| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat

Jumat, 26 Desember 2014
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama
     
Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat. 10:17-22.  
       
Sehari setelah Natal, kita merayakan Pesta St. Stefanus, Martir yang pertama. Saya tidak tahu, kalau dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa sekitar Natal di negara kita, di mana ada beberapa saudara kita yang mengharamkan sekedar ucapan selamat natal, apakah itu termasuk jenis kebencian terhadap kita karena kita menyandang nama kristiani dan mengimani Kristus sebagai Tuhan? Mungkin mirip juga karena Stefanus dibenci dan akhirnya dibunuh oleh orang-orang Yahudi karena ia percaya serta mewartakan bahwa Yesus adalah Tuhan sehingga ia dituduh menghujat Musa dan Allah (Kis 6:8-15). Dan kalau kita membaca kisah-kisah para martir pada abad-abad I-III, akan tampak sekali bahwa mereka dijatuhi hukuman (dikejar-kejar, dianiaya, dipenjara dan dibunuh) bukan karena tindak kriminal atau kejahatan apa pun tetapi hanya karena mereka kristiani, hanya karena mereka beriman kepada Kristus. Dengan demikian, kebencian yang dialamatkan kepada kita, sebenarnya sudah dialami oleh umat Kristiani sejak permulaan, bahkan Yesus malah sudah meramalkannya. Meskipun demikian, sebagaimana diteladankan oleh St. Stefanus dan para martir, kita tetap teguh dalam iman karena percaya akan janji Tuhan bahwa "orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat".

Doa: Tuhan, semoga aneka tantangan dan kesulitan kami dalam menghayati iman kepada-Mu, justru semakin manjadikan iman kami itu mendalam dan tangguh karena kami percaya akan janji keselamatan-Mu. Amin. -agawpr-

Masa Natal

Masa Natal dimulai tanggal 24 Desember (Ibadat Sore). Selama Masa Natal ini dirayakan beberapa peristiwa penting yang berkaitan dengan misteri penyelamatan. 

Pada hari-hari dalam oktaf Natal dirayakan beberapa Pesta, yakni: Pesta Santo Stefanus, Martir Pertama; Pesta Santo Yohanes, Rasul dan Penginjil (27 Desember); Pesta Kanak-kanak Suci, Martir (28 Desember). Pada hari Minggu dalam oktaf Natal dirayakan Pesta Keluarga Kudus. Apabila 1 Januari hatuh hari Minggu, Pesta Keluarga Kudus dirayakan pada Jumat, 30 Desember. Pada 1 Januari diselenggarakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Dalam pesta ini dikenangkan pula pemberian nama kepada Yesus. 

Pada tanggal 6 Januari dirayakan Hari Raya Penampakan Tuhan (Epifani), khusus di Indonesia dan beberapa negara, di mana hari raya ini bukan hari libur, perayaan ini dipindahkan pada hari Minggu antara tanggal 2 - 8 Januari. Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah dan Hari Raya Penampakan Tuhan merupakan hari raya wajib Gereja, Masa Natal ditutup dengan Pesta Pembaptisan Tuhan yang dirayakan pada hari Minggu sesudah 6 Januari; kalau Hari Raya Penampakan Tuhan jatuh pada tanggal 7 atau 8 Januari, Pesta Pembaptisan Tuhan dirayakan pada hari Senin (8 atau 9 Januari). Sesudah pesta ini kita memasuki Masa Biasa bagian pertama sampai memasuki Masa Prapaskah.

Jumat, 26 Desember 2014 Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

Jumat, 26 Desember 2014
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama

“Karena cinta, Stefanus berdoa bagi mereka yang merajam dia, untuk membebaskan mereka dari hukuman.” (St. Fulgensius dari Ruspe)
  

Antifon Pembuka

Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.

The gates of heaven were opened for blessed Stephen, who was found to be first among the number of the Martyrs and therefore is crowned triumphant in heaven.
  
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
Doa Pagi

Tuhan Yesus Kristus, hari ini kami merayakan Pesta St Stefanus. Ia telah menyampaikan warta kebenaran dan senantiasa bertahan dalam iman, harapan dan kasih. Semoga Engkau memberkati dan melindungi saudara-saudara kami yang saat ini mengalami penindasan dan penganiayaan karena membela iman dan kebenaran. Semoga mereka kuat dan tetap setia kepada-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin    
     
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)
   
"Aku melihat langit terbuka."
      
Sekali peristiwa Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.  
      
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:17-22)
   
"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."
      
Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Hari ini Gereja merayakan Pesta Santo Stefanus, martir. Dia adalah martir atau buah pertama dari penjelmaan Allah menjadi manusia. Sang Sabda yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita sungguh bermakna dan berbuah. Dengan menjadi manusia, Sang Sabda bisa dikenali, diinderai dan diimani.

Berkat pengenalannya akan Yesus secara benar dan mendalam, Stefanus berani mengorbankan nyawanya. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa martir adalah orang yang memiliki prinsip hidup lebih baik mati daripada murtad, mengingkari iman akan Yesus dan meninggalkan Gereja-Nya. Prinsip seperti ini jelas mengandaikan adanya landasan iman yang sungguh mendalam, yakni baik hidup atau pun mati kita tetap milik Tuhan. Tanpa landasan iman yang sungguh mendalam, kiranya tidak akan mungkin kita setia kepada-Nya. Dalam kehidupan nyata, prinsip hidup para martir berbanding terbalik dengan kebanyakan orang masa kini, yaitu lebih baik murtad daripada mati. Buktinya, orang yang telah menandatangani pakta integritas untuk tidak melakukan tindak korupsi, ternyata melakukannya. Janji dan regulasi hukum ternyata tidak berguna untuk melindungi seseorang dari tindak korupsi.

Prinsip hidup para martir terasa sangat sulit dipikirkan. Artinya, secara manusiawi rasanya mustahil hal tersebut bisa dicapai. Namun, ketika hidup sungguh diarahkan kepada Kristus, semangat kemartiran dengan sendirinya akan tumbuh dan berkembang dalam diri setiap orang. Kiranya tidak ada orang-orang bercita-cita menjadi martir. Bahkan, ketika kemartiran adalah sebuah cita-cita malahan tidak akan terlaksana. Santa Theresia dari Avila waktu kecil pernah bercita-cita ingin mati sebagai martir, dan cita-cita itu tidak terpenuhi dalam hidupnya. Karena kemartiran bukanlah melulu usaha manusiawi, melainkan campur tangan Ilahi dalam yang manusiawi, sebagaimana ditegaskan Tuhan Yesus, “Bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berkata-kata di dalam kamu” (Mat 10:20).

Setiap akhir Misa kita mendapatkan tugas perutusan, “Perayaan Ekaristi sudah selesai. Marilah pergi! Kita diutus!” Mari kita sungguh menyadari tugas perutusan ini. Tugas perutusan yang juga memerlukan semangat kemartiran. (Hugo Susdiyanto, O.Carm/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Kis 7:59)

Saat mereka melempari Stefanus, ia berseru: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."

Kobus: Pujilah nama-Nya


Kamis, 25 Desember 2014 Hari Raya Natal (Siang)

Kamis, 25 Desember 2014
Hari Raya Natal (Siang)
  

Melalui kata-kata Kitab Suci, Allah hanya mengatakan satu kata: Sabda-Nya yang tunggal, dan di dalam Dia Ia mengungkapkan Diri seutuhnya: Bdk. Ibr 1:1-3.

"Sabda Allah yang satu dan sama berada dalam semua Kitab; Sabda Allah yang satu dan sama bergaung dalam mulut semua penulis Kitab yang suci. Dan karena sejak awal Ia adalah Allah pada Allah, Ia tidak membutuhkan suku-suku kata, karena Ia tidak bergantung pada waktu" (Agustinus, Psal. 103,4,1). --- Katekismus Gereja Katolik, 102
Antifon Pembuka (lih. Yes 9:6)

Seorang Bayi telah lahir bagi kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita. Ia menyandang kekuasaan di bahu-Nya, dana kan disebut Penasihat Agung.

A child is born for us, and a son is given to us; his scepter of power rests upon his shoulder, and his name will be called Messenger of great counsel.

Puer natus est nobis, et filius datus est nobis: cuius imperium super humerum eius: et vocabitur nomen eius, magni consilii Angelus.
Mzm. Cantate Dominum canticum novum: quia mirabilia fecit. (Graduale Romanum, 47)


Doa Siang

Ya Allah, secara mengagumkan Engkau menciptakan manusia dengan martabat yang luhur, dan secara lebih mengagumkan lagi Engkau membaruinya. Kami mohon perkenankanlah kami ikut serta dalam keilahian Kristus yang sudah berkenan menjadi manusia seperti kami. Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (52:7-10)
     
"Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umatnya."
 
O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.

Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (1:1-6)
 
"Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya."
       
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat:2/4
Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)
   
"Firman telah menjadi manusia."
 
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Empat tahun lalu, seorang bayi menangis keras dalam sebuah kamar bersalin sebuah rumah sakit. Masih teringat jelas, seorang bayi yang merah ditunjukkan oleh suster perawat. Tangannya yang mungil ada dalam telapak tangan, matanya yang masih terpejam dan kulit yang begitu lembut terasa dalam gendongan.

 Sebuah kelahiran manusia baru mengubah banyak hal. Betapa tidak, orang yang biasanya betah duduk menyelesaikan pekerjaan di kantor akan bergegas pulang untuk segera bertemu bayi mungilnya di rumah. Orang yang biasa begadang hingga tengah malam, memilih segera tidur menemani bayinya. Orang yang enggan berbelanja keperluan rumah tangga, menjadi bersabar menemani isterinya berbelanja kebutuhan si bayi. Semua anggota keluarga yang lain memberikan yang terbaik waktu menyambut kehadiran bayi mungil ini. 

 Berkaca dari pengalaman kelahiran manusia baru dalam keluarga kita, tidakkah kelahiran Yesus yang dirayakan oleh Gereja pada hari ini lebih lagi menakjubkan kita? Bagaimana mungkin Pencipta alam semesta hadir dalam rupa bayi mungil dan rapuh yang kehidupan-Nya bergantung pada orangtua-Nya? Bagaimana mungkin Yang Mahakuasa menjadi bayi biasa yang butuh makanan dan rasa nyaman? Bintang-bintang yang bercahaya, paduan suara para malaikat, gembala-gembala sederhana pada datang menyembah.

 Inilah yang dikehendaki Bayi Yesus bagi kita sekarang, bukan hanya hari ini saja, namun juga setiap hari. Dalam kehidupan kita sebagai orang beriman, hadirnya anggota-anggota baru dalam Gereja lewat penerimaan Sakramen Baptis akan menjadi kebahagiaan bagi umat dalam Gereja. Demikian juga bila Gereja “kehilangan” mereka, akan menjadi kesedihan mendalam bagi anggota Gereja yang lain.

 Entah kenapa, kehadiran anggota baru atau “hilang”-nya anggota Gereja menjadi peristiwa biasa. Tiada kebahagiaan dan sambutan yang hangat bagi mereka, ataupun kesedihan yang mendalam jika harus “ditinggalkan”. Lewat peringatan kelahiran Yesus yang meriah ini, kita kembali sadar bahwa Yesus ingin menyentuh hati kita dan memperbarui cara pikir kita. Dalam Yesus, hidup kita mempunyai arti dan tujuan. Dalam Dia, kita dapat mengethaui dari mana kita berasal dan hendak kemana kita harus pergi. Selamat Natal. (Hatta/Cafe Rohani).

Antifon Komuni (Bdk. 98 (97): 3)

Segala ujung bumi menyaksikan keselamatan yang dari Allah kita.
       
All the ends of the earth have seen the salvation of our God.
   
Viderunt omnes fines terræ salutare Dei nostri. 

Kamis, 25 Desember 2014 Hari Raya Natal (Fajar)

Kamis, 25 Desember 2014
Hari Raya Natal (Fajar)
   
WARTAKANLAH KARYA ALLAH!
 
“Tidak ada yang lebih diperlukan untuk menumbuh-kembangkan pengharapan kita selain menunjukkan kepada kita bagaimana Allah sungguh-sungguh mengasihi kita. Dan bukti apa yang lebih kuat tentang hal ini selain bahwa Anak Allah telah menjadi teman seperjalanan dengan kita dalam kodrat manusia.” --- St. Agustinus (De Trinitate xiii)

Antifon Pembuka (lih. Yes 9:2.6; Luk 1:33)

Hari ini cahaya bersinar atas kita, sebab Tuhan telah lahir bagi kita. Ia akan disebut Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal dan kerajaan-Nya takkan berakhir.
  
Today a light will shine upon us, for the Lord is born for us; and he will be called Wondrous God, Prince of peace, Father of future ages: and his reign will be without end.

Lux fulgebit hodie super nos: quia natus est nobis Dominus: et vocabitur Admirabilis, Deus, Principes pacis, Pater futuri sæculi: cuius regni non erit finis.
Mzm. Dominus regnavit, decorem indutus est: indutus est Dominus fortitudinem, et præcinxit se. (Graduale Romanum, 44)
 
Pengantar
 
Yesus sungguh-sungguh pernah dilahirkan di Betlehem, meski dapat dipastikan bukan pada tanggal 25 Desember tahun 0. Ada beberapa pihak mengatakan Tanggal 25 Desember sebenarnya adalah pesta Dewa Matahari yang tak terkalahkan atau Sol Invictus. Entah benar atau tidak tanggal 25 Desember sebagai hari perayaan dewa Sol, tidak ada pengaruhnya terhadap perayaan hari kelahiran Yesus. Natal tetaplah merupakan Hari Raya yang ditetapkan Gereja Katolik untuk merayakan kelahiran Kristus berdasarkan usaha-usaha Para Bapa Gereja untuk menemukan tanggal historis kelahiran Yesus Kristus. Natal sama sekali bukan perayaan pagan yang diadopsi ke dalam Kekristenan tetapi sebuah perayaan yang berasal dari dalam Gereja Katolik sendiri. Secara historis, kemungkinan Yesus dilahirkan antara tahun 6 - 4 sebelum Masehi, entah tanggal berapa. Mungkin tanggal 6 Januari atau 19 April atau 20 Mei atau 18 November atau .... Namun, yang terpenting bagi kita bukanlah data-data historis tersebut, karena Natal bukanlah perayaan ulang tahun kelahiran Yesus, tetapi perayaan iman akan Yesus Kristus, Sang Sabda yang menjela menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah kita (Injil Misa Siang). Kalau kepada para gembala, para malaikat menyampaikan warta suka cita "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud" (Injil Misa Malam) sehingga mereka bergegas ke Bertlehem dan mendapatkan persis seperti yang dikatakan para malaikat itu (Injil Misa Fajar), maka kepada kita pun disampaikan warta gembira bahwa "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di dalam hatimu". Hati kita yang penuh dosa dan hidup kita yang penuh cacat cela ini, bagaikan palungan yang kotor dan kandang yang gelap serta berbau tidak sedap, namun Tuhan berkenan hadir dan berbaring di dalamnya. Maka, sudah seharusnya, suasana hati kita berubah, menjadi bersinar dan semarak penuh suka cita. Untuk itu, marilah kita berbegas, seperti para gembala (Injil Misa Fajar), untuk senantiasa masuk ke dalam lubuk hati kita dan berjumpa dengan Tuhan di sana. Setelah gegap gempita perayaan Natal, penting bagi kita untuk setiap hari masuk ke dalam keheningan, seperti Bunda Maria yang senantiasa "menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya" (Injil Misa Fajar) agar dalam lubuk hati kita yang terdalam, kita berjumpa dengan Kristus. Berbekal perjumpaan kita dengan Kristus itu, kita kembali dalam rutinitas pekerjaan dan kesibukan kita sehari-hari seraya "memuji dan memuliakan Allah" serperti yang dilakukan para gembala (Injil Misa Fajar). -agawpr-
  
Doa Pagi

Allah yang Mahakuasa, kami sudah disinari oleh Terang yang baru. Dialah Sabda-Mu yang menjadi manusia. Semoga terang-Nya, yang bersinar dalam hati karena iman, bersinar juga dalam tindakan kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (62:11-12)
   
"Katakanlah kepada putri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang."
      
Inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi: Katakanlah kepada putri Sion: Lihat, Penyelamatmu datang! Mereka yang dikumpulkan dengan jerih payah-Nya ada bersama-sama dengan Dia, dan mereka yang dihimpun-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebut mereka: "Bangsa-Kudus", Orang-orang Tebusan-Tuhan"; dan engkau akan disebut: "Yang-Dicari", "Kota-Yang-Tidak-Ditinggalkan".
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 97:1.6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (3:4-7)
    
"Oleh kasih karunia-Nya, kita berhak menerima hidup yang kekal"
      
Saudaraku terkasih, ketika kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat kita telah nyata kepada manusia, kita diselamatkan oleh Allah. Hal itu terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita. Dengan demikian kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:14; 2/4)
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:15-20)
    
"Segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."
      
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yosef dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Hari ini kita memperingati kembali peristiwa mulia dimana Bapa memberikan sebuah bingkisan terindah dan kekal bagi kita semua, sebuah kado Natal yang semestinya kita nantikan ketimbang kado-kado fisik yang umumnya kita terima dalam pesta Natal meriah, Dialah Yesus Kristus Tuhan kita! Injil pada Misa Fajar kali ini menceritakan sebuah hal menarik, dimana para Gembala datang untuk menghampiri Yesus Kristus yang lahir (Luk 2:15). Para gembala, pada zaman itu ialah orang yang sederhana, bukanlah orang konglomerat ; namun dalam kesederhanaan yang mereka miliki, berkobar semangat untuk melihat dengan penuh sukacita yang diberitakan oleh para malaikat Tuhan. Para Gembala “..pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan…” (Luk 2:15). Tuhan justru memberitahukan warta sukacita ini kepada orang – orang sederhana, yaitu para Gembala ; yang pada zaman itu para gembala berada pada kelas rendah di mata masyarakat, bukan orang terpandang di mata dunia, tetapi mereka terpandang di hadapan Allah. Orang – orang sederhana inilah kemudian menjadi alat bagi Allah untuk “mendengar” dan “melihat” (Luk 2:20) bingkisan Natal dari Bapa. Para gembala takjub melihat sukacita agung ini, hingga mereka “memuji” dan “memuliakan” Allah. Disinilah suatu hikmat yang hendak kita petik bersama, Natal adalah perayaan iman, Allah-lah yang seharusnya kita “puji” dan “muliakan” atas karya - karya-Nya, sehingga kita boleh merasakan sukacita Natal sejati yang dirasakan oleh para gembala juga ; dimana mereka hanya “sibuk” untuk memuliakan dan memuji Allah, dan bukan sibuk menyiapkan segala sesuatu (pernak – pernik Natal yang gemerlap) yang membuat kita lupa akan makna yang sejati. Namun, para gembala itu berhenti pada “memuji” dan “memuliakan” karena apa yang telah dilihat, sudah “…sesuai dengan apa yang telah dikatakan (Allah) kepada mereka” (Luk 2:20).

Berbeda dengan Bunda Maria yang justru “…menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya” (Luk 2:19). Inilah teladan Bunda Maria kepada kita untuk beriman kepada Kristus. Kita dapat yakin, Bunda Maria takjub akan sebuah karya ajaib yang terjadi atas dirinya karena kuasa Allah, rasa takut dan cemas menyelimutinya namun ia “menyimpan perkara itu” dan “merenungkannya”. Bunda Maria merenungkan apa yang terjadi atas dirinya, dengan kepercayaan penuh akan penyelenggaraan Allah, ia percaya anak yang dikandungnya akan menjadi sukacita bagi seluruh bangsa. Bunda Maria tidak hanya setia kepada Yesus saat Yesus masih di dalam kandungan saja ; melainkan hingga akhir, hingga wafat Putra yang dikasihinya. Sikap ini mengajarkan kepada kita untuk setia kepada Yesus dari awal hingga akhir, tanpa kompromi. Kelahiran Yesus menjadi “alarm” bagi kita semua, “apakah saya akan setia kepada-Nya hingga akhir hidup saya?”. Kesetian kita kepada Yesus menjadi alat bagi kita untuk mewartakan sukacita ini, sebab kelahiran Yesus adalah sungguh karya Bapa yang membuat kita sanggup untuk setia. Semoga ktia tidak hanya sebatas “memuji” dan “memuliakan” peristiwa yang ajaib ini, tetapi juga mau mewartakannya kepada semua orang lewat kesetiaan kita kepada-Nya, yang ditunjukkan dengan tindakan dan tingkah laku kita kepada sesama, yang mencerminkan pribadi Yesus Kristus sendiri. Selamat Hari Raya Natal! Semoga sukacita ini tidak berhenti pada saat ini saja, tetapi selamanya! (Deus Providebit)
   
Doa: Tuhan, semoga perayaan iman akan Putra-Mu yang menjelma menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah kami ini, menganugerahkan hidup baru bagi kami berupa karya dan pelayanan sehari-hari yang disemangati oleh perjumpaan dengan Putera-Mu dalam hati kami. Amin. 
 
 
 
DEUS PROVIDEBIT | -agawpr-

Kamis, 25 Desember 2014 Hari Raya Natal (Malam)

Kamis, 25 Desember 2014
Hari Raya Natal (Malam)

SUKACITA KITA IALAH KRISTUS!
   
“Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.” (Yes 1:3).
    

Antifon Pembuka (Mzm 2:7)

Tuhan bersabda kepada-Ku, “Engkaulah Putra-Ku, hari ini Engkau Kuputrakan.”

The Lord said to me: You are my Son. It is I who have begotten you this day.


atau Graduale Romanum, 41

Ref. Dominus dixit ad me: Filius meus es tu, ego hodie genuite.
Ayat:
1. Quare fremuerunt gentes: et populi meditati sunt inania?
2. Astiterunt reges terræ, et principes convenerunt in unum adversus Dominum, et adversus Christum eius.
3. Postula a me, et dabo tibi gentes hereditatem tuam, et possessionem tuam terminos terræ.

Doa Malam

Allah dan Bapa kami, Engkau menjadikan Engkau malam yang amat kudus ini bermandikan sinar Terang sejati. Semoga kami, yang sudah mengakui misteri Terang itu di dunia, kelak layak menikmati sukacita-Nya di surga. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (9:1-6)
    
 
"Seorang Putra telah dianugerahkan kepada kita."
       
Bangsa yang berjalan dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorai, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkan dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-3.11-13)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyikanlah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa.
3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah gemuruh laut serta segala isinya! Biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya, dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
4. Biarlah bersukaria di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.
     
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (2:11-14)
   
"Kasih karunia Allah sudah nyata bagi semua orang."
   
Saudaraku terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia. Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadah, di dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia, dan penyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Penyelamat kita Yesus Kristus. Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat: (Luk 2:10-12; 2/4)
Kabar gembira kubawa kepada-Mu. Pada hari ini lahirlah penyelamat dunia, Tuhan kita Yesus Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:1-14)
      
"Pada hari ini telah lahir Penyelamatmu"
     
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.Demikian juga Yosef pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, - karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka:"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama bala tentara surga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 
Kita tiba pada saat – saat yang telah kita nantikan dengan penuh harapan akan kedatangan Sang Penyelamat dunia yang membawa bagi kita keselamatan bagi semua bangsa. Apa yang kita rasakan pada hari raya Natal? Meskipun tidak semua setuju, tetapi pada umumnya sepakat bahwa ada suatu sukacita di hari raya Natal dan mungkin dirasakan oleh tiap individu. Kita dapat melihat bagaimana di pusat – pusat perbelanjaaan dekorasi Natal begitu indah dipajang disana-sini, bagaimana keluarga – keluarga bersiap untuk Christmas Midnight Sale untuk berburu produk – produk murah, bagaimana keluarga – keluarga mulai memikirkan sebuah makanan lezat untuk jamuan keluarga dan mereka yang hendak bertamu, kado Natal dan yang paling umum adalah dekorasi Natal keluarga yang dihias sedemikian indah, bahkan itu terjadi sebelum hari raya Natal tiba! Gemerlap suasana Natal yang kita siapkan, sebuah dekorasi yang indah kadang mampu menunjukkan bagaimana persiapan kita untuk merayakan sebuah sukacita besar pada hari kelahiran Sang Kristus itu. Tapi kita perlu mengingat satu hal penting dan paling mendasar dalam sebuah perayaan Natal. Pertama ialah, Natal adalah perayaan iman, sebuah festival religius untuk mengenang Kristus yang 2000 tahun lalu mau hadir di tengah bangsa yang kecil. Kedatangannya cukup sederhana, Yesus hadir dalam rupa bayi mungil, dibaringkan di atas palungan (palungan sebenarnya adalah tempat makan hewan ternak) dan dibungkus dengan lampin, sebuah serpihan kain perca yang cukup disambung dan menjadi kain utuh untuk membungkus bayi. Kita dapat membandingkan bagaimana Natal di Betlehem dengan Natal yang kita rayakan, jauh berbeda! Kita sering memaknai sebuah sukacita dengan tanda – tanda lahiriah. Kita tidak sadar bahwa tanda – tanda lahiriah itu tidaklah kekal, ia dapat lenyap dalam hitungan waktu, sehingga tidak mungkin dapat memberikan sukacita yang kekal pula bagi hidup kita.

Saat para gembala menjaga hewan ternaknya (Luk 2:8), malaikat Tuhan datang dan memberitahukan bahwa akan ada “…kesukaan besar untuk seluruh bangsa:..yaitu Kristus Tuhan…” (Luk 2:10-11). Inilah sukacita yang kekal itu, yang dapat memberikan pula kebahagiaan dan sukacita sejati yang tak dapat lenyap, yaitu Kristus sendiri! Sebuah kebiasaan unik dan menonjol adalah bertukar kado pada hari besar Natal, tapi kita harus sadar bahwa kado terindah ialah Kristus sendiri, itulah kado yang Bapa berikan bagi semua orang, maukah kita membuka kado itu dan menyimpannya di dalam hati kita? Jadi, tidak ada yang perlu di khawatirkan saat taka da satu orangpun memberikan bingkisan Natal untuk kita. Natal adalah sebuah sang tepat untuk berdoa bersama, bukan untuk berpesta secara berlebih. Kitab suci mengatakan, bahwa kehadiran Yesus mampu menyatukan segala hal, bagaimana tidak? Para majus datang menghampiri-Nya, Yusuf dan Maria pada akhirnya bersatu karena Kristus sendiri, Herodes dan pemerintahan yang tahu akan kelahiran-Nya pun ingin hadir dan membunuh bayi mahakudus ini. Seharusnya pula, kelahiran Kristus menjadi persatuan bagi kita semua ; Natal tiba pada saat bencana alam di Indonesia melanda, kendati kita tidak dapat memberikan materi berlebih,tetapi kita tetap dapat menyatukan hati kita dengan mereka, yaitu berdoa bagi merebagi mereka yang membutuhkan doa – doa kita. Semoga kelahiran Kristus ini dapat kita maknai secara rohani, mempersatukan kita semua dalam ikatan doa terutama mereka yang membutuhkan doa – doa kita, dan selamat merayakan sukacita Natal bersama keluarga kudus di Betlehem dalam kesederhanaan namun penuh kasih, sebab Kristus yang adalah kasih telah datang bagi kita dan menjadi bingkisan Natal yang paling utama dalam hati kita.
  
Selamat Natal! 
   

 
Deus Providebit

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy