| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 12 Mei 2015 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Selasa, 12 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VI Paskah

“Kristus adalah ikatan, yang mempersatukan kita, karena Ia adalah Allah dan manusia” (St. Sirilus dari Aleksandria)


Antifon Pembuka (lih. Why 19:7.6)

Marilah kita bergembira dan memuliakan Tuhan, Raja yang Mahakuasa. Alleluya.

Let us rejoice and be glad and give glory to God, for the Lord our God the Almighty reigns, alleluia.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, kami umat-Mu selalu bergembira karena diangkat menjadi putra dan putri-Mu. Semoga kami dapat mengharapkan kebangkitan serta keselamatan abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 

Apa yang dihadapi oleh Paulus dan Silas di Filipi menjadi kesaksian nyata akan kebenaran kata-kata Yesus. Mereka menderita dan dipenjara karena mewartakan Yesus Kristus, tetapi mereka juga dilindungi, disertai dan diselamatkan oleh Roh Kudus.

   

Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:22-34)
    
  
"Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, dan engkau akan selamat, engkau dan sisi rumahmu."
      
Ketika Paulus dan Silas ada di Kota Filipi terjadilah yang berikut ini: Orang-orang Filipi bangkit menentang Paulus dan Silas; lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah, dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Dan terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah. Seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya, “Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini.” Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka keluar, sambil berkata, “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” Jawab mereka, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” Lalu Paulus dan Silas memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur-bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 138:1-2a.2b-3.7c-8)
1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hati, karena Engkau mendengarkan kata-kata mulutku. Di hadapan para dewata aku akan bermazmur bagi-Mu, aku hendak bersujud ke arah bait-Mu yang kudus.
2. Aku hendak memuji nama-Mu oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
3. Tangan kanan-Mu menyelamatkan daku, Engkau akan menyelesaikan segalanya bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu kekal abadi, janganlah Kautinggalkan buatan tangan-Mu!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 16:7,13)
Aku akan mengutus Roh kebenaran kepadamu, sabda Tuhan, dan Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.

Kepergian Yesus kepada Bapa merupakan waktu bagi hadirnya Roh Kudus untuk menyadarkan dunia akan doa, kebenaran dan penghakiman. Kata-kata Yesus ini adalah pewahyuan akan kesatuan Tritunggal Mahakudus dalam karya bersama demi keselamatan manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:5-11)
      
"Jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu."
      
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi benar yang Kukatakan kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu; sebaliknya jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau penghibur itu datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan

 
Yesus pulang ke rumah Bapa untuk mempertanggungjawabkan semua yang ditugaskan Bapa kepada-Nya. Kita tidak usah berdukacita. Yesus berjanji akan mengutus Roh Penghibur kepada kita. Roh Penghibur akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman. Roh Penghibur akan membuat kita kita bersukacita dalam melakukan tugas kita. Apakah kita bahagia sebagai petugas penerus karya keselamatan Allah?

Antifon Komuni (Luk 24:46,26)

Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Alleluya. 
   
The Christ had to suffer and rise from the dead, and so enter into his glory, alleluia.
    
Doa Malam

Tuhan Yesus, buatlah seluruh hidupku menjadi jawaban atas panggilan kepada misi perutusan-Mu. Tunjukkan jalan-jalan yang harus kutempuh untuk mengikuti jejak-Mu. Ke mana Engkau pergi Tuhan, biarlah ke situ aku datang melaksanakan kehendak Bapa. Amin.


RUAH

Menjadi Pengikut Kristus

Senin, 11 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VI Paskah

Kis. 16:11-15; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15:26 - 16:4a.

Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.

Menjadi pengikut Kristus, di satu sisi memang memberi jaminan hidup. Ada banyak sekali rahmat dan anugerah yang kita terima, baik secara langsung maupun melalui Gereja-Nya. Sakramen-sakramen dan aneka bentuk pelayanan lainnya adalah anugerah Tuhan yang istimewa bagi kita sekaligus memberi jaminan akan hidup abadi. Namun, di sisi lain ada banyak tantangan yang seringkali juga harus kita hadapi. Umat kristen pada abad I-III, banyak yang dipenjara, dianiaya dan dibunuh, bukan karena melakukan kejahatan tetapi hanya karena beragama kristen (menjadi pengikut Kristus). Pada masa sekarang pun, masih ada umat Katolik yang mengalami dikucilkan di tempat kerja atau di kampung, hanya karena beragama Katolik. Bahkan, di beberapa tempat, mereka dianiaya dan dibunuh. Benar yang dikatakan Yesus bahwa mereka yang menganiaya dan membunuh para pengikut Kristus itu berpikir bahwa mereka berbuat bakti kepada Allah. Mereka merasa bahwa Allah harus dibela dengan pertumpahan darah, baik dengan kematian mereka sendiri maupun kematian orang lain yang berbeda keyakinan. Hal ini sangat lain dengan iman kita. Kalau mereka rela mati untuk membela Tuhan, sebaliknya Tuhan kitalah yang rela mati untuk membela kita. Maka, kalau kita suatu saat harus menderita, dikucilkan, bahkan dibunuh, itu bukan karena kita ingin membela Tuhan, tetapi karena kita ingin mempertahankan dan menghayati kesetiaan iman kita.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk menghadapi dan menanggung segala konsekuensi sebagai pengikut-Mu. Amin. -agawpr-

Senin, 11 Mei 2015 Hari Biasa Pekan VI Paskah

Senin, 11 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VI Paskah
   
“Kita tidak bisa mengubah arah dunia hanya dengan upaya kita sendiri. Bukan itu pekerjaan kita. Pekerjaan kita – dan khususnya pekerjaan anda sebagai pemimpin muda – adalah membiarkan Allah mengubah kita, dan melalui kita, Allah akan mengubah orang lain dan dunia. Kita memenangkan dunia dengan memenangkan satu jiwa pada satu waktu demi Yesus Kristus dan Gereja, dan hal ini dimulai dari diri kita…Cintailah Yesus Kristus seperti saudara dan Tuhanmu. Cintailah Gereja sebagai ibumu. Ketahui imanmu, ketahuilah dunia dan perjuangannya – dan kemudian bukalah hatimu. Biarkan Allah menggunakanmu untuk membawa orang lain menuju kesalamatan yang Allah tujukan bagi kita.” – Uskup Agung Charles J. Chaput
   
Antifon Pembuka (Rm 6:9)

Kristus yang bangkit dari alam maut takkan wafat lagi; maut tidak menguasai-Nya lagi. Alleluya

Christ, having risen from the dead, dies now no more; death will no longer have dominion over him, alleluia.

Doa Pagi

Allah Bapa Maharahim, semoga rahmat Paskah yang telah kami terima, menghasilkan buah berlimpah dalam hidup kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:11-15)
     
"Tuhan membuka hati Lidia, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus."
      
Setelah Paulus mendapat pesan dari Surga supaya menyeberang ke Makedonia, kami, Paulus dan Silas, bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake. Keesokan harinya tibalah kami di Neapolis; dan dari situ kami ke Filipi, kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma. Di kota itu kami tinggal beberapa hari. Pada hari Sabat kami keluar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi, yang sudah kami duga ada di situ. Setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Salah seorang dari perempuan-perempuan itu, yang bernama Lidia, turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, seorang yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus. Sesudah dibaptis bersama-sama dengan seisi rumahnya, Lidia mengajak kami, katanya, “Jika kamu berpendapat, bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku.” Ia mendesak sampai kami menerimanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (bdk. Yoh 15:26b.27b)
Roh Kebenaran akan bersaksi tentang Aku, sabda Tuhan; tetapi kamu juga harus bersaksi.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:26--16:4a)
    
"Roh kebenaran bersaksi tentang Yesus."
     
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku. Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan; bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya, kamu ingat bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
   
Pesan Yesus bagi murid-murid-Nya memberi kekuatan sekaligus menyampaikan tantangan dan kesempatan. Ia menjanjikan datangnya Penghibur dan Roh Kebenaran yang akan bersaksi tentang Yesus. Penghibur dan Roh Kebenaran itulah yang menjadi kekuatan mereka karena para murid akan menerima penghiburan yang sejati, yaitu kebahagiaan yang datang dari-Nya. Dengan rahmat Roh Kudus yang sama, para murid dimampukan untuk mengenal kebenaran yang sejati, yang berasal dari Allah, bukan kebenaran dari hasil pikiran manusia. Dengan demikian para murid mengenal kehendak Allah dan tahu apa yang harus dilaksanakan agar berkenan pada-Nya. Maka, para murid juga akan menjadi sehati dan sepikir dengan Yesus, seperti Yesus sehati dan sepikir dengan Bapa. Sebagai manusia, para murid Yesus masih berada dalam ke-manusia-annya sehingga tidak mudah melaksanakan kehendak Allah karena masih ada dorongan lain. Di sinilah peran besar Roh Kudus untuk memampukan para murid melaksanakan apa yang dikehendaki Allah. Kebenaran itu berasal dari Allah sedangkan penerimanya sudah memegang kebenaran lain, yaitu kebenaran yang berasal dari hasil pikiran manusia. Karena berbeda, bahkan bertolak belakang, akan muncul penolakan bukan hanya terhadap isi pewartaan, tetapi juga pembawa warta itu. Tidak mengherankan, seperti disampaikan oleh Yesus, bahwa akan ada penganiayaan dan pembunuhan terhadap mereka. Tragisnya, mereka yang berbuat demikian merasa berbuat baik bagi Allah.

Sebagai murid Yesus yang berusaha menghidupi Kebenaran itu, maupun sebagai pewarta, kita sering menghadapi penolakan. Tidak jarang kita dianggap aneh karena percaya akan hal yang sulit dipahami oleh saudara yang tidak seiman. Banyak orang mencibir karena kepercayaan kita atas Sakramen Mahakudus sebagai benar-benar Tubuh Kristus dan Yesus hadir secara nyata. Perusakan patung kudus dipandang sebagai tindakan untuk meluruskan praktik yang mereka anggap salah, yaitu penyembahan berhala. Ini merupakan tantangan sekaligus kesempatan untuk bersaksi dan mewartakan misteri iman kita. Apakah kita siap menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menantang itu? Untuk itu, kita semua perlu mengerti lebih banyak isi iman kita dengan menambah pengetahuan kekatolikan. Kita dengar dan mungkin kita saksikan dengan mata kepala sendiri adanya umat Katolik yang ketika menerima tantangan itu tidak mampu menjawab dan karenanya meninggalkan iman Katolik dan memegang kebenaran lain yang ditawarkan dan yang menurut mereka masuk akal. Kita mesti belajar dari Paulus (sebelumnya Saulus) yang berkat pengenalannya akan Kristus melepaskan segala kepercayaannya yang ia pandang sebagai kebenaran dan memegang erat Kebenaran. (YH/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Bdk. Yoh 20:19)

Yesus berdiri di tengah-tengah para murid-Nya dan berkata kepada mereka: Damai sejahtera bagi kamu, alleluya.

Jesus stood in the midst of his disciples and said to them: Peace be with you, alleluia.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

Minggu, 10 Mei 2015
Hari Minggu Paskah VI 

Kis. 10:25-26,34-35,44-48; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 1Yoh. 4:7-10; Yoh. 15:9-17

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.

Kasih yang sejati selalu mendatangkan sukacita, baik bagi yang mengasihi maupun bagi yang dikasihi. Meskipun untuk mewujudkannya harus disertai dengan kerja keras, derita dan pengorbanan, tetapi selalu membuahkan sukacita. Hal ini tampak amat jelas dalam peristiwa ibu yang melahirkan. Kasih yang begitu mendalam antara suami-istri membuahkan hadirnya seorang anak dalam keluarga mereka. Dan demi kasihnya kepada sang anak, sang ibu rela berpantang ini dan itu atau sebaliknya melakukan hal-hal penting demi kesehatan janin yang dikandungnya. Pada saat melahirkan, ia juga rela menderita kesakitan. Sang ayah pun rela untuk berkeja lebih keras atau melakukan hal-hal baik lainnya demi menyambut sang buah hati. Dan, begitu sang anak lahir dalam keadaan sehat, mereka, lebih-lebih sang ibu, tidak ingat lagi akan derita dan pengorbanan yang telah dilakukannya. Yang ada hanyalah senyum kebahagiaan dan sukacita yang mendalam. Mengapa? Karena semuanya dilakukan atas dasar dan di dalam kasih. Lain halnya kalau orang bekerja keras dan melakukan pengorbanan tetapi tanpa didasari kasih, yang ada hanyalah keluhan dan gerutuan tanpa henti karena itu semua dirasakan sebagai beban. Oleh karena itu, kita dapat mengukur apakah kasih yang kita lakukan kepada Tuhan dan sesama selama ini merupakan kasih kasih yang sejati atau belum? Kasih yang sejati selalu mendatangkan sukacita kendati disertai kerja keras, derita dan pengorbanan.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu mengasihi dengan kasih yang sejati. Amin. -agawpr-

Minggu, 10 Mei 2015 Hari Minggu Paskah VI

Minggu, 10 Mei 2015
Hari Minggu Paskah VI

Bagaimana kita dapat memilih, kalau kita tidak lebih dahulu dipilih? Kita tidak dapat mencinta kalau tidak lebih dahulu dicinta. Kalau kamu mencari alasan, mengapa manusia mencintai Allah, kamu tidak akan menemukan alasan sama sekali, selain bahwa Allah lebih dahulu mencintai manusia. (St. Agustinus).

Antifon Pembuka (lih. Yes 48:20)

Beritakanlah kabar sukacita supaya didengar, siarkanlah sampai ke ujung bumi: Tuhan telah menebus umat-Nya, alleluya.

Vocem iucunditatis annuntiate, et audiatur, alleluia: nuntiate usque ad extremum terræ: liberavit Dominus populum suum, alleluia, alleluia.

Proclaim a joyful sound and let it be heard; proclaim to the ends of the earth: The Lord has freed his people, alleluia.


Doa Pagi


Allah Bapa Yang Maha Pengasih, curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada kami agar kami dapat hidup bersatu sebagai sahabat-sahabat Putra-Mu. Kami mohon, semoga dengan daya Roh-Mu itu, kami juga dapat menghasilkan buah-buah iman dan cinta kasih dalam hidup kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (10:25-26.34-35.44-48)
     
  
"Karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga."
     
Sekali peristiwa, ketika sampai di kota Kaisarea, Petrus masuk ke rumah Kornelius. Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur dekat kaki Petrus, ia menyembahnya. Tetapi Petrus menegakkan dia serta berkata, "Bangunlah, aku hanya manusia biasa." Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Allah dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Ketika Petrus sedang berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang beriman dari golongan bersunat yang waktu itu menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga. Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu Petrus bertanya, "Bolehkah mencegah orang-orang ini dibaptis dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" Maka Petrus menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian orang-orang itu meminta kepada Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:4b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib, keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan, yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya, di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
  
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-10)
  
"Allah adalah kasih."
   
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:23)
Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:9-17)
   
"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."
    
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Ini perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak lagi menyebut kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya. Tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
    
KASIH, SUMBER KEBAHAGIAAN
 
Suatu kali, ketika saya naik kereta api, di gerbong yang sama, saya melihat seorang ibu duduk bersama anaknya yang masih balita. Sepanjang perjalanan sang ibu terus mengajari anaknya banyak hal. Dengan sabar, ia menanggapi celotehan anaknya. Sampai akhirnya, si anak tertidur pulas di pelukan ibunya sambil terus dibelainya.

Saya percaya ibu tersebut sangat mengasihi anaknya. Lalu saya berandai-andai, “Andaikan semua orang bersikap seperti ibu dan anak tersebut yang saling mengasihi, tentu dunia ini akan menjadi lebih indah dan menjadi tempat yang membahagiakan.”

Setelah berandai-andai, pikiran saya lantas sampai pada kisah penciptaan. Bukankah dulu Allah menciptakan segala sesuatu dengan kasih, sehingga pada awalnya semua makhluk hidup, hidup dalam kasih? Tidak ada yang saling mengancam, tidak ada yang saling memusnahkan, tidak ada yang iri hati dan sebagainya. Semuanya masih hidup dalam kasih dan senantiasa diliputi oleh kasih.

Sayangnya, saat ini kita pelan-pelan melupakan dan bahkan menghilangkan kasih dalam kehidupan, sehingga yang terjadi banyak orang tega menyakiti sesamanya, tega menyengsarakan sesamanya dan bahkan juga tega membunuh sesamanya. Kehidupan yang seharusnya dipenuhi dan diliputi oleh kasih sayang, justru diliputi oleh kekerasan dan kekejaman. Oleh karena itu, Injil yang kita baca dan dengarkan hari ini mau mengingatkan kita kembali akan kasih itu. Kita diajak untuk menyadari bahwa dahulu kita diciptakan dengan kasih dan hidup dalam kasih.

Tuhan Yesus mengajak kita untuk menghidupkan kembali kasih dalam hidup sehari-hari, “supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” (Yoh 15:11). Ajakan dan sabda Tuhan tersebut mau menegaskan bahwa sukacita atau kebahagiaan hanya mungkin terwujud kalau seseorang hidup dalam kasih dan di dalam kasih itu, Tuhan hadir. Dialah sumber kasih yang membahagiakan.

Kalau kita membaca Injil, Yesus seringkali menekankan kepada para murid-Nya dan juga banyak orang untuk senantiasa mengasihi. Sepuluh perintah Allah juga dibuka dengan kata, “Kasihilah Tuhan Allahmu..’ atau ketika Petrus bertanya soal pengampunan, Yesus menjawab, “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18:22), atau ketika Yesus mengampuni seorang wanita berdosa atau yang ketahuan berzina. Hingga akhirnya, Yesus menggenapi perintah kasih-Nya dengan wafat-Nya di salib, sehingga sesuai dengan yang disabdakan-Nya dalam Injil hari ini kepada kita, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh 15:13).

Dengan mengajarkan perintah kasih ini, Yesus ingin agar kita semua bahagia dalam hidup dan sukacita kita menjadi penuh. Bukankah kita semua menginginkan hidup bahagia di dunia ini? Mari kita wujudkan sabda Tuhan ini dalam keseharian kita. Kita mulai tumbuhkan sikap saling mengasihi di mana pun kita berada, dan kepada siapa pun, sebab kasih itu sumber kebahagiaan. [Petrus Harsa/RUAH]

Antifon Komuni (Yoh 14:15-16)

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku, sabda Tuhan. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, Alleluya.

If you love me, keep my commandments, says the Lord, and I will ask the Father and he will send you another Paraclete, to abide with you for ever, alleluia.

Ego vos elegi de mundo, ut eatis, et fructum afferatis: et fructus vester maneat, alleluia.

Sabtu, 09 Mei 2015 Hari Biasa Pekan V Paskah

Sabtu, 09 Mei 2015
Hari Biasa Pekan V Paskah
 
Pada perayaan-perayaan Liturgi setiap anggota, entah pelayan (pemimpin) entah Umat, hendaknya dalam menunaikan tugas hanya menjalankan, dan melakukan seutuhnya, apa yang menjadi perannya menurut hakekat perayaan serta kaidah-kaidah Liturgi. (Sacrosanctum Concilium, No. 28)
 

Antifon Pembuka (lih.Kol 2:12)

Kita dikubur bersama Kristus dalam pembaptisan dan dibangkitkan bersama dengan Dia, berkat iman kita akan kuasa Allah, yang telah membangkitkan kita dari alam maut. Alleluya.

You have been buried with Christ in Baptism, through which you also rose again by faith in the working of God, who raised him from the dead, alleluia.

Doa Pagi


Allah Bapa yang kekal dan kuasa, dalam Sakramen Pembaptisan Engkau telah menganugerahkan hidup surgawi kepada kami sehingga maut tidak menguasai kami lagi. Bimbinglah kami agar dapat mencapai kemuliaan sepenuhnya. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (16:1-10)
     
"Menyeberanglah ke Makedonia, dan tolonglah kami"
          
Sekali peristiwa Paulus datang ke Derbe dan Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium. Paulus mau, supaya Timotius itu menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia demi orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani. Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman, dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya. Paulus dan Silas melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengijinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan; ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya katanya, “Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!” Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!
Atau Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 100:1-2.3.5, R:3c)
1. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai.
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.
  
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kol 3:1)
Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:18-21)
   
"Kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia."
    
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, sebab Aku telah memilih kamu dari dunia; maka dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan
  
Tuhan Yesus selalu mendesak para murid-Nya untuk mencintai sesama sebagai tanda cinta mereka kepada-Nya. Namun, tidak ada jaminan bahwa mereka akan dicintai sebagai imbalannya. Mengapa? Karena murid-murid-Nya harus selalu menolak untuk mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai dan prioritas dunia yang menandai kehidupan banyak orang dewasa ini seperti keserakahan, perebutan kekuasaan, kekerasan, balas dendam, hedonisme dan materialisme.

Tuhan memanggil dan mengutus kita bukan untuk menjadi sama dengan dunia, melainkan berjuang mengubah wajah dunia menjadi serupa dengan wajah-Nya. Kita dipanggil untuk membagi kasih dan tak harap kembali. Cukuplah kasih dan pengorbanan Tuhan bagi kita. Ia menjadi sumber kasih yang harus kita teruskan kepada sesama. Oleh sebab itu, pesan penting lain adalah jangan sampai kita sibuk membangun dan mempererat kasih di dalam komunitas Gereja, tetapi lupa berbuat baik kepada dunia sekitar. Jangan sampai kita sibuk menyelamatkan diri sendiri sampai lalai membawa keselamatan kepada sesama. Mari berlomba mencari Kerajaan Allah agar segala sesuatu diberikan kepada orang lain. Bagi kita? Kristus sudah lebih dari cukup.

Tuhan Yesus Kristus, teguhkanlah selalu panggilan-Mu dalam diriku agar aku mampu mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah: Kebenaran, Keadilan, Sukacita dan Damai Sejahtera. Amin.
          
Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian

Karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

Sabtu, 09 Mei 2015
Hari Biasa Pekan V Paskah 

  

Kis. 16:1-10; Mzm. 100:1-2,3,5; Yoh. 15:18-21. 
  
Karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
   

"Ngèli ning ora kèli". Ungkapan yang kurang lebih berati mengalir mengikuti arus tetapi tidak hanyut di dalamnya, kiranya tepat untuk mengambarkan bagaimana seharusnya kita hidup sebagai orang beriman. Di satu sisi, kita hidup di dunia ini tetapi boleh dikatakan bahwa setelah kita menanggapi panggilan Tuhan untuk menjadi anak-anak-Nya, maka bagi kita dunia merupakan tanah asing. Tanah air kita yang sesungguhnya adalah di surga dan kita semua adalah warga Kerajaan Allah. Di dunia ini kita hadir sebagai orang asing, pengembara atau peziarah. Sebagaimana orang asing harus menyesuaikan dengan hukum, aturan dan budaya setempat, maka di dunia ini pun kita harus menyesuaikan diri dengan serba-serbi pola hidup di dunia. Namun, bagaimana pun juga, kita tetap harus taat dan memegang teguh hukum, aturan dan budaya asli kita. Ada kalanya kita malah harus berkonfrontasi atau bahkan melawan arus. Ketika budaya di dunia ini melegalkan kebencian, balas dendam, nyawa ganti nyawa, kita tetap harus taat pada hukum Allah, yakni: jangan membenci, jangan membalas dendam, jangan membunuh; tetapi sebaliknya ampunilah, kasihilah dan berdoalah bagi mereka yang membenci dan menganiaya kita. Semoga, kita senantiasa sadar akan jati diri yang telah dipilih oleh Tuhan Allah.
      
Doa: Tuhan, bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami mampu tetap berpegang teguh pada hukum-Mu, kendati kami harus berkonfrontasi dengan cara hidup masyarakat dunia pada umumnya. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy