Kamis, 25 Desember 2014
Hari Raya Natal (Fajar)
WARTAKANLAH KARYA ALLAH!
“Tidak ada yang lebih diperlukan untuk menumbuh-kembangkan pengharapan
kita selain menunjukkan kepada kita bagaimana Allah sungguh-sungguh
mengasihi kita. Dan bukti apa yang lebih kuat tentang hal ini selain
bahwa Anak Allah telah menjadi teman seperjalanan dengan kita dalam
kodrat manusia.” --- St. Agustinus (De Trinitate xiii)
Antifon Pembuka (lih. Yes 9:2.6; Luk 1:33)
Hari ini cahaya bersinar atas kita, sebab Tuhan telah lahir bagi kita.
Ia akan disebut Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal
dan kerajaan-Nya takkan berakhir.
Today a light will shine upon us, for the Lord is born for us; and he
will be called Wondrous God, Prince of peace, Father of future ages: and
his reign will be without end.
Lux fulgebit hodie super nos: quia natus est nobis Dominus: et vocabitur
Admirabilis, Deus, Principes pacis, Pater futuri sæculi: cuius regni
non erit finis.
Mzm. Dominus regnavit, decorem indutus est: indutus est Dominus fortitudinem, et præcinxit se. (Graduale Romanum, 44)
Pengantar
Yesus
sungguh-sungguh pernah dilahirkan di Betlehem, meski dapat dipastikan
bukan pada tanggal 25 Desember tahun 0. Ada beberapa pihak mengatakan Tanggal 25 Desember sebenarnya
adalah pesta Dewa Matahari yang tak terkalahkan atau Sol Invictus. Entah benar atau tidak tanggal 25 Desember sebagai hari perayaan dewa Sol, tidak ada pengaruhnya terhadap perayaan hari kelahiran Yesus. Natal tetaplah
merupakan Hari Raya yang ditetapkan Gereja Katolik untuk merayakan
kelahiran Kristus berdasarkan usaha-usaha Para Bapa Gereja untuk
menemukan tanggal historis kelahiran Yesus Kristus. Natal sama sekali
bukan perayaan pagan yang diadopsi ke dalam Kekristenan tetapi sebuah
perayaan yang berasal dari dalam Gereja Katolik sendiri. Secara historis, kemungkinan Yesus dilahirkan antara tahun 6 - 4 sebelum
Masehi, entah tanggal berapa. Mungkin tanggal 6 Januari atau 19 April
atau 20 Mei atau 18 November atau .... Namun, yang terpenting bagi kita
bukanlah data-data historis tersebut, karena Natal bukanlah perayaan
ulang tahun kelahiran Yesus, tetapi perayaan iman akan Yesus Kristus,
Sang Sabda yang menjela menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah
kita (Injil Misa Siang). Kalau kepada para gembala, para malaikat
menyampaikan warta suka cita "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud" (Injil Misa Malam) sehingga mereka
bergegas ke Bertlehem dan mendapatkan persis seperti yang dikatakan para
malaikat itu (Injil Misa Fajar), maka kepada kita pun disampaikan warta
gembira bahwa "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
Tuhan, di dalam hatimu". Hati kita yang penuh dosa dan hidup kita yang
penuh cacat cela ini, bagaikan palungan yang kotor dan kandang yang
gelap serta berbau tidak sedap, namun Tuhan berkenan hadir dan berbaring
di dalamnya. Maka, sudah seharusnya, suasana hati kita berubah, menjadi
bersinar dan semarak penuh suka cita. Untuk itu, marilah kita berbegas,
seperti para gembala (Injil Misa Fajar), untuk senantiasa masuk ke
dalam lubuk hati kita dan berjumpa dengan Tuhan di sana. Setelah gegap
gempita perayaan Natal, penting bagi kita untuk setiap hari masuk ke
dalam keheningan, seperti Bunda Maria yang senantiasa "menyimpan segala
perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya" (Injil Misa Fajar) agar
dalam lubuk hati kita yang terdalam, kita berjumpa dengan Kristus.
Berbekal perjumpaan kita dengan Kristus itu, kita kembali dalam
rutinitas pekerjaan dan kesibukan kita sehari-hari seraya "memuji dan
memuliakan Allah" serperti yang dilakukan para gembala (Injil Misa
Fajar). -agawpr-
Doa Pagi
Allah yang Mahakuasa, kami sudah disinari oleh Terang yang baru. Dialah
Sabda-Mu yang menjadi manusia. Semoga terang-Nya, yang bersinar dalam
hati karena iman, bersinar juga dalam tindakan kami sehari-hari. Dengan
pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan
Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang
segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (62:11-12)
"Katakanlah kepada putri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang."
Inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi: Katakanlah
kepada putri Sion: Lihat, Penyelamatmu datang! Mereka yang dikumpulkan
dengan jerih payah-Nya ada bersama-sama dengan Dia, dan mereka yang
dihimpun-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebut mereka:
"Bangsa-Kudus", Orang-orang Tebusan-Tuhan"; dan engkau akan disebut:
"Yang-Dicari", "Kota-Yang-Tidak-Ditinggalkan".
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 97:1.6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau
bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat
kemuliaan-Nya.
2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang
yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan
nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (3:4-7)
"Oleh kasih karunia-Nya, kita berhak menerima hidup yang kekal"
Saudaraku terkasih, ketika kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat
kita telah nyata kepada manusia, kita diselamatkan oleh Allah. Hal itu
terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan
karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat
pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada
kita lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita. Dengan demikian kita
sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya berhak menerima
hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:14; 2/4)
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:15-20)
"Segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga,
gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita
pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang
diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan
menjumpai Maria dan Yosef dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam
palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang
telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang
mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada
mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan
merenungkannya.Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan
memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka
lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini kita memperingati kembali peristiwa mulia dimana Bapa
memberikan sebuah bingkisan terindah dan kekal bagi kita semua, sebuah
kado Natal yang semestinya kita nantikan ketimbang kado-kado fisik yang
umumnya kita terima dalam pesta Natal meriah, Dialah Yesus Kristus Tuhan
kita! Injil pada Misa Fajar kali ini menceritakan sebuah hal menarik,
dimana para Gembala datang untuk menghampiri Yesus Kristus yang lahir
(Luk 2:15). Para gembala, pada zaman itu ialah orang yang sederhana,
bukanlah orang konglomerat ; namun dalam kesederhanaan yang mereka
miliki, berkobar semangat untuk melihat dengan penuh sukacita yang
diberitakan oleh para malaikat Tuhan. Para Gembala “..pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan…” (Luk
2:15). Tuhan justru memberitahukan warta sukacita ini kepada orang –
orang sederhana, yaitu para Gembala ; yang pada zaman itu para gembala
berada pada kelas rendah di mata masyarakat, bukan orang terpandang di
mata dunia, tetapi mereka terpandang di hadapan Allah. Orang – orang
sederhana inilah kemudian menjadi alat bagi Allah untuk “mendengar” dan “melihat” (Luk 2:20) bingkisan Natal dari Bapa. Para gembala takjub melihat sukacita agung ini, hingga mereka “memuji” dan “memuliakan” Allah. Disinilah suatu hikmat yang hendak kita petik bersama, Natal adalah perayaan iman, Allah-lah yang seharusnya kita “puji” dan “muliakan” atas
karya - karya-Nya, sehingga kita boleh merasakan sukacita Natal sejati
yang dirasakan oleh para gembala juga ; dimana mereka hanya “sibuk”
untuk memuliakan dan memuji Allah, dan bukan sibuk menyiapkan segala
sesuatu (pernak – pernik Natal yang gemerlap) yang membuat kita lupa
akan makna yang sejati. Namun, para gembala itu berhenti pada “memuji”
dan “memuliakan” karena apa yang telah dilihat, sudah “…sesuai dengan apa yang telah dikatakan (Allah) kepada mereka” (Luk 2:20).
Berbeda dengan Bunda Maria yang justru “…menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya”
(Luk 2:19). Inilah teladan Bunda Maria kepada kita untuk beriman kepada
Kristus. Kita dapat yakin, Bunda Maria takjub akan sebuah karya ajaib
yang terjadi atas dirinya karena kuasa Allah, rasa takut dan cemas
menyelimutinya namun ia “menyimpan perkara itu” dan “merenungkannya”. Bunda
Maria merenungkan apa yang terjadi atas dirinya, dengan kepercayaan
penuh akan penyelenggaraan Allah, ia percaya anak yang dikandungnya akan
menjadi sukacita bagi seluruh bangsa. Bunda Maria tidak hanya setia
kepada Yesus saat Yesus masih di dalam kandungan saja ; melainkan hingga
akhir, hingga wafat Putra yang dikasihinya. Sikap ini mengajarkan
kepada kita untuk setia kepada Yesus dari awal hingga akhir, tanpa
kompromi. Kelahiran Yesus menjadi “alarm” bagi kita semua, “apakah saya akan setia kepada-Nya hingga akhir hidup saya?”. Kesetian
kita kepada Yesus menjadi alat bagi kita untuk mewartakan sukacita ini,
sebab kelahiran Yesus adalah sungguh karya Bapa yang membuat kita
sanggup untuk setia. Semoga ktia tidak hanya sebatas “memuji” dan “memuliakan”
peristiwa yang ajaib ini, tetapi juga mau mewartakannya kepada semua
orang lewat kesetiaan kita kepada-Nya, yang ditunjukkan dengan tindakan
dan tingkah laku kita kepada sesama, yang mencerminkan pribadi Yesus
Kristus sendiri. Selamat Hari Raya Natal! Semoga sukacita ini tidak
berhenti pada saat ini saja, tetapi selamanya! (Deus Providebit)
Doa: Tuhan, semoga perayaan iman akan Putra-Mu yang
menjelma menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah kami ini,
menganugerahkan hidup baru bagi kami berupa karya dan pelayanan
sehari-hari yang disemangati oleh perjumpaan dengan Putera-Mu dalam hati
kami. Amin.
DEUS PROVIDEBIT | -agawpr-