| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

Kamis, 19 Maret 2015
Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria
 

2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Rm. 4:13,16-18,22; Mat. 1:16,18-21,24a atau Luk. 2:41-51a

Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
 
Hari ini kita merayakan pesta St. Yusuf, suami Bunda Maria. Kepada kita ditawarkan 2 bacaan Injil yang sama-sama menampilkan keutamaan St. Yusuf. Injil Matius menampilkan Yusuf sebagai orang yang tulus hati, penuh pertimbangan dan taat sepenuhnya pada kehendak Tuhan. Sementara itu, Injil Lukas menampilkannya sebagai seorang bapak keluarga yang beriman dan sangat sabar. Keduanya, baik Matius maupun Lukas menampilkan bahwa Yusuf adalah seorang pendiam. Tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya, baik ketika menerima perintah Tuhan melalui malaikat untuk mengambil Maria sebagai istrinya, maupun ketika mencari Yesus di Bait Allah dan mendengar jawaban dari-Nya. Berbeda dengan Maria, yang kendati seorang yang kontemplatif, tetapi juga berkata dan bertanya, baik saat menerima warta gembira dari malaikat Gabriel maupun saat mencari Yesus. Inilah keutamaan Yusuf: dia lebih banyak diam tetapi melaksanakan apa yang harus dilakukan, yakni apa yang diperintahkan Tuhan kepada-Nya. Semoga, kita pun mampu meneladannya. Pada saat yang tepat, lebih baik sedikit bicara atau bahkan diam tetapi mengerjakan apa yang harus kita lakukan daripada banyak omong atau banyak protes tetapi sedikit atau malah sama sekali tidak bekerja.

Doa: Santo Yusuf, engkau menjalani hidupmu hanya untuk memenuhi kehendak Allah dengan melindungi keluarga kudus Nazaret. Kami mohon, lindungilah kami semua. Amin. -agawpr-

Kamis, 19 Maret 2015 Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria

Kamis, 19 Maret 2015
Hari Raya Santo Yusuf, Suami Santa Perawan Maria
 
“Tuhan, dengan memberikan Yusuf kepada Santa Perawan, tidak memberikannya kepada Maria hanya sekedar sebagai pendamping hidupnya, saksi keperawanannya dan pelindung kehormatannya; Ia juga memberikan Yusuf kepada Maria agar ia, melalui ikatan perkawinan, dapat ikut ambil bagian dalam martabat Maria yang agung luhur.” ----- Paus Leo XIII
 
Antifon Pembuka (Bdk. Luk 12:42)

Dialah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat Tuhan menjadi kepala keluarga-Nya.

Behold, a faithful and prudent steward, whom the Lord set over his household

atau (Mzm 92(91):13.14)

Justus ut palma florébit: sicut cedrus Líbani multiplicábitur: plantátus in domo Dómini: in átriis domus Dei nostri.
Ayat. Bonum est confitéri Dómino: et psállere nómini tuo, Altíssime. ℣. Glória Patri, et Fílio, et Spirítui Sancto. Sicut erat in princípio, et nunc, et semper, et in sǽcula sæculórum. Amen. — Justus ut palma florébit …

Pengantar

Peranan Santo Yusuf dalam karya penyelamatan Allah memang tidak menonjol dibandingkan dengan Maria. Dalam Kitab Suci dan juga secara tradisi Yusuf tidak banyak disebut atau diceriterakan. Ucapannya tak sepatah kata pun tercatat dalam Kitab Suci. Namun Santo Yusuf sangat berjasa sebagai pelaksana yang lurus, tekun dan setia, tanpa banyak bicara. Ia penuh tanggung jawab terhadap isterinya Maria, dan juga keluarganya. Hari ini Gereja memberikan penghormatan yang kuat atas peran Santo Yusuf, lebih-lebih karena telah dengan setia mendampingi ibu Maria dalam mengasuh Yesus Putra-nya.
  
Pada Misa ini ada Gloria dan Credo
   
Doa Pagi

Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau telah menyerahkan awal misteri keselamatan kepada Santo Yusuf untuk dijaganya dengan setia. Kami mohon, semoga berkat doanya Gereja-Mu selalu membantu mewujudkan karya penyelamatan-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (7:4-5a.12-14a.16)
     
"Tuhan Allah akan memberikan Dia takhta Daud bapa-Nya."
  
Pada suatu malam datanglah firman Tuhan kepada Natan, “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat istirahat bersama nenek moyangmu, Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 845
Ref. Tuhan adalah kasih setia bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 89:2-3.4-5.27.29; Ul: 37)
1. Aku hendak menyanyikan kasih setia Tuhan selama-lamanya, hendak menuturkan kesetiaan-Mu turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.
2. Engkau berkata, "Telah Kuikat perjanjian dengan orang pilihan-Ku, Aku telah bersumpah kepada Daud, hamba-Ku; Aku hendak menegakkan anak cucumu untuk selama-lamanya, dan membangun takhtamu turun-temurun."
3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku". Untuk selama-lamanya Aku akan memelihara kasih setia-Ku bagi dia, dan perjanjian-Ku dengannya akan Kupegang teguh".

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (4:13.16-18.22)
   
"Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya."
  
Saudara-saudara, bukan karena hukum Taurat Abraham dan keturunannya diberi janji bahwa mereka akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran atas dasar iman. Kebenaran yang berdasarkan iman itu merupakan kasih karunia belaka. Maka janji kepada Abraham itu berlaku bagi semua keturunannya, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab di hadapan Allah Abraham adalah bapa kita semua, seperti ada tertulis, “Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa.” Kepada Allah itulah Abraham percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang dengan firman-Nya menciptakan yang tidak ada menjadi ada. Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, Abraham toh berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, sebab Allah telah berfirman kepadanya, “Begitu banyaklah nanti keturunanmu.” Dan hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = es, 4/4, PS 966
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Sang Raja kemuliaan kekal.
Ayat. (Mzm 84:5)
Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (1:16.18-21.24a)
  
"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan."
  
Menurut silsilah Yesus Kristus, Yakub memperanakkan Yusuf, suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus. Sebelum Kristus lahir, Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf. Ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati, dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Maria akan melahirkan anak laki-laki, dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

atau

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-51a)
  
"Yesus ditemukan orang tua-Nya di tengah para ahli kitab."
  
Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
 
SANTO YUSUF: PENCINTA TUHAN DAN SESAMA
 
Dalam kehidupan Gereja, teladan hidup sederhana, miskin dan taat kepada tugas pelayanan St. Yusuf justru diteladani beberapa orang kudus besar Gereja. Antara lain, St. Bernardinus dari Siena (wafat th. 1444). Ia berkhotbah demikian, “Ia dipilih oleh Bapa yang kekal sebagai pelindung yang dapat diandalkan dan penjaga harta pusaka-Nya yang termulia, yaitu, Putera Illahinya dan Maria. Ia melaksanakan panggilannya ini dengan ketaatan penuh hingga akhirnya Tuhan memanggilnya dengan berkata, ‘Mari, hambaku yang baik dan setia, masuklah ke dalam sukacita Tuanmu’.”

Selain itu, St. Teresa dari Avila (wafat th. 1582) dalam riwayat hidupnya, ia menulis, “Aku menjadikan St. Yusuf pembela dan pelindungku, aku mempercayakan diriku sepenuh hati kepadanya. Ia datang menolongku dengan cara yang paling nyata. Bapa tercinta dari jiwaku ini, pelindungku terkasih ini, bergegas menarikku keluar dari situasi yang dapat melemahkan tubuhku, seperti ia merenggutku dari marabahaya yang lebih besar dari alam lain yang membahayakan kehormatan dan keselamatanku! Untuk menyempurnakan sukacitaku, ia senantiasa menjawab doa-doaku lebih dari yang aku mohon. Aku tidak ingat, bahkan sekarang, bahwa aku pernah memohon sesuatu kepadanya, yang selalu dikabulkannya. Aku terpesona atas kemurahan luar biasa yang Tuhan anugerahkan kepadaku melalui santo yang kudus ini, dan atas segala marabahaya di mana ia telah membebaskan aku, baik tubuh maupun jiwa.”

Nah sekarang apa yang dapat kita simak dari penghayatan hidup St. Yusuf yang kita rayakan hari ini? Pertama, kita perlu mendengar, melihat dan menghayati “ajaran” St. Yusuf melalui hidupnya sendiri. St. Yusuf itu seorang pencinta Tuhan. Melalui Injil, kita tahu bahwa St. Yusuf adalah seorang yang sungguh mencintai Tuhan. Cintanya begitu tulus, tidak terbagi. Karena cintanya kepada Tuhan, maka ia selalu berjalan bersama Tuhan setiap waktu dalam diam. Ia selalu mendengarkan apa yang dikehendaki Tuhan. Inilah teladan St. Yusuf yang perlu kita ikuti sebagai orang yang terpanggil. Hendaknya kita menjadi pencinta-pencinta Tuhan yang telah memanggil kita. Hendaknya cinta kita tulus murni hanya untuk Tuhan.

Kedua, cintanya yang begitu besar pada Tuhan mengantar dia untuk selalu taat hanya pada kehendak Tuhan. Taat total, walaupun banyak tantangan datang silih berganti menerpa hidup imannya. Ia taat pada adat istiadat agama Yahudi, taat “mengambil” Maria sebagai istrinya, taat mendampingi Maria entah di saat senang maupun di saat yang paling sulit, taat mendampingi Yesus – Puteranya dan mengajari Yesus dengan berbagai kebajikan hidup. Taat pada kehendak Tuhan sungguh mengalahkan segala keinginan sendiri.

Melalui hidup, ia mengajari yesus bagaimana seharusnya berdoa, bagaimana seharusnya bekerja, bagaimana seharusnya hidup yang benar dan berkenan pada Allah. Karena itu, seperti St. Yusuf, kita dipanggil untuk hidup taat. Taat pada cinta Tuhan yang telah memanggil kita. Taat pada tugas yang dipercayakan kepada kita. Taat pada relasi kita dengan Tuhan.

Ketiga, melalui hidupnya dalam keluarga dan masyarakat di Nazaret, kita dapat mengatakan bahwa St. Yusuf selalu berusaha untuk mengantar “orang lain” kepada Tuhan. Dia berhasil mendidik Yesus untuk mentaati hukum Taurat. Dia pun berhasil mengantar Yesus untuk memperhatikan dan mencintai orang kecil sederhana, orang-orang yang sakit, orang-orang yang tak berdaya dan dianggap “sampah” oleh masyarakat. Kita dipanggil untuk mencintai Tuhan dan mengantar orang lain kepada Tuhan seperti St. Yusuf. Inilah tugas utama kita. Kita juga dipanggil untuk mencintai orang kecil, orang miskin, orang yang sakit, orang yang menderita dan orang-orang yang dianggap “sampah” masyarakat. Inilah teladan hidup St. Yusuf bagi kita zaman ini. Ia adalah pencinta Tuhan dan sesama.

Seperti halnya St. Yusuf, kita pun dipanggil untuk menjadi pencinta-pencinta Tuhan dan sesama. [Djono Moi/RUAH]

Antifon Komuni (Bdk. Mat 25:21)

Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Well done, good and faithful servant. Come, share your master’s joy.

atau (Mat 1:20)

Joseph, fili David, noli timére accípere Maríam cónjugem tuam: quod enim in ea natum est, de Spíritu Sancto est.

Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.

Rabu, 18 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah


Yes. 49:8-15; Mzm. 145:8-9,13cd-14,17-18; Yoh. 5:17-30.

"Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."

Gereja mengimani dan mengajarkan bahwa karya penciptaan Allah berlangsung terus-menerus (creatio continua). Ia telah berjanji, "Aku tidak akan melupakan engkau." (Yes 49,15). Maka, setelah menciptakan, Allah tidak lalu berhenti atau berisitahat abadi, namun terus-menerus dan untuk selama-lamanya, Ia berkarya. Ia berkarya secara langsung dengan cara-cara yang tidak dapat kita mengerti. Dalam karya penciptaan kembali sebagai manusia baru, yakni karya penebusan atau penyelamatan-Nya, Ia berkarya melalui dan dalam diri Yesus Kristus. Kita masing-masing pun juga dipakai oleh-Nya untuk menjadi "tangan-tangan"-Nya yang terus berkarya. Kita diajak semakin menyadari bahwa kita ini adalah partner atau rekan kerja Allah untuk berkarya dan melestarikan karya ciptaan-Nya. Dengan kesadaran ini, tentu kita tidak akan dengan mudah merusak dan menghacurkan segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah, tetapi sebaliknya, kita ikut serta memelihara, melestarikan dan mengembangkannya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menjadi rekan kerja-Mu yang baik dalam memelihara, melestarikan dan mengembangkan ciptaan-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 18 Maret 2015 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Rabu, 18 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Mereka yang berdoa tidak pernah kehilangan harapan, bahkan ketika mereka menemukan diri mereka dalam keadaan yang sulit dan tak berpengharapan secara manusiawi. (Paus Benediktus XVI)

Antifon Pembuka (Mzm 69(68):14)

Dalam masa rahmat ini, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan. Demi kerelaan-Mu, dengarkanlah aku dan selamatkanlah aku seturut janji-Mu.
 
I pray to you, O Lord, for a time of your favor. In your great mercy, answer me, O God, with your salvation that never fails.
 
Doa Pagi

Allah Bapa Maharahim, Engkau mengganjar jasa orang saleh dan mengampuni orang berdosa yang bertobat. Kasihanilah kami yang berseru kepada-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (49:8-15)
   
"Aku telah membentuk dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia untuk membangunkan bumi kembali."
    
Beginilah firman Tuhan, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau. Aku telah membentuk dan membuat engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung ‘Keluarlah!” dan kepada orang-orang yang ada di dalam gelap ‘Tampillah!” Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka. Mereka tidak menjadi lapar atau haus. Angin panas dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka, dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada yang dari utara, dari barat dan ada yang dari tanah Sinim, bersorak-soraklah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak sorai, hai gunung-gunung! Sebab Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. Sion berkata, “Tuhan telah meninggalkan aku, dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakan, Aku tidak akan melupakan engkau.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = d, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah.
Ayat. (Mzm 145:8-9.13c-14.17-18)
1. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
2. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua yang tertunduk.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 11:25)
Akulah kebangkitan dan hidup, sabda Tuhan. Setiap orang yang percaya pada-Ku, akan hidup, sekalipun ia sudah mati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:17-30)
   
"Seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati, dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya."
    
Sekali peristiwa, Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Karena perkataan itu, orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh Yesus, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak, dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan yang lebih besar lagi daripada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sungguh, saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Bapa telah memberikan kuasa kepada Anak untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kubur akan mendengar suara Anak, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 
Tuhan itu pengasih dan penyayang. Kata-kata ini tentu bukan kata-kata kosong belaka. Sejarah hidup kita cukup menjadi bukti bahwa Tuhan itu memang pengasih dan penyayang. Semua peristiwa dalam hidup kita pasti memunculkan Tuhan sebagai sutradara sekaligus pemeran utamanya dan kita sebenarnya hanyalah pemeran pembantu. Bahkan, ketika si pemeran pembantu ini melakukan kesalahan yang paling berat sekalipun, Allah tetap mengasihi dan menyayangi. Puncaknya adalah dengan memberikan Putra-Nya terkasih sebagai penyelamat bagi kita. Hari ini kita dengarkan warta Sabda Tuhan yang menggambarkan dengan jelas bagaimana Tuhan itu sungguh pengasih dan penyayang. Yesaya bahkan menggambarkan kasih sayang Tuhan itu sungguh hebat sampai-sampai hal yang mustahil dalam kacamata manusia pun dibuat oleh Tuhan sendiri.

Kadangkala dalam hidup kita ini merasa berada pada situasi dan saat yang sangat berat, saat sisi manusiawi kita sangat dominan dan memunculkan kegelisahan, kegalauan, ketakutan, dan kemarahan yang luar biasa. Bagi umat beriman yang sungguh-sungguh menghidupi dan dihidupi oleh iman itu, tidak ada alasan untuk putus asa. Kasih sayang Tuhan yang membuat kita selalu memiliki masa depan. Ketika kita berada dalam kedosaan yang sangat memalukan sekalipun, Tuhan tetaplah pengasih dan penyayang yang senantiasa menerima kita dan bersedia menghapuskan dosa-dosa kita. Maukah kita datang kepada Tuhan yang pengasih dan penyayang itu serta berdamai dengan-Nya? (Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Yoh 3:17)

Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

God did not send his Son into the world to judge the world, but that the world might be saved through him.

Doa Malam

Allah Bapa Maha Penyayang, semoga hati kami selalu terbuka untuk menerima Sabda Putra-Mu terkasih, Sabda kebenaran, pengampunan dan kedamaian. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Mengandalkan kekuatan sendiri atau mengandalkan Tuhan

Selasa, 17 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
 


Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-3a,5-16.

Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?"

Orang yang sudah 38 tahun menderita sakit ditawari, "Maukah engkau sembuh?" Pasti dan tanpa ragu-ragu, jawabannya "Mau". Selama 38 tahun sudah, ia menunggu ada orang yang mau menolongnya untuk menceburkan kolam saat airnya bergoyang sehingga ia menjadi sembuh. Namun, selama itu pula, tidak ada orang yang peduli. Masing-masing hanya memikirkan dirinya sendiri, kesembuhannya sendiri. Dari sini, kita bisa melihat bahwa kesembuhan terjadi berkat adanya kepedulian, yaitu Yesus yang peduli tanpa diminta. Pada saat lewat tempat itu, Yesus melihat orang itu dan Ia tahu keadaannya serta kebutuhannya sehingga Ia pun menawarkan bantuan. Hal yang sama juga senantiasa dilakukan oleh Yesus untuk kita masing-masing. Setiap saat, Ia melihat kita dan tahu keadaan kita serta menawarkan bantuan dan rahmat untuk kita. Rahmat-Nya bagaikan mata air yang tanpa diminta selalu mengeluarkan air yang menjadi sumber kehidupan (bac I). Apakah kita juga membuka hati dan mau menerima tawaran bantuan-Nya atau kita hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri dan hal-hal duniawi? Apakah kita juga bertindak seperti Yesus: manakala kita melihat orang lain menderita, kita pun peduli dan menawarkan bantuan atau malah pura-pura tidak melihat bahkan menolak untuk memberikan bantuan?

Doa: Tuhan, semoga kami selalu membuka hati untuk menerima pertolongan-Mu dan untuk memberi pertolongan kepada sesama. Amin. -agawpr-

Selasa, 17 Maret 2015 Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

Selasa, 17 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah
 
“Jangan ada orang yang takut kekayaannya akan berkurang karena memberi sumbangan, sebab kemurahan hati itu merupakan harta besar” (St. Leo Agung)

 
Antifon Pembuka (Yes 55:1)

Tuhan bersabda, “Kalian yang haus datanglah ke sumber air, dan kalian yang tak mampu membayar, mari datanglah dan minumlah dengan gembira.”
 
All who are thirsty, come to the waters, says the Lord. Though you have no money, come and drink with joy.

 
Doa Pagi


Allah Bapa yang Maharahim, kami menjalankan masa tobat ini dengan semangat suci. Semoga dengan demikian kami menyiapkan diri untuk mewartakan berita gembira tentang karya penyelamatan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.

Yehezkiel menggunakan gambaran air yang keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci. Air yang mengalir ke arah timur itu membawa kesegaran dan kehidupan. Air menjadi simbol kekuatan dan kehadiran Tuhan yang membawa keselamatan.

Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (47:1-9.12)
    
 
"Aku melihat air mengalir dari dalam Bait Suci; ke mana saja air itu mengalir, semua yang ada di sana hidup."
   
Kata nabi: Seorang malaikat membawa aku ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci, dan mengalir menuju ke timur: sebab Bait Suci juga menghadap ke timur. Air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci, sebelah selatan mezbah. Lalu malaikat itu menuntun aku keluar melalui pintu gerbang utara, dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju gerbang yang menghadap ke timur. Sungguh, air itu membual dari sebelah selatan. Lalu malaikat itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya. Ia mengukur seribu hasta, dan menyuruh aku masuk ke dalam air itu; dalamnya sampai di pergelangan kaki. Ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku masuk sekali lagi ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di lutut. Kemudian ia mengukur seribu hasta lagi, dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu; sekarang sudah sampai di pinggang. Sekali lagi ia mengukur seribu hasta, dan sekarang air itu sudah menjadi sungai di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang; suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi. Lalu malaikat itu berkata kepadaku, “Sudahkah engkau lihat hai anak manusia?” Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai itu. Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana. Malaikat itu berkata kepadaku, “Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, maka air laut yang mengandung banyak garam itu menjadi tawar. Ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar, dan ke mana saja sungai itu mengalir, semua yang ada di sana hidup. Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis. Tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 847
Ref. Tuhan penjaga, dan benteng perkasa, dalam lindungan-Nya aman sentosa.
atau Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub.
Ayat. (Mzm 46:2-3.5-6.8-9)
1. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut.
2. Kota Allah, kediaman Yang Mahatinggi, disukakan oleh aliran-aliran sebuah sungai. Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.
3. Tuhan semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub,.Pergilah, pandanglah pekerjaan Tuhan, yang mengadakan pemusnahan di bumi.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mzm 51:12a.14a)
Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu.
 
Air dipakai untuk menjadi simbol kesembuhan. Malaikat mengatur dan mengontrol air tersebut. Semua yang masuk ke dalam air itu akan menjadi sehat dan kuat. Ada orang yang sudah begitu lama sakit. Ia tak berdaya, terbaring lemah di tepi kolam Betesda. Yesus sendirilah yang akhirnya menyembuhkan dia.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (5:1-16)
    
"Orang itu disembuhkan seketika."
  
Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem, dekat pintu Gerbang Domba, ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; serambinya ada lima dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. Ada di situ seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di sana, dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya, “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya, “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu, apabila airnya mulai goncang; dan sementara aku sendiri menuju kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya, “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu, lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu, “Hari ini hari Sabat, dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka, “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya, “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian, ketika bertemu dengan dia dalam Bait Allah, Yesus lalu berkata kepadanya, “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceritakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Penderitaan Yesus sebenarnya tidak hanya dialami ketika Dia mulai memanggul salib. Tetapi sudah jauh sebelumnya. Perbuatan baik membuat aneka mukjizat membahagiakan banyak orang, tetapi sebagian malah memusuhi dan berusaha menganiaya. Tidak sedikit para pendosa yang seharusnya bertobat malah selalu memusuhi kebaikan sehingga makin berlipat dosa mereka. Lalu tidak sadarkah kita bahwa dosa itu melumpuhkan? Sebab Yesus mengingatkan orang yang baru disembuhkan, “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.”

Antifon Komuni (Mzm 23(22):1-2; PS 646)

Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
 
The Lord is my shepherd; there is nothing I shall want. Fresh and green are the pastures where he gives me repose, near restful waters he leads me.
 
Doa Malam

Allah Bapa sumber kesegaran hidup, orang-orang lemah dan sakit, berilah kami kesehatan dan kebebasan dari dosa, agar dapat hidup bebas sebagai putra dan putri-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
  
RUAH

Kehadiran Yesus adalah untuk melenyapkan kematian dan membawa atau menganugerahkan kehidupan

Senin, 16 Maret 2015
Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

 

Yes. 65:17-21; Mzm. 30:2,4,5-6,11-12a,13b; Yoh. 4:43-54.

Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.

Setelah membuat mukjizat dengan mengubah air menjadi anggur dalam perjamuan nikah di Kana, Yesus membuat mukjizat kedua, yakni dengan membangkitkan anak seorang perwira dari kematiannya. Dari sini, semakin jelas bahwa kehadiran Yesus adalah untuk melenyapkan kematian dan membawa atau menganugerahkan kehidupan. Kematian-Nya di kayu salib pun dilakukan untuk mendatangkan kehidupan bagi kita semua yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, kita semakin percaya bahwa bersama Yesus dan di dalam Dia, selalu ada kehidupan. Bukan hanya hidup kekal yang kelak akan kita terima sebagai buah penebusan-Nya tetapi saat ini pun, kalau kita percaya pada-Nya dan selalu bersama-Nya maka kita akan selalu mendapatkan energi hidup dari-Nya sehingga selalu ada gairah, semangat dan harapan kendati berbagai macam tantangan dan kesulitan selalu kita hadapi. Dalam Tuhan, hidup kita akan senantiasa diperbarui sebagaimana Ia "menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru" (Yes 65,17).

Doa: Tuhan, semoga kami senantiasa bersama-Mu sehingga kami selalu hidup dari-Mu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy