| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."

Kamis, 19 Februari 2015
Hari Kamis sesudah Rabu Abu

 

Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25.

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."

Salah satu kecenderungan manusiawi kita adalah keinginan untuk selalu mencari enak dan kepenak, kemudian ngenak-enak. Setiap kali ada kesulitan sedikit, kalau bisa ya dihindari. Hal ini merupakan kelemahan yang membuat kita seringkali tidak mudah untuk menyangkal diri dan memikul salib dengan ikhlas, apalagi dengan sukacita. Ilustrasi ini mungkin berguna. Para petani yang mempunyai sapi atau kambing di kandang, setiap hari pasti selalu mencarikan rumput untuk mereka. Meskipun badan capek sekali, meskipun hujan deras, meskipun badan sedang tidak enak, mereka akan tetap mencari rumput dan tidak mau membiarkan kambing dan sapinya kelaparan. Paling tidak itu yang terjadi dalam keluarga saya. Saya kira ini merupakan salah satu bentuk penyangkalan diri. Namun, penyangkalan diri semacam ini seringkali tidak kita lakukan untuk Tuhan. Ketika badan capek atau kurang sehat sedikit saja, kita seringkali malas untuk berdoa dan ke Gereja. Kalau hujan, kita juga malas atau aras-arasen untuk pergi ke Gereja atau mengikuti kegiatan lingkungan. Padahal, kalau untuk kambing atau sapinya saja (bisa ditambah dengan pekerjaan dan hal-hal lain), kita rela menyangkal diri dan berjerih payah, seharusnya untuk Tuhan kan lebih atau malah berlipat. Sapi dan kambing itu kan hanya harta duniawi kita, yang memberikan pupuk melalui kotorannya atau makanan melalui dagingnya atau uang kalau kita jual. Lah, Tuhan itu harta dunia dan akhirat kita. Dia memberikan segala-galanya kepada kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menyangkal diri, memikul salib kami setiap hari dan mengikuti Engkau. Amin. -agawpr-

Kamis, 19 Februari 2015 Hari Kamis sesudah Rabu Abu

Kamis, 19 Februari 2015
Hari Kamis sesudah Rabu Abu

“Hendaklah kita rendah hati sedikit dengan meninggalkan sikap sombong, pembual dan pertengkaran busuk” (Paus Klemens II)

Antifon Pembuka (Mzm 55:17.20.23)

Ketika aku berseru kepada Tuhan, Ia mendengarkan daku dan membebaskan daku dari musuh-musuhku. Serahkanlah nasibmu kepada Tuhanku dan Dia akan menolong engkau.

When I cried to the Lord, he heard my voice; he rescued me from those who attack me. Entrust your cares to the Lord, and he will support you.

     
Doa Pagi


Allah Bapa pangkal dan tujuan kehidupan kami, terangilah hati dan budi kami dalam merencanakan pekerjaan kami. Dampingilah kami dalam melaksanakannya dan berikanlah rahmat-Mu untuk menyelesaikannya dengan baik. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Allah menantang umat-Nya untuk menjatuhkan pilihan. Kehidupan atau kematian. Keberuntungan atau kecelakaan. Berkat atau kutuk. Tuhan menghendaki dan manusia normal mengharapkan kehidupan, keberuntungan dan berkat, dan bukan sebaliknya. Jalan untuk mencapainya adalah pertobatan, berbalik kepada Tuhan.

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)
  
 
"Pada hari ini aku menghadapkan kepadamu: berkat dan kutuk."
    
Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kau masuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
atau Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Yesus memberikan syarat untuk menjadi murid-Nya. Sekurang-kurangnya, ada tiga syarat, yaitu menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Kalau tiga syarat ini ditaati, kehidupan dan keselamatan akan dialami. Yesus sungguh mencintai kita umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)
  
"Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya."
   
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Nabi Musa mendapat wejangan hidup dari Allah untuk dihayati, “Kepadamu kuhadapan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati.” Pilihan ini membawa konsekuensi. Untuk menjadi pohon itu, Yesus harus banyak menderita, dibunuh namun pada hari ketiga bangkit. Kita ingat akan “pohon kehidupan” dalam Perjanjian Lama, lalu menjadi gambaran dari Tuhan Yesus sendiri. Setiap orang yang mau mengikuti Yesus berarti juga perlu memilih “kehidupan”.

Antifon Komuni (Mzm 51:12)

Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku.

Create a pure heart for me, O God; renew a steadfast spirit within me.

Doa Malam

Allah Bapa, pangkal dan tujuan kegiatan kami, bimbinglah kami selalu agar hidup kami selaras dengan Sabda-Mu. Berkatilah kami dalam usaha mencari damai-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Hari Rabu Abu

Rabu, 18 Februari 2015
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang

 

Yl. 2:12-18; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; 2Kor. 5:20 - 6:2; Mat. 6:1-6,16-18.
Hari ini kita memasuki Masa Prapaskah dengan Perayaan Rabu Abu. Sejak semula, yakni sejak zaman Bapa-Bapa Gereja, masa prakaskah dimaksudkan untuk meningkatkan olah rohani. Dalam bacaan Injil, kita menemukan 3 bentuk olah rohani yang hendaknya secara khusus kita tingkatkan dan kita hayati dengan sungguh-sungguh selama masa prapaskah ini, yakni ay. 2-4: memberi sedekah (amal, derma, APP); ay. 5-6: berdoa (Ekaristi, jalan salib, renungan/pendalaman APP); ay, 16-18: berpuasa (termasuk pantang). Secara khusus, ketiga hal tersebut kita hayati sebagai bentuk pertobatan yang nyata sebagaimana diserukan dalam bacaan I dan II. Sebab, bertobat bukan sekedar menyesal dan tidak mengulangi lagi dosa-dosa yang telah kita lakukan tetapi "berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati" (Yl 2, 12-13) dan dengan demikian kita diperdamaikan dengan Allah (2Kor 5, 20).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar melalui amal, doa dan puasa, kami mampu menghayati pertobatan yang sejati. Amin. -agawpr-

Rabu, 18 Februari 2015 Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang

Rabu, 18 Februari 2015
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang
   
“Berpuasa tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita.” (St. Leo Agung)
 
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
  
Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun yang telah Kauciptakan. Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia apabila mereka bertobat. Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab Engkaulah Tuhan, Allah kami.
  
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es Dominus Deus noster.
  
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 57)

Doa Pagi

Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini. Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk mengalahkan kelesuan rohani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
  
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
      
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa: “Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu!

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
   
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
   
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
   
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
      
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

  
Abu, ya abu dan juga warna abu-abu adalah warna yang sungguh suram serta mengesankan suasana muram. Warna tersebut tidak menarik untuk dilihat. Namun, ternyata Gereja justru mengadopsi warna ini untuk dipakai dalam salah satu liturginya yang sungguh penting bagi kelangsungan hidup beriman. Ya, warna ini diadopsi untuk merayakan Rabu Abu, pembuka masa Prapaskah. Lantas ada apakah dengan Rabu Abu sehingga abu saja dimasukkan dalam liturgi Gereja yang agung dan mulia tersebut?

Abu mengingatkan kita sekalian akan warna tanah. Dan kodratnya tanah selalu di bawah dan bahkan menjadi bahan pijakan. Artinya, tanah selalu diinjak-injak karena posisinya ada di bawah. Gereja menempatkan dirinya sebagai tanah pijakan bagi umat yang menjadi anggotanya. Selain itu, Gereja juga mengajak segenap umat beriman untuk mau menjadi seperti tanah yang mau diolah, karena hanya dengan demikian, maka tanah itu menjadi subur dan mampu menumbuhkan tanaman serta menghasilkan banyak buah yang berkelimpahan.

Rabu Abu sekali lagi mengingatkan kita bahwa Tuhan memanggil kita untuk mau bersikap seperti tanah, yaitu mau rendah hati, mau diolah, mau menjadi tumpuan, dan mau untuk berbagi. Salah satu hal yang selalu ditekankan dalam liturgi Rabu Abu adalah doa, puasa serta derma. Ternyata, ketiga hal ini berkaitan satu sama lain. Seseorang yang dipenuhi dengan laku doa, maka dia pun dipenuhi dengan sikap mau bermatiraga atau berpuasa, dan bagi mereka yang berpuasa serta bermatiraga mereka pun akan dipenuhi dengan sikap mau berbagi. Namun, ketiga hal ini hanya mungkin dilakukan jika orang tersebut memiliki sikap rendah hati.

Bagi kita orang Katolik, sikap ini dapat kita timba dari praktik perayaan Rabu Abu. Perayaan liturgi ini sungguh mengingatkan kita betapa pentingnya sikap rendah hati dalam praktik hidup religius. Kerendahan hati adalah dasar yang kokoh dan tanah yang subur bagi kehidupan beriman. Tanpa kerendahan hati praktik hidup religius dan iman tidak akan mengarahkan kita kepada hidup yang benar. Sebaliknya, tanpa sikap rendah hati baik iman maupun hidup religius hanya akan menjadi sarana penyubur kesombongan.

Gereja menyadari bahwa sikap rendah hati adalah satu-satunya cara yang dapat membawa umat manusia untuk menjadi sempurna. Dan salah satu cara untuk menjadi sempurna adalah dengan melakukan undangan Tuhan dalam hidup kita. Tuhan memanggil kita sekalian untuk menjadi pendoa bagi segenap umat manusia dengan segala kecemasan, harapan, maupun segenap persoalannya. Kita diundang oleh Tuhan untuk menjadi teman bagi mereka yang sungguh menderita dan kesepian dalam doa-doa kita.

Selain itu, kita juga diundang oleh Tuhan untuk mau melakukan silih dengan cara berpantang dan berpuasa pertama-tama bagi dosa-dosa dan kesalahan kita, dan bila mungkin bagi dosa-dosa serta kesalahan sesama. Laku silih ini menjadi sarana bagi kita untuk selalu ingat bahwa kita adalah makhluk yang lemah yang selalu melakukan dosa namun di lain pihak mengingatkan kita bahwa rahmat pengampunan juga selalu dilimpahkan pada kita bila mau bertobat.

Semoga hari Rabu Abu ini menjadikan kita ingat bahwa kita adalah abu, bahwa kita adalah tanah yang mau diolah, mau dibentuk dan mau menjadi pijakan bagi sesama kita. (RUAH)

Antifon Pembagian Abu (Bdk. Yl 2:13)

Marilah kita mengenakan karung dan menaburi kepala dengan abu. Marilah kita berpuasa dan meratap di hadapan Tuhan, karena Allah kita penuh belas kasihan; Ia akan mengampuni dosa-dosa kita.
 
Immutemur habitu, in cinere et cilicio: ieiunemus, et ploremus ante Dominum: quia multum misericors est dimittere peccata nostra Deus noster.

atau (Bdk. Yl. 2:17; Est 4:17)

Di balai depan dan altar para imam meratap dan berkata: Sayangilah, ya Tuhan, sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau bungkam mulut orang yang memuji-Mu.

Iuxta vestibulum et altare plorabunt sacerdotes et levitæ ministri Domini, et dicent: Parce Domine, parce populo tuo: et ne dissipes pra calmantium ad te, Domine.

atau (Mzm 51:3)

Tuhan, hapuslah kesalahanku

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 51)

Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3)

Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.
  
Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me.

(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 30)

Antifon Komuni (Mzm 1:2-3)

Siapa saja yang merenungkan hukum Tuhan siang malam, akan menghasilkan buah pada waktunya.

Qui meditabitur in lege Domini die ac nocte, dabit fructum suum in tempore suo.

Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 1:1,2,3ab,3cd,4,5,6 atau Mazmur 60
     
Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan pantang dan puasa. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 22)

"Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar?"

Selasa, 17 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI


Kej. 6:5-8,7:1-5,10; Mzm. 29:1a,2,3ac-4,3b,9b-10; Mrk. 8:14-21.

"Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar?"

Kita bersyukur karena masing-masing dianugerahi mata dan telinga yang baik sehingga dengan mata kita bisa melihat dan dengan telinga bisa mendengar. Namun, kadang atau bahkan sering, karena kelemahan dan kerapuhan kita, kita tidak mampu menggunakan mata dan telinga kita dengan baik. Di satu sisi, kadang kita tidak mau melihat dan mendengar hal-hal yang seharusnya kita lihat dan kita dengarkan. Atau kalau kita melihat dan mendengar, kita pura-pura tidak melihat dan mendengarnya. Di sisi lain, kita justru mencari-cari dan menikmati hal-hal yang sebaiknya tidak kita lihat dan kita dengar. Untuk itu, marilah kita mohon rahmat Tuhan agar kita diberi kemampuan untuk melihat dan mendengar dengan baik, lebih-lebih untuk melihat karya dan kasih Tuhan serta mendengarkan sabda dan kehendak-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu melihat dan mendengar dengan baik, terutama melihat karya dan kasih-Mu serta mendengarkan sabda dan kehendak-Mu. Amin. -agawpr-

Selasa, 17 Februari 2015 Hari Biasa Pekan VI

Selasa, 17 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI

“Dengan pengantaraan Yesus kita pun menjadi mampu untuk mengenal Bapa-Nya” (St. Atanasius)


Antifon Pembuka (Mzm 29:1a.2)

Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga, sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada-Nya dengan hormat dan khidmat.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber cahaya kehidupan, sembuhkanlah kebutaan mata dan dosa-dosa kami agar kami dapat memandang Putra-Mu, cahaya kami, yang didambakan oleh setiap orang dalam perjalanan menuju kepada-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Kejahatan semakin merajalela. Tuhan lalu menyesal bahwa ia telah menciptakan manusia. Ia lalu merencanakan untuk membinasakan manusia. Itulah musibah air bah. Hanya Nuh dan keluarganya, berkat iman dan ketaatannya, mereka diluputkan dari air bah. Mereka hidup dan selamat.


Bacaan dari Kitab Kejadian (6:5-8; 7:1-5.10)
     
 
"Aku akan menghapuskan manusia yang Kuciptakan dari muka bumi."
       
Tuhan melihat bahwa kejahatan manusia di bumi semakin besar, dan kecenderungan hati mereka selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Maka menyesallah Tuhan, bahwa Ia menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Bersabdalah Tuhan, “Aku akan menghapuskan manusia yang Kuciptakan dari muka bumi, baik manusia maupun hewan, dan binatang-binatang melata maupun burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka.” Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di hadapan Tuhan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Nuh, “Masuklah ke dalam bahtera, engkau dan seisi rumahmu, sebab engkaulah yang Kulihat benar di hadapan-Ku di antara orang zaman ini. Dari segala binatang yang tidak haram, haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betina. Juga dari burung-burung di udara tujuh pasang, jantan dan betina, supaya terpeliharalah keturunannya di seluruh bumi. Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari empat puluh malam lamanya. Dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu.” Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Setelah tujuh hari datanglah air bah meliputi bumi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, la = fis, 2/4, PS 846
Ref. Tuhan memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera.
Ayat. (Mzm 29:1a.2.3ac-4.3b.9b-10; R:11b)
1. Sampaikanlah kepada Tuhan, hai penghuni surga, sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan!
2. Suara Tuhan terdengar di atas air, suara Tuhan mengguruh di atas air yang besar. Suara Tuhan penuh kekuatan, suara Tuhan penuh semarak.
3. Allah yang mulia mengguntur, di dalam bait-Nya setiap orang berseru, "Hormat!" Tuhan bersemayam di atas air bah, Tuhan bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Yesus mengingatkan para murid-Nya agar hati-hati terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Itulah ragi kemunafikan dan kejahatan. Mereka salah paham dengan kata-kata-Nya. Yesus lalu mengecam ketidakmengertian mereka.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:14-21)
   
"Awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes."
     
Pada suatu hari murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Lalu Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya, “Berjaga-jaga dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Maka mereka berpikir-pikir, dan seorang berkata kepada yang lain, “Itu dikatakan-Nya karena kita tidak mempunyai roti.” Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, “Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kalian mempunyai mata, tidakkah kalian melihat? Dan kalian mempunyai telinga, tidakkah kalian mendengar? Sudah lupakah kalian waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Dua belas bakul.” Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti yang kalian kumpulkan?” Jawab mereka, “Tujuh bakul.” Lalu kata Yesus kepada mereka, “Masihkah kalian belum mengerti?”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
  
Murid-murid Yesus lupa membawa roti. Hanya sebuah roti saja yang ada pada mereka dalam perahu. Pada kesempatan itu Yesus menasihati para murid supaya berjaga-jaga dan hati-hati terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Bisa diartikan bahaya pengaruh kemunafikan, hidup harafiah dan formalitas saja dalam menghayati agama, serta hedonisme. Para murid merasa disindir persoalan roti. Yesus mengingatkan mereka mukjizat tentang roti. Kalau mereka belum mengerti tentang mukjizat itu, mereka tentu belum mengerti bahwa di perahu itu tidak hanya ada satu roti, tetapi masih ada satu ‘Roti’ lagi.

Doa Malam

Allah Bapa sumber kehidupan, kami bersyukur atas santapan anugerah-Mu berkat Yesus Putra-Mu dan Tuhan kami. Semoga kelaparan akan Dikau selalu Kaupuaskan dengan rezeki suci. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.


RUAH

Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda?"

Senin, 16 Februari 2015
Hari Biasa Pekan VI 



Kej. 4:1-15,25; Mzm. 50:1,8,16bc-17,20-21; Mrk. 8:11-13.
   
Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
  
 Meminta tanda dari Tuhan merupakan salah satu hal yang tidak berkenan kepada-Nya. Sebab, melalui alam raya, orang-orang di sekitar kita dan setiap peristiwa dalam hidup kita, sesungguhnya Tuhan telah begitu banyak memberikan tanda kepada kita sebagai wujud kebesaran, kemahakuasaan dan cinta kasih-Nya. Namun, justru kita yang seringkali kurang atau tidak peka untuk menangkap dan menyadari serta mensyukuri tanda-tanda yang diberikan-Nya itu. Maka, yang terpenting bagi kita adalah mohon rahmat sekaligus berusaha terus-menerus untuk mengasah kepekaan kita dalam menangkap dan menyadari kebesaran, kemahakuasan dan cinta kasih Tuhan yang nyata dalam hidup kita sehari-hari. Dengan demikian, kita akan lebih mudah untuk bersyukur dan mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan seperti persembahan yang dilakukan Abel, bukan seperti Kain (bacaan I).
  
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin peka dalam menangkap dan menyadari kebesaran, kemahakuasan dan cinta kasih yang Kaunyatakan melalu alam semesta, saudara-saudari di sekitar kami dan juga setiap peristiwa hidup kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy