| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Kemudian perempuan itu melayani mereka"

Minggu, 08 Februari 2015
Hari Minggu Biasa V


Ayb. 7:1-4,6-7; Mzm. 147:1-2,3-4,5-6; 1Kor. 9:16-19,22-23; Mrk. 1:29-39
 
"Kemudian perempuan itu melayani mereka"
 
Ada banyak cara untuk bersyukur atas karya dan kasih Tuhan. Ibu mertua Simon, setelah disembuhkan dari sakit demamnya, kemudian bangkit dan melayani Yesus bersama dengan para murid. Yang lain, ada yang kemudian pergi untuk bercerita ke sana ke mari sehingga makin banyak orang datang kepada Yesus. Yang lain lagi kemudian mengikuti Dia. Kita pun seringkali juga mengungkapkan syukur tersebut dengan bermacam-macam cara. Ada yang syukuran dengan mengadakan pesta, ada yang mengungkapkannya melalui ujud misa atau menyelenggarakan misa di rumah, ada yang kemudian membaktikan dirinya secara lebih sungguh dan total dalam pelayanan kepada Tuhan, Gereja dan masyarakat, serta banyak lagi yang lain. Apa pun bentuknya, yang penting kita semakin menyadari karya dan kasih Tuhan kepada kita sehingga kita berusaha untuk semakin mendekatkan diri dengna Tuhan serta terlibat dalam karya-karya cinta kasih-Nya. Syukur tidak cukup hanya diucapkan dan diungkapkan melalui kata-kata "saya bersyukur" tetapi harus diwujudkan juga dalam perbuatan yang nyata.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk senantiasa menemukan bentuk ungkapan dan wujud syukur yang berkenan kepada-Mu. Amin. -agawpr-

Minggu, 08 Februari 2015 Hari Minggu Biasa V

Minggu, 08 Februari 2015
Hari Minggu Biasa V
 
Kerendahan hati yang benar puas dengan apa yang diterima (Sta. Theresia dari Avila).

 
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)

Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.
 
O come, let us worship God and bow low before the God who made us, for he is the Lord our God.
 
Venite adoremus Deum, et procidamus ante Dominum: ploremus ante eum, qui fecit nos: quia ipse est Dominus Deus noster.
 

Doa Pagi


Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semua orang yang merasa lemah dan menderita menemukan kekuatan dan hiburan pada-Mu. Dampingilah kami, bila sedang tertimpa penderitaan, melewati bulan-bulan yang hampa menghitung malam-malam yang menyesakkan. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Ayub (7:1-4.6-7)
  
 
"Aku dicekam kegelisahan sampai dini hari."
  
Di dalam keprihatinannya Ayub berbicara kepada sahabatnya, “Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Seperti seorang budak yang merindukan naungan, seperti orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, demikianlah aku diberi bulan-bulan yang sia-sia, dan kepadaku ditentukan malam-malam yang penuh kesusahan. Bila aku pergi tidur, maka yang kupikirkan ‘Bilakah aku akan bangun’. Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh kegelisahan sampai dinihari. Hari-hariku berlalu lebih cepat daripada torak, dan berakhir tanpa harapan. Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas. Mataku tidak akan lagi melihat yang baik.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 817
Ref. Tuhan menyembuhkan orang yang patah hati.
Ayat. (Mzm 147:1-2.3-4.5-6; Ul: 3a)
1. Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem, Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai-berai.
2. Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; Ia menentukan jumlah bintang-bintang, masing-masing dipanggil dengan menyebut namanya.
3. Besarlah Tuhan kita dan berlimpahlah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tidak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 9:16-19.22-23)
  
"Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."
    
Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab hal itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, maka pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sebab sekalipun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku dapat memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang lemah aku menjadi seperti orang lemah supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala-galanya itu aku lakukan demi Injil, agar aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = a, 2/2, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)
  
"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."
     
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit, dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata, “Semua orang mencari Engkau.” Jawab Yesus, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

 
Sikap Yesus semasa hidup-Nya begitu berbeda dari sikap kebanyakan orang zaman sekarang. Banyak orang dewasa ini begitu silau dengan hasil yang telah mereka peroleh dalam hidupnya, sampai-sampai mereka lupa diri.

Saya teringat akan dongeng mengenai seekor katak yang ingin menjadi besar seperti lembu. Ketika sedang jalan-jalan di padang, seekor katak tanpa sengaja melihat sekor binatang lain yang sangat besar. Penasaran mengapa binatang itu begitu besar, dia lalu berusaha mengembangkan dirinya untuk menyamai binatang tersebut. Mula-mula dia berhasil. Dirinya menjadi lebih besar. Namun, dia belum merasa puas. Dia belum cukup besar untuk menyamai binatang tersebut. Dia lalu memaksakan diri untuk semakin besar, semakin besar dan semakin besar. Lalu apa yang terjadi? Karena tidak bisa menjadi lebih besar lagi, akhirnya perutnya meletus dan dia pun mati sia-sia.

Tanpa kita sadari, kita pun terkadang bersikap seperti si katan tersebut. Meskipun kita telah berhasil dalam hidup, namun kita belum merasa puas. Kita ingin mendapatkan sesuatu yang lebih, yang terkadang berada di luar kemampuan kita. Kita mesti ingat bahwa kemampuan kita untuk mendapatkan sesuatu itu terbatas dan yang paling penting, jangan hanya karena terobsesi pada sukses besar dan penghargaan serta pujian orang lain, kita mengorbankan kerja dan hidup kita.

Beberapa tahun lalu seorang Pastor pernah dimintau ntuk memberikan sakramen pengurapan orang sakit terhadap seorang tukang kebun yang sedang sakit keras. Sesudah pengakuan dosa dan pengurapan orang sakit, si tukang kebun itu berkata bahwa dia hanyalah seorang tukang kebun biasa dan sehari-hari dia bekerja di kebun tuannya dan dia merasa, dia tidak terlalu berhasil. Dia akan meninggal dan menghadap Tuhan, dan dia begitu takut karena akan menghadap Tuhan dengan tangan kosong. Dia begitu takut karena merasa dia tidak pernah mengerjakan sesuatu yang cukup buat Tuhan, sesama dan majikannya.

Mendengar penuturan polos itu, si Pastor diam seribu bahasa. Sambil memegang kedua telapak tangannya yang kasar, sang pastor berkata, “Kalau kelak bapak menghadap Tuhan, tunjukkan saja kepada Dia telapak tangan bapak ini, dan Tuhan pasti akan mengerti.” Dia pun meninggal dengan tenang.

Tuhan menghendaki supaya setiap hari kita bekerja, karena Dia sendiri pun bekerja. Tuhan menghendaki supaya kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan tekun. Namun, Dia sama sekali tidak menuntut hasil dari kita. Kalau kita sudah berjuang dan bekerja dengan sungguh-sungguh dan tekun namun kurang berhasil saya yakin, Tuhan pasti tidak akan kecewa karena hal itu. Karena bagi Tuhan, yang terpenting bukanlah hasil, melainkan niat kita untuk bekerja. Karena bagi Tuhan, bekerja itu sendiri sudah punya nilai yang sangat besar. Seorang bijak pernah mengatakan bahwa yang diperlukan oleh dunia dan Tuhan bukanlah orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa, melainkan orang yang bisa mengerjakan hal-hal yang biasa dengan luar biasa.

Bagaimanakah caranya? Sangat sederhana! Jika Anda adalah seorang biarawan dan biarawati, layanilah umat yang dipercayakan kepada Anda dengan setia; jika Anda adalah seorang kepala keluarga, bertanggungjawablah terhadap hidup keluarga Anda; jika Anda adalah seorang ibu rumah tangga, layanilah keluarga Anda dengan kasih sayang; jika Anda adalah seorang guru, didiklah murid-murid Anda dengan sepenuh hati; jika Anda adalah seorang murid, belajarlah dengan sungguh-sungguh; jika Anda adalah seoran pemimpin, pimpinlah bawahan dengan bijaksana dan perhatikanlah nasib mereka; jika anda adalah seorang pekerja, bekerjalah sungguh-sungguh dengan seluruh tenaga dan pikiran Anda. Seandainya kita bisa melakukan semuanya itu, tugas dan pekerjaan kita dengan sepenuh hati, percayalah bahwa upah kita pasti akan besar di surga. (Djono Moi, RUAH)

Antifon Komuni (Mat 5:4.6)

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Blessed are those who mourn, for they shall be consoled. Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall have their fill.

Kobus Hari Minggu Biasa V


"Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, ... Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka"

Sabtu, 07 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V

 
Ibr. 13:15-17,20-21; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mrk. 6:30-34. 

"Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, ... Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka"

Merasa lelah dan ingin berisitahat sejenak setelah bekerja seharian tentu merupakan hal yang sangat wajar bahkan sangat baik dilakukan karena tubuh memang diciptakan Tuhan tidak hanya untuk bekerja tetapi supaya bekerja efektif juga butuh istirahat. Namun, ada kalanya - bukan selalu -, istirahat harus ditunda atau ditiadakan, karena pelayanan menuntut demikian. Inilah yang dilakukan Yesus bersama para murid. Setelah mereka seharian berkeliling untuk mewartakan Kerajaan Allah, mengusir setan dan menyembuhkan banyak orang sakit, lalu pulang dan berkumpul sejenak untuk sharing, mereka ingin ke tempat sunyi dan berisitirahat. Namun, kehadiran orang banyak, membuat mereka tidak jadi istirahat. Yesus, yang hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan, mengajarkan banyak hal kepada mereka. Banyak hal, tidak hanya sedikit, berarti waktunya dapat diperkirakan cukup panjang. Dua hal bisa kita petik dari sini. Pertama, kapan pun kita datang kepada Tuhan, Ia selalu siap sedia untuk kita. Tidak ada jam istirahat dan tidak menerima "tamu" bagi Tuhan. Kedua, kita juga bisa belajar menghayati kesiap-sediaan setiap saat dalam pelayanan.

Doa: Tuhan, berilah kami kesehatan yang baik supaya selalu siap sedia melakukan tugas pelayanan kami setiap saat. Amin. -agawpr-

Sabtu, 07 Februari 2015 Hari Biasa Pekan V

Sabtu, 07 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V
 
“Sekali Pencipta dilupakan, ciptaan pun hilang dari pandangan” (Gaudium et Spes, 36)
 
Antifon Pembuka (Mzm 23:1.3b; PS 656)

Tuhanlah Gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia menuntun aku di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.

Doa Pagi

Ya Allah, nama-Mu dimuliakan bila orang saling menaruh cinta kasih, sebab Engkaulah sumber segala kebaikan. Semoga semua orang Kauhimpun menjadi umat-Mu yang rukun bersatu dan saling menaruh cinta kasih agar mereka hidup bahagia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang masa. Amin.
 
Orang-orang Kristiani dinasihati agar selalu memuliakan Allah dengan pengantaraan Kristus. Namun mereka diminta bukan hanya memuliakan Allah dengan bibir, melainkan juga dengan tindakan nyata dan perbuatan yang baik..
 
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:15-17.20-21)
  
"Semoga Allah damai sejahtera melengkapi kamu dengan segala yang baik."
  
Saudara-saudara, marilah kita, dengan perantaraan Yesus, senantiasa mempersembahkan kurban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Di samping itu janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab kurban-kurban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah. Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka menjaga keselamatan jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggungjawab atasnya. Dengan sikap kita yang demikian mereka akan melakukan tugasnya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu. Oleh darah perjanjian yang kekal, Allah damai sejahtera, telah menghidupkan kembali Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita. Semoga Allah memperlengkapi kalian dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya. Dan semoga Ia mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepada-Nya, berkat Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/2, 2/4, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ayat. (Mzm 23:1.3a.4b.5.6, Ul: lih. 1)
1. Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaanmu, itulah yang menghibur aku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
 
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 10:17)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka, dan mereka mengikuti Aku. Alleluya.
 
Setelah pulang dari perutusan, Yesus mengajak para murid-Nya untuk pergi ke tempat yang sunyi dan beristirahat sejenak. Yesus mau berdialog dengan mereka secara pribadi tentang Kerajaan Allah. Ajaran-Nya mengenai Kerajaan Allah juga berkaitan dengan cinta dan perhatian kepada orang banyak.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:30-34)
  
"Mereka itu bagaikan domba-domba tak bergembala."
  
Pada waktu itu Yesus mengutus murid-murid-Nya mewartakan Injil. Setelah menunaikan tugas itu mereka kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita pergi ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah sejenak!” Memang begitu banyaknya orang yang datang dan pergi, sehingga makan pun mereka tidak sempat. Maka pergilah mereka mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat, dan mereka mengetahui tujuannya. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu dan mereka malah mendahului Yesus. Ketika mendarat, Yesus melihat jumlah orang yang begitu banyak. Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Maunya mencari istirahat sejenak, tetapi malah mendapat kunjungan banyak orang. Begitulah nasib Yesus dan para murid-Nya. Tuhan Yesus tidak marah, malahan tergerak hati-Nya oleh belas kasih. Mengapa para selebriti banyak yang stress dan beberapa sampai nekat mati bunuh diri. Karena efek jeda dari popularitas tidak dipenuhi dengan totalitas kasih dan mengembalikan dalam syukur kepada Tuhan pemberi. Belajarlah dari Yesus. Dengan tetap tulus melayani hati kita tergerak. Di dalamnya sukacita dan hiburan besar nilainya tak terduga melebihi istirahat. (RUAH)

Doa Malam

Ya Allah, kami telah Kauanugerahi gembala baik, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kami. Kami mohon, semoga Ia menghimpun kami menjadi satu kawanan berkat Sabda-Mu dan membimbing kami menuju kedamaian sejati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Darah para martir adalah benih Gereja

Jumat, 06 Februari 2015
Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam, dkk, Martir


Ibr. 13:1-8; Mzm. 27:1,3,5,8b-9abc; Mrk. 6:14-29 
    
Hari ini, kita memperingati St. Paulus Miki, dkk., para martir di Jepang (1597). Injil mengajak kita untuk merenungkan kemartiran St. Yohanes Pembaptis. Muncul rasa kagum dalam diri saya terhadap mereka. Mereka sama sekali tidak takut terhadap berbagai macam siksaan yang akhirnya menghantar pada kematian. Beberapa martir di Jepang tersebut, sebelum dibunuh, mengalami penderitaan yang luar biasa. Tubuh mereka disayat-sayat dan diarak keliling kota untuk dipertontonkan kepada masyarakat, baru akhirnya disesah dan disalibkan. Paulus Miki sendiri, dari atas salib berkotbah untuk meneguhkan kawan-kawannya. Maka, tidak salah kalau dikatakan bahwa Gereja kita tumbuh dan berkembang berkat para martir yang rela menumpahkan darah demi iman. Tertullianus pernah menegaskan bahwa "Darah para martir adalah benih Gereja". Pada zaman sekarang, kita pun terus-menerus ditantang untuk menghayati semangat kemartiran ini demi semakin berkembangnya Gereja. Mungkin, kita tidak harus menumpahkan darah dan mengorbankan hidup kita, tetapi untuk menjadi orang Katolik yang sungguh militan, kita pun harus berani berkorban banyak hal.

Doa: Tuhan, berilah kami kemampuan dan keberanian untuk berkorban supaya kami dapat menjadi pengikut-Mu yang sejati. Amin. -agawpr-

Jumat, 06 Februari 2015 Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam, dkk, Martir

Jumat, 06 Februari 2015
Peringatan Wajib St. Paulus Miki, Imam, dkk, Martir (Jumat Pertama Dalam Bulan)

Tidak ada jalan lain untuk mencapai kesempurnaan di luar jalan orang Kristiani (St. Paulus Miki)


Antifon Pembuka

Para kudus bergembira di surga, sebab mengikuti jejak Kristus. Mereka menumpahkan darahnya demi Dia, sehingga kini bersukaria selamanya.
 
The souls of the Saints are rejoicing in heaven, the Saints who followed the footsteps of Christ, and since for love of him they shed their blood, they now exult with Christ for ever.
 
Doa Pagi


Ya Allah, sumber kekuatan semua orang kudus, Engkau berkenan memanggil Santo Paulus Miki dan kawan-kawan untuk memperoleh kehidupan melalui salib. Kami mohon, semoga berkat doa permohonan mereka, iman yang kami akui, kami pegang teguh sampai akhir hayat kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (13:1-8)
  
 
"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."
   
Saudara-saudara, peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu enggan memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang – tanpa menyadarinya – telah menjamu malaikat-malaikat. Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri pun adalah orang-orang hukuman. Ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri masih hidup di dunia ini. Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan, dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Janganlah kamu menjadi hamba uang, tetapi cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata, “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu, yang telah menyampaikan sabda Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka, dan contohlah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin, hari ini, maupun selama-lamanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
atau Tuhanlah terang dan keselamatanku.
Ayat. (Mzm 27:1.3.5.8b-9abc; R:1a)
1 .Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takutlah hatiku; sekalipun pecah perang melawan aku, dalam hal ini pun aku tetap percaya.
3. Sebab di kala ada bahaya, Tuhan melindungi aku dalam pondok-Nya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.
4. Wajah-Mu kucari ya Tuhan, maka janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku, janganlah membuang aku.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah berkat ketabahannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:14-29)
    
"Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, kini bangkit lagi."
  
Pada waktu itu Raja Herodes mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya memang sudah terkenal, dan orang mengatakan, “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati, dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata, “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan kini bangkit lagi.” Memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengar Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk para pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu puteri Herodias tampil lalu menari dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” Maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena segan terhadap tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu dalam sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
   
Setiap manusia mempunyai suara hati. Ketajaman kita mendengarkan suara hati tergantung pada kepekaan dan waktu hening yang kita sediakan setiap harinya, serta ketrampilan kita. Bila kita tidak pernah hening dan mendengarkan suara hati kita, tentu kita tidak akan peka sebagaimana orang yang sudah terbiasa melatih diri mendengarkan suara hatinya.

Hati Herodes setelah membunuh Yohanes Pembaptis juga terombang-ambing. Mungkin dia kecewa setelahnya. Saat memutuskan, Herodes tidak mendengarkan hatinya, tetapi menuruti harga diri dan gengsinya. Ya, karena dia sudah terlanjur bersumpah. Inilah gambaran orang yang mengambil keputusan penting (menyangkut nyawa Yohanes) pada saat gembira atau senang. Akhirnya, apa yang diputuskannya menyebabkan nyawa Yohanes melayang.

Tindakan Herodes itu tentu membuat dirinya tidak tenang; bahkan tidak peka lagi dengan hatinya. Matanya menjadi kabur. Herodes dalam situasi “ketakutan” karena telah membunuh nyawa Yohanes. Yesus yang hadir dikira Yohanes yang bangkit (ay. 16). Hati yang tidak tenang tidak bisa diikuti; tidak bisa menjadi petunjuk perilaku, padahal sebelumnya dia senang dan segan terhadap Yohanes (ay. 20).

Apa yang dibuat dan dialami oleh Herodes bisa kita alami juga. Bila kita tidak mendengarkan suara hati, suatu saat suara hati akan “mempersalahkan” kita; akan membuat hati dan diri kita tidak tenang; akan menggoncangkan perasaan kita. Sepertinya kita akan dikejar-kejar sesuatu yang membuat diri tidak tenteram. Apakah kita sering memberi waktu hening untuk mendengarkan suara hati? Tuhan memberkati. (JK/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Luk 22:28-30)

Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, demikianlah firman Tuhan. Sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy