| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Sabtu, 14 Maret 2015
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
 

Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4,18-19,20-21ab; Luk. 18:9-14. 

"Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Menganggap diri benar itu amat erat kaitannya dengan menilai negatif orang lain. Itulah yang dilakukan orang Farisi. Mungkin, memang apa yang dilakukan dan dihaturkan kepada Tuhan itu benar, namun dengan menyebut pemungut cukai, menbedakan diri dengannya dan menilainya negatif, ia jatuh dalam pembenaran diri dan kesombongan. Pembenaran diri inilah yang menjadikannya tidak dibenarkan di hadapan Tuhan. Sebaliknya, si pemungut cukai, dengan kerendahan hatinya, ia justru dibenarkan di hadapan Tuhan. Dengan demikian, hendaknya kita sadar, bahwa semua pekerjaan baik dan benar yang kita lakukan, kalau disertai dengan kesombongan dan sikap merandahkan atau menilai orang lain, akan menjadi tidak berarti di hadapan Tuhan. 

Kidung Maria: Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini. Mulai sekarang aku disebut yang bahagia, oleh sekalian bangsa. Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa, kuduslah nama-Nya. Kasih sayang-Nya turun-temurun kepada orang yang takwa. Perkasalah perbuatan tangan-Nya, dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya. Orang yang berkuasa diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan, orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong. Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel, hamba-Nya. Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunannya untuk selama-lamanya. Kemuliaan kepada Bapa ....

Kobus 15 Maret 2015


Sabtu, 14 Maret 2015 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Sabtu, 14 Maret 2015
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

“Bagilah makananmu dengan orang yang lapar dan lakukan itu dengan gembira dan sukacita” (St. Gregorius dari Nazianze)
   

Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.

Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits; it is he who forgives all your sins.


Doa Pagi


Allah Bapa sumber belaskasih, dengan gembira kami rayakan masa tobat tahunan ini. Kami mempersiapkan diri untuk mengenangkan wafat dan kebangkitan Kristus. Semoga misteri Paskah itu sungguh berpengaruh di dalam hidup kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Umat Israel berkeyakinan bahwa Tuhanlah yang menerkam, tetapi lalu menyembuhkan; Dia yang memukul, tetapi membalut juga luka mereka. Itulah cara Tuhan mendidik kita. Karena Ia mencintai kita. Kita berusaha untuk juga menanggapi cinta-Nya dengan berbalik kepada-Nya, dan merasakan cinta-Nya yang menyembuhkan dan menyelamatkan kita.

Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
  
 
"Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan."
    
Umat Allah berkata, “Mari, kita akan berbalik kepada Tuhan, sebab Dialah yang telah menerkam tetapi lalu menyembuhkan kita, yang telah memukul dan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia pasti muncul seperti fajar. Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.” Dan Tuhan berfirman, “Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi. Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. Sebab Aku menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada kurban-kurban bakaran.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
atau Aku menyukai kasih setia, dan bukan kurban sembelihan.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.
 
Doa seorang pemungut cukai menjadi model doa kita. Dia mengakui keadaannya sebagai orang berdosa, dan mengandalkan kerahiman dan belas kasih Tuhan. Kita juga mesti sadar akan kerapuhan kodrat kita, dan menyerahkan diri kepada rangkulan kasih Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
  
"Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah."
   
Sekali peristiwa, Yesus menyatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain. Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
  
Tidak ada seorang pun yang sama sekali benar di hadapan Allah, selama masih di dunia ini. Meninggikan diri dengan membandingkan dengan orang lain, memamerkan kebaikan dan kesalehannya, menunjukkan bahwa dia tidak baik dan tidak saleh. Semua itu tidak berkenan kepada Allah. Bertobat adalah jalan dan pintu keluar untuk melihat Terang. Kerendahan hati akan membawa kita melihat Tuhan, yang tersembunyi, datang mendekati-Nya. Paus Klemens II berkata, “Hendaklah kita rendah hati sedikit dengan meninggalkan sikap sombong.” Sikap rendah hati justru akan menyadarkan kita bahwa kasih-Nya tiada henti hari demi hari.

Antifon Komuni (Luk 18:13)

Pemungut cukai berdiri di kejauhan, memukul dadanya dan berkata:
Ya Allah, kasihanilah aku, orang berdosa.

The tax collector stood at a distance, beating his breast and saying:
O God, be merciful to me, a sinner.

Doa Malam

Allah Bapa sumber kebahagiaan, kami bersyukur atas Sabda-Mu dan anugerah-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami menerima maut ataupun hidup sebagai tugas cinta kasih dengan hati yang jujur, seturut Hamba sekalian orang, yaitu Yesus Kristus. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau hidup dan berkuasa dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
 
RUAH

Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!

Jumat, 13 Maret 2015
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
  


Hos. 14:2-10; Mzm. 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17; Mrk. 12:28b-34. 
 
"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!"
  
Orang yang tahu tentang hukum kasih tidak jauh dari Kerajaan Allah. Tidak jauh, berarti dekat. Namun, dekat belum berarti masuk, tinggal di dalam dan menjadi bagian. Saya itu dekat dengan tempat tinggal Paus, namun baru 1x masuk dan berjumpa serta berjabat tangan langsung dengan beliau. Dan, sudah dekat itu tidak otomatis juga bisa masuk. Saya mencari tiket untuk misa Malam Paskah di Vatikan tetapi tiket sudah habis. Artinya, saya, meski dekat, tidak bisa masuk. Hanya bisa mengikuti misa dari luar. Nah saya masih berusaha untuk bisa masuk, yakni dengan mencari tiket khusus agar diperkenankan ikut serta membagi komuni. Semoga mendapatkan. Begitulah, untuk "masuk" dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin Paus memang tidak selalu mudah. Butuh usaha dan perjuangan. Demikian halnya untuk masuk Kerajaan Sorga. Untuk dekat dengan Kerajaan Sorga, cukup mengetahui hukum kasih. Namun untuk masuk ke dalamnya, harus mengasihi, yang kata seorang temanku "ekstrim": mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akan budi dan kekuatan serta mengasihi sesama seperti diri sendiri, ditambah harus juga mengasihi musuh. Kasih adalah jalan masuk untuk hidup bersama Allah "sebab Allah adalah kasih" (Yoh 4, 8.16).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu mengasihi sebagaimana Engkau kehendaki. Amin. -agawpr-

Jumat, 13 Maret 2015 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Jumat, 13 Maret 2015
Hari Biasa Pekan III Prapaskah (Hari Pantang)

Gereja Katolik dengan jelas mengajarkan bahwa aborsi merupakan pelanggaran serius terhadap kehendak Allah. Sepanjang tahun saya sebagai Uskup Agung New York, saya telah mengulangi ajaran ini dalam khotbah, artikel, saat wawancara tanpa ragu-ragu atau kompromi apapun. --- Edward Michael Cardinal Egan (2 April 1932 – 5 Maret 2015)

Antifon Pembuka (bdk. Mzm 86(85):8-10)

Tiada dewa yang menyamai Engkau, ya Tuhan, sebab agunglah Engkau dan agunglah karya-Mu. Hanya Engkaulah Allah

Among the gods there is none like you, O Lord, for you are great and do marvelous deeds; you alone are God.


Doa Pagi

Allah Bapa sumber segala rahmat, curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami. Kami ini sering lemah. Maka, bila kami menyeleweng, bimbinglah kami kembali, agar kami selalu setia kepada perintah-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.

Tuhan melalui nabi-Nya Hosea mengingatkan umat Israel untuk menyadari dosa dan pelanggaran mereka. Mereka diminta untuk memohon ampun kepada Tuhan. Tuhan sendiri berjanji bahwa Dia akan mengasihi dan memulihkan umat-Nya dari segala penyelewengan.

Bacaan dari Kitab Hosea (14:2-10)
   
 
"Kami tidak akan berkata lagi "Ya Allah kami" kepada buatan tangan kami."
    
Beginilah firman Allah, "Bertobatlah, hai Israel, kepada Tuhan, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah. Siapa yang bijaksana, biarlah ia memahami semuanya ini; siapa yang paham, biarlah ia mengetahuinya; sebab jalan-jalan Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir di situ.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Akulah Tuhan, Allahmu, dengarkanlah suara-Ku.
Ayat. (Mzm 81:6c.8a.8bc-9.10-11ab.14.17)
1. Aku mendengar bahasa yang tidak kukenal, "Akulah yang telah mengangkat beban dari bahumu, dan membebaskan tanganmu dari keranjang pikulan; dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau.
2. Aku menjawab engkau dengan bersembunyi di balik badai, Aku telah menguji engkau dekat Meriba. Dengarlah, hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, kiranya engkau mau mendengarkan Aku!
3. Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah orang asing. Akulah Tuhan Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.
4. Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik, dan dengan madu dari gunung batu, Aku akan mengenyangkannya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mat 4:17)
Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Kasih adalah hukum utama. Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama adalah hukum yang jauh melebihi semua kurban bakar dan persembahan. Hal itu harus menjadi keyakinan setiap murid Tuhan. Karena dengan kasih, kita diantar masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
  
"Tuhan Allahmu itu Tuhan Yang Esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu."
   
Sekali peristiwa, datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, "Perintah manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Tidak jauh, itu belum sampai. Apalagi berkenaan dengan Kerajaan Allah. Mengetahui hal baik tentang cinta kasih itu baik, tetapi lebih baik dan berharga bila sudah, sedang dan akan konsisten menghayati. Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus mengajarkan jalan kecil, jalan cinta. Panggilannya adalah mencintai dan dasarnya adalah Syahadat, Aku percaya, sebagaimana ringkasan isi Kitab Suci. Derita panjang menjadi silih, berkah untuk orang bersalah, apalagi dalam masa Prapaskah.

Doa Malam

Allah Bapa yang kekal dan kuasa, hukum-Mu telah tertanam dalam hati kami dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Kami mohon, berilah kami Roh-Mu, Roh kebenaran dan kedamaian, agar kerajaan-Mu semakin berkembang di dalam diri kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
 
“Kehilangan iman adalah sungguh suatu kemurtadan” (Sta. Perawan Maria, 13 Maret 1990)
  
RUAH

Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.

Kamis, 12 Maret 2015
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

   
Yer. 7:23-28; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; Luk. 11:14-23. 

"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
 
Siapakah kita ini tanpa Yesus? Bisa apa kita ini tanpa Tuhan? Kalau saya sendiri, dengan yakin menjadan: "Tanpa Yesus, saya bukan siapa-siapa dan tanpa Tuhan, saya tidak bisa apa-apa". Hidup kita ini kan berasal dari Tuhan, bersama dengan Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Maka, saya yakin: selama kita selalu bersama dengan Tuhan, pasti aman dan terjaminlah kita. Roh jahat senantiasa mengancam kita dan kita amat rapuh untuk menghadapinya. Namun, bersama Tuhan, kita kuat dan mampu mengalahkannya. Kebersamaan dan kesatuan dengan Tuhan menjamin pula kesatuan dan keutuhan hidup bersama kita. Ada pepatah mengatakan: "The family that pray together, stay together" (Keluarga yang berdoa bersama, dijamin tetap utuh). Benar. Sebab, kelauarga yang berdoa bersama seperti bahtera di tengah lautan tetapi Tuhan sendiri senantiasa hadir sebagai nahkodanya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menghayati kesatuan dan kebersamaan dengan-Mu. Amin. -agawpr-

 

Kamis, 12 Maret 2015 Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Kamis, 12 Maret 2015
Hari Biasa Pekan III Prapaskah

Setan membujuk kita (dengan berpikir) bahwa kesombonganlah yang membuat kita ingin memiliki keinginan yang mulia dan mau meniru para kudus dan ingin menjadi martir. Setan juga menyebabkan kita berpikir, bahwa karena kita adalah orang berdosa, maka perbuatan-perbuatan para kudus boleh dikagumi akan tetapi bukan untuk ditiru. (Sta. Theresia dari Avila, Otobiografi, XIII, 4)

Antifon Pembuka

Tuhan bersabda, Akulah keselamatan umat-Ku. Dalam penderitaan mereka berseru kepada-Ku, dan Aku mendengarkan mereka. Dan Aku menjadi Tuhan mereka selama-lamanya.

I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahamulia, hari raya Paskah semakin mendekat. Kami mohon dengan rendah hati, semoga kami semakin giat mempersiapkan diri untuk perayaan yang menyelamatkan itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yeremia (7:23-28)
   
 
"Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan."
    
Beginilah firman Tuhan, “Inilah yang telah Kuperintahkan kepada mereka: Dengarkanlah suara-Ku, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku, dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya. Sejak nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari, terus menerus. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan kepada-Ku dan tidak mau memberi perhatian; malahan mereka menegarkan tengkuknya, berbuat lebih jahat daripada nenek moyang mereka. Sekalipun engkau mengatakan kepada mereka segala perkara ini, mereka tidak akan mendengarkan perkataanmu, dan sekalipun engkau berseru kepada mereka, mereka tidak akan menjawab engkau. Sebab itu, katakanlah kepada mereka: Inilah bangsa yang tidak mau mendengarkan suara Tuhan, Allah mereka, dan yang tidak mau menerima pengajaran! Ketulusan mereka sudah lenyap, sudah musnah dari mulut mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS No. 854
Ref. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati.
atau Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yl 2:12-13)
Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sabda Tuhan, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:14-23)
  
"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku."
     
Sekali peristiwa Yesus mengusir dari seseorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata, “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan.” Ada pula yang meminta suatu tanda dari surga kepada Yesus untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata, “Setiap Kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah pasti runtuh. Jikalau Iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Nah, merekalah yang akan menjadi hakimmu! Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan bersenjata lengkap menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya, dan akan membagi-bagi rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku, dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
  
Seorang Ibu pernah bertanya, “Bagaimana membedakan bahwa sesuatu itu berasal dari setan atau dari Roh Kudus? Dalam beberapa kejadian sepertinya mirip, sulit dibedakan. Ilmu apakah yang harus kami pelajari?” Kesulitan Ibu ini juga menjadi kesulitan kita. Kita merasa sulit membedakan apakah ini berasal dari Roh Kudus atau dari iblis. Apalagi iblis seringkali tampil seperti malaikat terang.

Jika menyimak Injil hari ini dengan baik, kita bisa menemukan pencerahan bagaimana membedakan antara Roh Kudus dan roh jahat. Roh Kudus memiliki gerak dan arah untuk menyelamatkan manusia, menarik orang ke dalam persekutuan yang semakin erat dengan Allah. Rasul Paulus menyebutkan buah-buah dari Roh Kudus adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri (Gal 5:22-23a). Sedangkan arah dan gerak roh jahat adalah menjauhkan manusia dari keselamatan kekal. Rasul Paulus menyebutkan buah-buah dari roh jahat itu antara lain: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, egois, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya (ay. 19-21a).

Persoalan lebih jauh lagi, bagaimana kita dapat melawan kekuatan si jahat yang seringkali begitu kuat menggoda dan merayu kita dengan segala penampilannya yang memikat? Tepatlah apa yang dikatakan oleh Paus Paulus VI dalam audiensi umum pada 15 November 1972. Dia mengawalinya dengan sebuah pertanyaan: Apakah yang dibutuhkan oleh Gereja zaman sekarang? Lalu ia menjawab, “Janganlah Anda terkejut mendengar jawaban kami atau bahkan tahayul dan mengada-ngada: salah satu kebutuhan terbesar ialah pertahanan terhadap yang jahat yang disebut iblis.”

Dalam Injil hari ini Yesus mengajarkan suatu sikap iman dalam menghadapi godaan dan pengaruh iblis. Kita harus memiliki sebuah ketegasan iman yang kuat. Iblis sangat pandai dalam soal kompromi kejahatan. Apabila kita ikut berkompromi dengannya, kita akan kalah. Maka, sikap awal yang paling tepat berhadapan dengan si jahat adalah tegas mengatakan: tidak. “Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.” (Joni/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Mzm 119(118):4-5)

Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!

Doa Malam

Allah Bapa pengasih dan penyayang, kami telah mendengar Sabda-Mu dan telah ikut serta dalam perjamuan-Mu. Kami mohon, semoga kami menjadi umat-Mu yang pantas, dan selalu menjadi tanda bahwa Engkau selalu hadir di dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy