Minggu, 10 Mei 2015
Hari Minggu Paskah VI
Bagaimana kita dapat memilih, kalau kita tidak lebih dahulu dipilih?
Kita tidak dapat mencinta kalau tidak lebih dahulu dicinta. Kalau kamu
mencari alasan, mengapa manusia mencintai Allah, kamu tidak akan
menemukan alasan sama sekali, selain bahwa Allah lebih dahulu mencintai
manusia. (St. Agustinus).
Antifon Pembuka (lih. Yes 48:20)
Beritakanlah kabar sukacita supaya didengar, siarkanlah sampai ke ujung bumi: Tuhan telah menebus umat-Nya, alleluya.
Vocem iucunditatis annuntiate, et audiatur, alleluia: nuntiate usque ad
extremum terræ: liberavit Dominus populum suum, alleluia, alleluia.
Proclaim a joyful sound and let it be heard; proclaim to the ends of the earth: The Lord has freed his people, alleluia.
Doa Pagi
Allah Bapa Yang Maha Pengasih, curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada kami agar
kami dapat hidup bersatu sebagai sahabat-sahabat Putra-Mu. Kami mohon,
semoga dengan daya Roh-Mu itu, kami juga dapat menghasilkan buah-buah
iman dan cinta kasih dalam hidup kami sehari-hari. Dengan pengantaraan
Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam
persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (10:25-26.34-35.44-48)
"Karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga."
Sekali peristiwa, ketika sampai di kota Kaisarea, Petrus masuk ke rumah
Kornelius. Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur dekat kaki
Petrus, ia menyembahnya. Tetapi Petrus menegakkan dia serta berkata,
"Bangunlah, aku hanya manusia biasa." Lalu mulailah Petrus berbicara,
katanya "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak
membeda-bedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan
Allah dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Ketika Petrus
sedang berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang
mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang beriman dari golongan
bersunat yang waktu itu menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena
melihat bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain
juga. Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa
roh dan memuliakan Allah. Lalu Petrus bertanya, "Bolehkah mencegah
orang-orang ini dibaptis dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh
Kudus sama seperti kita?" Maka Petrus menyuruh mereka dibaptis dalam
nama Yesus Kristus. Kemudian orang-orang itu meminta kepada Petrus,
supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:4b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan
karya-karya yang ajaib, keselamatan telah dikerjakan oleh tangan
kanan-Nya oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan, yang datang dari pada-Nya, Ia
telah menyatakan keadilan-Nya, di hadapan para bangsa. Ia ingat akan
kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah
kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan
bermazmurlah!
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-10)
"Allah adalah kasih."
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab
kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir
dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak
mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah
dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus
Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih
itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi
dosa-dosa kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-17)
"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi
kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti
perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti
perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan
kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi
penuh. Ini perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku
telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih
seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah
sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku
tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang
diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku
telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari
Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.
Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah
dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam
nama-Ku diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah
seorang akan yang lain."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
KASIH, SUMBER KEBAHAGIAAN
Suatu kali, ketika saya naik kereta api, di gerbong yang sama, saya
melihat seorang ibu duduk bersama anaknya yang masih balita. Sepanjang
perjalanan sang ibu terus mengajari anaknya banyak hal. Dengan sabar, ia
menanggapi celotehan anaknya. Sampai akhirnya, si anak tertidur pulas
di pelukan ibunya sambil terus dibelainya.
Saya percaya ibu tersebut sangat mengasihi anaknya. Lalu saya
berandai-andai, “Andaikan semua orang bersikap seperti ibu dan anak
tersebut yang saling mengasihi, tentu dunia ini akan menjadi lebih indah
dan menjadi tempat yang membahagiakan.”
Setelah berandai-andai, pikiran saya lantas sampai pada kisah
penciptaan. Bukankah dulu Allah menciptakan segala sesuatu dengan kasih,
sehingga pada awalnya semua makhluk hidup, hidup dalam kasih? Tidak ada
yang saling mengancam, tidak ada yang saling memusnahkan, tidak ada
yang iri hati dan sebagainya. Semuanya masih hidup dalam kasih dan
senantiasa diliputi oleh kasih.
Sayangnya, saat ini kita pelan-pelan melupakan dan bahkan menghilangkan
kasih dalam kehidupan, sehingga yang terjadi banyak orang tega menyakiti
sesamanya, tega menyengsarakan sesamanya dan bahkan juga tega membunuh
sesamanya. Kehidupan yang seharusnya dipenuhi dan diliputi oleh kasih
sayang, justru diliputi oleh kekerasan dan kekejaman. Oleh karena itu,
Injil yang kita baca dan dengarkan hari ini mau mengingatkan kita
kembali akan kasih itu. Kita diajak untuk menyadari bahwa dahulu kita
diciptakan dengan kasih dan hidup dalam kasih.
Tuhan Yesus mengajak kita untuk menghidupkan kembali kasih dalam hidup
sehari-hari, “supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu
menjadi penuh” (Yoh 15:11). Ajakan dan sabda Tuhan tersebut mau
menegaskan bahwa sukacita atau kebahagiaan hanya mungkin terwujud kalau
seseorang hidup dalam kasih dan di dalam kasih itu, Tuhan hadir. Dialah
sumber kasih yang membahagiakan.
Kalau kita membaca Injil, Yesus seringkali menekankan kepada para
murid-Nya dan juga banyak orang untuk senantiasa mengasihi. Sepuluh
perintah Allah juga dibuka dengan kata, “Kasihilah Tuhan Allahmu..’ atau
ketika Petrus bertanya soal pengampunan, Yesus menjawab, “Bukan sampai
tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:22),
atau ketika Yesus mengampuni seorang wanita berdosa atau yang ketahuan
berzina. Hingga akhirnya, Yesus menggenapi perintah kasih-Nya dengan
wafat-Nya di salib, sehingga sesuai dengan yang disabdakan-Nya dalam
Injil hari ini kepada kita, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada
kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh
15:13).
Dengan mengajarkan perintah kasih ini, Yesus ingin agar kita semua
bahagia dalam hidup dan sukacita kita menjadi penuh. Bukankah kita semua
menginginkan hidup bahagia di dunia ini? Mari kita wujudkan sabda Tuhan
ini dalam keseharian kita. Kita mulai tumbuhkan sikap saling mengasihi
di mana pun kita berada, dan kepada siapa pun, sebab kasih itu sumber
kebahagiaan. [Petrus Harsa/RUAH]
Antifon Komuni (Yoh 14:15-16)
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku, sabda
Tuhan. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu
seorang Penolong yang lain supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
Alleluya.
If you love me, keep my commandments, says the Lord, and I will ask the Father and he will send you another Paraclete, to abide with you for ever, alleluia.
Ego vos elegi de mundo, ut eatis, et fructum afferatis: et fructus vester maneat, alleluia.