| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Minggu, 31 Mei 2015
Hari Raya Tritunggal Mahakudus
  


Ul. 4:32-34,39-40; Mzm. 33:4-5,6,9,18-19,20,22; Rm. 8:14-17; Mat. 28:16-20

Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Rumusan kata-kata dalam pembaptisan merupakan salah satu ungkapan iman Gereja yang paling awal akan Allah Tritunggal. Dan sampai sekarang, Gereja masih tetap mempertahankan rumusan ini. Baptisan dinyatakan sah oleh Gereja Katolik kalau dilakukan dengan menyebut nama Allah Tritunggal: "Aku membaptis kamu, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus". Bagi sebagian besar dari kita, mungkin iman akan Allah Tritunggal ini tidak mudah untuk dipahami, apalagi diterangkan kepada orang lain. Ketika St. Agustinus ingin sungguh-sungguh memahami misteri Allah Tritunggal ini, ia diingatkan melalui penampakan seorang anak kecil yang mengatakan, "Otakmu terlalu kecil untuk memahami misteri tentang Allah yang mahabesar. Ibarat kamu hendak memasukkan air laut dalam botol atau dalam lubang yang kamu buat di pinggir pantai. Tidak mungkin!" Menyadari akan hal ini, maka yang bisa kita mengerti dan sebaiknya juga kita imani sungguh-sungguh adalah bahwa Allah sangat mengasihi kita sebab "Allah adalah kasih" (1Yoh 4,8). Dan Allah itu adalah Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus, sebagai satu kodrat tiga pribadi. Maka, St. Agustinus pun menegaskan bahwa konsep tentang Tritunggal seluruhnya didasarkan pada relasi cinta kasih timbal-balik antara ketiga pribadi Allah Tritunggal. Allah Bapa mengasihi Allah Putra, Allah Putra mengasihi Allah Bapa, dan Roh Kudus itulah cinta kasih timbal-balik antara Bapa dan Putra sekaligus ikatan kekal yang mempersatukan ketiganya. Namun, cinta kasih timbal-balik antar pribadi-pribadi Tritunggal itu tidak hanya eksklusif antar mereka saja tetapi juga diwahyukan kepada kita, manusia. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3,16). Namun, meski hanya Allah Putra yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita (berikarnasi), ketiga pribadi Tritunggal: Bapa, Putra dan Roh Kudus, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiganya selalu betindak bersama sejak penciptaan sampai penyelamatan, kendati masing-masing mempunyai peran yang khas. Bapa menghendaki dan merencanakan penyelamatan bagi kita, Putra melaksanakan dan menggenapinya, Roh Kudus meneruskan dan menjamin keberlangsungan penyelamatan untuk selama-lamanya (bdk. Lumen Gentium 2-4). 

Doa: Tuhan, kami telah dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Semoga, kami sungguh-sungguh mengimani-Mu sebagai Allah Tritunggal, kendati tidak mudah bagi kami untuk memahaminya. Amin. -agawpr-

Minggu, 31 Mei 2015 Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Minggu, 31 Mei 2015
Hari Raya Tritunggal Mahakudus
  
Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: "Tritunggal yang sehakikat" (Konsili Konstantinopel II 553: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: "Bapa adalah yang sama seperti Putra, Putra yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putra adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat" (Sinode Toledo XI 675: DS 530). "Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi" (K. Lateran IV 1215: DS 804). (Katekismus Gereja Katolik, 253)


Antifon Pembuka

Terpujilah Allah Bapa, Putra Allah yang Tunggal, serta Roh Kudus: karena besarlah kasih-Nya bagi kita.

Blest be God the Father; and the Only Begotten Son of God, and also the Holy Spirit, for he has shown us his merciful love.

Benedicta sit Sancta Trinitas, atque indivisa Unitas: confitebimur ei, quia fecit nobiscum misericordiam suam.

Doa Pagi


Allah Bapa, dengan mengutus Sabda Kebenaran dan Roh Pengudus ke dalam dunia, Engkau telah mengungkapkan kepada manusia misteri-Mu yang mengagumkan. Semoga dengan iman yang benar kami mengakui kemuliaan Tritunggal yang kekal dan menyembah keesaan-Nya dalam keagungan kuasa-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Ulangan (4:32-34.39-40)
   
 
"Hanya Tuhanlah Allah di langit dan di bumi, tidak ada yang lain!"
    
Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel, "Cobalah tanyakan dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu sebelum engkau ada, sejak saat Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar, atau apakah pernah ada terdengar sesuatu seperti ini? Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah yang bersabda dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan engkau tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang perkasa, dan dengan kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baiklah keadaanmu dan keadaan anak-anakmu di kemudian hari. Maka engkau akan hidup lama di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu untuk selamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 33:4-5.6.9.18-19.20.22)
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh napas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut, dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
4. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:14-17)
    
"Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah; oleh Roh itu kita berseru, ‘Abba, ya Bapa!’"
       
Saudara-saudara terkasih, semua orang yang dihimpun oleh Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu menerima bukan roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, melainkan Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa!' Roh itu memberi kesaksian bersama-sama roh kita, bahwa kita ini anak Allah. Dan kalau kita ini anak, berarti kita juga adalah ahli waris, yakni ahli waris Allah sama seperti Kristus. Artinya: jika kita menderita bersama dengan Dia, kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (28:16-20)
     
"Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."
          
Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
KESATUAN KASIH ALLAH TRITUNGGAL

Pada hari ini Gereja merayakan hari raya Tritunggal Mahakudus. Perayaan ini adalah bagian inti dari iman Kristiani. Kita percaya pada satu Allah dengan tiga pribadi yang berbeda, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Menurut Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa pengakuan iman ini pertama kali diucapkan pada saat Pembaptisan. Jadi, pengakuan iman adalah pengakuan Pembaptisan karena Pembaptisan dilakukan dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus (Mat 28:19). Maka, kebenaran-kebenaran iman yang diakui waktu Pembaptisan disusun sesuai hubungannya dengan Tiga Pribadi Tritunggal Mahakudus (KGK, 189). Dengan dasar ini, maka setiap hari kita selalu menyapa Tritunggal dalam doa-doa kita, khususnya saat membuat Tanda Salib.

Saudara-saudara, iman akan Tritunggal Mahakudus adalah iman akan satu Allah. “Hanya Tuhan Allah di langit dan di bumi, tidak ada yang lain” (Ul 4:39). Namun, Allah yang tunggal itu terdiri atas tiga pribadi, yaitu: Allah Bapa (Pribadi pertama), Allah Putra (Pribadi kedua), dan Allah Roh Kudus (Pribadi ketiga). Ketiga pribadi tersebut merupakan satu kesatuan (Yoh 5:7). Yesus menunjukkan persatuan yang tak terpisahkan dengan Allah Bapa, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30); “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…” (Yoh 14:9). Allah Bapa sendiri menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang terkasih, yaitu pada waktu pembaptisan Yesus (Luk 3:22) dan waktu Yesus dimuliakan di atas Gunung Tabor (Mat 17:5).

Selain menyatakan kesatuan-Nya dengan Allah Bapa, Yesus juga menyatakan kesatuan-Nya dengan Roh Kudus, yaitu Roh yang dijanjikan-Nya kepada para murid dan disebut-Nya sebagai Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa (Yoh 15:26). Roh Kebenaran ini adalah Roh Yesus sendiri, sebab Ia adalah Kebenaran. Yesus menegaskan kembali pada pesan terakhir-Nya sebelum naik ke surga, “…Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus…” (Mat 28:18-20).

Kesatuan Bapa, Putra dan Roh Kudus yang adalah tiga Pribadi Allah yang Tunggal, didasari oleh kasih yang sempurna demi keselamatan manusia. Karena kasih-Nya yang begitu besar, Allah Bapa menciptakan manusia dan menghendaki agar manusia ciptaan-Nya itu selamat (bdk. LG, 2). Kenyataannya, manusia jatuh ke dalam dosa yang menyebabkan kematian dan manusia tidak dapat mengatasinya. Namun, kasih Allah tetap berlaku. Ia tetap menghendaki keselamatan bagi manusia. Oleh karena itu, Bapa mengutus Putra-Nya, Yesus Kristus, untuk menebus manusia. Melalui wafat dan kebangkitan Yesus, Sang Allah Putra, terlaksanalah karya penyelamatan umat manusia (bdk. LG, 3). Sesudah Yesus bangkit dan naik ke surga, diutuslah Roh Kudus untuk meneruskan karya keselamatan Allah dengan membimbing peziarahan hidup kita menuju keselamatan abadi (bdk. LG, 4).

Oleh karena itu, merayakan Tritunggal Mahakudus berarti merayakan dan mengalami misteri kasih Allah yang Tunggal demi keselamatan kita. Karya keselamatan itu, direncanakan dan dikehendaki oleh Allah Bapa, dilaksanakan oleh Allah Putra, dan diteruskan serta dijamin oleh Allah Roh Kudus. Demikianlah, ketiga pribadi Tritunggal mewahyukan Diri masing-masing dalam tugas yang dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan karena ketiganya merupakan satu kesatuan.

Perintah Yesus hari ini untuk pergi, menjadikan semua bangsa murid-Nya, dan membaptis dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, tidak perlu ditafsirkan sebagi perintah untuk “mempertobatkan” atau menjadikan semua orang menjadi Katolik. Tidak. Tetapi, perintah ini dapat dimengerti, misalnya, “Kalian akan pergi ke mana-mana dan menjumpai berbagai macam orang; perlakukanlah mereka itu sebagai murid-Ku!”

Jadi, tekanannya adalah agar kita memperlakukan semua orang sebagai sesama murid. Dengan demikian, kita selalu terbuka untuk saling belajar bagaimana menjadi murid yang baik dengan hidup yang benar dan suci. [Santo/RUAH]

Antifon Komuni (Gal 4:6)

Karena kamu adalan anak, Allah telah mengutus Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru, "Ya Abba, ya Bapa!"

Since you are children of God, God has sent into your hearts the Spirit of his Son, the Spirit who cries out: Abba, Father.

Data est mihi omnis potestas in cælo et in terra, alleluia: euntes, docete omnes gentes, baptizantes eos in nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti, alleluia, alleluia.

atau Laudate Dominum de cælis.

“Kalau engkau memahami-Nya, Ia bukan lagi Allah” (St. Agustinus)

"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?"

Sabtu, 30 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VIII        
    
Sir. 51:12-20;  Mzm. 19:8,9,10,11; Mrk. 11:27-33

 
"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?"


Imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua mempertanyakan kuasa dan otoritas Yesus. Tentu tidak seorang pun di antara kita yang meragukan kuasa Tuhan. Kita semua mengakui dan mengimani Tuhan, bukan hanya sebagai Dia yang berkuasa tetapi Mahakuasa. Namun, benarkah kita sudah sungguh-sungguh menghayatinya? Artinya, apakah kita sudah sepenuhnya menyerahkan diri untuk dikuasai oleh-Nya? Rasanya belum. Kadangkala, kita justru mengabaikan Tuhan dan ingin melepaskan diri dari-Nya dengan mengikuti kenginginan dan kesenangan kita sendiri. Ketika sedang menghadapi persoalan hidup yang pelik dan merasa seolah-olah Tuhan tidak segera memberi pertolongan, kita pun mungkin meragukan kekuasaan-Nya. Dalam berusaha, ketika kita merasa mampu, entah secara fisik, sosial atau ekonomi, kadang kita juga terlalu mengandalkan diri sendiri dan kurang mengandalkan kuasa Tuhan. Ketika sedang dipercaya untuk memegang peranan penting atau sebagai pemimpin, kadang kita juga cenderung memerintah dengan kekuasaan kita sendiri, bukan dengan kekuasaan Tuhan yang lemah lambut, rendah hati dan penuh semangat pelayanan. Terhadap alam semesta, kadang kita juga cenderung untuk menguasai dan mengeksploitasinya, bukan mencintai, memelihara dan melestarikannya sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan. Terhadap sesama, kadang kita juga mengambil alih kekuasaan Tuhan, misalnya dengan menghakimi mereka. Untuk itu, marilah kita kembali menyadari bahwa kita ini bukan siapa-siapa dan tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Tuhan sehingga kita semakin berserah pada kemahakuasan-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk senantiasa menyerahkan diri sepenuhnya pada kemahakuasaan-Mu, baik atas diri kami maupun atas seluruh alam semesta. Amin. -agawpr-

Sabtu, 30 Mei 2015 Hari Biasa Pekan VIII

Sabtu, 30 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VIII
       
 Dalam gereja yang telah dipersembahkan atau diberkati secara legitim, dapat dilaksanakan semua kegiatan ibadat ilahi, dengan tetap menghormati hak-hak paroki. Hendaknya semua orang yang bersangkutan berusaha agar di gereja-gereja dipelihara kebersihan dan keindahan yang layak bagi rumah Allah dan agar segala sesuatu yang tidak cocok dengan kesucian tempat itu dijauhkan dari padanya. (Kitab Hukum Kanonik, 1219-1220 § 1)
  
Antifon Pembuka (Mzm 19:9)

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, Engkau berkenan menggembirakan semua orang yang membuka hatinya terhadap sabda-Mu. Kami mohon, semoga daya pembebasan-Mu menguasai diri kami serta menjadikan kami orang-orang yang berkenan di hati-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Pencarian dan pelaksanaan kebijaksanaan Firman Tuhan membuat hidup seseorang menjadi lebih tenang dan damai. Semakin dia mencari, dia juga semakin banyak ditunjukkan kepadanya nilai-nilai kebijaksanaan. Ini semua menjadi sumber syukur dan pujiannya kepada Tuhan.
   
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (51:12-20)
    
"Hatiku bersukacita atas kebijaksanaan."
     
Aku hendak bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, dan memuji nama Tuhan. Pada masa mudaku, sebelum mengadakan perjalanan, kebijaksanaan telah kucari dengan sungguh dalam sembahyangku. Kebijaksanaan itu telah kumohon di depan Bait Allah, dan akan kukejar sampai akhir hidup. Hatiku bersukacita atas kebijaksanaan, karena bunganya yang bagaikan buah anggur masak. Kakiku melangkah di jalan yang lurus, dan sejak masa mudaku telah kuikuti jejaknya. Hanya sedikit saja kupasang telingaku, lalu mendapatinya, dan memperoleh banyak pengajaran bagi diriku. Aku maju di dalamnya, dan kuhormati orang yang memberikan kebijaksanaan kepadaku. Oleh karena aku berniat mengamalkannya, maka dengan rajin kucari yang baik, dan aku tidak dikecewakan. Hatiku memperjuangkan kebijaksanaan, dan dengan teliti kulaksanakan hukum Taurat. Tanganku telah kuangkat ke surga, dan aku menyesal karena belum cukup tahu akan kebijaksanaan. Hatiku telah kuarahkan kepada kebijaksanaan, dan dalam kemurnian hati aku menemukannya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11; Ul: 9a)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kol 3:16a,17c)
Semoga sabda Kristus tinggal dalam diri kalian secara melimpah. Bersyukurlah dengan pengantaraan Kristus kepada Allah Bapa kita.
   
Tindakan Yesus mengusir para pedagang dari halaman Bait Allah mendapat tentangan dari para pemimpin agama Yahudi. Mereka tidak mengakui otoritas yang dibawa oleh Yesus untuk mengembalikan fungsi Bait Allah sebagai tempat untuk berdoa dan beribadah.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:27-33)
      
"Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?
    
Beberapa waktu sesudah mengusir para pedagang dari halaman Bait Allah, Yesus dan murid-murid-Nya tiba kembali di Yerusalem. Ketika Yesus sedang berjalan-jalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua. Mereka bertanya kepada Yesus, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?” Yesus menjawab mereka, “Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepada kalian. Jawablah Aku, dan Aku akan mengatakan, dengan kuasa mana Kulakukan hal-hal itu. Pembaptisan Yohanes itu dari surga atau dari manusia? Jawablah!” Mereka memperbincangkannya seraya berkata, “Jikalau kita katakan ‘Dari Allah’, Ia akan berkata, ‘Kalau begitu, mengapa kalian tidak percaya kepada-Nya?’ Tetapi masakan kita katakan ‘Dari manusia’. Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi. Maka mereka menjawab kepada Yesus, “Kami tidak tahu.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Jikalau demikian, Aku pun takkan mengatakan kepada kalian, dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
  
Renungan
     
Kuasa Yesus untuk melakukan pembersihan Bait Allah tidak dapat dipahami para imam, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua karena mereka adalah hamba uang. Yang mereka pikirkan di sekitar Bait Allah ialah uang. Yesus berkuasa melenyapkan praktik kejahatan di tempat suci. Mari kita tidak menjadikan tempat suci sarang perdagangan. Kita punya kuasa untuk membersihkannya.
    
Antifon Komuni (Mzm 53:5-6)
 
Aku akan memuji Engkau seumur hidupku, menadahkan tangan kepada-Mu. Hatiku Kaukenyangkan dengan santapan lezat, mulutku memuji Engkau sambil bersyukur.
     
 Doa Malam

Allah Bapa Mahakuasa, Yesus Putra-Mu telah Kauutus memberi kesaksian dengan penuh kuasa. Kami mohon berilah kami Roh-Nya agar kami pun dapat memberi kesaksian dengan tabah dan penuh wibawa yang berasal dari pada-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
    

“Rosario merupakan doa kontemplatif yang sangat indah. Tanpa dimensi kontemplatif ini, doa Rosario akan kehilangan maknanya” (St. Yohanes Paulus II)

 
RUAH

Waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.

Jumat, 29 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VIII 
  

Sir. 44:1,9-13; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a; Mrk. 11:11-26.

Waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara.

Pohon ara merupakan salah satu pohon buah musiman, seperti hanya durian dan rambutan. Mereka tidak berbuah sepanjang tahun tetapi hanya pada musim atau saat tertentu. Dengan demikian, memang terkesan agak aneh kalau Yesus mencari buah ara pada saat tidak sedang musim buah ara. Namun, kalau kita ingat bahwa Yesus "Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap" (Yoh 15,16), kita akan dapat memahaminya dengan baik. Di balik kekecewaan-Nya terhadap pohon ara yang hanya berbuah secara musiman, Yesus menghendaki agar kita mampu menghasilkan buah setiap saat. Ia mengharapkan agar kita tidak seperti pohon buah musiman, yang menghasilkan buah hanya pada musim tertentu, tetapi kapan pun dan di mana pun hendaknya kita mampu menghasilkan buah. Konkritnya, kita diharapkan berbuat baik dan menjadikan hidup kita berguna bagi orang lain, kapan pun, di mana pun dan untuk siapa pun; bukan hanya di saat dan tempat tertentu serta bukan hanya dengan orang-orang tertentu saja. Itulah yang disebut cinta tak bersyarat sebagaimana Tuhan mengasihi kita setiap saat dan tanpa syarat apa pun juga.

Doa: Tuhan berilah kami rahmat-Mu, agar kami mampu menghasilkan buah secara tetap, yakni dengan berbuat baik dan mengasihi setiap saat dan tanpa syarat. Amin. -agawpr-

Jumat, 29 Mei 2015 Hari Biasa Pekan VIII

Jumat, 29 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VIII 
  
Misteri Ekaristi ini terlalu agung bagi siapa pun juga untuk merasa bebas melakukannya sesuai dengan pandangannya sendiri, sehingga kekudusannya dan penetapannya yang universal menjadi kabur, sebaliknya, siapa saja yang bertindak demikian dan melampiaskan saja kecendrungannya sendiri-juga bila dia seorang imam-melukai kesatuan hakiki Ritus Romawi, yang seharusnya dijaga ketat. Dia pun harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang sama sekali tidak menanggapi kelaparan dan kehausan akan Allah yang hidup yang dialami orang dewasa ini, perbuatan-perbuatan yang demikian tidak juga membawa manfaat untuk reksa pastoral yang otentik atau pembaharuan liturgi yang benar; sebaliknya. Karena ulah-ulah itu, umat beriman dirampasi dari harta kekayaan dan warisannya, Demikianlah perbuatan-perbuatan yang sewenang-sewenang itu bukannya jalan menuju ke pembaharuan yang sejati, melainkan melanggar hak umat beriman akan sebuah perayaan liturgis yang adalah pengukapan hidup Gereja sepadan dengan tradisi dan tata tertibnya, pada akhirnya sikap ini menyebabkan masuknya unsur-unsur yang merusak dan menghancurkan ke dalam Ekaristi itu sendiri, yang justru seharusnya-karena mulianya dan berdasarkan maknanya sendiri-menandai serta menghadirkan secara ajaib persekutuan hidup ilahi dan persatuan umat Allah, Alhasil ialah kebingungan di bidang ajaran Gereja, kekacauan dan scandalum dipihak umat Allah, dan sebagai akibat hampir pasti-perlawanan yang kuat; dan semuanya itu akan banyak umat beriman merasa bingung dan sedih, khususnya dimasa kita ini ketika hidup kristiani sudah begitu dipersulit akibat menjalarnya sekularisasi pula. (Redemptionis Sacramentum, Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan atau dihindari berkaitan dengan Ekaristi Mahakudus, No. 11)


Antifon Pembuka (Mzm 149:1)

Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan. Pujilah Dia dalam himpunan umat-Nya

Doa Pagi

Allah Bapa Maharahim, melalui mereka yang mendahului kami, kami telah menerima sabda-Mu. Semoga Engkau berkenan memperkembangkan iman umat-Mu, sehingga sungguh berakar dan menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (44:1.9-12)
    
 
"Leluhur kita penuh belas kasihan, dan nama mereka dikenang sepanjang masa."
    
Kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para leluhur kita, menurut urut-urutannya. Di antara mereka ada yang tidak diingat lagi, yang lenyap seolah-olah tidak pernah ada. Mereka itu seolah-olah tidak pernah dilahirkan, dan demikian pula nasib anak-anak mereka sesudahnya. Tetapi yang lain adalah orang kesayangan, yang kebajikannya tidak sampai terlupa. Semuanya tetap tinggal pada keturunannya sebagai warisan baik yang berasal dari mereka. Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak mereka pun demikian pula keadaannya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan berkenan kepada umat-Nya.
Ayat. (Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
1. Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Pencipta-Nya biarlah Sion bersorak sorai atas raja mereka.
2. Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang yang rendah hati dengan keselamatan.
3. Biarlah orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak sorai di atas tempat tidur! Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka. Itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 15:16)
Aku telah memilih kalian dari dunia, agar kalian pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (11:11-26)
    
"Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa."
       
Pada waktu Yesus tiba di Yerusalem, Ia masuk ke Bait Allah, dan meninjau semuanya. Tetapi karena hari sudah hampir malam, Ia keluar ke Betania bersama kedua belas murid-Nya. Keesokan harinya, sesudah mereka itu meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu tiba di situ Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka Yesus berkata kepada pohon itu, “Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!” Ucapan itu terdengar pula oleh para murid. Maka Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Yerusalem. Sesudah masuk ke Bait Allah, mulailah Yesus mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, dan Ia tidak mengizinkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka, “Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kalian ini telah menjadikannya sarang penyamun!” Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu. Maka mereka berusaha untuk membinasakan Yesus. Tetapi mereka takut kepada-Nya, sebab mereka melihat orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota. Pagi-pagi Yesus dan murid-murid-Nya lewat, dan melihat bahwa pohon ara itu sudah kering sampai ke akar-akarnya. Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering.” Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung itu, “Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut”, maka hal itu akan terjadi, asal ia tidak bimbang hati, tetapi percaya bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi. Karena itu Aku berkata kepadamu, apa saja yang kalian minta dan kalian doakan, akan diberikan kepadamu, asal kalian percaya bahwa kalian akan menerimanya. Dan jika kalian berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di surga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” Tetapi jika kalian tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan

 

Markus mengalamatkan Injil yang ditulisnya bagi komunitas Yunani dan bangsa-bangsa lain yang berbahasa Yunani di Kekaisaran Romawi. Melalui perikop ini, Markus mengingatkan pembacanya agar tidak mengulangi kesalahan komunitas Yahudi yang menolak Yesus Kristus. Mereka menutup diri terhadap wahyu Allah sehingga gagal melihat kehadiran Yesus sebagai representasi Allah (bdk. Yoh. 1:11). Mereka ibarat pohon ara yang rimbun, tetapi miskin buah.

Wahyu Allah, yakni Kristus, dapat dikenali baik melalui iman yang murni, yang membuat kita percaya akan penyertaan Allah. Iman itu harus selalu dipupuk dengan doa. Dan doa harus mencakup kesediaan kita untuk berdamai dengan sesama, seperti Allah yang akan selalu mengampuni salah dan dosa manusia. Iman akan menjaga kita tetap setia pada perjanjian Allah, dan membuat kita menjadi umat kesayangan yang dimuliakan Allah.

Tuhan Yesus Kristus, tambahkanlah selalu imanku; iman yang memampukan aku untuk hidup dalam kebersamaan dengan semua makhluk yang berkehendak baik. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)


Antifon Komuni (Mrk 11:24)

Apa pun yang kalian minta dan doakan, akan diberikan, asal kalian percaya, bahwa akan menerimanya.

Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"

Kamis, 28 Mei 2015
Hari Biasa Pekan VIII


Sir. 42:15-25; Mzm. 33:2-3,4-5,6-7,8-9; Mrk. 10:46-52.

Tanya Yesus kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang buta itu: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!"

Bartimeus adalah seorang pengemis buta. Kepada banyak orang lain yang lewat, ia meninta sedekah, yang biasannya berupa uang atau mungkin juga makanan. Namun, ketika Yesus yang lewat, ia meninta agar matanya yang buta disembuhkan sehingga bisa melihat. Dengan sedekah berupa uang dan makanan, ia mungkin bisa tercukupi kebutuhannya, tetapi bagaimana pun juga masih terus dan tetap tergantung pada orang lain. Dengan sembuh dari kebutaannya, ia bisa melihat dan dengan demikian ia bisa bekerja sendiri, bisa mendapatkan uang dan rezeki sendiri dan tentu saja bisa memberi sedekah pada orang lain. Dengan kemampuan untuk melihat, ia juga bisa berjalan dengan bebas, tanpa perlu bantuan orang lain. Dan yang bagi saya sangat menarik adalah ia memilih untuk berjalan mengikuti Yesus, bukan memilih jalan yang lain. Ia, yang telah dimampukan oleh Yesus untuk melihat banyak hal dan tentu saja juga melihat diri-Nya, menutuskan untuk mengikuti Dia dalam perjalan-Nya sehingga dapat selalu melihat-Nya secara dekat dan tentu saja akan semakin melihat segala yang dikerjakan dan mendengar banyak hal yang diajarkan-Nya.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk melihat karya dan kasih-Mu dalam diri kami sehingga kami pun semakin tergerak untuk mengikuti dan mendekatkan diri kepada-Mu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy