| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 04 Juni 2015 Hari Biasa Pekan IX

Kamis, 04 Juni 2015
Hari Biasa Pekan IX
 
“Gereja kudus, karena ia meninggalkan kegelapan dosa dan menyinarkan terang kesucian” (St. Gregorius Agung)
    

Antifon Pembuka (Mzm 128:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa Maha Pengasih, ajarilah kami memahami doa yang memenuhi hukum-Mu dan membangun manusia baru. Berilah kami cinta kasih kepada sesama, cinta kasih-Mu sendiri yang sejak semula Kaucurahkan kepada manusia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Sebagai orang benar di hadapan Allah, Tobia mendapat tuntunan dan perlindungan, bahkan ketika harus berhadapan dengan Asmodius yang sudah mengambil nyawa setiap calon suami Sara. Tobia tetap rendah hati dan mempersembahkan seluruh hidupnya ke dalam kasih dan perlindungan Tuhan sendiri.

  
Bacaan dari Kitab Tobit (6:10-11; 7:1.6.8-13; 8:1.5-9)
   
"Semoga Tuhan menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua."
    
Dalam perjalanannya, Tobia dan Rafael memasuki negeri Media dan sudah sampai dekat kota Ekbatana. Lalu berkatalah Rafael kepada Tobia, “Saudara Tobia!” Sahut Tobia, “Ada apa?” Rafael menyambung, “Malam ini kita harus bermalam pada Raguel. Dia itu seorang kerabatmu, dan mempunyai seorang puteri bernama Sara.” Ketika mereka tiba di Kota Ekbatana, berkatalah Tobia kepada temannya, “Saudara Azarya, antarkanlah aku langsung ke rumah Raguel, saudara kami.” Ia pun lalu mengantarkannya ke rumah Raguel. Raguel sedang duduk pada pintu pelataran rumahnya. Mereka memberi salam kepada Raguel. Dia membalas, katanya, “Banyak salam, Saudara-saudara. Selamat datang!” Lalu mereka dipersilahkannya masuk. Kemudian Raguel berkata kepada Tobia, Tuhan memberkati Engkau, Nak. Engkau adalah putera seorang mulia dan baik! Alangkah celakanya ayahmu! Orang yang begitu baik dan dermawan itu menjadi buta!” Kemudian Raguel menyembelih seekor domba betina dari kawanannya, dan ia menyambut Tobia dan Rafael dengan ramah. Sesudah mencuci dan membasuh diri mereka duduk makan. Berkatalah Tobia kepada Rafael, “Saudara Azarya, katakanlah kepada Raguel, supaya saudariku Sara diberikannya kepadaku.” Mendengar perkataan itu berkatalah Raguel kepada pemuda itu, “Makan dan minumlah, serta bersenang-senanglah malam ini. Memang, Saudara, tak seorang pun lebih berhak mengambil Sara, anakku, sebagai isterinya, daripada engkau. Karena itu aku tidak berwenang lagi memberikannya kepada seseorang kecuali kepadamu. Sebab engkaulah yang paling karib. Tetapi, anakku, aku harus memberitahukan kebenaran. Sara sudah kuberikan kepada tujuh laki-laki di antara saudara kita! Tetapi semuanya mati pada malam pertama menghampiri Sara. Maka anakku, baiklah sekarang makan dan minum saja. Tuhan akan mengambil tindakan bagimu!” Tetapi sahut Tobia, “Aku tidak akan makan atau minum apa-apa, sebelum engkau mengambil keputusan tentang diriku.” Maka jawab Raguel, “Baiklah! Sara kuberikan kepadamu sesuai dengan ketetapan kitab Musa. Allah sudah memutuskan, bahwa Sara harus diberikan kepadamu. Maka hendaklah menerima saudarimu ini. Mulai sekarang ini engkau menjadi kakaknya, dan ia menjadi adikmu. Semenjak hari ini ia diberikan kepadamu untuk selama-lamanya. Dan, anakku, semoga kamu kamu pada malam ini juga diberkati oleh Tuhan semesta langit. Semoga Ia menurunkan kasih setia dan damai sejahtera atas dirimu.” Lalu Raguel memanggil Sara, anaknya. Ketika Sara datang, Raguel memegang tangannya, dan dengan demikian ia menyerahkan Sara kepada Tobia, sambil Berkata, “Sungguh, sesuai dengan hukum Taurat ia kupercayakan kepadamu dan seturut ketetapan yang tersurat dalam kitab Musa ia kuberikan kepadamu menjadi isterimu. Ambillah dia, dan antarkanlah kepada ayahmu dengan sehat walafiat. Moga-moga Yang Berkuasa di surga menganugerahkan damai sejahtera kepada kamu berdua. Selesai makan dan minum mereka semua mau pergi tidur. Tobia diantar ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Setelah masuk kamar tidur, Tobia dan Sara berdoa dan mohon supaya mereka mendapat perlindungan. Mereka memanjatkan doa sebagai berikut: Terpujilah Engkau, ya Allah lelluhur kami, dan terpujilah nama-Mu sepanjang sekalian abad. Hendaknya sekalian langit memuji Engkau, dan juga segenap ciptaan-Mu untuk selama-lamanya. Engkaulah yang telah menjadikan Adam, dan baginya telah Kaubuat Hawa istrinya sebagai pembantu dan penopang. Dari mereka berdua lahirlah umat manusia seluruhnya. Engkau pun bersabda, ‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja, mari Kita menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia’. Ya Tuhan, bukan karena nafsu birahi kuambil saudariku ini melainkan dengan hati benar. Sudilah kiranya mengasihani kami berdua, dan membuat kami menjadi tua bersama.” Serentak berkatalah mereka, “Amin! Amin!” Kemudian mereka tidur semalam-malaman.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah semua orang yang takwa kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5)
1. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:34)
Berilah aku pengertian, maka aku akan mentaati hukum-Mu, aku akan menepatinya dengan segenap hati, ya Tuhan.

Kesepahaman dengan tata aturan Allah, membuat seseorang memiliki potensi lebih dekat dengan Allah sendiri. Apabila ini ditindaklanjuti, pasti akan membawa persatuan dengan Allah. Itulah sebabnya, Yesus memuji ahli Taurat yang memiliki kesepahaman tersebut sebagai orang yang tidak jauh dari Kerajaan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:28b-34)
     
"Inilah perintah pertama. Dan yang kedua sama dengan yang pertama."
  
Pada suatu hari datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus, dan bertanya, “Perintah manakah yang paling utama?” Yesus menjawab, “Perintah yang utama ialah: ‘Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita itu Tuhan yang Esa! Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanmu. Dan perintah yang kedua, ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri’. Tidak ada perintah lain yang lebih utama daripada kedua perintah ini. Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus, “Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan, bahwa Dia itu esa, dan tak ada Allah lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati, dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, jauh lebih utama daripada semua kurban bakar dan persembahan.” Yesus melihat betapa bijaksananya jawaban orang itu. Maka Ia berkata kepadanya, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.” Dan tak seorang pun masih berani menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Pemahaman mengenai perintah utama tidak mudah. Lebih tidak gampang lagi ialah penerapannya. Meskipun begitu, kita harus tetap terus berupaya agar pemahaman itu melekat dan tertera di hati sanubari kita. Bila kita sudah dapat mengasihi Allah, kita juga akan mengasihi sesama dengan lebih mudah. Dasarnya ialah Allah telah lebih dahulu mengasihi kita (1Yoh 4:19).

Antifon Komuni (Mrk 12:34)

Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah.
  
Doa Malam

Allah Bapa kami sumber kedamaian, semoga kami memahami benar apa yang mendamaikan hati kami berkat Yesus, Adam baru, yang semata-mata cinta kasih adanya, agar dapat menghimpun kami bersujud di hadapan-Mu, Bapa kami dan Tuhan segenap umat manusia. Amin.

 
RUAH

Rabu, 03 Juni 2015 Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dkk Martir

Rabu, 03 Juni 2015
Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dkk Martir

Kalau dalam daur tahunan, Gereja merayakan peringatan akan para martir dan para kudus yang lain, maka ia "mewartakan misteri Paska" di dalam mereka, "yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus. Gereja menyajikan kepada kaum beriman teladan mereka, yang menarik semua orang kepada Bapa melalui Kristus, dan karena pahala-pahala mereka Gereja memohonkan karunia-karunia Allah" (SC 104) Bdk. SC 108 dan 111. (Katekismus Gereja Katolik, 1173)

  
Antifon Pembuka (Keb 3:6-7, 9)

Emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan korban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami. Orang yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.

As gold in the furnace, the Lord put his chosen to the test; as sacrificial offerings, he took them to himself; and in due time they will be honored, and grace and peace will be with the elect of God.


atau

Mereka itulah orang suci yang jaya berkat darah Anak Domba. Hidup tidak mereka sayangi, maut tidak mereka takuti. Sebab itu mereka jaya bersama Kristus selama-lamanya.

Pengantar


Karolus Lwanga adalah seorang pelayan di istana raja Muanga, di Uganda, Afrika. Sebagai seorang Katolik, Karolus giat membawa teman-temannya kepada Yesus. Aksinya ini, menyebabkan ia bersama 21 temannya dibunuh dengan dilemparkan ke dalam kobaran api pada 3 Juni 1886. Pada 6 Juni 1920 ia bersama teman-temannya dibeatifikasi dan pada 18 Oktober 1964 Paus Paulus VI menggelari mereka sebagai santo dan martir.

Doa Pagi

Allah Bapa, Tuhan panenan, Engkau memberkati darah para saksi iman menjadi benih yang menumbuhkan umat baru. Semoga ladang Gereja-Mu di Afrika, yang sudah disiram dengan darah Santo Karolus Lwanga dan teman-temannya membuahkan panenan berlimpah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Tobit (3:1-11a,16-17a)
  
"Permohonan Tobit dan Sara di hadapan kemuliaan Allah dikabulkan."
    
Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh kesah ia berdoa begini, "Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua perbuatan-Mu. Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran. Engkaulah hakim atas dunia semesta. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah akan daku, pandanglah aku. Janganlah aku Kauhukum sekedar dosa dan kekhilafanku atau setimpal dengan dosa nenek moyangku! Aku telah berdosa di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu. Maka kami Kauserahkan untuk dirampasi, ditawan dan dibunuh. Kami Kaujadikan sindiran dan tertawaan, orang ternista di tengah sekalian bangsa di mana kami Kaucerai-beraikan. Memang tepatlah hukuman-Mu, jika kini aku Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi perintah-perintah-Mu dan tidak hidup baik di hadapan-Mu. Kini berbuatlah kepadaku sekehendak-Mu, sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna bagiku daripada hidup. Karena aku harus mengalami nista dan fitnah, dan sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, biarlah aku lepas dari susah ini, biarlah aku lenyap menuju tempat abadi. Janganlah wajah-Mu Kaupalingkan daripada-Ku, ya Tuhan. Lebih bergunalah mati saja daripada melihat banyak susah dalam hidupku. Sebab kalau mati, tak dapat lagi aku mendengar nista." Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara, puteri Raguel, di kota Ekbatana di negeri Media mendengar dirinya dihina oleh seorang pelayan perempuan ayahnya. Adapun Sara itu sudah diperisterikan kepada tujuh pria. Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan jahat, sebelum Sara bersatu dengan mereka sebagaimana layaknya seorang isteri. Kata pelayan itu kepada Sara, "Engkau sendirilah yang membunuh para suamimu! Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi tidak ada seorang pun yang kaunikmati! Masakan kami kaucambuki karena mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak pernah melihat seorang putera atau puteri dari engkau!" Maka pada hari itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian ia naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri. Tetapi berpikirlah ia dalam hati, "Kiranya ayahku nanti dinistakan karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya, 'Bapa hanya punya satu puteri kesayangan. Celakalah Bapa, ia telah menggantung diri." Niscaya karena sedihnya, ayahku yang lanjut umur itu akan mati. Lebih baik aku tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati saja sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku." Segera Sara menadahkan tangannya, lalu berdoa, katanya, "Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Aku mengarahkan mataku kepada-Mu. Semoga aku dilenyapkan saja dari muka bumi, sebab aku tidak mau lagi mendengar nista." Pada saat itu juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara, dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah. Allah mengutus Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus bintik-bintik putih dari mata Tobit, sehingga ia dapat melihat cahaya Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel, kepada Tobia, putera Tobit, sebagai isteri, dan dengan melepaskannya dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh Sara daripada semua orang lain yang ingin memperisteri dia. Pada saat yang sama Tobit kembali dari pelataran masuk ke rumahnya, dan Sara, puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, kuarahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9)
1. Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas diriku.
2. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
3. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
4. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 11:25a, 26)
Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:18-27)
     
"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
   
Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya, "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, 'Jika seseorang yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Kalian sesat, justru karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati, tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam cerita tentang semak berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, 'Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

  Hampir semua bidaah (pengajar dan penganut ajaran sesat) dalam Gereja berawal dari ketidak-mengertian mereka akan Kitab Suci. Artinya, mereka keliru dalam menafsirkan atau menginterpretasikan Kitab Suci. Yesus sendiri mengatakan bahwa orang-orang Saduki yang datang dan bertanya kepadanya adalah orang-orang yang tersesat karena tidak mengerti Kitab Suci, atau lebih tepatnya mereka salah mengerti ajaran Musa. Hal ini bisa jadi membuat sebagian dari kita takut untuk membaca dan berbicara tentang Kitab Suci karena takut salah memahami dan menafsirkan sehingga sesat. Namun, kalau kita tidak mau membaca dan mempelajari Kitab Suci, kita juga tidak mengerti apa-apa sehingga mudah disesatkan juga. St. Hierominus bahkan mengatakan: "Tidak mengenal Kitab Suci berati tidak mengenal Kristus".

Sebelumnya, St. Paulus juga menegaskan bahwa Kitab Suci, yakni "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2Tim 3,16-17). Lalu bagaimana? Dengan memperhatikan kata-kata Yesus, "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah", maka kita harus membaca dan mengerti/memahami Kitah Suci dalam kuasa Allah, bukan melulu dengan kemampuan atau keinginan kita sendiri. Untuk itu, dalam membaca, merenungkan, memahami dan menafsirkan Kitab Suci kita harus mengandalkan rahmat Tuhan. Origenes, seorang Bapa Gereja yang mendapat julukan "bapa dari homili" menegaskan: karena Kitab Suci ditulis dengan ilham Roh Kudus, maka juga harus dibaca, direnungkan, dipahami, ditafsirkan dan diajarkan dalam terang Roh Kudus pula.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat Roh Kudus-Mu agar setiap kali membaca Kitab Suci, kami mampu mengertinya secara baik dan benar. Amin. -agawpr-

Antifon Komuni (Mzm 116(115):15)
    
Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

How precious in the eyes of the Lord is the death of his holy ones

"Mengapa kamu mencobai Aku?"

Selasa, 02 Juni 2015
Hari Biasa Pekan IX

    
Tob. 2:9-14; Mzm. 112:1-2,7bc-8,9; Mrk. 12:13-17.

"Mengapa kamu mencobai Aku?"

St. Yakobus mengingatkan kita,“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: `Pencobaan ini datang dari Allah!' Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun” (Yak 1:13). Kalau Tuhan kita tidak pernah mencobai kita, mengapa dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajari kita untuk mohon kepada Bapa "Jangan masukkan kami dalam pencobaan" (bukan percobaan = pratikum). Katekismus Gereja Katolik, mengajarkan bahwa Permohonan ini berakar dari kesadaran bahwa dosa kita adalah hasil dari persetujuan kita kepada pencobaan (2846). Oleh karena itu, agar kita terbebas dari pencobaan dan dosa, kita secara mutlak membutuhkan rahmat Tuhan. Seorang ahli tulisan-tulisan Qumran, Jean Carmignac, mengemukakan bahwa permohonan ini lebih tepat diterjemahkan sebagai, “Bapa… peliharalah kami agar kami jangan masuk ke dalam pencobaan” atau “agar kami jangan dikalahkan oleh pencobaan.” Jadi, kita mohon agar Tuhan memberikan kepada kita rahmat untuk mengenali serta menolak pencobaan karena kita sadar bahwa usaha manusiawi kita tidaklah cukup untuk menghadapi segala pencobaan yang mengepung kita dalam kehidupan sehari-hari. Kalau kita saja memohon kepada Tuhan agar dibebaskan dari pencobaan, masak kita malah mencobai Dia dengan keraguan iman atau ketidak-percayaan kita kepada-Nya?

Doa: Tuhan, peliharalah kami dengan rahmat-Mu agar kami jangan sampai dikalahkan oleh pencobaan dan bebaskanlah pula kami dari keinginan untuk mencobai Engkau dengan meragukan kuasa dan kebijaksanaan-Mu. Amin. -agawpr-

Selasa, 02 Juni 2015 Hari Biasa Pekan IX

Selasa, 02 Juni 2015
Hari Biasa Pekan IX
    
“Berbahagialah orang yang mau mengakui kesalahannya” (St. Doroteus)

    
Antifon Pembuka (Mzm 112:1)

Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat menyukai segala perintah-Nya.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kebahagiaan, bangkitkanlah dalam hati kami rasa tanggung jawab akan kebahagiaan sesama, dan semoga kami menemukan sukacita dalam kebiasaan tolong menolong, bergotong-royong di tengah-tengah masyarakat kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
   
Kebutaan Tobit tak membuatnya luntur dari keyakinan dan upayanya untuk menjaga hidup di jalan yang benar. Oleh karena itu, dia menghendaki isterinya mengembalikan kambing yang dibawa ke rumah, seandainya kambing itu adalah barang curian. Isterinya pun menjelaskan bahwa kambing itu bukanlah hasil curian, tetapi upah yang didapat dari hasil kerjanya.
      
Bacaan dari Kitab Tobit (2:9-14)
 
        
"Semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku, karena bintik-bintik putih itu."
           
Pada malam sesudah menguburkan jenazah, aku, Tobit, membasuh diri. Lalu aku pergi ke pelataran rumah dan tidur dekat pagar temboknya. Mukaku tidak tertudung karena udara panas. Aku tidak tahu bahwa ada burung pipit di tembok tepat di atas diriku. Maka jatuhlah tahi hangat ke dalam mataku, lalu muncullah bintik-bintik putih. Aku pun lalu pergi kepada tabib untuk berobat. Tetapi semakin aku diolesnya dengan obat, semakin buta mataku karena bintik-bintik putih itu, sampai buta sama sekali. Empat tahun lamanya aku tidak dapat melihat. Semua saudaraku merasa sedih karena aku. Dua tahun lamanya aku dipelihara oleh Ahikar sampai ia pindah ke kota Elumeis. Di masa itu isteriku Hana mulai memborong pekerjaan wanita. Pekerjaan itu pun diantarkannya kepada para pemesan dan ia diberi upahnya. Pada suatu hari, yaitu tanggal tujuh bulan Dustrus, diselesaikannya sepotong kain, lalu diantarkannya kepada pemesan. Seluruh upahnya dibayar, dan ditambah juga seekor anak kambing jantan untuk dimakan. Tetapi setibanya di rumahku anak kambing itu mengembik. Maka aku memanggil isteriku dan bertanya, “Dari mana anak kambing itu? Apa itu bukan curian? Kembalikanlah kepada pemiliknya! Sebab kita tidak boleh makan barang curian!” Sahut isteriku, “Kambing itu diberikan kepadaku sebagai tambahan upah.” Tetapi aku tidak percaya kepada isteriku. Maka kusuruh dia mengembalikan anak kambing itu kepada pemiliknya. Karena perkara itu, aku sangat malu karena isteriku. Tetapi dia membantah, katanya, “Apa gunanya kebajikanmu? Apa faedahnya semua amalmu itu? Lihat saja apa gunanya bagimu!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai orang jujur teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-2.7bc-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan para lawannya.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 20:25)
Berikanlah kepada kaisar yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah yang menjadi hak Allah.
 
Bagi Yesus, tata kehidupan di dunia ini harus diatur. Dia tetap menghormati tata kelola masyarakat, termasuk di dalamnya tata kelola pajak, yang tidak bertentangan dengan jalan-jalan Allah. Namun dia tegas ketika berhadapan dengan tata aturan yang bertentangan dengan jalan-jalan Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:13-17)
   
"Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah."
      
Pada waktu itu beberapa orang Farisi dan Herodian disuruh menghadap Yesus, untuk menjerat Dia dengan suatu pertanyaan. Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya, “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur. Engkau tidak takut kepada siapa pun, sebab Engkau tidak mencari muka, tetapi dengan jujur mengajarkan jalan Allah. Nah, bolehkah kita membayar pajak kepada kaisar atau tidak?” Tetapi Yesus mengetahui kemunafikan mereka, lalu berkata kepada mereka, “Mengapa kalian mencobai Aku? Tunjukkanlah suatu dinar untuk Kulihat!” Mereka menunjukkan sekeping dinar. Lalu Yesus bertanya, “Gambar dan tulisan siapakah ini?” Jawab mereka, “Gambar dan tulisan kaisar.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Berikanlah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah!” Mereka sangat heran mendengar Dia.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

 
Manusia hidup dengan hak dan kewajiban. Yesus tidak datang untuk mengubah hal-hal baku. Ia datang untuk meluruskan yang bengkok dan menyempurnakan yang kurang. Sebagai orang beriman, kita punya kewajiban baik sebagai warga negara maupun sebagai warga (keluarga) Allah. Kita harus bertanya, apakah kita telah menjalankannya secara benar?
 
Antifon Komuni (Mrk 12:10)

Justru batu yang dibuang para tukang telah menjadi batu sendi.

Doa Malam
 
Allah Bapa yang Mahamulia, nama-Mu kami muliakan, bila kami saling menaruh cinta kasih, karena Engkau sendirilah cinta kasih yang menghidupi kami, maka kami bersyukur kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
 
 
RUAH

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru

Senin, 01 Juni 2015
Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir


Tob. 1:1a,2a,3;2:1b-8; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 12:1-12.

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru

St. Yustinus Martir, yang kita peringati hari ini, merupakan satu satu martir Gereja awal. Dalam salah satu bukunya "Dialog dengan seorang Yahudi, Trifone", dia menegaskan: "Meskipun kami orang-orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, diserahkan sebagai mangsa binatang buas, atau disiksa dengan api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi saleh." Kata-kata Yustinus ini menegaskan kembali apa yang sudah dikatakan Yesus kepada : "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru". Yesus yang telah dibuang (=ditolak) dan disalibkan oleh orang Yahudi, telah menjadi batu penjuru (=juru selamat) bagi banyak orang. Iman Yustinus sendiri adalah salah satu benih yang tumbuh, berkembang dan berbuah berkat darah Kristus yang ditumpahkan di kayu salib. Pada gilirannya, darah Yustinus dan para martir lain, yang dibunuh dengan cara disesah dan dipenggal kepalanya di Roma pada tahun 165, semakin menyuburkan pertumbuhan benih-benih iman kristiani, tidak hanya secara kuantitas maupun kualitas. Semoga, di tengah aneka macam tantangan dalam menghayati iman kristiani pada zaman modern sekarang ini, kita tetap berjuang untuk mempunyai kualitas iman yang baik. Dan dengan kualitas iman kita yang baik itu, kita bersaksi sehingga harapannya kuantitas pengikut Kristus juga semakin berkembang.

Doa: Tuhan, bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami mempunyai kualitas iman yang baik. Amin. -agawpr-

Senin, 01 Juni 2015 Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir

Senin, 01 Juni 2015
Peringatan Wajib St. Yustinus, Martir
   
“Meski kami orang Kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau dibuang ke moncong-moncong binatang buas, ataupun disiksa dengan belenggu api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi saleh.” (St. Yustinus Martir, ANF 1:168)

   
Antifon Pembuka (Mzm 118:85,46)

Orang sombong menggali lubang bagiku, mereka tidak mempedulikan perintah-Mu. Aku akan berbicara tentang hukum-Mu, aku tidak malu di hadapan para raja.

The wicked have told me lies, but not so is your law: I spoke of your decrees before kings, and was not confounded


Doa Pagi


Allah Bapa Sumber Hikmat Kebijaksanaan, dengan kebodohan salib Engkau telah mengajarkan kebijaksanaan Yesus Kristus, Putra-Mu, kepada Santo Yustinus, Martir. Pada hari peringatannya ini kami mohon, berilah kami kekuatan agar sanggup menolak segala yang dapat menjauhkan kami dari-Mu. Berilah pula kami rahmat-Mu agar selalu setia dalam iman. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dan mazmur tanggapan dari hari biasa, atau dari Rumus Umum Para Martir, misalnya: 1Kor 1:18-25, Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 5b, Mat 5:3-19
   
Bacaan dari Kitab Tobit (1:1-3, 2:1b-8)    
     
"Tobit lebih takut kepada Tuhan daripada kepada raja."
     
Aku, Tobit, menempuh jalan kebenaran dan kesalehan seumur hidupku dan banyak melakukan kebajikan kepada para saudara dan segenap bangsaku yang bersama dengan daku telah berangkat ke pembuangan, ke negeri Asyur, ke kota Niniwe. Sekali peristiwa pada hari raya Pentakosta, yaitu hari raya Tujuh Minggu, disajikan kepadaku suatu jamuan makan yang baik. Aku pun telah duduk untuk makan. Sebuah meja ditempatkan di hadapanku dan kepadaku disajikan banyak hidangan. Tetapi berkatalah aku kepada anakku Tobia, “Nak, pergilah, dan jika kaujumpai seorang miskin dari saudara-saudara kita yang diangkut tertawan ke Niniwe dan yang dengan segenap hati ingat akan Tuhan, bawalah ke mari, supaya ikut makan. Aku hendak menunggu, hingga engkau kembali.” Maka keluarlah Tobia untuk mencari seorang saudara yang miskin. Sepulangnya berkatalah ia, “Pak!” Sahutku, “Ada apa, nak?” Jawabnya, “Salah seorang dari bangsa kita telah dibunuh. Ia dicekik dan dibuang di pasar. Jenazahnya masih ada di situ!” Aku meloncat berdiri, dan jamuan itu kutinggalkan sebelum kukecap. Jenazah itu kuangkat dari lapangan dan kutaruh di dalam salah satu rumah hingga matahari terbenam, untuk kukuburkan nanti. Kemudian aku pulang, kubasuh diriku, lalu makan dengan sedih hati. Maka teringatlah aku akan sabda yang diucapkan Nabi Amos mengenai kota Betel, “Hari-hari rayamu akan berubah menjadi hari sedih dan segala nyanyianmu akan menjadi ratapan!” Lalu menangislah aku. Setelah matahari terbenam aku pergi menggali liang, lalu jenazah itu kukuburkan. Para tetangga menertawakan daku, katanya, “Ia belum juga takut! Sudah pernah ia dicari untuk dibunuh karena perkara yang sama. Dahulu ia melarikan diri dan sekarang ia menguburkan jenazah lagi!” Tetapi Tobit lebih takut kepada Allah daripada kepada Raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan
Ayat. (Mzm 112:1-2.3-4.5-6)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia kan dikenang selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Why 1:5a)
Yesus Kristus, Engkaulah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari alam maut; Engkau mengasihi kami dan mencuci dosa kami dalam darah-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:1-12)
   
"Mereka menangkap dan membunuh putra kesayangan, dan melemparkannya ke luar kebun anggur."
   
Pada suatu hari Yesus berbicara kepada imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan kaum tua-tua dengan perumpamaan, kata-Nya, "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan

  
Tobit pada bacaan pertama termasuk orang yang berani tampil beda, terutama dalam hal kebajikan dan kesalehan. Ketika ia mau makan enak, ia malah menyuruh anaknya mencari orang miskin untuk diajak makan bersama; kemudian ia meninggalkan sajian makanan enak itu karena mau menguburkan orang mati dulu. Orang-orang menertawakannya. Meskipun tindakan Tobit dapat membahayakan jiwanya karena hukuman raja, Tobit lebih takut pada Allah. Inti pesannya: ketakutan, kesetiaan, dan ketakwaan Tobit begitu dalam dan besar kepada Tuhan sehingga hal-hal lainnya tidak ia takuti.

Tobit adalah tokoh teladan iman yang istimewa. Yang lebih istimewa adalah Yesus Kristus yang dalam perumpamaan dilukiskan sebagai Putra Tunggal sang empunya kebun anggur, yaitu Allah, yang rela dan mau mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan umat manusia. (EM/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Bdk. 1Kor 2:2)

Aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.

I resolved to know nothing while I was with you except Jesus Christ, and him crucified

Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Minggu, 31 Mei 2015
Hari Raya Tritunggal Mahakudus
  


Ul. 4:32-34,39-40; Mzm. 33:4-5,6,9,18-19,20,22; Rm. 8:14-17; Mat. 28:16-20

Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Rumusan kata-kata dalam pembaptisan merupakan salah satu ungkapan iman Gereja yang paling awal akan Allah Tritunggal. Dan sampai sekarang, Gereja masih tetap mempertahankan rumusan ini. Baptisan dinyatakan sah oleh Gereja Katolik kalau dilakukan dengan menyebut nama Allah Tritunggal: "Aku membaptis kamu, dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus". Bagi sebagian besar dari kita, mungkin iman akan Allah Tritunggal ini tidak mudah untuk dipahami, apalagi diterangkan kepada orang lain. Ketika St. Agustinus ingin sungguh-sungguh memahami misteri Allah Tritunggal ini, ia diingatkan melalui penampakan seorang anak kecil yang mengatakan, "Otakmu terlalu kecil untuk memahami misteri tentang Allah yang mahabesar. Ibarat kamu hendak memasukkan air laut dalam botol atau dalam lubang yang kamu buat di pinggir pantai. Tidak mungkin!" Menyadari akan hal ini, maka yang bisa kita mengerti dan sebaiknya juga kita imani sungguh-sungguh adalah bahwa Allah sangat mengasihi kita sebab "Allah adalah kasih" (1Yoh 4,8). Dan Allah itu adalah Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus, sebagai satu kodrat tiga pribadi. Maka, St. Agustinus pun menegaskan bahwa konsep tentang Tritunggal seluruhnya didasarkan pada relasi cinta kasih timbal-balik antara ketiga pribadi Allah Tritunggal. Allah Bapa mengasihi Allah Putra, Allah Putra mengasihi Allah Bapa, dan Roh Kudus itulah cinta kasih timbal-balik antara Bapa dan Putra sekaligus ikatan kekal yang mempersatukan ketiganya. Namun, cinta kasih timbal-balik antar pribadi-pribadi Tritunggal itu tidak hanya eksklusif antar mereka saja tetapi juga diwahyukan kepada kita, manusia. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3,16). Namun, meski hanya Allah Putra yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita (berikarnasi), ketiga pribadi Tritunggal: Bapa, Putra dan Roh Kudus, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiganya selalu betindak bersama sejak penciptaan sampai penyelamatan, kendati masing-masing mempunyai peran yang khas. Bapa menghendaki dan merencanakan penyelamatan bagi kita, Putra melaksanakan dan menggenapinya, Roh Kudus meneruskan dan menjamin keberlangsungan penyelamatan untuk selama-lamanya (bdk. Lumen Gentium 2-4). 

Doa: Tuhan, kami telah dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Semoga, kami sungguh-sungguh mengimani-Mu sebagai Allah Tritunggal, kendati tidak mudah bagi kami untuk memahaminya. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy