| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Tinggallah bersama-Nya


Masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya

Sabtu, 27 Desember 2014
Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil
  


1Yoh. 1:1-4; Mzm. 97:1-2,5-6,11-12; Yoh. 20:2-8.
      
Hari ini kita merayakan Pesta St. Yohanes, Rasul dan Penulis Injil. Ia dikenal sebagai murid yang paling dikasihi Yesus. Kemungkinan, ia jauh lebih muda dari Petrus sehingga ia dapat berlari lebih kencang dan ketika mereka bersama-sama ke makam Yesus, Yohanes sampai duluan. Namun, ia hanya melihat ke dalam, tidak masuk. Ia sangat menghargai Petrus sebagai yang lebih tua sekaligus yang dipilih Tuhan sebagai "pemimpin" para rasul. Ia menunggu di luar dan baru ikut masuk setelah Petrus sampai dan mendahuluinya masuk. Yang menarik adalah apa yang terjadi setelah ia masuk. Ketika ia hanya menjenguk ke dalam, tidak ada keterangan apa-apa. Namun, setelah masuk, ia melihat dan percaya, kemudian menuliskan pengalamannya itu dalam Injilnya (bac. I). Kita masing-masing pasti juga mempunyai Kitab Suci, termasuk di dalamnya adalah Injil yang ditulis oleh Yohanes. Marilah kita tidak hanya sekedar menjenguk ke dalam Kitab Suci kita, artinya hanya sekedar membaca sambil lalu - atau jangan-jangan menjenguk saja tidak pernah -, tetapi benar-benar masuk ke dalamnya. Kita luangkan waktu setiap hari untuk membaca dan mendalami Kitab Suci. Dengan demikian, kita akan semakin melihat betapa agungnya misteri iman kita dan betapa dalamnya kasih Tuhan kepada kita sehingga iman kepercayaan kita senantiasa diteguhkan.
         
Doa: Tuhan, doronglah kami untuk mendalami iman kami, terutama dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci. Amin. -agawpr-

Sabtu, 27 Desember 2014 Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil

Sabtu, 27 Desember 2014
Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil
 
Santo Yohanes berlangkah lebih jauh lagi dan berkata: "Allah adalah kasih" (1 Yoh 4:8-16): Cinta adalah kodrat Allah. Dengan mengutus Putra-Nya yang tunggal dan Roh cinta pada kepenuhan waktu, Allah mewahyukan rahasia-Nya yang paling dalam Bdk. 1 Kor 2:7-16; Ef 3:9-12.; Ia sendiri adalah pertukaran cinta abadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan Ia telah menentukan supaya kita mengambil bagian dalam pertukaran itu. (Katekismus Gereja Katolik, 221)

Antifon Pembuka

Yohanes inilah yang duduk di sisi Yesus waktu perjamuan. Bahagialah rasul ini, sebab rahasia surgawi diwahyukan kepadanya, dan sabda kehidupan diwartakannya ke seluruh dunia.

This is John, who reclined on the Lord’s breast at supper, the blessed Apostle, to whom celestial secrets were revealed and who spread the words of life through all the world.

atau (bdk. Sir 15:5)

Di tengah-tengah Gereja ia membuka mulutnya, dan Tuhan memenuhinya dengan roh hikmat dan pengertian dan memakaikan dia jubah kemuliaan.

In the midst of the Church he opened his mouth, and the Lord filled him with the spirit of wisdom and understanding and clothed him in a robe of glory.
  
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
Doa Pagi

Ya Allah, Engkau yang telah mengungkapkan rahasia Sabda-Mu kepada kami lewat Rasul Santo Yohanes, kami mohon semoga kami dapat mengerti dengan baik apa yang dia telah katakan kepada kami dengan mengagumkan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:1-4)
   
"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu."
    
Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil, do = f, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:2-8)
   
"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur."
    
Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan

 
Kasih yang sejati menjadikan seseorang peka dan percaya. Orang yang mengasihi selalu peka dengan kehadiran orang yang dikasihinya. Dia juga mudah untuk percaya dengan orang yang dikasihinya. Kasih akan berbuah kepekaan dan kepercayaan.

Injil pada hari Pesta St. Yohanes ini mengisahkan hidup para murid Yesus setelah peristiwa kebangkitan-Nya. Betapa tidak mudahnya bagi mereka untuk benar-benar percaya bahwa Yesus telah bangkit. Mereka harus berjuang untuk mempercayainya. Dikisahkan bahwa “murid yang lain” atau yang biasa dikenal dengan “murid yang terkasih” lebih cepat percaya akan kebangkitan Yesus dibandingkan Petrus. Meski mereka sama-sama pergi ke kubur dan melihat kain peluh dan kain kafan, tetapi keduanya memiliki tanggapan yang berbeda. Petrus tidak langsung percaya, sedangkan murid yang terkasih melihat semuanya langsung percaya. Mengapa murid yang terkasih bisa langsung percaya? Karena kasihnya kepada Yesus lebih besar dibandingkan Petrus. Oleh karena itu, pantaslah dia disebut sebagai murid yang terkasih Yesus. Dia sangat mengasihi Yesus melebihi para murid lainnya. Bagi dia tidak terlalu sulit untuk percaya dan merasakan kehadiran Yesus yang telah bangkit melalui tanda-tanda yang ada di pemakaman.

Rupanya bagi orang yang sungguh mengasihi, tanda-tanda itu menjadi penting untuk merasakan kehadiran orang yang dikasihinya. Bahkan, tanda sekecil apa pun sudah cukup baginya untuk percaya. Dengan demikian, peristiwa kebangkitan Yesus yang telah kita rayakan semakin meneguhkan keyakinan kita bahwa kasih akan menjadikan kita mudah mempercayai kebangkitan Yesus, di satu pihak. Di lain pihak, perayaan kebangkitan Yesus hendaknya membuahkan kasih dalam hati kita, sehingga kita bisa membangun kehidupan bersama dengan lebih baik, terutama kehidupan berkeluarga atau berkomunitas.

Kita sungguh berharap bahwa Paskah Kristus akan melahirkan keluarga baru, yakni sebuah keluarga di mana seluruh anggotanya saling percaya dan peka terhadap kebutuhan anggota lainnya, karena seluruh anggotanya percaya pada Tuhan yang telah bangkit. Singkatnya, keluarga baru Paskah adalah keluarga yang hidup seluruh anggotanya diresapi oleh kasih Yesus yang telah bangkit. (Henrikus Suwaji, O.Carm)

Antifon Komuni (Yoh 1:14,16)

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima.

The Word became flesh and made his dwelling among us, and from his fullness we have all received.

Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat

Jumat, 26 Desember 2014
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama
     
Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat. 10:17-22.  
       
Sehari setelah Natal, kita merayakan Pesta St. Stefanus, Martir yang pertama. Saya tidak tahu, kalau dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sekitar Natal di negara kita, di mana ada beberapa saudara kita yang mengharamkan sekedar ucapan selamat natal, apakah itu termasuk jenis kebencian terhadap kita karena kita menyandang nama kristiani dan mengimani Kristus sebagai Tuhan? Mungkin mirip juga karena Stefanus dibenci dan akhirnya dibunuh oleh orang-orang Yahudi karena ia percaya serta mewartakan bahwa Yesus adalah Tuhan sehingga ia dituduh menghujat Musa dan Allah (Kis 6:8-15). Dan kalau kita membaca kisah-kisah para martir pada abad-abad I-III, akan tampak sekali bahwa mereka dijatuhi hukuman (dikejar-kejar, dianiaya, dipenjara dan dibunuh) bukan karena tindak kriminal atau kejahatan apa pun tetapi hanya karena mereka kristiani, hanya karena mereka beriman kepada Kristus. Dengan demikian, kebencian yang dialamatkan kepada kita, sebenarnya sudah dialami oleh umat Kristiani sejak permulaan, bahkan Yesus malah sudah meramalkannya. Meskipun demikian, sebagaimana diteladankan oleh St. Stefanus dan para martir, kita tetap teguh dalam iman karena percaya akan janji Tuhan bahwa "orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat".

Doa: Tuhan, semoga aneka tantangan dan kesulitan kami dalam menghayati iman kepada-Mu, justru semakin manjadikan iman kami itu mendalam dan tangguh karena kami percaya akan janji keselamatan-Mu. Amin. -agawpr-

Masa Natal

Masa Natal dimulai tanggal 24 Desember (Ibadat Sore). Selama Masa Natal ini dirayakan beberapa peristiwa penting yang berkaitan dengan misteri penyelamatan. 

Pada hari-hari dalam oktaf Natal dirayakan beberapa Pesta, yakni: Pesta Santo Stefanus, Martir Pertama; Pesta Santo Yohanes, Rasul dan Penginjil (27 Desember); Pesta Kanak-kanak Suci, Martir (28 Desember). Pada hari Minggu dalam oktaf Natal dirayakan Pesta Keluarga Kudus. Apabila 1 Januari hatuh hari Minggu, Pesta Keluarga Kudus dirayakan pada Jumat, 30 Desember. Pada 1 Januari diselenggarakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Dalam pesta ini dikenangkan pula pemberian nama kepada Yesus. 

Pada tanggal 6 Januari dirayakan Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani), khusus di Indonesia dan beberapa negara, di mana hari raya ini bukan hari libur, perayaan ini dipindahkan pada hari Minggu antara tanggal 2 - 8 Januari. Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah dan Hari Raya Penampakan Tuhan merupakan hari raya wajib Gereja, Masa Natal ditutup dengan Pesta Pembaptisan Tuhan yang dirayakan pada hari Minggu sesudah 6 Januari; kalau Hari Raya Penampakan Tuhan jatuh pada tanggal 7 atau 8 Januari, Pesta Pembaptisan Tuhan dirayakan pada hari Senin (8 atau 9 Januari). Sesudah pesta ini kita memasuki Masa Biasa bagian pertama sampai memasuki Masa Prapaskah.

Jumat, 26 Desember 2014 Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

Jumat, 26 Desember 2014
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

“Karena cinta, Stefanus berdoa bagi mereka yang merajam dia, untuk membebaskan mereka dari hukuman.” (St. Fulgensius dari Ruspe)
  

Antifon Pembuka

Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.

The gates of heaven were opened for blessed Stephen, who was found to be first among the number of the Martyrs and therefore is crowned triumphant in heaven.
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, hari ini kami merayakan Pesta St Stefanus. Ia telah menyampaikan warta kebenaran dan senantiasa bertahan dalam iman, harapan dan kasih. Semoga Engkau memberkati dan melindungi saudara-saudara kami yang saat ini mengalami penindasan dan penganiayaan karena membela iman dan kebenaran. Semoga mereka kuat dan tetap setia kepada-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin    
     
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)
   
"Aku melihat langit terbuka."
      
Sekali peristiwa Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.  
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:17-22)
   
"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."
      
Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hari ini Gereja merayakan Pesta Santo Stefanus, martir. Dia adalah martir atau buah pertama dari penjelmaan Allah menjadi manusia. Sang Sabda yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita sungguh bermakna dan berbuah. Dengan menjadi manusia, Sang Sabda bisa dikenali, diinderai dan diimani.

Berkat pengenalannya akan Yesus secara benar dan mendalam, Stefanus berani mengorbankan nyawanya. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa martir adalah orang yang memiliki prinsip hidup lebih baik mati daripada murtad, mengingkari iman akan Yesus dan meninggalkan Gereja-Nya. Prinsip seperti ini jelas mengandaikan adanya landasan iman yang sungguh mendalam, yakni baik hidup atau pun mati kita tetap milik Tuhan. Tanpa landasan iman yang sungguh mendalam, kiranya tidak akan mungkin kita setia kepada-Nya. Dalam kehidupan nyata, prinsip hidup para martir berbanding terbalik dengan kebanyakan orang masa kini, yaitu lebih baik murtad daripada mati. Buktinya, orang yang telah menandatangani pakta integritas untuk tidak melakukan tindak korupsi, ternyata melakukannya. Janji dan regulasi hukum ternyata tidak berguna untuk melindungi seseorang dari tindak korupsi.

Prinsip hidup para martir terasa sangat sulit dipikirkan. Artinya, secara manusiawi rasanya mustahil hal tersebut bisa dicapai. Namun, ketika hidup sungguh diarahkan kepada Kristus, semangat kemartiran dengan sendirinya akan tumbuh dan berkembang dalam diri setiap orang. Kiranya tidak ada orang-orang bercita-cita menjadi martir. Bahkan, ketika kemartiran adalah sebuah cita-cita malahan tidak akan terlaksana. Santa Theresia dari Avila waktu kecil pernah bercita-cita ingin mati sebagai martir, dan cita-cita itu tidak terpenuhi dalam hidupnya. Karena kemartiran bukanlah melulu usaha manusiawi, melainkan campur tangan Ilahi dalam yang manusiawi, sebagaimana ditegaskan Tuhan Yesus, “Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berkata-kata di dalam kamu” (Mat 10:20).

Setiap akhir Misa kita mendapatkan tugas perutusan, “Perayaan Ekaristi sudah selesai. Marilah pergi! Kita diutus!” Mari kita sungguh menyadari tugas perutusan ini. Tugas perutusan yang juga memerlukan semangat kemartiran. (Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Kis 7:59)

Saat mereka melempari Stefanus, ia berseru: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Kobus: Pujilah nama-Nya


terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy