Minggu, 28 Desember 2014
Pesta Keluarga Kudus
Keluarga Kristen adalah persekutuan pribadi-pribadi, satu tanda dan
citra persekutuan Bapa dan Putera dalam Roh Kudus. Di dalam kelahiran
dan pendidikan anak-anak tercerminlah kembali karya penciptaan Bapa.
Keluarga dipanggil, supaya mengambil bagian dalam doa dan kurban
Kristus. Doa harian dan bacaan. Kitab Suci meneguhkan mereka dalam cinta
kasih. Keluarga Kristen mempunyai suatu tugas mewartakan dan
menyebarluaskan Injil. (Katekismus Gereja Katolik, 2205)
Antifon Pembuka (Luk 2:16)
Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yusuf serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.
The shepherds went in haste, and found Mary and Joseph and the Infant lying in a manger.
Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unamines in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suae.
Tobat 3
Tuhan Yesus Kristus, kehadiran-Mu di tengah keluarga menampakkan Allah-Beserta-Kami dan memberikan berkat melimpah. Tuhan, kasihanilah kami.
Kehadiran-Mu di tengah keluarga menampakkan cinta kasih, perhatian dan
memberikan dorongan tanggung jawab kepada tiap-tiap anggota. Kristus, kasihanilah kami.
Kehadiran-Mu di tengah keluarga menampakkan kedamaian, kerukunan dan kebahagiaan. Tuhan, kasihanilah kami.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
Bacaan I, Mazmur dan Bacaan II dapat menggunakan dari Tahun A. Bacaan Injil dari Tahun B.
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau berkenan memberikan kepada kami Keluarga Kudus sebagai
teladan yang unggul. Semoga kami meneladannya dalam keutamaan hidup
berkeluarga dan dalam ikatan cinta agar kami layak menikmati dengan
penuh sukacita anugerah hidup abadi di dalam rumah-Mu. Dengan
pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau
dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala
masa. Amin.
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (3:2-6,12-14)
"Orang takwa menghormati ibu-bapanya."
Anak-anakku, dengarkanlah aku: Tuhan telah memuliakan bapa di atas
anak-anaknya, dan hak itu atas para anaknya Ia teguhkan. Barangsiapa
menghormati bapanya, ia memulihkan dosa, dan siapa memuliakan ibunya, ia
sama dengan orang yang mengumpulkan harta. Barangsiapa menghormati
bapanya, ia sendiri akan mendapat kesukaan pada anak-anaknya, dan
apabila bersembahyang, niscaya doanya dikabulkan. Barangsiapa memuliakan
bapanya akan panjang umurnya, dan orang yang taat kepada Tuhan
menenangkan hati ibunya. Anakku, tolonglah bapamu pada masa tuanya, dan
jangan menyakiti hatinya di masa hidupnya. Kalau akalnya sudah
berkurang, hendaklah kaumaafkan, jangan menistakan dia sewaktu engkau
masih berjaya. Kebaikan yang ditujukan kepada bapa tidak akan
terlupakan; sebaliknya akan dibilang sebagai pemulihan segala dosamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5; R:1)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan
yang ditunjukkan-Nya. Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu,
berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur yang ada di dalam
rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di se keliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan, orang laki-laki yang takwa
hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat
kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.
Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Kolose (3:12-21)
"Tata hidup keluarga di dalam Tuhan."
Saudara-saudara, kalianlah orang pilihan Allah, yang dikuduskan dan
dikasihi oleh-Nya. Maka kenakanlah belas kasihan, kemurahan dan
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang
terhadap yang lain, dan hendaknya kalian saling mengampuni bila yang
seorang menaruh dendam terhadap yang lain; sebagaimana Kristus
mengampuni kalian, demikian pula kalian hendaknya. Dan di atas semuanya
itu kenakanlah cintakasih, tali pengikat yang mempersatukan dan
menyempurnakan. Semoga damai sejahtera Kristus menguasai hatimu, karena
untuk itulah kalian dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Semoga sabda Kristus dengan segala kekayaannya tinggal di antara kamu.
Hendaknya kamu saling mengajar dan menasihati dengan segala hikmat.
Nyanyikanlah mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani, untuk mengucap
syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu
lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah itu demi nama Tuhan
Yesus Kristus, dan dengan perantaraan-Nya bersyukurlah kepada Allah,
Bapa kita. Hai para isteri, tunduklah kepada suamimu sebagaimana
seharusnya di dalam Tuhan. Hai para suami, kasihilah isterimu, dan
janganlah berlaku kasar terhadapnya. Hai anak-anak, taatilah orangtuamu
dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan. Hai para
bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
atau
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kitab Kejadian (15:1-6; 21;1-3)
"Anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu."
Pada suatu ketika datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu
penglihatan, "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan
sangat besar." Abram menjawab, "Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau
berikan kepadaku? Aku akan meninggal tanpa mempunyai anak, dan yang akan
mewarisi isi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Lagi kata
Abram, "Engkau tidak memberi aku keturunan, sehingga seorang hambakulah
yang nanti menjadi ahli warisku." Tetapi datanglah firman Tuhan
kepadanya, demikian, "Orang itu tidak akan menjadi ahli warismu,
melainkan anak kandungmulah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu Tuhan
membawa Abram ke luar serta berfirman, "Coba lihat ke langit, hitunglah
bintang-bintang itu jika engkau dapat!" Maka firman-Nya kepada Abram,
"Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Lalu Abram percaya kepada
Tuhan; maka Tuhan memperhitungkan hal itu sebagai kebenaran. Tuhan
memperhatikan Sara seperti difirmankan-Nya, dan Tuhan melakukan kepada
Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia
melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya pada
waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.
Abraham menamai anaknya yang baru lahir itu Ishak, dialah anak yang
dilahirkan Sara baginya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berkenan pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1b-2.3-4.5-6.8-9; Ul: 7a.8a)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah
perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan,
bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersuka hati
orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya. Carilah
selalu wajah-Nya!
3. Ingatlah perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mukjizat dan ketetapan
yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak
Yakub, pilihan-Nya!
4. Selama-lamanya ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang
diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan; akan perjanjian yang
diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (11:8.11-12.17-19)
"Iman Abraham, Sara, dan Ishak."
Saudara-saudara, karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk
berangkat ke negeri yang akan dia terima menjadi milik pusakanya, ia
berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju. Karena iman pula,
Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun
usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia yang memberikan janji itu
setia. Itulah sebabnya, dari satu orang yang malahan telah mati pucuk
terpancar keturunan besar seperti bintang di langit atau seperti pasir
di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Karena iman, Abraham rela
mempersembahkan Ishak tatkala ia dicobai. Ia yang telah menerima janji
itu rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah
dikatakan, "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut
keturunanmu." Abraham berbuat demikian karena ia percaya bahwa Allah
berkuasa membangkitkan orang sekalipun mereka sudah mati. Dan dari sana
ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
****
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, allleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Semoga damai Kristus melimpahi hatimu. Semoga damai Kristus berakar dalam dirimu.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-40 (Singkat: 2:22.39-40)
"Anak itu bertambah besar dan penuh hikmat."
(Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf
membawa Kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan),
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: Semua anak laki-laki sulung
harus dikuduskan bagi Allah. Juga mereka datang untuk mempersembahkan
kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang
burung tekukur dan dua ekor anak merpati. Adalah di Yerusalem seorang
bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang
menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan
kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati
sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh
Kudus Simeon datang ke Bait Allah. Ketika Kanak Yesus dibawa masuk oleh
orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon
menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya,
"Sekarang Tuhan, biarlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera,
sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang
daripada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu
terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi
kemuliaan bagi umat-Mu Israel." Yusuf dan Maria amat heran akan segala
sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati
mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, "Sesungguhnya Anak ini
ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel
dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan -- dan suatu
pedang akan menembus jiwamu sendiri --, supaya menjadi nyata pikiran
hati banyak orang." Pada waktu itu ada pula di Yerusalem seorang nabi
perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer, namanya Hana. Ia sudah sangat
lanjut umurnya. Sesudah menikah, ia hidup tujuh tahun bersama suaminya,
dan sekarang ia sudah janda, berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak
pernah meninggalkan Bait Allah, dan siang malam beribadah dengan
berpuasa dan berdoa. Pada hari itu Hana pun datang ke Bait Allah dan
mengucap syukur kepada Allah, serta berbicara tentang Kanak Yesus kepada
semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. (Setelah
menyelesaikan semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah
Maria dan Yusuf beserta Kanak Yesus ke kota kediaman mereka, yaitu kota
Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh
hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya).
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hari ini, kita merayakan Pesta Keluarga Kudus. Bacaan Injil memberi
gambaran kepada kita seperti apakah cara hidup Keluarga Kudus Nazaret.
Secara ekonomis, mereka tidak kaya. Hal ini tampak dari persembahan
mereka yang hanya berupa "sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati" padahal
keluarga yang mampu, persembahannya berupa seekor kambing atau domba
(Im 12:6-8). Meskipun demikian, mereka tetap taat menjalankan hukum
Taurat Musa, yang bagi mereka bukan sekedar sikap legalis tetapi
lebih-lebih dimaknai sebagai ibadah kepada Tuhan. Mereka mempersembahkan
Yesus, yang oleh Tuhan Allah telah diserahkan dalam asuhan mereka.
Bagian penutup Injil yang mengatakan bahwa dalam asuhan mereka, Yesus "bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya"
meyakinkan kepada kita bahwa mereka sungguh-sungguh mengasuh Yesus
dengan penuh kasih sayang. Mereka mencukupi kebutuhan jasmani-Nya
sehingga Ia semakin bertambah besar dan kuat, mereka memberikan
pendidikan yang baik sehingga Ia menjadi penuh hikmat, dan mereka juga
membantu-Nya bertumbuh dan berkembang secara spiritual sehingga Ia penuh
dengan kasih karunia Allah. Dengan demikian, kita bisa belajar, bahwa
adanya aneka macam kekurangan dan kelemahan dalam keluarga kita tidak
menghalangi kita untuk membangun keluarga yang berkulitas, termasuk
dalam mendidik anak. Kuncinya ada pada komitment untuk selalu beribadah
atau berelasi secara intim dengan Tuhan dan komitment untuk menghayati
"hukum" perkawinan katolik yang menuntut kesetiaan seumur hidup dan
pemberian diri secara total.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk mambangun keluarga yang berkualitas,
kendati kami memiliki berbagai macam kekurangan dan kelemahan. Amin.
-agawpr-