Rabu, 18 Februari 2015
Hari Rabu Abu - Hari Puasa dan Pantang
“Berpuasa tidak hanya berarti mengurangi makan, melainkan memberantas semua kebiasaan jahat kita.” (St. Leo Agung)
Antifon Pembuka (Keb 11:24.25.27)
Engkau mengasihi segala yang ada, ya Tuhan, dan tidak membenci apa pun
yang telah Kauciptakan. Engkau tidak lagi memperhitungkan dosa manusia
apabila mereka bertobat. Engkau berbelas kasih kepada mereka sebab
Engkaulah Tuhan, Allah kami.
Miseris omnium, Domine, et nihil odisti eorum quæ fecisti, dissimulans
peccata hominum propter pænitentiam, et parcens illis: quia tu es
Dominus Deus noster.
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 57)
Doa Pagi
Ya Allah, bantulah kami umat kristiani untuk memulai puasa suci ini.
Semoga dengan pengendalian diri, kami memperoleh kekuatan untuk
mengalahkan kelesuan rohani. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yoel (2:12-18)
"Sekarang juga, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
“Sekarang,” beginilah sabda Tuhan, “berbaliklah kepada-Ku dengan segenap
hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan mengaduh.” Koyakkanlah
hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia
pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia
menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan
menyesal, lalu meninggalkan berkat menjadi kurban sajian dan kurban
curahan bagi Tuhan, Allahmu. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa
yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini,
kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang lanjut usia,
kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah pengantin
laki-laki keluar dari kamarnya, dan pengantin perempuan dari kamar
tidurnya. Baiklah para imam, pelayan-pelayan Tuhan, menangis di antara
balai depan mezbah, dan berkata, “Sayangilah, ya Tuhan, umat-Mu, dan
janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa
menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa-bangsa:
“Di mana Allah mereka?” Maka Tuhan menjadi cemburu karena tanah-Nya dan
menaruh belas kasihan kepada umat-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 813
Ref. Mohon ampun kami orang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-6a.12-14-17; Ul: 3a)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya
rahmat-Mu, hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di
hadapanku. Terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam
pandangan-Mu kulakukan.
3. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah
semangat yang teguh dalam diriku. Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, dan janganlah mengambil Roh-Mu yang kudus dari padaku!
4. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang
rela dalam diriku. Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan
puji-pujian kepada-Mu!
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:20 - 6:2)
"Berilah dirimu didamaikan dengan Allah, sesungguhnya hari ini adalah hari penyelamatan."
Saudara-saudara, kami ini adalah utusan-utusan Kristus; seakan-akan
Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami. Dalam nama Kristus kami
meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Kristus yang
tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya
dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Sebab teman-teman sekerja, kami
menasihati kamu supaya kamu jangan membuat sia-sia kasih karunia Allah
yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan,
Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan
menolong engkau.” Camkanlah, saat inilah saat perkenanan itu; hari
inilah hari penyelamatan itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Jangan kautegarkan hatimu; dengarkanlah suara Tuhan pada hari ini.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau."
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
“Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan
orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari
Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah
engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di
rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata
kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan
apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka
mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata
kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa
janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air
mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau
berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat
orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada
di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Abu, ya abu dan juga warna abu-abu adalah warna yang sungguh suram serta
mengesankan suasana muram. Warna tersebut tidak menarik untuk dilihat.
Namun, ternyata Gereja justru mengadopsi warna ini untuk dipakai dalam
salah satu liturginya yang sungguh penting bagi kelangsungan hidup
beriman. Ya, warna ini diadopsi untuk merayakan Rabu Abu, pembuka masa
Prapaskah. Lantas ada apakah dengan Rabu Abu sehingga abu saja
dimasukkan dalam liturgi Gereja yang agung dan mulia tersebut?
Abu mengingatkan kita sekalian akan warna tanah. Dan kodratnya tanah
selalu di bawah dan bahkan menjadi bahan pijakan. Artinya, tanah selalu
diinjak-injak karena posisinya ada di bawah. Gereja menempatkan dirinya
sebagai tanah pijakan bagi umat yang menjadi anggotanya. Selain itu,
Gereja juga mengajak segenap umat beriman untuk mau menjadi seperti
tanah yang mau diolah, karena hanya dengan demikian, maka tanah itu
menjadi subur dan mampu menumbuhkan tanaman serta menghasilkan banyak
buah yang berkelimpahan.
Rabu Abu sekali lagi mengingatkan kita bahwa Tuhan memanggil kita untuk
mau bersikap seperti tanah, yaitu mau rendah hati, mau diolah, mau
menjadi tumpuan, dan mau untuk berbagi. Salah satu hal yang selalu
ditekankan dalam liturgi Rabu Abu adalah doa, puasa serta derma.
Ternyata, ketiga hal ini berkaitan satu sama lain. Seseorang yang
dipenuhi dengan laku doa, maka dia pun dipenuhi dengan sikap mau
bermatiraga atau berpuasa, dan bagi mereka yang berpuasa serta
bermatiraga mereka pun akan dipenuhi dengan sikap mau berbagi. Namun,
ketiga hal ini hanya mungkin dilakukan jika orang tersebut memiliki
sikap rendah hati.
Bagi kita orang Katolik, sikap ini dapat kita timba dari praktik
perayaan Rabu Abu. Perayaan liturgi ini sungguh mengingatkan kita betapa
pentingnya sikap rendah hati dalam praktik hidup religius. Kerendahan
hati adalah dasar yang kokoh dan tanah yang subur bagi kehidupan
beriman. Tanpa kerendahan hati praktik hidup religius dan iman tidak
akan mengarahkan kita kepada hidup yang benar. Sebaliknya, tanpa sikap
rendah hati baik iman maupun hidup religius hanya akan menjadi sarana
penyubur kesombongan.
Gereja menyadari bahwa sikap rendah hati adalah satu-satunya cara yang
dapat membawa umat manusia untuk menjadi sempurna. Dan salah satu cara
untuk menjadi sempurna adalah dengan melakukan undangan Tuhan dalam
hidup kita. Tuhan memanggil kita sekalian untuk menjadi pendoa bagi
segenap umat manusia dengan segala kecemasan, harapan, maupun segenap
persoalannya. Kita diundang oleh Tuhan untuk menjadi teman bagi mereka
yang sungguh menderita dan kesepian dalam doa-doa kita.
Selain itu, kita juga diundang oleh Tuhan untuk mau melakukan silih
dengan cara berpantang dan berpuasa pertama-tama bagi dosa-dosa dan
kesalahan kita, dan bila mungkin bagi dosa-dosa serta kesalahan sesama.
Laku silih ini menjadi sarana bagi kita untuk selalu ingat bahwa kita
adalah makhluk yang lemah yang selalu melakukan dosa namun di lain pihak
mengingatkan kita bahwa rahmat pengampunan juga selalu dilimpahkan pada
kita bila mau bertobat.
Semoga hari Rabu Abu ini menjadikan kita ingat bahwa kita adalah abu,
bahwa kita adalah tanah yang mau diolah, mau dibentuk dan mau menjadi
pijakan bagi sesama kita. (RUAH)Antifon Pembagian Abu (Bdk. Yl 2:13) Marilah
kita mengenakan karung dan menaburi kepala dengan abu. Marilah kita
berpuasa dan meratap di hadapan Tuhan, karena Allah kita penuh belas
kasihan; Ia akan mengampuni dosa-dosa kita. Immutemur
habitu, in cinere et cilicio: ieiunemus, et ploremus ante Dominum: quia
multum misericors est dimittere peccata nostra Deus noster. atau (Bdk. Yl. 2:17; Est 4:17) Di
balai depan dan altar para imam meratap dan berkata: Sayangilah, ya
Tuhan, sayangilah umat-Mu, janganlah Engkau bungkam mulut orang yang
memuji-Mu. Iuxta vestibulum et altare plorabunt sacerdotes et
levitæ ministri Domini, et dicent: Parce Domine, parce populo tuo: et
ne dissipes pra calmantium ad te, Domine.atau (Mzm 51:3)Tuhan, hapuslah kesalahanku (Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 51) Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 30:2-3) Aku
akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas,
dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku. Tuhan, Allahku,
kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku. Exaltabo te Domine, quoniam suscepisti me, nec delectasti inimicos meos super me: Domine clamavi ad te, et sanasti me. (Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 30) Antifon Komuni (Mzm 1:2-3)Siapa saja yang merenungkan hukum Tuhan siang malam, akan menghasilkan buah pada waktunya. Qui meditabitur in lege Domini die ac nocte, dabit fructum suum in tempore suo. Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 1:1,2,3ab,3cd,4,5,6 atau Mazmur 60
Rabu Abu harus dijalani sebagai hari tobat dalam seluruh Gereja dengan
pantang dan puasa. (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan
Persiapannya, 16 Januari 1988, No. 22)