Senin, 16 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI
Janganlah menimbun terlalu banyak dari apa yang kamu miliki (St. Bernardus)
Antifon Pembuka (Mzm 50:14a.15)
Persembahkanlah puji syukur sebagai kurban kepada Allah! Berserulah
kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan dikau dan engkau
memuliakan Daku
Doa Pagi
Allah Bapa yang Maharahim, semoga kami semakin mengenal diri kami,
ajarilah kami saling membimbing dan mengasuh, sebagaimana putra dan
putri se-Bapa, yang menyayangi umat ciptaan-Nya. Dengan pengantaraan
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (4:1-15.25)
"Kain memukul Habel, adiknya, lalu membunuh dia."
Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu
melahirkan Kain; dan Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak
laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel,
adik Kain. Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi
petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan
sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan.
Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing
dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban
persembahannya itu. Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak
diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan
mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau
tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu
sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Pada suatu
hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke
padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel,
adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel
adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?”
Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu
berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau,
terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah
adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah
itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu. Engkau akan
menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada
Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung.
Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi
dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi. Barangsiapa
bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya,
“Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh
kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan
dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia. Adam menghampiri pula
isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia
menamainya Set, sebab katanya, “ Allah telah mengaruniakan kepadaku anak
yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.
Ayat. (Mzm 50:1.8.16bc-17.20-21; R: 14a)
1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari
terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban
sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di
hadapan-Ku.
2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut
perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan
mengesampingkan firman-Ku?
3. Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah
saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam
saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau
dan ingin berperkara denganmu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran, dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan
Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari
surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan
ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, “Sungguh, kepada angkatan ini
sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka.
Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Hidup kita selalu dipenuhi dengan tanda. Sebagai umat beriman Katolik,
kita selalu memulai dan mengakhiri kegiatan dengan membuat tanda salib,
“Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin”. Ketika khotbah
pastornya terlalu lama dan tidak mendarat: mata tertutup dan kepala
turun-naik, tanda mengantuk atau tidak memahami, lalu sibuk berbicara
(ngobrol) dengan teman yang duduk disebelahnya.
Ketika rambut mulai memutih, gigi satu per satu rontok, mata tampak
rabun, kulit tubuh keriput, tangan gemetar, kaki berlangkah
tertatih-tatih, suara terasa berat bicara, itulah tandanya orang sudah
memasuki masa usil (usia lanjut). Ketika angin mulai bertiup dari barat
ke timur, awan tebal menghitam di langit, burung kutilang menari-nari di
angkasa, kata kakek saya, bahwa (awan tebal menghitam) itu tanda kalau
akan turun hujan dan berakhirnya musim kemarau panjang.
Pertanyaan kita: Apakah tanda itu penting? Tentu saja jawabannya:
Penting! Alasannya, karena tanda menunjukkan sesuatu, menerangkan
sesuatu dan menghadirkan sesuatu yang ditandakan. Pertanyaan
selanjutnya, kalau tanda itu penting, menunjukkan dan menerangkan
sesuatu, mengapa dalam Injil hari ini Yesus mengeluh di dalam hati-Nya
dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda?” “Aku berkata
kepadamu,” kata Yesus kepada orang-orang Farisi yang meminta tanda
kepada-Nya, “Sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan
diberi tanda” (Mrk 8:12). Bagi Yesus, tanda tidak diperlukan lagi.
Karena Yesus sendiri sudah hadir di hadapan mereka sebagai tanda yang
diutus Bapa (bdk. Kol 1:15). Ia dapat mereka lihat, mereka sentuh,
meraka ajak bicara, mereka terima dan mereka ikuti. Aneh sekali, mereka
malahan meminta tanda, meminta sesuatu yang nilainya jauh di bawah apa
yang di hadapan mereka.
Ketika suatu tanda kita terima dalam Sakramen Pembaptisan dan tanda itu
menyatu dengan diri kita, pada saat itulah kita mengenakan Yesus (Gal
3:27). Ketika Yesus kita terima dan menjadi bagian dari diri kita, maka
Dia sendirilah yang akan menuntun kita dari dalam untuk menyelamatkan
kita. Ini adalah suatu bentuk dan tanda pertobatan kita. (Djono Moi/Cafe Rohani)
Doa Malam
Allah Bapa yang Mahabaik, Enkau telah memberikan tanda sekali untuk
selamanya, ialah Yesus Kristus Putra-Mu. Berkenanlah membuka mata dan
telinga kami, agar kami dapat belajar mendengarkan Sabda-Nya dan
menyaksikan teladan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup
dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.