| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 10 Februari, 2015 Peringatan Wajib Sta. Skolastika, Perawan

Selasa, 10 Februari, 2015
Peringatan Wajib Sta. Skolastika, Perawan

“Aku berpaling kepada Allahku dan Ia mendengarkan doaku” (St. Skolastika)

Antifon Pembuka (Mzm 15:5-6)

Tuhan, Engkaulah milik pusaka dan warisanku, dalam tangan-Mulah nasibku. Tanah permai akan menjadi bagianku, milik pusakaku menyenangkan hatiku.

Doa Pagi

   
Ya Tuhan, semoga berkat teladan Santa Skolastika, yang kami peringati hari ini, kami sanggup mengabdi Engkau dengan kasih yang tulus dan berbahagia menikmati karunia kasih-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Binatang-binatang diciptakan dan diberkati Allah untuk berkembang biak. Namun manusia adalah puncak segala ciptaan dan diciptakan sesuai dengan citra Allah. Manusia mengatasi segala ciptaan lainnya karena relasi khususnya dengan Allah. Kepada manusia, Allah juga memerintahkan untuk berkembang biak dan beranak cucu, memenuhi muka bumi, menguasai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang.
   

Bacaan dari Kitab Kejadian (1:20-2:4a)
   
"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita."
    
Ketika menciptakan alam semesta, Allah bersabda, “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, sabda-Nya, “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” Jadilah petang dan pagi: hari kelima. Bersabdalah Allah, “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Bersabdalah Allah, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara; atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah bersabda kepada mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Bersabdalah Allah, “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu. Sedang kepada segala binatang di bumi dan burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi beserta segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas perbuatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku

Yesus mengecam cara hidup orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka lebih menekankan aspek-aspek lahiriah dari penghayatan hukum. Mereka lupa apa yang menjadi intisarinya, yaitu cinta dan belas kasih. Mereka lebih takut kepada manusia daripada takut kepada Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)
   
"Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
     
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah,’ maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Yesus marah, Tuhan pantas marah. Karena mereka sudah terlalu. Yesus menyebut mereka munafik. Kemarahan Yesus tertuju kepada para ahli Taurat yang mempunyai pengetahuan Kitab Suci, tetapi lebih mementingkan adat istiadat buatan manusia daripada firman Allah yang agung. Lebih memilih dan mementingkan aksesori daripada yang hakiki. Teguran benar dan beralasan untuk orang yang berbesar hati, akan menerima dan mengucap terima kasih. Tetapi kita tahu reaksi apa yang terjadi pada hati mereka yang membatu. Allah Pencipta dan Penyelamat yang penuh kasih sayang dan kerahiman bagi mereka dipandang sebagai saingan merugikan.

Doa Malam

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, semoga berkat Sabda-Mu ini kami belajar dari teladan Santa Skolastika. Kiranya kami mengutamakan Dikau di atas segalanya dan di dunia ini hidup sebagai manusia baru yang penuh cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

"Semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh"

Senin, 09 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V
 
Kej. 1:1-19; Mzm. 104:1-2a,5-6,10,12,24,35c; Mrk. 6:53-56. 

"Semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh"

Betapa luar biasanya kekuatan sebuah jamahan atau sentuhan. Semua orang yang menjamah Yesus menjadi sembuh. Kita ingat juga kisah wanita yang 12 tahun menderita pendarahan dan menjadi sembuh setelah menjamah jumbai jubah Yesus. Ini adalah jamahan dari pihak manusia yang percaya dan mengharapkan belas kasih Tuhan. Ada jamahan lain yang tentunya jauh lebih dahsyat, yakni jamahan dari pihak Tuhan. Misalnya, Yesus menjamah orang yang sakit kusta (Mrk 1:43) dan menjamah mata orang buta (Mat 20:34) sehingga mereka menjadi sembuh. Marilah, kita pun berusaha menghadirkan jamahan Tuhan bagi saudara-saudari kita. Jamahan ini bisa berarti uluran tangan untuk memberikan bantuan konkret kapada mereka yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan kita. Bisa juga dalam rupa kata-kata yang menentuh dan menyejukkan hati, kata-kata penghiburan dan peneguhan yang membangkitkan semangat, dan tentu saja tidak kalah pentingnya adalah kata-kata pengampunan dan permohonan maaf yang menyembuhkan luka di hati.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu menghadirkan jamahan kasih-Mu bagi saudara-saudari kami. Amin. -agawpr-

Senin, 09 Februari 2015 Hari Biasa Pekan V

Senin, 09 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V
 
“Kristus adalah terang, pintu dan dasar-dasar seluruh Kitab Suci ” (St. Bonaventura)

 
Antifon Pembuka (Mzm 104:1-24)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh agung! Betapa banyak karya-Mu ya Tuhan, semua Kaubuat dengan bijaksana

Doa Pagi


Allah Bapa pencipta alam semesta, segala yang ada dan hidup berasal dari pada-Mu. Maka kami bersyukur dan mohon, perkenankanlah kami mendiami dunia ini dengan penuh cinta kasih dan kebaikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.  
  
Bacaan dari Kitab Kejadian (1:1-19)
   
 
"Allah bersabda dan terjadilah demikian."
   
Pada awal mula Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan masih kosong. Gelap gulita meliputi samudera raya. Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Allah bersabda, "Jadilah terang!" Maka jadilah terang. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya dari gelap. Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Maka jadilah petang dan pagi: hari pertama. Allah bersabda, "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala, dan Ia memisahkan air di bawah cakrawala dari air di atasnya. Dan jadilah demikian. Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadilah petang dan pagi: hari kedua. Allah bersabda, "Hendaklah segala air di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Allah bersabda, "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari ketiga. Allah bersabda, "Jadilah benda-benda penerang di cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap, menunjukkan hari dan tahun; dan sebagai penerang pada cakrawala, biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan dua benda penerang yang besar, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang kecil untuk menguasai malam; dan Allah menjadikan juga bintang-bintang. Semuanya itu ditaruh Allah di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keempat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Semoga Tuhan bersukacita atas karya-Nya.
Ayat. (Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.24.35; R:31b)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyah untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kauselubungi, air telah naik melampaui gunung-gunung.
3. Di lembah-lembah Engkau membualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung, burung-burung di udara bersarang di dekatnya, bersiul-siul dari antara dedaunan.
4. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
   
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
   
Pada suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, -- ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Membaca Injil hari ini, kita dapat membayangkan betapa hebat, Yesus, orang Nazaret itu. Dia benar-benar orang yang karismatis. Mereka yang mengenal-Nya datang bukan dengan tangan kosong atau seorang diri, melainkan mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya dan membawa kepada Yesus di mana saja kabarnya Ia berada. Kita dapat membayangkan bagaimana mereka dapat dengan cepatnya berlari membawa orang-orang sakit. Bukankah pada waktu itu belum banyak sarana transportasi? Ada kemauan, pasti ada jalan.

“Ke mana pun Yesus pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh” (Mrk 6:56). Yesus memang orang hebat. Mengapa semuanya itu Yesus lakukan? Tidak cukupkah, atau bahkan tidak mampukah Yesus hanya menyampaikan pengajaran-Nya? Apakah Yesus mengadakan aneka mukjizat penyembuhan hanya untuk menarik hati banyak orang agar mengikuti-Nya?

Yesus sendiri pernah berkata kepada para murid-Nya yang diutus pergi mendahului-Nya, “Pergilah, sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu” (Luk 10:9). Permintaan Yesus ini dilontarkan kepada para murid-Nya, agar orang-orang yang mendengarkan pewartaan mereka semakin menyadari bahwa Allah selalu menjadikan segala-galanya baik adanya, sebagaimana yang sudah dilakukan Allah sejak dunia dijadikan (Kej 1:18). Karya penyembuhan yang dilakukan Yesus dan para murid-Nya hendak menegaskan bahwa segala yang baik dan indah sungguh-sungguh terjadi bila kita membiarkan Allah sendiri meraja dalam hidup ini.

Kita pun dapat menikmati segala yang baik dan indah, sebagaimana yang kita rasakan secara istimewa oleh orang-orang sezaman Yesus, kalau kita membiarkan Dia datang mengunjungi kita. Bukan seperti orang-orang Gadara yang mengusir Yesus pergi dari wilayahnya (lih. Mat 8:24), melainkan membiarkan Yesus datang mengunjungi kita. Zakheus adalah salah seorang yang menerima kedatangan Yesus dengan penuh sukacita (Luk 19:6). Apakah ada di antara kita yang enggan menerima kedatangan Yesus? (Cafe Rohani)

Doa Malam

Allah Bapa pencipta alam semesta, Engkau telah memberikan hidup kepada kami, dan menghendaki pembaruan hidup itu dengan Sabda-Mu yang kuasa, ialah Yesus, cahaya hidup kami. Semoga kami taat setia akan Sabda-Mu agar semua makhluk ciptaan-Mu menjadi lebih baik. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

"Kemudian perempuan itu melayani mereka"

Minggu, 08 Februari 2015
Hari Minggu Biasa V


Ayb. 7:1-4,6-7; Mzm. 147:1-2,3-4,5-6; 1Kor. 9:16-19,22-23; Mrk. 1:29-39
 
"Kemudian perempuan itu melayani mereka"
 
Ada banyak cara untuk bersyukur atas karya dan kasih Tuhan. Ibu mertua Simon, setelah disembuhkan dari sakit demamnya, kemudian bangkit dan melayani Yesus bersama dengan para murid. Yang lain, ada yang kemudian pergi untuk bercerita ke sana ke mari sehingga makin banyak orang datang kepada Yesus. Yang lain lagi kemudian mengikuti Dia. Kita pun seringkali juga mengungkapkan syukur tersebut dengan bermacam-macam cara. Ada yang syukuran dengan mengadakan pesta, ada yang mengungkapkannya melalui ujud misa atau menyelenggarakan misa di rumah, ada yang kemudian membaktikan dirinya secara lebih sungguh dan total dalam pelayanan kepada Tuhan, Gereja dan masyarakat, serta banyak lagi yang lain. Apa pun bentuknya, yang penting kita semakin menyadari karya dan kasih Tuhan kepada kita sehingga kita berusaha untuk semakin mendekatkan diri dengna Tuhan serta terlibat dalam karya-karya cinta kasih-Nya. Syukur tidak cukup hanya diucapkan dan diungkapkan melalui kata-kata "saya bersyukur" tetapi harus diwujudkan juga dalam perbuatan yang nyata.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk senantiasa menemukan bentuk ungkapan dan wujud syukur yang berkenan kepada-Mu. Amin. -agawpr-

Minggu, 08 Februari 2015 Hari Minggu Biasa V

Minggu, 08 Februari 2015
Hari Minggu Biasa V
 
Kerendahan hati yang benar puas dengan apa yang diterima (Sta. Theresia dari Avila).

 
Antifon Pembuka (Mzm 95:6-7)

Marilah kita bersujud dan menyembah, berlutut di hadapan Tuhan, yang menjadikan kita, sebab Dialah Allah kita.
 
O come, let us worship God and bow low before the God who made us, for he is the Lord our God.
 
Venite adoremus Deum, et procidamus ante Dominum: ploremus ante eum, qui fecit nos: quia ipse est Dominus Deus noster.
 

Doa Pagi


Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, semua orang yang merasa lemah dan menderita menemukan kekuatan dan hiburan pada-Mu. Dampingilah kami, bila sedang tertimpa penderitaan, melewati bulan-bulan yang hampa menghitung malam-malam yang menyesakkan. Sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan jadilah pada kepercayaan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Ayub (7:1-4.6-7)
  
 
"Aku dicekam kegelisahan sampai dini hari."
  
Di dalam keprihatinannya Ayub berbicara kepada sahabatnya, “Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? Seperti seorang budak yang merindukan naungan, seperti orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, demikianlah aku diberi bulan-bulan yang sia-sia, dan kepadaku ditentukan malam-malam yang penuh kesusahan. Bila aku pergi tidur, maka yang kupikirkan ‘Bilakah aku akan bangun’. Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh kegelisahan sampai dinihari. Hari-hariku berlalu lebih cepat daripada torak, dan berakhir tanpa harapan. Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas. Mataku tidak akan lagi melihat yang baik.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 817
Ref. Tuhan menyembuhkan orang yang patah hati.
Ayat. (Mzm 147:1-2.3-4.5-6; Ul: 3a)
1. Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem, Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai-berai.
2. Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; Ia menentukan jumlah bintang-bintang, masing-masing dipanggil dengan menyebut namanya.
3. Besarlah Tuhan kita dan berlimpahlah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tidak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 9:16-19.22-23)
  
"Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil."
    
Saudara-saudara, memberitakan Injil bukanlah suatu alasan bagiku untuk memegahkan diri. Sebab hal itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku jika tidak memberitakan Injil. Andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, maka pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku. Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil. Sebab sekalipun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku dapat memenangkan sebanyak mungkin orang. Bagi orang-orang lemah aku menjadi seperti orang lemah supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku menjadi segala-galanya, supaya sedapat mungkin aku memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala-galanya itu aku lakukan demi Injil, agar aku mendapat bagian di dalamnya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = a, 2/2, PS 958
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (1:29-39)
  
"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit."
     
Sekeluarnya dari rumah ibadat di Kapernaum, Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas. Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Yesus membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit, dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Keesokan harinya, waktu hari masih gelap, Yesus bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Yesus. Waktu menemukan Yesus, mereka berkata, “Semua orang mencari Engkau.” Jawab Yesus, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Lalu pergilah Yesus ke seluruh Galilea, memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
   
Renungan

 
Sikap Yesus semasa hidup-Nya begitu berbeda dari sikap kebanyakan orang zaman sekarang. Banyak orang dewasa ini begitu silau dengan hasil yang telah mereka peroleh dalam hidupnya, sampai-sampai mereka lupa diri.

Saya teringat akan dongeng mengenai seekor katak yang ingin menjadi besar seperti lembu. Ketika sedang jalan-jalan di padang, seekor katak tanpa sengaja melihat sekor binatang lain yang sangat besar. Penasaran mengapa binatang itu begitu besar, dia lalu berusaha mengembangkan dirinya untuk menyamai binatang tersebut. Mula-mula dia berhasil. Dirinya menjadi lebih besar. Namun, dia belum merasa puas. Dia belum cukup besar untuk menyamai binatang tersebut. Dia lalu memaksakan diri untuk semakin besar, semakin besar dan semakin besar. Lalu apa yang terjadi? Karena tidak bisa menjadi lebih besar lagi, akhirnya perutnya meletus dan dia pun mati sia-sia.

Tanpa kita sadari, kita pun terkadang bersikap seperti si katan tersebut. Meskipun kita telah berhasil dalam hidup, namun kita belum merasa puas. Kita ingin mendapatkan sesuatu yang lebih, yang terkadang berada di luar kemampuan kita. Kita mesti ingat bahwa kemampuan kita untuk mendapatkan sesuatu itu terbatas dan yang paling penting, jangan hanya karena terobsesi pada sukses besar dan penghargaan serta pujian orang lain, kita mengorbankan kerja dan hidup kita.

Beberapa tahun lalu seorang Pastor pernah dimintau ntuk memberikan sakramen pengurapan orang sakit terhadap seorang tukang kebun yang sedang sakit keras. Sesudah pengakuan dosa dan pengurapan orang sakit, si tukang kebun itu berkata bahwa dia hanyalah seorang tukang kebun biasa dan sehari-hari dia bekerja di kebun tuannya dan dia merasa, dia tidak terlalu berhasil. Dia akan meninggal dan menghadap Tuhan, dan dia begitu takut karena akan menghadap Tuhan dengan tangan kosong. Dia begitu takut karena merasa dia tidak pernah mengerjakan sesuatu yang cukup buat Tuhan, sesama dan majikannya.

Mendengar penuturan polos itu, si Pastor diam seribu bahasa. Sambil memegang kedua telapak tangannya yang kasar, sang pastor berkata, “Kalau kelak bapak menghadap Tuhan, tunjukkan saja kepada Dia telapak tangan bapak ini, dan Tuhan pasti akan mengerti.” Dia pun meninggal dengan tenang.

Tuhan menghendaki supaya setiap hari kita bekerja, karena Dia sendiri pun bekerja. Tuhan menghendaki supaya kita bekerja dengan sungguh-sungguh dan tekun. Namun, Dia sama sekali tidak menuntut hasil dari kita. Kalau kita sudah berjuang dan bekerja dengan sungguh-sungguh dan tekun namun kurang berhasil saya yakin, Tuhan pasti tidak akan kecewa karena hal itu. Karena bagi Tuhan, yang terpenting bukanlah hasil, melainkan niat kita untuk bekerja. Karena bagi Tuhan, bekerja itu sendiri sudah punya nilai yang sangat besar. Seorang bijak pernah mengatakan bahwa yang diperlukan oleh dunia dan Tuhan bukanlah orang yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa, melainkan orang yang bisa mengerjakan hal-hal yang biasa dengan luar biasa.

Bagaimanakah caranya? Sangat sederhana! Jika Anda adalah seorang biarawan dan biarawati, layanilah umat yang dipercayakan kepada Anda dengan setia; jika Anda adalah seorang kepala keluarga, bertanggungjawablah terhadap hidup keluarga Anda; jika Anda adalah seorang ibu rumah tangga, layanilah keluarga Anda dengan kasih sayang; jika Anda adalah seorang guru, didiklah murid-murid Anda dengan sepenuh hati; jika Anda adalah seorang murid, belajarlah dengan sungguh-sungguh; jika Anda adalah seoran pemimpin, pimpinlah bawahan dengan bijaksana dan perhatikanlah nasib mereka; jika anda adalah seorang pekerja, bekerjalah sungguh-sungguh dengan seluruh tenaga dan pikiran Anda. Seandainya kita bisa melakukan semuanya itu, tugas dan pekerjaan kita dengan sepenuh hati, percayalah bahwa upah kita pasti akan besar di surga. (Djono Moi, RUAH)

Antifon Komuni (Mat 5:4.6)

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Blessed are those who mourn, for they shall be consoled. Blessed are those who hunger and thirst for righteousness, for they shall have their fill.

Kobus Hari Minggu Biasa V


"Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, ... Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka"

Sabtu, 07 Februari 2015
Hari Biasa Pekan V

 
Ibr. 13:15-17,20-21; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mrk. 6:30-34. 

"Tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, ... Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka"

Merasa lelah dan ingin berisitahat sejenak setelah bekerja seharian tentu merupakan hal yang sangat wajar bahkan sangat baik dilakukan karena tubuh memang diciptakan Tuhan tidak hanya untuk bekerja tetapi supaya bekerja efektif juga butuh istirahat. Namun, ada kalanya - bukan selalu -, istirahat harus ditunda atau ditiadakan, karena pelayanan menuntut demikian. Inilah yang dilakukan Yesus bersama para murid. Setelah mereka seharian berkeliling untuk mewartakan Kerajaan Allah, mengusir setan dan menyembuhkan banyak orang sakit, lalu pulang dan berkumpul sejenak untuk sharing, mereka ingin ke tempat sunyi dan berisitirahat. Namun, kehadiran orang banyak, membuat mereka tidak jadi istirahat. Yesus, yang hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan, mengajarkan banyak hal kepada mereka. Banyak hal, tidak hanya sedikit, berarti waktunya dapat diperkirakan cukup panjang. Dua hal bisa kita petik dari sini. Pertama, kapan pun kita datang kepada Tuhan, Ia selalu siap sedia untuk kita. Tidak ada jam istirahat dan tidak menerima "tamu" bagi Tuhan. Kedua, kita juga bisa belajar menghayati kesiap-sediaan setiap saat dalam pelayanan.

Doa: Tuhan, berilah kami kesehatan yang baik supaya selalu siap sedia melakukan tugas pelayanan kami setiap saat. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy