Rabu, 29 Oktober 2014
Hari Biasa Pekan XXX
Gereja bersifat katolik, karena ia diutus oleh Kristus kepada seluruh umat manusia Bdk. Mat 28:19.:
"Semua orang dipanggil kepada Umat Allah yang baru. Maka umat itu, yang
tetap satu dan tunggal, harus disebar-luaskan ke seluruh dunia dan
melalui segala abad, supaya terpenuhilah rencana kehendak Allah, yang
pada awal mula menciptakan satu kodrat manusia, dan menetapkan untuk
akhirnya menghimpun dan mempersatukan lagi anak-anak-Nya yang
tersebar... Sifat universal, yang menyemarakkan Umat Allah itu,
merupakan karunia Tuhan sendiri. Karenanya Gereja yang katolik secara
tepat-guna dan tiada hentinya berusaha merangkum segenap umat manusia
beserta segala harta kekayaannya di bawah Kristus Kepala, dalam kesatuan
Roh-Nya" (LG 13). -- Katekismus Gereja Katolik, 831
Antifon Pembuka (Ef 6:7)
Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.
Tobat 3
Tuhan Yesus Kristus, Engkau datang ke dunia demi umat manusia dan menghendaki agar semua orang diselamatkan. Tuhan, kasihanilah kami.
Engkau selalu menyayangi kami, meski sering menguji kami juga dengan siksaan dan cobaan. Kristus, kasihanilah kami.
Engkau menghendaki agar kami secara aktif menanggapi panggilan kami
masing-masing, agar pintu Kerajaan-Mu tetap terbuka bagi kami. Tuhan, kasihanilah kami.
Doa Pagi
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan mengumpulkan segala
bangsa menjadi umat kesayangan-Mu. Kami mohon, tunjukkanlah kepada kami
jalan menuju iman kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (6:1-9)
"Laksanakan pelayananmu seperti orang yang melayani Kristus dan bukan manusia."
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam Tuhan, karena memang haruslah
demikian. Hormatilah ayah dan ibumu, sebab inilah perintah penting yang
memuat suatu janji, yaitu: supaya kalian berbahagia dan panjang umur di
bumi. Dan kalian para bapak, jangan bangkitkan amarah dalam hati
anak-anakmu, tetapi didiklah mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Hai
hamba-hamba, taatilah tuanmu di dunia ini dengan takut dan gentar dan
dengan tulus hati, sama seperti kalian taat kepada Kristus. Jangan hanya
taat di hadapan mereka untuk menyenangkan hati orang, tetapi taatlah
sebagai hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah.
Laksanakanlah pelayananmu dengan rela seperti orang-orang yang melayani
Tuhan, dan bukan manusia. Kalian tahu, bahwa setiap orang, entah hamba,
entah orang merdeka, akan menerima ganjaran dari Tuhan, kalau ia
berbuat sesuatu yang baik. Dan kalian para tuan, bersikaplah demikian
juga terhadap hamba-hambamu, dan janganlah mengancam. Ingatlah bahwa
Tuhan mereka dan Tuhanmu ada di surga, dan Ia tidak memandang muka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-14)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan
orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan
kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan
memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan
abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia
dalam segala perbuatan-Nya.Tuhan itu penopang bagi semua orang yang
jatuhdan penegak bagi semua orang yang tertunduk.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Allah telah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:22-30)
"Mereka datang dari timur dan barat, dan akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah."
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus berkeliling dari kota ke kota
dan dari desa ke desa sambil mengajar. Maka bertanyalah orang
kepada-Nya, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jawab
Yesus kepada orang-orang di situ, “Berusahalah masuk melalui pintu yang
sempit itu! Sebab Aku berkata kepadamu, ‘banyak orang akan berusaha
untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan
menutup pintu, kalian akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu
sambil berkata, ‘Tuan, bukakan pintu bagi kami’. Tetapi dia akan
berkata, ‘Aku tidak tahu dari mana kalian datang’. Maka kalian akan
berkata, ‘Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu, dan Engkau telah
mengajar di jalan-jalan kota kami’. Tetapi ia akan berkata, ‘Aku tidak
tahu dari mana kalian datang. Enyahlah dari hadapanku, hai kalian semua
yang melakukan kejahatan!’ Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak
gigi, apabila kalian melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi
ada di dalam Kerajaan Allah, tetapi kalian sendiri dicampakkan ke luar.
Dan orang akan datang dari timur dan barat, dari utara dan selatan, dan
mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Ingatlah, ada orang
terakhir yang akan menjadi terdahulu, dan orang terdahulu yang akan
menjadi yang terakhir.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Injil hari ini mengungkapkan bagaimana Yesus mengajak kita semua untuk “melewati pintu yang sempit”
itu (Lukas 13:22-30). Pada Bacaan pertama yang diambild ari Ef 6:1-9
mengajak kita untuk melakukan tindakan kasih, yaitu lakukanlah yang
kebaikan bagi setiap orang. Kita semua beriman kepada Yesus. Bukan
berarti Yesus yang telah menebus kita itu mengajarkan kita bahwa
keselamatan sudah selesai sejak Yesus hidup di dunia ini. Sesungguhnya,
penebusan yang Yesus lakukan itu menuntut suatu usaha dari kita pula,
dimana kita harus juga berpartisipasi dalam kehidupan Kristus dahulu,
menahan dan merasakan suka duka kehidupan. Tindakan kasih yang merupakan
kebaikan bukan pula sarana keselamatan, tetapi tindakan kasih ini
menyempurnakan iman kita akan Yesus. Sehingga keduanya (iman dan
perbuatan) saling bekerja sama, dan bukannya meniadakan.
Yesus meminta kita untuk melewati pintu yang sempit. Yesus telah
memberikan teladan hidup-Nya bagi kita, dan tentu kita semua memiliki
iman kepada Yesus. Sejauh mana iman yang saya miliki ini menjadi buah
yang hidup? Iman ini akan masak dan berbuah ketika kita tidak menyerah
pada keadaan dan kesulitan. Kecemasan memang ada, tetpai berkat iman
kita sadar bahwa perbuatan dan tindakan kasih itu tidaklah sia – sia.
Kebajikan dan kebaikan tidak dapat dihasilkan tanpa sebuah perjuangan
hidup. Semoga kita semua mampu menerima dan mengolah realitas kehidupan
bersama Kristus.
Deus Providebit