Dengan demikian, belas kasih adalah jalan keselamatan. Sebagai orang beriman, kita harus menghormati hukum yang berlaku, tetapi kita hendaknya lebih menghargai belas kasihan. Sikap dan tindakan ini hendaknya ditanamkan mulai dari lingkungan keluarga. Di sana nilai-nilai belas kasih ditaburkan dan dipelihara, sebab belas kasih menjadi kunci bagi orang Katolik untuk menjaga keutuhan keluarganya. Keluarga Katolik yang baik adalah keluarga yang mengedepankan belas kasihan di atas segala aturan.
 
Banyak persoalan keluarga hanya bisa diselesaikan dengan belas kasih, bukan dengan aturan dan hukum. (Cafe Rohani/Henrikus Suwaji, O.Carm)

Mengasihi Allah dan Mengasihi Sesama

Minggu, 26 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXX
 
  
Kel. 22:21-27; Mzm. 18:2-3a,3bc-4,47,51ab; 1Tes. 1:5c-10; Mat. 22:34-40. 
 
Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama merupakan dua dimensi kasih yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Orang yang mengatakan bahwa dirinya mengasihi Allah tetapi membenci saudaranya adalah pendusta, kata St. Yohanes (1 Yoh 4:20). Sebab, orang yang tidak mengasihi saudaranya yang kelihatan, tidak dapat mengasihi Allah yang tidak kelihatan. Oleh karena itu, kasihilah Tuhan Allah dengan cara mengasihi sesama, terutama mereka yang hidup bersama kita, yakni anggota keluarga, rekan sekomunitas atau serumah, dan para tetangga. Tidak lupa juga mereka yang menderita dan membutuhkan uluran tangan kita (bdk. Mat 25:34-40). Demikian pula sebaliknya, terimalah dengan penuh syukur kasih Tuhan yang nyata melalui sesama kita, orangtua dan keluarga kita, teman dan partner kerja kita, tetangga dan kerabat kita.

Doa: Tuhan, semoga kami semakin mengasihi Engkau dan mengakami kasih-Mu dalam diri sesama kami. Amin. -agawpr-

Kobus (Mat 22:34-40)


Minggu, 26 Oktober 2014 Hari Minggu Biasa XXX

Minggu, 26 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXX

Kepada Allah yang menyampaikan wahyu manusia wajib menyatakan “ketaatan iman” (Rm16:26 ; lih. Rm1:5 ; 2Kor10:5-6). Demikianlah manusia dengan bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, dengan mempersembahkan “kepatuhan akalbudi serta kehendak yang sepenuhnya kepada Allah yang mewahyukan” dan dengan secara sukarela menerima sebagai kebenaran wahyu yang dikurniakan oleh-Nya. (Dei Verbum, 5)

Antifon Pembuka (Mzm 105:3-4)
 
Bersukacitalah hati orang yang mencari Tuhan! Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya!
 
Let the hearts that seek the Lord rejoice; turn to the Lord and his strength; constantly seek his face.
 
Lætetur cor quærentium Dominum: quærite Dominum, et confirmamini: quærite faciem eius semper.

 
Tobat 3 
    
Tuhan Yesus Kristus, Engkau hadir mengajarkan dan memberi contoh hidup dalam kasih. Tuhan, kasihanilah kami

Engkau bersabda, "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dengan jiwamu, dan dengan segenap akal budimu." Kristus, kasihanilah kami
   

Engkaulah juga mengajarkan bahwa hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tuhan, kasihanilah kami
 
Doa Pagi


Allah yang kekal dan kuasa, ciptakanlah dalam diri kami hati yang tulus dan setia agar kami mampu melayani Engkau, ya Allah, yang mahaagung, dengan penuh bakti dan kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (22:21-27)
       
   
"Jika kamu menindas seorang janda atau anak yatim, maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu."
 
Beginilah firman Tuhan, "Janganlah orang asing kautindas atau kautekan, sebab kamu pun pernah menjadi orang asing di tanah Mesir. Seorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas. Jika engkau sampai menindas mereka ini, pasti Aku akan mendengarkan seruan mereka. Jika mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring. Maka murka-Ku akan bangkit, dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga istrimu menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim. Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, yakni orang yang miskin di antaramu, janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih utang terhadap dia; dan janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya. Jika engkau sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau mengembalikannya sebelum matahari terbenam, sebab hanya itu sajalah penutup tubuhnya, hanya itulah pembalut kulitnya; jika tidak, pakai apakah ia pergi tidur? Maka, apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya sebab Aku ini pengasih."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 839
Ref. Aku mengasihi Tuhan, Dia sumber kekuatan. Hidupku 'kan menjadi aman dalam lindungan-Nya
Ayat. (Mzm 18:2-3a.3bc.47.51ab; Ul: 2)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku; ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1Tes 1:5c-10)
      
"Kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah dan menantikan kedatangan Anak-Nya."
       
Saudara-saudara, kamu tahu bagaimana kami bekerja di antara kamu demi kepentinganmu. Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman Tuhan dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya. Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya. Di mana-mana telah tersiar kabar tentng imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri bercerita tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:34-40)
   
"Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
    
Ketika orang-orang Farisi mendengar bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka. Seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia, "Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?" jawab Yesus kepadanya, "Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
   
Renungan

   
  Mata uang selalu memiliki dua sisi. Sisi yang satu mengandaikan adanya sisi yang lain. Dengan kata lain, kedua sisi mata uang itu merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan.

Santo Agustinus menegaskan bahwa sama seperti manusia mempunyai dua kaki untuk berjalan, demikian pula kita mengasihi Tuhan dan sesama untuk dapat mencapai surga. Sama seperti orang-orang kudus berbahagia di surga karena mengasihi Allah dan sesamanya, maka kita pun perlu melakukan hal yang sama di dunia ini untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Penegasan Santo Agustinus mengajar kita bahwa mengasihi Tuhan dan sesama sesungguhnya merupakan satu kesatuan, tak terpisahkan. Santo Yohanes pun menegaskan, “Jikalau seorang berkata: ‘Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudara-saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya” (1Yoh 4:20).

Mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan akal budi (Mat 22:37) berarti mengasihi Tuhan dengan keseluruhan diri kita. Kita menempatkan Tuhan lebih utama dari segala sesuatu, di mana saja dan kapan saja. Secara manusiawi perintah ini sangat berat. Akan tetapi, bukankah Tuhan tidak akan memberikan beban yang melebihi kekuatan kita? Sebaliknya, Dia menegaskan, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan” (Mat 11:29-30).

Ketika menerima Sakramen Pembatisan, kita beroleh rahmat Allah yang begitu besar. Kita diangkat menjadi anak-anak Allah di dalam Kristus, disatukan dalam Gereja, Tubuh Mistik Kristus; dibebaskan dari dosa asal, serta menerima tujuh karunia Roh Kudus. Anugerah besar itu kemudian masih diperkuat lagi dengan rahmat yang mengalir dari Sakramen-sakramen lain, terutama Sakramen Tobat dan Ekaristi. Bekal rahmat Allah yang luar biasa inilah yang memampukan kita untuk dapat mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri dengan lebih baik lagi.

Persoalannya, apakah kita telah menyadari dan mensyukuri rahmat Allah yang demikian besar ini? (Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani) 
    
“Konsili suci mengajarkan juga bahwa bahkan jika kadang terjadi bahwa seseorang memiliki pertobatan yang disempurnakan oleh kasih dan telah berdamai dengan Tuhan sebelum menerima sakramen, maka berdamainya ia dengan Tuhan tidak menjadi bagian dari pertobatannya, tetapi kehendak yang kuat akan sakramen inilah yang termasuk dalam pertobatannya.” (Konsili Trente, De Sacramento paenintentiae, ch.4).

Pertobatan itu tidak sekali jadi

Sabtu, 25 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXIX

     

Ef. 4:7-16; Mzm. 122:1-2,3-4a,4b-5; Luk. 13:1-9.
         
Mengabarkan dan menceritakan keburukan orang lain memang selalu menjadi obrolan yang menarik. Bagaimana kita harus bersikap kalau ada orang mengajak kita berbuat demikian? Atau jangan-jangan malah kita yang mengajak? Semoga tidak. Yesus memberikan teladan yang baik bagi kita. Ketika beberapa orang dengan bangga menceritakan penderitaan orang-orang Galilea yang menurut mereka diakibatkan karena dosa, Yesus justru menanggapi dengan mengingatkan bahwa mereka pun berdosa dan harus bertobat. Maka, kalau kita tergoda untuk membicarakan keburukan atau dosa orang lain, kita harus sadar bahwa kita pun berdosa, bahkan mungkin lebih besar. Kita pun membutuhkan pertobatan. Tentu saja, pertobatan itu tidak sekali jadi. Butuh proses dan waktu yang disertai jatuh bangun. Untuk itu, Tuhan selalu memberi kesempatan. Mungkin, tahun ini kita masih banyak gagalnya. Tuhan memberi waktu satu tahun lagi. Kalau masih gagal lagi, waktu satu tahun juga diberikan lagi. Begitu seterusnya. Kata-kata Injil, "biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah" tidak akan berubah. Setiap kali kita baca, bunyinya sama. Itu berarti, Tuhan selalu memberi kesempatan kepada kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk selalu menggunakan kesempatan yang Kauberikan kepada kami agar kami mampu menghasilkan buah-buah pertobatan yang nyata. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy