Hari Biasa Pekan V Paskah
Liturgi merupakan doa yang didoakan sepanjang sejarah gereja, maka liturgi tidak dapat diubah-ubah sesuka hati. Selain itu, liturgi merupakan doa seluruh Gereja yang tersebar di segala penjuru dunia: setiap orang Kristiani, terlepas dari tempat tinggalnya, setiap kali memasuki sebuah gereja untuk merayakan liturgi seharusnya merasa berada di rumah sendiri. Kita mesti merayakan liturgi yang tidak boleh kita ubah sesuai dengan selera kita, melainkan sebagai sebuah realitas yang lebih besar dari diri kita, sebagaimana sering dikatakan oleh Bapa Suci Benediktus XVI. (Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi, Duta Besar Takhta Suci untuk Indonesia)
Antifon Pembuka (Why 5:12)
Anak Domba yang telah dikurbankan patut menerima kekuatan dan keallahan, kebijaksanaan, keperkasaan, dan kehormatan
Worthy is the Lamb who was slain, to receive power and divinity, and wisdom and strength and honor, alleluia.
Allah Bapa pangkal keselamatan manusia, kami telah Kautebus dalam misteri Paskah Kristus yang kami rayakan dengan gembira. Semoga kami dilindungi dan diselamatkan oleh daya kekuatan Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:22-31)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mau bersyukur kepada-Mu, Tuhan, di antara bangsa-bangsa.
Ayat. (Mzm 57:8-9.10-12)
1. Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah hai gambus dan kecapi, mari kita membangunkan fajar!
2. Tuhan, aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa. Sebab kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:15b)
Aku menyebut kamu sahabat, sabda Tuhan, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:12-17)
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Ada seorang prajurit muda dari Perancis yang mendapat luka berat pada perang dunia II. Lengannya terkena tembakan sedemikian parahnya sehingga harus diamputasi. Dia adalah seorang prajurit muda yang tampan, dan sang ahli bedah itu merasa amat sedih bahwa orang muda itu selanjutnya harus hidup sebagai orang cacat. Maka dia menunggu di tepi tempat tidur untuk menyampaikan berita yang buruk itu bila prajurit itu menjadi sadar kembali. Pada waktu pemuda itu membuka matanya, dokter itu berkata kepadanya: ”Aku menyesal sekali untuk memberitahukan kepadamu bahwa engkau telah kehilangan lenganmu.” Kata pemuda itu kepada dokter: ”Dokter...aku tidak kehilangan lenganku karena aku telah memberikannya untuk Perancis.”
Teman-teman yang terkasih, memberikan diri kita bagi orang lain bukanlah perkara mudah. Kita seringkali mempertimbangkan untung dan ruginya bila hendak menolong orang lain. Yesus menegaskan bahwa pengorbanan atau penyerahan diri bagi orang lain harus berlandaskan pada kasih. Kasih menggerakan kita untuk menyerahkan diri secara total bagi mereka yang mengharapkan saluran tangan kita.
Gambaran kasih itu jelas tampak dalam diri Yesus. Peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya di salib menyadarkan kita bahwa cinta-Nya tulus bagi manusia. Maukah kita meneladan model kasih Yesus?
Tuhan Yesus terima kasih atas pengorbanan penuh kasih-Mu kepada kami. Ajarilah kami agar berani berkorban bagi orang-orang yang sedang berkesusahan. Amin. (Oase Rohani 2015)
Antifon Komuni
Yang Tersalib bangkit dari antara orang mati dan telah menebus kita, alleluya.
The Crucified is risen from the dead and has redeemed us, alleluia.