| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 30 November 2014 Hari Minggu Adven I (B)

Minggu, 30 November 2014
Hari Minggu Adven I (B)
 
Adven adalah masa amat khusus. Ini adalah masa suci. (St. Karolus Borromeus)
 
Antifon Pembuka (Mzm 25:1-3)
  
Kepada-Mu, ya Tuhan, kuangkat jiwaku; Allahku, kepada-Mu aku percaya. Janganlah kiranya aku mendapat malu. Janganlah musuh-musuhku beria-ria atas aku. Ya, semua orang yang menantikan Dikau takkan mendapat malu.

To you, I lift up my soul, O my God. In you, I have trusted; let me not be put to shame. Nor let my enemies exult over me; and let none who hope in you be put to shame.

Ad te levavi animam meam: Deus meus in te confido, non erubescam: necque irrideant me inimici mei: etenim universi qui te exspectant, non confundentur.
 
Gloria ditiadakan, ada Credo
 
Doa Pagi

Allah Yang Mahakuasa, anugerahilah kami, umat-Mu, kehendak yang kuat untuk menyongsong kedatangan Kristus dengan cara hidup yang baik. Semoga dengan demikian kami layak mewarisi Kerajaan Surga, bersama Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (63:16b-17;64:1.3b-8)
       
"Sudilah Engkau mengoyakkan langit dan turun."
         
Ya Tuhan, Engkau sendirilah Bapa kami. Sejak dahulu kala nama-Mu ialah "Penebus kami". Ya Tuhan, mengapa Engkau biarkan kami sesat dari jalan-Mu? Mengapa Engkau tegarkan hati kami, sehingga kami tidak takut kepada-Mu? Kembalilah oleh karena hamba-hamba-Mu, dan oleh karena suku-suku milik pusaka-Mu. Sudilah Engkau mengoyakkan langit dan turun, sehingga gunung-gunung goyang di hadapan-Mu. Karena sejak dahulu kala orang tidak pernah mendengar, dan juga tidak ada telinga yang mendengarl tidak ada mata yang melihat Allah yang bertindak bagi orang yang menanti-nantikan Dia. Hanya Engkau yang berbuat demikian. Engkau menyongsong mereka yang melakukan kebenaran, dan yang mengindahkan jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka sebab kami berdosa. Terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala. Demikianlah kami semua seperti orang najis, dan segala kesalehan kami seperti kain kotor. Kami semua menjadi layu seperti daun, dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu, sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami. Engkau menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami. Tetapi sekarang, ya Tuhan, Engkaulah Bapa kami! Kami ini tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami semua adalah buatan tangan-Mu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 80:2ac+3b.15-16.18-19; Ul: 4)
1. Hai gembala Israel, pasanglah telinga-Mu, Engkau, yang duduk di atas para kerub, tampillah bersinar. Bangkitkanlah keperkasaan-Mu, dan datanglah menyelamatkan kami.
2. Allah semesta alam, kembalilah, pandanglah dari langit, dan lihatlah! Tengoklah pohon anggur ini, lindungilah batang yang ditanam oleh tangan kanan-Mu.
3. Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang ada di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan bagi diri-Mu. Maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu. Biarlah kami hidup, maka kami akan menyerukan nama-Mu.
   
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 1:3-9)
        
"Kamu menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus."
          
Saudara-saudara, kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Aku, Paulus, senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu, atas kasih karunia Allah yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus. Sebab di dalam Kristus kamu telah menjadi kaya dalam segala hal, yaitu dalam segala macam perkataan dan pengetahuan, sesuai dengan kesaksian tentang Kristus yang telah diteguhkan di antara kamu, sehingga kamu tidak kekurangan suatu karunia pun sementara kamu menantikan penampakan Tuhan kita Yesus Kristus. Dia juga akan meneguhkan kamu sampai kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab setialah Allah yang telah memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
  
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mrk 85:8; 2/4)
Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan dan berilah kami keselamatan yang dari pada-Mu.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (13:33-37)
       
"Berjaga-jagalah sebab kamu tidak tahu bilamana tuan rumah pulang!"
         
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamana waktunya tiba. Ibaratnya seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing sesuai dengan tugasnya, dan memerintahkan supaya penunggu pintu berjaga-jaga. Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu bilamana tuan rumah itu pulang: Menjelang malam atau tengah malam, atau larut malam atau pagi-pagi buta. Hal ini Kukatakan supaya kalau ia tiba-tiba datang, jangan sampai kamu didapatinya sedang tidur. Apa yang Kukatakan kepada kamu Kukatakan kepada semua orang: Berjaga-jagalah!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Antifon Komuni (Mzm 85:13)

Tuhan akan memberikan kebaikan dan negeri kita akan memberikan hasilnya.
 
The Lord will bestow his bounty, and our earth shall yield its increase.
  
Dominus dabit benignitatem: et terra nostra dabit fructum suum.
   
Renungan
    
Dalam bacaan Injil hari ini, kita mendengarkan bagaimana Yesus meminta para murid-Nya untuk berjaga-jaga senantiasa. Dalam meminta para murid-Nya untuk berjaga-jaga, Yesus menggunakan perumpamaan seorang hamba yang diberi tugas oleh tuannya saat tuannya itu harus pergi. Dalam konsep Yahudi masa itu, seorang hamba harus melaksanakan tugas yang diberikan oleh tuannya (Mat 8:9). Nasib dan masa depan hamba ada di dalam tangan tuannya. Ia tidak akan berani melawan tuannya karena tuannya memiliki kuasa atas dirinya (Mat 25:30). Hamba yang jahat, yang tidak melakukan tugasnya, bahkan menyengsarakan hamba-hamba yang lain, akan dihukum (Mat 22:13, 24:51), sedangkan hamba yang setia dan baik akan mendapatkan imbalan (Mat 24:45).

Yesus meminta para murid untuk menjadi seperti hamba yang baik, yang mau melaksanakan tugas yang Ia percayakan kepada mereka, dan selalu berjaga-jaga menantikan kedatangan-Nya. Yesus telah mempercayakan tugas mulia itu kepada para murid-Nya dan ia sungguh mengharapkan mereka dapat menjalankannya dengan baik sampai Ia datang. Kalau dihitung dalam perikop singkat yang kita baca/dengarkan hari ini, ungkapan “berjaga-jaga” diulangi oleh Yesus sebanyak empat kali; cukup banyak untuk suatu perikop yang singkat ini. Ini menunjukkan akan pentingnya berjaga-jaga. Yesus sadar bahwa para murid lemah. Sebagaimana bangsa Israel yang meski seringkali diselamatkan oleh Allah namun cenderung mengikuti kehendak mereka sendiri daripada kehendak Allah, demikian pula para murid cenderung tidak melaksanakan apa yang diperinthakan oleh Yesus. Mereka lebih suka melaksanakan kehendak mereka yang memberikan kenyamanan pada diri mereka meski berujung pada kejatuhan.

Perintah Yesus bagi para murid berlaku juga bagi kita. Yesus telah mempercayakan kepada kita suatu tugas mulia, yaitu mewartakan kasih-Nya kepada umat manusia. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit di antara kita yang enggan melaksanakannya. Kita lebih suka melaksanakan keinginan diri kita dan melalaikan perintah-Nya; mengutamakan kehendak diri sendiri daripada kehendak Allah. Akibatnya, seperti bangsa Israel yang jatuh karena ulahnya sendiri, kita pun demikian. Lalu setelah terjatuh dan menderita kita berteriak-teriak kepada Allah, mengiba-iba agar Ia bermurah hati dan merayu-rayu-Nya agar menolong kita kembali.

Yesus meminta supaya kita berjaga-jaga sampai akhir dengan melaksanakan tugas yang telah Ia berikan kepada kita masing-masing. Ia tahu bahwa apabila kita duduk berdiam diri, godaan akan selalu datang untuk tidak berjaga-jaga. Dalam situasi pengangguran, kita cenderung akan lengah. Oleh karena itu, Ia sungguh berharap agar kita tidak tidur tetapi berjaga dan melaksanakan tugas kita dengan baij. Dan apabila Ia datang dan mendapati kita sedang berjaga dan menjalankan tugas kita, tentu akan diberikan ganjaran yang berlimpah, jauh melebihi apa yang kita dapat pikirkan dan harapkan.

Apakah kita sudah berjaga-jaga menantikan kedatangan-Nya sambil melaksanakan semua tugas yang Ia percayakan kepada kita? Ataukah kita masih bersantai-ria dan menunda-nunda untuk melaksanakan tugas kita, atau bahkan menggunakan kesempatan untuk mencari kenikmatan sendiri dengan menyiksa dan menyesatkan orang lain? Apa yang akan kita peroleh saat Ia datang? Apakah kita akan ditinggalkan atau kita akan dikumpulkan oleh malaikat-malaikat-Nya untuk diselamatkna? Semua itu sungguh tergantung pada kesiapan kita untuk menyambut Dia, Sang Anak Manusia.

Saudara-saudari, Allah memberi kita hak dan kesempatan untuk memilih yang terbaik. Mari kita gunakan sebaik-baiknya. Selamat memasuki masa Adven! (Radik/RUAH)

Berjagalah


Berjaga-jagalah agar kalian terluput dari malapeltaka yang akan terjadi.

Sabtu, 29 November 2014
Peringatan Wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Biarawan dan Martir Indonesia
        
Why. 22:1-7; Mzm. 95:1-2,3-5,6-7; Luk. 21:34-36,  
                
Hari ini adalah hari terakhir sebelum kita memasuki masa Adven. Saya rasa, pesan Yesus dalam bacaan Injil sudah sangat jelas. Marilah kita memasuki masa Adven, yakni masa penantian akan kedatangan Kristus yang berinkarnasi. Ia yang adalah Allah, berkenan untuk masuk (in) ke dalam daging (carne) dan tinggal di tengah-tengah kita yang juga hidup dalam daging. Tujuannya adalah agar terjadi pertukaran yang menyelamatkan. Allah berkenan mengenakan kodrat manusia yang berdaging agar kita yang sudah hidup dalam daging ini dapat mengenakan keilahian-Nya. Bagaimana caranya? Pelan-pelan, kita melepaskan diri dari ikatan kodrat kedagingan kita dengan selalu menjaga diri, menghindarkan diri dari pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi lainnya sambil senantiasa berdoa. Dengan kata lain, kita diajak untuk bermati raga sambil semakin tekun berdoa.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk melepaskan diri dari berbagai macam ikatan kedagingan dan keduniawian agar kami Kaudapati pantas di hadapan-Mu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 29 November 2014 Peringatan Wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Biarawan dan Martir Indonesia

Sabtu, 29 November 2014
Peringatan Wajib Beato Dionisius dan Redemptus, Biarawan dan Martir Indonesia
    
“Dalam Kerajaan Surga ada rombongan para martir yang tak terbilang, dimahkotai karena kemenangan mereka yang mulia dalam penderitaan dan perjuangan” (St. Siprianus)
    

Antifon Pembuka
   
Para kudus bergembira di surga, sebab telah mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.
   
Doa Pagi

  
Ya Allah, Engkau telah menguatkan Gereja-Mu dengan pelayanan yang mengagumkan melalui kesaksian para martir yang kudus, Beato Dionisius dan Redemptus. Semoga umat-Mu, yang setia kepada perutusan yang telah dipercayakan kepada Gereja-Mu itu, memperoleh kebebasan beragama yang lebih besar dan memberi kesaksian tentang kebenaran di hadapan dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Suasana kehidupan yang indah bersama Allah dinyatakan kepada Yohanes dan menjadi peneguhan bahwa apa yang sudah diwartakan dan dinubuatkan oleh para nabi adalah kehidupan semacam ini. Karena itu, berbahagialah setiap orang yang menuruti nubuat-nubuat tersebut.

   
Bacaan dari Kitab Wahyu (22:1-7)
    
 
"Malam takkan ada lagi, sebab Tuhan Allah menerangi mereka."
      
Aku, Yohanes, mendapat penglihatan sebagai berikut: Malaikat Tuhan menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan. Airnya jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba. Di tengah-tengah jalan kota itu yaitu seberang menyeberang sungai itu ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali. Dedaunan pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Maka takkan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya. Mereka akan melihat wajah-Nya dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Malam takkan ada lagi di sana, dan mereka takkan memerlukan lagi cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Lalu Ia berkata kepadaku, “Semua perkataan ini tepat dan benar. Tuhan Allahlah yang memberi roh kepada para nabi dan telah mengutus malaikat-Nya untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Sungguh Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan nubuat kitab ini!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = es, 4/4, PS 854.
Ref. Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
atau Maranata! Datanglah, ya Tuhan Yesus!
Ayat. (Mzm 96:1-2.6-7.8-9; R: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan lagu syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian Mazmur.
2. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, jangan bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Berjaga-jaga dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.
  
Yesus masih menegaskan pentingnya sikap siap sedia menyambut kedatangan hari Tuhan. Kesiapsediaan itu bisa dikerjakan dengan menghindarkan diri dari berbagai kepentingan duniawi sambil senantiasa memperkuat hidup doa.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:34-36)
    
"Berjaga-jagalah agar kalian terluput dari malapeltaka yang akan terjadi."
        
Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jagalah dirimu, jangan sampai hatimu sarat dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi, dan jangan sampai hari Tuhan tiba-tiba datang jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa, sambil berdoa, agar kalian mendapat kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan agar kalian tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

Pengadilan adalah saat yang menentukan bagi kita. Hidup atau mati, keselamatan atau kebinasaan tergantung pada pilihan kita sendiri. Oleh karena itu, kita diundang untuk meninggalkan cara hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Kita harus berjaga-jaga dan berdoa untuk tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Kita mesti hidup dalam kasih, sebab seperti dikatakan St. Yohanes dari Salib, “Pada malam kehidupan kita, kita akan diadili sesuai dengan cinta kita.”
     
SORE: VIGILI ADVEN UNTUK KEHIDUPAN
        
Doa Malam
  
Ya Yesus yang baik, Engkaulah pembaru dan penuntun hidupku, khususnya sepanjang bulan November ini. Maka, dipuji dan dimuliakanlah Engkau, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

RUAH

Langit dan bumi dengan segala isinya akan berlalu, namun sabda Tuhan tetap abadi.

Jumat, 28 November 2014
Hari Biasa Pekan XXXIV
 
                    
Why. 20:1-4,11 - 21:2; Mzm. 84:3,4,5-6a,8a; Luk. 21:29-33. 
              
 Langit dan bumi dengan segala isinya akan berlalu, namun sabda Tuhan tetap abadi. Oleh karena itu, berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. Kadang, Sabda Tuhan memang sangat keras sehingga mereka yang tidak kuat bisa saja mengundurkan diri dan tidak mau lagi mendengarkan-Nya, seperti yang dikisahkan dalam Injil Yohanes 6:60-66. Namun, sekeras apa pun sabda Tuhan itu, bagi kita tetaplah merupakan sabda hidup yang kekal (Yoh 6:68). Untuk itu, marilah kita terus-menerus berdoa sambil berusaha agar kita mampu menjadi pendengar, pembaca, pewarta dan pelaksana sabda Tuhan yang baik.

Doa: Tuhan, bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami mampu menjadi pembaca, pendengar, pewarta dan pelaksana sabda-Mu yang baik. Amin. -agawpr-

Jumat, 28 November 2014 Hari Biasa Pekan XXXIV

Jumat, 28 November 2014
Hari Biasa Pekan XXXIV
  
Tuhan itu penuh kasih sayang dan belas kasih; Ia lebih menghendaki orang berdosa bertobat daripada mati. (St. Hieronimus)
  

Antifon Pembuka (Why 21:1)
 
Maka aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru. Langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
 
Doa Pagi

   
Ya Allah, melalui Yesus Putra-Mu, Engkau mengingatkan kami para murid-Mu untuk berjaga-jaga dan selalu siap sedia menyongsong kehadiran-Mu yang menyelamatkan. Kami mohon, curahkanlah Roh Kudus-Mu untuk membimbing kami, semoga berkat daya surgawi kami dapat mengabdi Engkau dengan jujur dan setia sebagai pengikut Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (20:1-4. 11-21:2)
     
"Orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka. Aku melihat Yerusalem Baru turun dari surga."
    
Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat turun dari surga memegang anak kunci jurang maut dan sebuah rantai besar di tangannya. Ia menangkap naga, si ular tua, yaitu Iblis dan Setan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut. Pintu jurang maut itu kemudian ditutup dan dimeteraikannya, jangan sampai naga itu menyesatkan lagi bangsa-bangsa, sebelum masa seribu tahun itu berakhir. Kemudian naga itu akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya. Kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa mereka yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena sabda Allah. Mereka itu tidak menyembah binatang dan patungnya, dan tidak menerima tanda binatang itu pada dahi dan tangan mereka. Mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Lalu aku melihat sebuah singgasana, putih dan besar, dan aku melihat Dia yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Kemudian semua kitab dibuka. Juga sebuah kitab lain dibuka, yaitu Kitab Kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Demikian pula maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya. Dan mereka masing-masing dihakimi menurut perbuatan mereka. Kemudian maut dan kerajaan maut itu dilemparkan ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua, yakni lautan api. Dan barangsiapa namanya tidak ditemukan tertulis dalam Kitab Kehidupan, dilemparkan ke dalam lautan api itu. Lalu aku melihat langit dan bumi yang baru. Langit dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku, Yohanes, melihat kota kudus, yaitu Yerusalem baru, turun dari surga, dari hadapan Allah, berhias bagaikan mempelai yang berdandan untuk suaminya.
Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan.
atau Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia.
Ayat. (Mzm 84:3.4.5-6a.8a)
1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; Jiwa dan ragaku bersorak sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung layang-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku.
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu. Langkah mereka makin lama makin tinggi.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 21:28b)
Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:29-33)
    
"Jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat."
     
Pada waktu itu Yesus mengemukakan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kalian melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kalian tahu dengan sendirinya, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sungguh, angkatan ini takkan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku takkan berlalu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
  
Memasuki musim dingin daun-daun pohon ara akan gugur sehingga tampak gundul, seperti orang mati, tinggal ranting-ranting. Orang tidak dapat berteduh dibawahnya dan tidak dijumpai buah. Beda bila musim panas tiba. Getah di nadi tumbuhan itu mulai cair dari kebekuan dan mengalir memunculkan kehidupan tunas-tunas baru. Pohon kembali hidup, segar. Seperti pohon apel, munculnya tunas daun selalu disertai kuncup-kuncup bunga yang segera mekar dan menghasilkan buah. Lalu buah hijau itu akan memerah hingga ungu kehitaman dan matang lezat siap dimakan.
Daun-daun ara yang lebar membuat rindang dan menjadi payung sejuk tempat bernaung. Dekat Kota Yerusalem bahkan dikenal ada Bethphage yang artinya: “rumah pohon ara”. Dan gambaran keindahan, kedamaian dan kebahagiaan hidup biasa diuangkapkan demikian: “.... tiap-tiap orang hidup dengan aman di bawah pohon anggur dan pohon ara” (1Raj 4:25; Mi 4:4).

Tentang pohon ara yang bertunas banyak dihubungkan dengan masa turunnya berkat (Yl 2:22). Kerajaan Allah sudah dekat. Bahkan sudah hadir di dunia ini karena Tuhan sendiri telah datang dan berkarya. Dengan menderita, disalibkan, wafat dan bangkit, Yesus menebus kita dari perbudakan dosa, hidup pun penuh berkat. Bacaan hari ini menjadi gema dari Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam, puncak tahun liturgi sebelum mengawali masa Adven. Kerajaan Allah menghadirkan kedamaian, keadilan dan kasih.

Sebagaimana pohon ara mengenal musim, hidup iman pun mempunyai musim. Bila kemarau panjang, dingin mencekam, mengalami penderitaan atau siksaan, kita tidak boleh cemas dan kecil hati. Berita Injil memberi harapan penuh. Dalam Kerajaan Allah nan abadi nanti segenap umat Allah akan dilepas dari penderitaan dan dipenuhi sukacita. Cinta Yesus menjadi jaminan dan bukti. Sabda-Nya langgeng, tetap kokoh berlaku sama seperti sejak pertama kali difirmankan. Tuhan Yesus sekarang tidak nampak, namun Sabda-Nya hidup dan bekerja dalam diri kita yang mendamba dan percaya.

Mari kita melihat dengan mata hati, peristiwa-peristiwa alam seperti pohon ara di atas dalam ranah rohani. Di dalamnya Yesus mengajar kita rahasia keindahan dan makna, agar apa pun yang terjadi nanti, tetap ada damai di hati. (Eligius Ipong Suponodi, O.Carm).

Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatmu sudah dekat.

Kamis, 27 November 2014
Hari Biasa Pekan XXXIV
            


Why. 18:1-2,21-23; 19:1-3,9a; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 21:20-28.
           
Ngeri juga saya menbaca Injil hari ini. Apakah memang demikianlah yang nantianya akan terjadi: keselamatan mesthi didahului dengan kekacauan yang menyebabkan derita? Tidak ada yang tahu. Yang jelas, memang antara datangnya penyelamatan abadi dengan penderitaan, seringkali sangat dekat. Hal ini banyak saya jumpai ketika melakukan pendampingan terhadap saudara-saudari yang menderita sakit keras dan menghadapi sakratul maut. Pada hari-hari tersebut, mereka mengalami penderitaan yang luar biasa. Lalu datanglah tahap penyerahan dan kepasrahan kepada Tuhan yang tentunya sudah mempunyai rencana terbaik. Maka, begitu datang saat penyelamatan itu, di mana Tuhan menyembuhkannya secara total, mereka pun berisitirahat dalam damai abadi. Tidak ada lagi rasa sakit dan penderitaan apa pun. Yang ada hanyalah kebahagiaan abadi berada dalam pelukan Sang Juru Selamat. Maka, saya selalu berdoa bagi mereka, apabila saat-saat kritis itu terjadi, mereka bisa bangkit dan mengangkat muka untuk menyambut Sang Penyelamat yang sudah dekat.

Doa: Tuhan, bantulah kami agar dengan bijaksana mampu mempersiapkan diri hari demi hari untuk menyambut datangnya penyelamatan-Mu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy