| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu

Jumat, 06 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46.

"Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu"
Melalui sakramen baptis, kita diangkat menjadi anak Allah. Dengan demikian, kita menjadi warga Kerajaan Allah. Meskipun demikian, kita tidak boleh berhenti dengan status kita sebagai anak Allah dan warga Kerajaan Allah. Sebab, kalau kita tidak hidup sesuai dengan status tersebut, kita akan kehilangannya. Bagaimana kita bisa menghayati status tersebut? Mengikuti perumpamaan yang disampaikan Yesus dalam Injil, kita ini adalah pekerja/penggarap kebung anggur Tuhan. Tugas dan pekerjaan kita, penggilan dan perutusan kita, semuanya adalah ladang anggur Tuhan, di mana kita harus menggarapnya dengan baik sehingga menghasilkan buah yang baik pula, yakni buah yang berguna demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar dan bagi kesejahteraan sesama. Bukan malah "merampok" dan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri seperti penggarap-penggarap kebun anggur yang akhirnya dibinasakan.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menjadi pekerja-pekerja yang baik bagi-Mu. Amin. -agawpr-

Jumat, 06 Maret 2015 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Jumat, 06 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah (Jumat Pertama, Hari Pantang)

“Takut itu bukannya diajarkan, melainkan timbul dari kelemahan kita sebagai manusia.” - St. Hilarius

Antifon Pembuka (Mzm 31(30):2.5)

Ya Tuhan, kepada-Mu aku berharap dan aku takkan dikecewakan. Luputkanlah aku dari jerat musuhku karena Engkaulah pelindungku.

In you, O Lord, I put my trust, let me never be put to shame; release me from the snare they have hidden for me, for you indeed are my refuge.

Doa Pagi

Allah Bapa Mahakuasa, semoga tapa suci ini membersihkan kami, agar dengan hati murni kami mencapai keselamatan kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (37:3-4.12.13a.17b-28)
 
"Lihat, tukang mimpi datang, marilah kita bunuh dia."
     
Israel lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itu anak yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya bahwa ayah mereka lebih mengasihi Yusuf daripada semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepada Yusuf, dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Pada suatu hari pergilah saudara-saudara Yusuf menggembalakan kambing domba ayahnya dekat Sikhem. Lalu Israel berkata kepada Yusuf, “Bukankah saudara-saudaramu menggembalakan kambing domba dekat Sikhem? Marilah engkau kusuruh kepada mereka.” Maka Yusuf menyusul saudara-saudaranya itu, dan didapatinyalah mereka di Dotan. Dari jauh Yusuf telah kelihatan kepada mereka. Tetapi sebelum ia dekat pada mereka, mereka telah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Kata mereka seorang kepada yang lain, “Lihat, tukang mimpi kita itu datang! Sekarang,marilah kita bunuh dia, dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya dengan mimpinya itu!” Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka. Sebab itu kata Ruben: “Janganlah kita bunuh dia!” Lagi kata Ruben kepada mereka, “Janganlah tumpahkan darah! Lemparkan saja dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia.” Maksud Ruben: ia hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya. Baru saja Yusuf sampai pada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. Lalu mereka membawa dia dan melemparkannya ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair. Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael yang datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladam. Mereka sedang dalam perjalanan mengangkut barang-barang itu ke Mesir. Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu, “Apakah untungnya kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya? Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita.” Dan saudara-saudaranya pun mendengarkan perkataan itu. Ketika saudagar-saudagar Midian itu lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan.
Ayat. (Mzm 105:16-17.18-19.20-21; Ul: 5a)
1. Ketika Tuhan mendatangkan kelaparan ke atas tanah Kanaan, dan menghancurkan seluruh persediaan makanan, diutus-Nyalah seorang mendahului mereka, yakni Yusuf yang dijual menjadi budak.
2. Kakinya diborgol dengan belenggu, lehernya dirantai dengan besi, sampai terpenuhilah nubuatnya, dan firman Tuhan membenarkan dia.
3. Raja menyuruh melepaskan dia, penguasa para bangsa membebaskannya. Dijadikannya dia tuan atas istananya, dan pengelola segala harta kepunyaannya.
 
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS. 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (21:33-43.45-46)
  
"Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia."
   
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi, “Dengarkanlah perumpamaan ini, seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lubang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap, lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi para penggarap menangkap hamba-hamba itu: yang seorang mereka pukul, yang lain mereka bunuh, dan yang lain lagi mereka lempari dengan batu. Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak daripada yang semula. Tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya tuan itu menyuruh anaknya kepada mereka, pikirnya, ‘Anakku pasti mereka segani.’ Tetapi ketika para penggarap melihat anak itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris! Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Maka mereka menangkap dia, dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata imam-imam kepala dan tua-tua itu kepada Yesus, “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu, dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain yang akan menyerahkan hasil kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru? Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu Aku berkata kepadamu, Kerajaan Allah akan diambil dari padamu, dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Mendengar perumpamaan Yesus itu, imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mengerti bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. Maka mereka berusaha menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
  Kedengkian dan iri hati yang melanda hati anak-anak Israel masih terjadi sampai hari ini. Orang masih sulit menerima keberhasilan orang lain. Kalau sudah begini, usaha saling menjatuhkan, memukul, memfitnah, bisa terjadi. Kisah Yusuf menyadarkan kita bahwa nasib baik kita di tangan Tuhan, dan itu tidak bisa diambil oleh orang lain. Jalan yang kita tempuh bisa berliku dan kadang-kadang membingungkan dan membuat putus asa, tetapi kalau kita melakukan kebenaran, Tuhan akan berada di pihak kita. Tuhan tidak salah memilih Yusuf, yang meskipun paling muda, tetapi paling bijaksana. Kita pun bisa seperti dia jika melakukan hal yang benar di hadapan Tuhan.
  
Kejahatan bisa kita lakukan kalau kita menginginkan lebih banyak dan tidak pernah puas. Iri hati hanyalah ”cabang” dari sifat tamak dan tak pernah puas. Ketika mata hati kita membuta, maka Tuhan pun bahkan bisa kita anggap tidak adil. Sebaliknya, jika kita bersikap menerima dan jujur, Tuhan akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada kita, sebab Ia ingin membesarkan Kerajaan-Nya di dunia ini supaya semakin banyak orang menikmati damai sejahtera.

Ya Tuhan, penuhilah aku dengan damai sejahtera-Mu, agar apa pun yang aku lakukan jangan sampai merugikan orang lain dan menyusahkan hati-Mu. Amin. (Ziarah Batin 2015)

Antifon Komuni (1Yoh 4:10)

Allah mengasihi kita, dan mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

God loved us, and sent his Son as expiation for our sins.

Doa Malam

Allah Bapa Maha Penyayang, jaminan keselamatan abadi telah kami terima. Semoga keselamatan itu kami kejar dengan segala upaya hingga akhirnya kami rebut berkat bantuan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kekayaan adalah anugerah Tuhan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk disalurkan demi lebih baiknya kehidupan orang lain.

Kamis, 05 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 

Yer. 17:5-10; Mzm 1:1-2,3,4,6; Luk. 16:19-31. 
   
"Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
   
Kisah kontras antara si kaya dan Lazarus yang miskin dalam Injil ini tentu tidak berlaku otomatis begitu. Artinya, tidak pasti bahwa orang yang kaya, nantinya masuk neraka; sedangkan yang miskin dan menderita, pasti masuk surga. Tidak. Clemente dari Alexandria (150-215), dalam karyanya yang berjudul "Quis Dives Salvetur?" (Orang kaya mana yang diselamatkan?) menegaskan tentang pentingnya berbagi. Bagi orang kaya yang tidak hanya menikmati kekayaannya untuk kesenangannya sendiri tetapi mau berbagi dengan orang lain, terbukalah pintu keselamatan. Kekayaan adalah anugerah Tuhan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk disalurkan demi lebih baiknya kehidupan orang lain. Persis, inilah yang tidak dilakukan oleh si kaya dalam Injil ini sehingga pintu keselamatan tertutup baginya. Oleh karena itu, kisah yang disampaikan Yesus ini mengajak kita semua untuk mengembangkan semangat berbagi. "Ayo gumregah, andum berkah" (Mari kita bangkit dan berbagi berkah).
   
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu berbagi dengan penuh sukacita. Amin. -agawpr-

Kamis, 05 Maret 2015 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Kamis, 05 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

“Dengan berbagai macam cara Tuhan menghimpun bangsa manusia supaya pantas menerima keselamatan” (St. Ireneus)


Antifon Pembuka (Mzm 139 (138):23-24)

Ya Tuhan, ujilah dan selidiki jalanku. Periksalah batinku dan bimbinglah aku di jalan menuju hidup abadi.
  
Test me, O God, and know my thoughts. See that my path is not wicked,and lead me in the way everlasting.
   

Doa Pagi


Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan giat dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
   

Orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri tidak akan diberkati. Sebaliknya orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapan pada-Nya akan diberkati. Kita ditantang untuk menjatuhkan pilihan, atau kekuatan Allah atau kekuatan kita sendiri. Kita tidak bisa setengah-setengah dalam memilih.
 

Bacaan dari Kitab Yeremia (17:5-10)
   
"Terkutuklah yang mengandalkan manusia. Diberkatilah yang mengandalkan Tuhan."
    
Beginilah firman Tuhan, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatan sendiri, dan yang hatinya menjauh dari Tuhan! Ia seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya hari baik; ia akan tinggal di tanah gersang di padang gurun, di padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik; ia seperti pohon yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu! Hati yang sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya? Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati dan menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan hasil perbuatannya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
atau  Berbahagialah orang yang menaruh kepercayaannya pada Tuhan.
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; R: Mzm 40:5a)
1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan kaum pencemooh; tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
2. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya; daunnya tak pernah layu, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.
3. Bukan demikianlah orang-orang fasik; mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang, yang setelah mendengar firman Tuhan, menyimpannya dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Sikap acuh tak acuh terhadap sesama yang menderita adalah dosa kelalaian. Hukumannya sangat mengerikan sebagaimana dialami oleh orang kaya berikut ini. Bukan hanya dirinya, bahkan permohonannya yang baik juga ditolak Abraham!

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:19-31)
  
"Engkau telah menerima segala yang baik, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita."
    
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dengan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini!’ Tetapi Abraham berkata, ‘Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberangi!’ Kata orang itu, ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingatkan mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan itu’. Tetapi kata Abraham, ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu, ‘Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ Kata Abraham kepadanya, ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati’.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Ada orang kaya yang bahagia dan Lazarus yang melarat serta menderita. Mereka lalu mati. Berikut yang terjadi sebaliknya. Lazarus di surga dan orang kaya yang pasti tidak kaya lagi di neraka. Ini mengajarkan meski miskin janganlah mencuri atau patah hati; orang kaya jangan sombong, menutup mata dan hati. Jangan serakah dan hendaklah mau berbagi. Kesaksian siapa pun tentang adanya surga dan neraka tak pernah akan bisa meyakinkan orang-orang duniawi.
 
Antifon Komuni (Mzm 119 (118):1) 
 
Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan.
     
Blessed are those whose way is blameless, who walk in the law of the Lord.

Doa Malam

Yesus, apa yang kami perbuat di dunia ini akan menjadi perhitungan jika kelak kami menghadap-Mu. Terima kasih atas pesan-Mu melalui sabda-Mu hari ini. Semoga kami bertambah murah hati terhadap siapa pun, terlebih terhadap kaum miskin dan papa. Amin.


RUAH

Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani

Rabu, 04 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Yer. 18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28.

"Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani"
Sejak pertengahan 2013 yang lalu, saya hidup di sebuah collegio untuk para imam dari berbagai negara di benua Asia, Afrika dan Amerika. Terdapat hampir 200 imam dari 60an negara yang berbeda. Dalam hidup bersama ini, saya semakin menyadari betapa pentingnya sikap dan semangat saling melayani. Secara bekelompok, selama 1 minggu kami bergiliran saling melayani, baik di kapel (mempersiapkan misa, memimpin misa dan ibadat, menjadi lektor, mesdinar, dll) maupun di ruang makan (menyajikan makanan, membereskan piring, gelas dan peralatan makan yang lain). Jika anggota kelompok yang bertugas sungguh-sungguh mempunyai semangat pelayanan yang tinggi, maka kehidupan besama berjalan dengan baik. Namun, kalau dari kelompok yang bertugas itu hanya sedikit yang mau melayani, maka kehidupan bersama menjadi kacau. Itulah makanya, Yesus selalu menekankan pentingnya saling melayani satu sama lain, sebagaimana Ia sendiri telah memberikan teladan. Dan pelayanan di diteladankan Yesus bukanlah pelayana searah (bawahan selalu melayani atasan) tetapi timbal baik. Seorang pemimpin harus mau melayani mereka yang dipimpinnya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami selalu mempunyai semangat yang tinggi untuk meyalani satu sama lain. Amin. -agawpr-

Rabu, 04 Maret 2015 Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Rabu, 04 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
 
“Yesus menyerahkan hidup-Nya untuk "menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mat 20:28). Ungkapan "untuk banyak orang" bukan menyempit, melainkan menempatkan seluruh umat manusia di hadapan pribadi Penebus satu-satunya, yang menyerahkan Diri, untuk menyelamatkannya Bdk. Rm 5:18-19.. Seturut teladan para Rasul Bdk. 2 Kor 5:15; 1 Yoh 2:2., Gereja mengajarkan bahwa Yesus wafat untuk semua manusia tanpa kecuali: "Tidak ada seorang manusia, tidak pernah ada seorang manusia, dan tidak akan ada seorang manusia, yang baginya Ia tidak menderita" (Sinode Quiercy 853: DS 624)” (Katekismus Gereja Katolik, No. 605)
 

Antifon Pembuka (Mzm 38 (37):22-23)

Jangan Kautinggalkan daku, ya Tuhan Allahku, jangan Kaujauhkan diri-Mu daripadaku. Bergegaslah menolong aku, ya Tuhan penyelamatku
 
Forsake me not, O Lord! My God, be not far from me! Make haste and come to my help, O Lord, my strong salvation!

 
Doa Pagi

 
Allah Bapa pemelihara alam semesta, peliharalah umat-Mu dan ajarilah kami berbuat baik. Bantulah kami dengan kekuasaan-Mu, agar kami layak menikmati anugerah surgawi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)
   
 
"Persekongkolan melawan Nabi Yeremia."
    
Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)
1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)
Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)
   
"Yesus akan dijatuhi hukuman mati."
      
Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Nabi Yeremia adalah pribadi yang istimewa. Ia dipanggil menjadi nabi ketika usianya baru sekitar sembilan belas tahun. Hidupnya bisa dibagi menjadi tiga periode. Pada awal masa kenabiannya (626-609 SM), ia tampil sebagai pribadi yang amat bersemangat, merasa bahagia dalam panggilannya. Ia mengatakan, “Firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku” (Yer 15:6). Tugas kenabiannya lancar, hampir tidak ada kesulitan. Kalaupun ada, ia menghadapinya dengan tegar. Namun, pada periode kedua (609-598 SM) keadaan menjadi sangat berbeda. Musuh semakin banyak dan ancaman dengan berbagai macam cara dilontarkan: Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri (Yer 18:18). Dalam keadaan tertekan, bahkan ia sampai mengutuk hari kelahirannya (Yer 20:14-19). Allah pun dipersalahkan. Ia berkata, “Engkau telah membujuk aku ya Tuhan....” (Yer 20:7). Di tempat lain ia menyebut Allah curang, “Sungguh Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai” (Yer 15:18b). Periode selanjutnya berlangsung antara 597-585 SM. Penderitaan dan beban yang harus ia tanggung bahkan lebih berat daripada sebelumnya. Namun, yang istimewa adalah bahwa dalam keadaan yang seperti itu ia berkarya dengan tenang dan dalam ketaatan mutlak kepada Tuhan. Mengapa? Karena lewat pengalaman-pengalaman itu ia sampai kepada kesimpulan bahwa kalau ia mengandalkan kekuatannya sendiri, ia akan hancur. Sebaliknya, kalau ia mengandalkan Tuhan, hidupnya akan menyuburkan. Ia berkata, “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air.... yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” (Yer 17:5-8).

Mengapa Tuhan yang memanggilnya memasukkan Yeremia ke dalam pengalaman seperti itu? Jawabannya sederhana: karena ia harus menemani umat Tuhan yang menderita di pembuangan. Yeremia dilatih untuk menderita dan bangkit dari penderitaan itu agar ia dapat menjadi teman bagi saudara-saudarinya yang sedang menderita di pembuangan. Ia harus menjadi “yang terluka, yang menyembuhkan”. Ia mengajak umat yang sedang mengalami “hukuman” ini tetap setia kepada Tuhan, “sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu... yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yer 29:11).

Yeremia mengalami jalan penderitaan yang panjang sampai dia dapat menjalankan perutusan yang dipercayakan kepadanya. Ibu kedua anak Zebedeus yang diceritakan dalam Injil ingin mengambil jalan pintas untuk menjalankan perutusan mereka. Menanggapi sikap seperti ini, Yesus berkata, “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum” (Mat 20:22). Ketika mereka mengatakan dapat, Yesus melanjutkan, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku.... itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya” (ay. 23). Mereka harus menjadi martir seperti Yesus agar kesaksiannya meyakinkan dan berbuah lebat.

Bersyukurlah kalau kita pernah mengalami “luka” dalam hidup kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi “yang terluka yang menyembuhkan”, menjadi kawan seperjalanan bagi saudara-saudari kita. (IS/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Mat 20:28)

Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.

The Son of Man did not come to be served but to serve, and to give his life as a ransom for many.

Doa Malam


Allah Bapa sumber kehidupan sejati, kami mohon, semoga sakramen yang Kauanugerahkan sebagai jaminan kehidupan abadi, sungguh-sungguh membantu kami untuk memperoleh keselamatan abadi. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Kamu semua adalah saudara.

Selasa, 3 Maret 2015
Hari Biasa Pekan II Prapaskah

Yes. 1:10,16-20; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mat. 23:1-12.
  
"Kamu semua adalah saudara"
  
Hidup bersama dalam masyarakat atau dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dari strata sosial. Dalam Gereja kita pun ada struktur hirarki yang sangat sistematis dan dipelihara dari waktu ke waktu. Setiap orang dalam posisinya masing-masing pun mempunyai fungsi atau peran yang khas, bahkan sebagian di antaranya tak tergantikan. Dan supaya hidup bersama berjalan dengan harmonis, setiap orang harus menghormati struktur hirarkis yang ada serta menjalankan peran masing-masing dengan baik. Yesus pun menghormati hal tersebut ketika Ia mengangkat kasus tentang Ahli-ahli taurat dan orang-orang Farisi yang secara legitim mempunyai otoritas Musa. Bagaimana pun, mereka harus dihormati dan diperhatikan ajarannya meski tindakannya tidak dapat dijadikan teladan. Selain itu, Yesus juga menekankan bahwa meskipun secara sosial, kita berada dalam strata atau struktur hirarkis yang berbeda, kita semua adalah saudara. Oleh karena itu, amat penting bagi kita untuk senantiasa memandang dan memperlakukan orang lain sebagai saudara. Seorang atasan yang memperlakukan bawahan sebagai saudara tentu akan menciptakan relasi dan suasana kerja yang baik dan pada saatnya juga membuahkan kualitas kerja yang baik pula.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu saling menjadi saudara dan dapat pula saling menjadi teladan yang baik satu sama lain. Amin- -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy