| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 04 Maret 2015 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Rabu, 04 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Yesus menyerahkan hidup-Nya untuk "menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Ungkapan "untuk banyak orang" bukan menyempit, melainkan menempatkan seluruh umat manusia di hadapan pribadi Penebus satu-satunya, yang menyerahkan Diri, untuk menyelamatkannya Bdk. Rm 5:18-19.. Seturut teladan para Rasul Bdk. 2 Kor 5:15; 1 Yoh 2:2., Gereja mengajarkan bahwa Yesus wafat untuk semua manusia tanpa kecuali: "Tidak ada seorang manusia, tidak pernah ada seorang manusia, dan tidak akan ada seorang manusia, yang baginya Ia tidak menderita" (Sinode Quiercy 853: DS 624)” (Katekismus Gereja Katolik, No. 605)
 

Antifon Pembuka (Mzm 38 (37):22-23)

Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku
 
Forsake me not, O Lord! My God, be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!

 
Doa Pagi

 
Allah Bapa pemelihara alam semesta, peliharalah umat-Mu dan ajarilah kami berbuat baik. Bantulah kami dengan kekuasaan-Mu, agar kami layak menikmati anugerah surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)
   
 
"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."
    
Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)
   
"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."
      
Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Nabi Yeremia adalah pribadi yang istimewa. Ia dipanggil menjadi nabi ketika usianya baru sekitar sembilan belas tahun. Hidupnya bisa dibagi menjadi tiga periode. Pada awal masa kenabiannya (626-609 SM), ia tampil sebagai pribadi yang amat bersemangat, merasa bahagia dalam panggilannya. Ia mengatakan, “Firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku” (Yer 15:6). Tugas kenabiannya lancar, hampir tidak ada kesulitan. Kalaupun ada, ia menghadapinya dengan tegar. Namun, pada periode kedua (609-598 SM) keadaan menjadi sangat berbeda. Musuh semakin banyak dan ancaman dengan berbagai macam cara dilontarkan: Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri (Yer 18:18). Dalam keadaan tertekan, bahkan ia sampai mengutuk hari kelahirannya (Yer 20:14-19). Allah pun dipersalahkan. Ia berkata, “Engkau telah membujuk aku ya Tuhan....” (Yer 20:7). Di tempat lain ia menyebut Allah curang, “Sungguh Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai” (Yer 15:18b). Periode selanjutnya berlangsung antara 597-585 SM. Penderitaan dan beban yang harus ia tanggung bahkan lebih berat daripada sebelumnya. Namun, yang istimewa adalah bahwa dalam keadaan yang seperti itu ia berkarya dengan tenang dan dalam ketaatan mutlak kepada Tuhan. Mengapa? Karena lewat pengalaman-pengalaman itu ia sampai kepada kesimpulan bahwa kalau ia mengandalkan kekuatannya sendiri, ia akan hancur. Sebaliknya, kalau ia mengandalkan Tuhan, hidupnya akan menyuburkan. Ia berkata, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air.... yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer 17:5-8).

Mengapa Tuhan yang memanggilnya memasukkan Yeremia ke dalam pengalaman seperti itu? Jawabannya sederhana: karena ia harus menemani umat Tuhan yang menderita di pembuangan. Yeremia dilatih untuk menderita dan bangkit dari penderitaan itu agar ia dapat menjadi teman bagi saudara-saudarinya yang sedang menderita di pembuangan. Ia harus menjadi “yang terluka, yang menyembuhkan”. Ia mengajak umat yang sedang mengalami “hukuman” ini tetap setia kepada Tuhan, “sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu... yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yer 29:11).

Yeremia mengalami jalan penderitaan yang panjang sampai dia dapat menjalankan perutusan yang dipercayakan kepadanya. Ibu kedua anak Zebedeus yang diceritakan dalam Injil ingin mengambil jalan pintas untuk menjalankan perutusan mereka. Menanggapi sikap seperti ini, Yesus berkata, “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum” (Mat 20:22). Ketika mereka mengatakan dapat, Yesus melanjutkan, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku.... itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya” (ay. 23). Mereka harus menjadi martir seperti Yesus agar kesaksiannya meyakinkan dan berbuah lebat.

Bersyukurlah kalau kita pernah mengalami “luka” dalam hidup kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi “yang terluka yang menyembuhkan”, menjadi kawan seperjalanan bagi saudara-saudari kita. (IS/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Mat 20:28)

Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

The Son of Man did not come to be served but to serve, and to give his life as a ransom for many.

Doa Malam


Allah Bapa sumber kehidupan sejati, kami mohon, semoga sakramen yang Kauanugerahkan sebagai jaminan kehidupan abadi, sungguh-sungguh membantu kami untuk memperoleh keselamatan abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kamu semua adalah saudara.

Selasa, 3 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Yes. 1:10,16-20; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 23:1-12.
  
"Kamu semua adalah saudara"
  
Hidup bersama dalam masyarakat atau dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dari strata sosial. Dalam Gereja kita pun ada struktur hirarki yang sangat sistematis dan dipelihara dari waktu ke waktu. Setiap orang dalam posisinya masing-masing pun mempunyai fungsi atau peran yang khas, bahkan sebagian di antaranya tak tergantikan. Dan supaya hidup bersama berjalan dengan harmonis, setiap orang harus menghormati struktur hirarkis yang ada serta menjalankan peran masing-masing dengan baik. Yesus pun menghormati hal tersebut ketika Ia mengangkat kasus tentang Ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi yang secara legitim mempunyai otoritas Musa. Bagaimana pun, mereka harus dihormati dan diperhatikan ajarannya meski tindakannya tidak dapat dijadikan teladan. Selain itu, Yesus juga menekankan bahwa meskipun secara sosial, kita berada dalam strata atau struktur hirarkis yang berbeda, kita semua adalah saudara. Oleh karena itu, amat penting bagi kita untuk senantiasa memandang dan memperlakukan orang lain sebagai saudara. Seorang atasan yang memperlakukan bawahan sebagai saudara tentu akan menciptakan relasi dan suasana kerja yang baik dan pada saatnya juga membuahkan kualitas kerja yang baik pula.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu saling menjadi saudara dan dapat pula saling menjadi teladan yang baik satu sama lain. Amin- -agawpr-

Kobus Minggu Prapaskah II (Mrk 9:2-10)


Selasa, 03 Maret 2015 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Selasa, 03 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Tidak ada wangi-wangian yang lebih harum daripada yang dari Tuhan” (St. Agustinus)
 

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 13 (12):4-5)

Terangilah mataku, agar aku jangan tertidur dalam maut; jangan sampai musuhku berkata: Dia telah kukalahkan!
  
Give light to my eyes lest I fall asleep in death, lest my enemy say: I have overcome him.


Doa Pagi


Allah Bapa Mahamulia, kami mohon lindungilah Gereja-Mu senantiasa. Tanpa Engkau segala usaha manusia akan gagal. Luputkanlah kami dari segala yang jahat dan bantulah kami mencapai kebahagiaan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Umat Israel diundang untuk berhenti berbuat jahat dan belajar berbuat baik. Dengan mengusahakan cara hidup demikian, mereka akan mendapatkan pengampunan dari Tuhan. Jika tidak, mereka sendiri akan binasa.


Bacaan dari Kitab Yesaya (1:10.16-20)
  
 
"Belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan."
  
Dengarlah firman Tuhan, hai para pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora! “Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik. Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuanganlah perkara janda-janda! Lalu kemarilah, dan baiklah kita berperkara! Firman Tuhan. Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil yang baik dari negeri ini. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang.” Sungguh, Tuhan sendirilah yang mengucapkan ini.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan yang dari Allah.
Ayat. (Mzm 50:8-9.16bc-17.21.23)
1. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku! Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu, atau kambing jantan dari kandangmu.
2. Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran, dan mengesampingkan firman-Ku?
3. Itulah yang engkau lakukan, apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan engkau? Aku menggugat engkau dan ingin beperkara denganmu.
4. Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai kurban, ia memuliakan Daku; dan siapa yang jujur jalannya, akan menyaksikan keselamatan dari Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripadamu segala durhaka yang kamu buat terhadap-Ku, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
 
Para murid diingatkan untuk memiliki kesesuaian antara kata dan perbuatan, antara mulut dan tindakan. Ibadat dan kesalehan harus muncul dari kedalaman cinta akan Tuhan. Kerendahan hati dan kemauan untuk melayani harus menjadi sikap hidup seorang murid.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:1-12)
   
"Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka, karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang. Mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah suka disebut rabi; karena hanya satulah Rabimu, dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satulah Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Kristus. Siapapun yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Syarat utama pemimpin sejati, pertama-tama harus mampu memimpin dirinya sendiri. Harta, kekuasaan, kehormatan dan kenikmatan dunia dapat membelokkan tujuan sejati hidup kita. Tak luput kita sebut banyak contoh, kepemimpinan di segi keagamaan dapat dibelokkan. Siapa kita, mempunyai predikat apa pun kita, hendaklah selalu menjernihkan hati dengan refleksi, tobat, rendah hati dan senantiasa mengucap syukur. Lagi, kita semua ini saudara. Siapa yang ingin menjadi terbesar harus menjadi pelayan.

Antifon Komuni (Mzm 9:2-3)

Aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bermazmur bagi nama-Mu, ya Mahatinggi,

I will recount all your wonders. I will rejoice in you and be glad, and sing psalms to your name, O Most High.

Doa Malam

Allah Bapa yang Mahaagung, semoga hati kami selalu terbuka terhadap segala yang tertulis tentang Dikau. Berilah kami semangat, bukan untuk mendengarkan saja, melainkan untuk benar-benar menghayati Sabda-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

 
RUAH

Senin, 02 Maret 2015 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Senin, 02 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Rahmat dan pengampunan adalah kurnia Putra Tunggal, Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus” (St. Yohanes Krisostomus)
 

Antifon Pembuka (Mzm 26 (25):11-12)

Selamatkanlah aku, ya Tuhan, dan kasihanilah aku. Aku menempuh jalan yang lurus dan memuji Tuhan dalam himpunan umat

Redeem me, O Lord, and have mercy on me. My foot stands on level ground; I will bless the Lord in the assembly.

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau menghendaki kami melakukan matiraga lahiriah untuk menyembuhkan batin kami. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar sanggup menunaikan tugas kebaktian kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Umat Israel menyadari dosa mereka. Mereka telah berlaku fasik, tidak taat dan memberontak kepada Tuhan. Namun, mereka juga menyadari bahwa Tuhan, Allah Israel itu, pengasih dan penyayang. Dalam Dia, ada pengampunan.

 
Bacaan dari Nubuat Daniel (9:4b-10) 
  
 
"Kami telah berbuat dosa dan salah."
    
Ah, Tuhan, Allah yang Mahabesar dan dahsyat, yang memegang perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu, kami telah berbuat dosa dan salah; kami telah berlaku fasik dan telah memberontak; kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu. Kami pun tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Tuhan, Engkaulah yang benar! Patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem, dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri ke mana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad kepada Engkau. Ya Tuhan, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami, dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau. Pada Tuhan, Allah kami, ada belas kasih dan pengampunan, walaupun telah memberontak terhadap Dia, dan tidak mendengarkan suara Tuhan, Allah kami, yang menyuruh kami hidup menurut hukum yang telah diberikan-Nya kepada kami dengan perantaraan para nabi, hamba-hamba-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
   
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan tidak memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita.
Ayat. (Mzm 79:8.9.11.13; Ul: 103:10a)
1. Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang! Kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemahlah kami.
2. Demi kemuliaan-Mu, tolonglah kami, ya Tuhan penyelamat! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami, oleh karena nama-Mu!
3. Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh.
4. Maka kami, umat-Mu, dan kawanan domba gembalaan-Mu akan bersyukur kepada-Mu untuk selama-lamanya, dan akan memberitakan puji-pujian bagi-Mu turun temurun.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 6:64b, 69b)
Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.
  
Yesus meminta para murid-Nya untuk memiliki sikap dan hati Allah sendiri. Sebagaimana Allah itu murah hati, mereka pun harus murah hati. Sebagaimana Allah tidak menghakimi dan tidak menghukum, demikian seharusnya seorang murid Tuhan. Sebagaimana Allah mengampuni mereka, demikian juga mereka harus mengampuni orang lain.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (6:36-38)
  
"Ampunilah, dan kamu akan diampuni."
     
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Hendaknya kamu murah hati, sebagaimana Bapa-Mu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah, dan kamu akan diampuni. Berilah, dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Ada logika hukum berbalas kebaikan bahwa orang harus mempunyai, baru bisa memberi. Ada yang terpenting, yaitu mempunyai kesadaran disertai niat tulus. Kesadaran bahwa segala sesuatu yang kita punyai itu karena mendapat kemurahan hati Allah, maka kita akan dapat bermurah hati dan sudi berbagi. Kesadaran diri bahwa kita ini rapuh, mudah berdosa dan telah menghukum dan berani mengampuni.
    
Antifon Komuni (Luk 6:36)
 
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati, demikianlah firman Tuhan.
 
Be merciful, as your Father is merciful, says the Lord

Doa Malam

Ya Allah, pada-Mu ada kasih sayang dan pengampunan. Bantulah kami melepaskan diri dari segala dosa agar kami dapat menunaikan tugas dan berbakti kepada-Mu dengan sungguh-sungguh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

 
RUAH

Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.

Minggu, 01 Maret 2015
Hari Minggu Prapaskah II

 

Kej. 22:1-2,9a,10-13,15-18; Mzm. 116:10,15,16-17,18-19; Rm. 8:31b-34; Mrk. 9:2-10.
  
"Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."
  

Kita memasuki Minggu Prapaskah II. Kita diajak untuk ikut serta besama Petrus, Yohanes dan Yakobus menyaksikan Yesus yang menampakkan kemuliaan-Nya. Ia dimuliakan oleh Bapa bersama Musa dan Elia di hadapan ketiga murid-Nya. Ketiga murid yang diajak bersama-Nya menerima pernyataan kehendak Bapa untuk secara khusus mendengarkan Putra-Nya yang terkasih itu. Dan pesan yang mereka terima ini tentunya juga merupakan pesan untuk kita semua. Artinya, kita semua juga diundang untuk mendengarkan Tuhan yang bersabda. Kita memang tidak bisa seperti para murid yang mendengarkan kata-kata Yesus secara langsung pada saat Ia mengajar dan mungkin juga bersenda gurau. Namun, sabda-Nya itu kini tertulis dalam Kitab Suci yang bagi kita bukan sekedar merupakan tulisan atau kata-kata yang mati tetapi sampai selama-lamanya merupakan sabda yang hidup, yang di satu sisi memberikan energi atau daya kehidupan bagi kita dan di sisi lain harus kita hidupi atau kita wujudnyatakan dalam hidup sehari-hari. St. Agustinus menegaskan bahwa doa dan membaca Kitab Suci merupakan 2 hal mendasar dalam hidup beriman kita untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan Tuhan. "Oratio tua locutio est ad Deum: quando legis, Deus tibi loquitur; quando oras, Deo loqueris". Doamu adalah kata-kata yang ditujukan kepada Tuhan: ketika kamu membaca (Kitab Suci), Tuhan bersabda kepadamu dan ketika kamu berdoa, kamu berkata-kata kepada Tuhan. Dengan demikian, agar kita mampu berdialog atau berkomunikasi timbal balik dengan Tuhan (bukan monolog), kita tidak cukup hanya berdoa tetapi juga harus membaca Kitab Suci yang tidak lain adalah Sabda Tuhan sendiri.
  
Doa: Tuhan, bantulah kami rahmat-Mu untuk menjadi pembaca dan pendengar sabda-Mu yang baik. Amin. -agawpr-

Minggu, 01 Maret 2015 Hari Minggu Prapaskah II

Minggu, 01 Maret 2015
Hari Minggu Prapaskah II
 
Tak seorang pun boleh malu terhadap salib Kristus, yang digunakan-Nya untuk menebus dunia (St. Leo Agung)
   

Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)

Kepada-Mu, ya Tuhan, hatiku berkata, "Kucari wajah-Mu." Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah memalingkan muka daripadaku.

Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.


(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mazmur 84)

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahamulia, Engkau telah memaklumkan kepada kami bahwa Yesus Kristus adalah Putra-Mu terkasih. Ajarilah kami untuk selalu mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Nya dan berilah kami pengertian akan misteri sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya demi keselamatan kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
  
Bacaan dari Kitab Kejadian (22:1-2.9a.10-13.15-18)
   
 
"Kurban Bapa Abraham, leluhur kita."
  
Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Allah berfirman kepada Abraham, “Abraham.” Abraham menyahut, “Ya Tuhan.” Sabda Tuhan, “Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Maka sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mengulurkan tangannya, dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, “Abraham, Abraham!” Sahut Abraham, “Ya Tuhan.” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan bunuh anak itu, dan jangan kauapa-apakan dia. Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh, dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu, dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, katanya, “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri – demikianlah firman Tuhan – Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4, PS 855
Ref. Bawalah kurbanmu bagi Tuhan sembahlah Dia dalam istana yang kudus.
Ayat. (Mzm 116:(5-6.)10.(12-14)15.16-17.18-19; Ul:9)
1. Berbelas kasihlah Tuhan dan adil Allah kami adalah rahim. Orang bersahaja dijaga-Nya, dan yang hina-dina diselamatkan-Nya.
2. Apa balas budiku kepada Tuhan atas anugerah-Nya bagiku? Piala keselamatan akan kuangkat, dan nama Tuhan akan kuserukan.
3. Nadarku bagi Tuhan hendak kubayar di hadapan seluruh umat-Nya. Kukurbankan pada-Mu kurban pujian, dan nama-Mu akan kuserukan.
4. Nadarku bagi Tuhan hendak kubayar di hadapan seluruh umat-Nya. Di dalam pelataran rumah Tuhan, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:31b-34)
  
"Allah tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri."
  
Saudara-saudara, jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya demi kita semua. Bagaimana mungkin Ia tidak menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Markus 9:6)
Dari dalam awan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia"

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-10)
  
"Inilah Anak-Ku terkasih."
  
Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sanggup mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini! Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Petrus berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak-Ku terkasih, dengarkanlah Dia!” Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan “bangkit dari antara orang mati”.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Pengalaman beberapa waktu lalu, ada seorang bapak mengisahkan soal anaknya yang baru masuk kerja pada sebuah kantor di kota lain. Anaknya mengeluh dan merasa takut di tempat kerja itu yang namanya korupsi dan korupsi waktu itu sudha menjadi hal yang biasa. Cukup lama bertahan tidak terseret arus, ia mendapat julukan “sok suci”. Keadaan ini menyiksanya, ia diam dan berpegang pada pesan ayahnya sejak ia kecil bahwa hidup bukanlah soal keberhasilan dan sukses dengan menumpuk kekayaan lahiriah tetapi soal kebahagiaan atas apa yang diterima dan mencintainya dengan segenap hati. Pengalaman perjumpaan sejak kecil antara ayah dan akan pelan-pelan membuat anak tersebut memiliki kekuatan untuk setia.

Injil hari ini mengungkapkan perjumpaan yang membawa kekuatan. Perjumpaan Yesus dengan Musa dan Elia, yaitu perjumpaan kedua tokoh besar Perjanjian Lama. Perjumpaan dengan Bapa, Musa dan Elia dianugerahkan bagi para murid. Yesus yang berubah rupa menunjukkan ke-Allah-an-Nya. Petrus mengalami kehadiran Tuhan yang mulia. Sebuah pengalaman yang menggetarkan sekaligus mengagumkan (Tremendum et fascinosum). Daya tarik atau pesona yang bersinar dari wajah Yesus yang mulia membuat tiga murid merasakan sukacita dan kebahagiaan. Suatu anugerah yang sungguh dicari oleh banyak orang; melihat Tuhan dengan mata telanjang tanpa mengakibatkan manusia meninggal karena manusia berdosa. Mereka merasa bahagia, karena inilah hakikat yang dicari oleh manusia.

Yesus menganugerahkan rahmat kebahagiaan “melihat Tuhan” bukan tanpa tujuan atau peristiwa kebetulan. Yesus tahu bahwa Ia tidak akan selalu bersama para murid-Nya. Kesadaran ini muncul dari perikop sebelumnya, Dia berkata kepada para murid, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kebahagiaan ketiga murid sebagai sebuah perjumpaan yang menumbuhkan kekuatan apabila nubuat penderitaan Yesus ini tergenapi.

Yesus memberi pemahaman bahwa kehidupan mulia hanya dapat dicapai lewat sengsara dan kematian. Oleh sebab itu, ketiga murid yang diberi kesempatan melihat kemuliaan Yesus di Gunung Tabor diajak turun lagi dari gunung itu ke bawah memasuki masyarakat mereka. Di sana masih banyak orang yang harus diberi pewartaan, diberi keyakinan, bahwa Yesus adalah benar-benar Mesias yang diutus oleh Allah. Karena itu meskipun Ia akan menderita dan mati di gunung Golgota, namun di gunung yang sama Ia akan bangkit kembali dan dimuliakan, seperti telah dilambangkan dalam peristiwa penampakan kemuliaan-Nya di Gunung Tabor.

Masa Prapaskah adalah masa puasa; masa untuk mengolah diri agar menjadi pribadi yang sadar akan arti kehidupan yang sesungguhnya dan bukan sekadar rutinitas tahunan. Masa ini diwarnai dengan banyak godaan untuk tetap tinggal “keadaan nyaman” di Gunung Tabor. Keinginan manusia cenderung untuk tetap merasakan yang “nyaman”, menguntungkan, memuaskan, dan menyenangkan serta menghindari kesukaran, risiko, pertentangan dan tantangan hidup. Demi “keamanan” jangan sampai kehilangan kenyamanan hidup yang sudah dimiliki. Ingin merasakan yang enak saja. Orang condong untuk tidak turun dari “gunung kenyamanan” dan turun untuk menjumpai orang-orang yang membutuhkan pertolongannya.

Atas dasar itulah, Tuhan mengajak beberapa murid-Nya naik Gunung Tabor untuk berdoa. Dengan berdoa manusia dapat lebih dekat dengan Allah. Ia lebih mampu memahami kehendak-Nya, yang harus dilakukannya dan mengalahkan dirinya sendiri. Di masa Prapaskah ini, mari kita gunakan untuk lebih banyak berdoa dan melepaskan diri dari “keadaan nyaman”! [Radik/RUAH]
 
 
Antifon Komuni (Mat 17:5) 
 
Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan; dengarkanlah Dia.
 
Visionem quam vidistis, nemini dixeritis, donec a mortuis resurgat Filius hominis.
 
(Antifon ini dapat diulangi sesudah tiap ayat dari Mzm 45:2ab,3,4,5,6,7,8,18ab atau Mzm 97:1,2,3,4,5,6,11,12)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy