Rabu, 03 Juni 2015
Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga, dkk Martir
Kalau dalam daur tahunan, Gereja merayakan peringatan akan para martir
dan para kudus yang lain, maka ia "mewartakan misteri Paska" di dalam
mereka, "yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus. Gereja
menyajikan kepada kaum beriman teladan mereka, yang menarik semua orang
kepada Bapa melalui Kristus, dan karena pahala-pahala mereka Gereja
memohonkan karunia-karunia Allah" (SC 104) Bdk. SC 108 dan 111.
(Katekismus Gereja Katolik, 1173)
Antifon Pembuka (Keb 3:6-7, 9)
Emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima
bagaikan korban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan
bercahaya, dan laksana bunga api berlari-larian di ladang jerami. Orang
yang telah percaya pada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia
dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasihan
menjadi bagian orang-orang pilihan-Nya.
As gold in the furnace, the Lord put his chosen to the test; as
sacrificial offerings, he took them to himself; and in due time they
will be honored, and grace and peace will be with the elect of God.
atau
Mereka itulah orang suci yang jaya berkat darah Anak Domba. Hidup tidak
mereka sayangi, maut tidak mereka takuti. Sebab itu mereka jaya bersama
Kristus selama-lamanya.
Pengantar
Karolus Lwanga adalah seorang pelayan di istana raja Muanga, di Uganda,
Afrika. Sebagai seorang Katolik, Karolus giat membawa teman-temannya
kepada Yesus. Aksinya ini, menyebabkan ia bersama 21 temannya dibunuh
dengan dilemparkan ke dalam kobaran api pada 3 Juni 1886. Pada 6 Juni
1920 ia bersama teman-temannya dibeatifikasi dan pada 18 Oktober 1964
Paus Paulus VI menggelari mereka sebagai santo dan martir.
Doa Pagi
Allah Bapa, Tuhan panenan, Engkau memberkati darah para saksi iman
menjadi benih yang menumbuhkan umat baru. Semoga ladang Gereja-Mu di
Afrika, yang sudah disiram dengan darah Santo Karolus Lwanga dan
teman-temannya membuahkan panenan berlimpah. Dengan pengantaraan Yesus
Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan
Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Tobit (3:1-11a,16-17a)
"Permohonan Tobit dan Sara di hadapan kemuliaan Allah dikabulkan."
Pada waktu itu Tobit bersedih hati, mengeluh dan menangis. Dengan keluh
kesah ia berdoa begini, "Engkau adil, ya Tuhan, dan adillah semua
perbuatan-Mu. Segala tindakan-Mu penuh belas kasih dan kebenaran.
Engkaulah hakim atas dunia semesta. Oleh sebab itu, ya Tuhan, ingatlah
akan daku, pandanglah aku. Janganlah aku Kauhukum sekedar dosa dan
kekhilafanku atau setimpal dengan dosa nenek moyangku! Aku telah berdosa
di hadapan-Mu dan melanggar segala perintah-Mu. Maka kami Kauserahkan
untuk dirampasi, ditawan dan dibunuh. Kami Kaujadikan sindiran dan
tertawaan, orang ternista di tengah sekalian bangsa di mana kami
Kaucerai-beraikan. Memang tepatlah hukuman-Mu, jika kini aku
Kauperlakukan sekedar segala dosaku. Karena kami tidak memenuhi
perintah-perintah-Mu dan tidak hidup baik di hadapan-Mu. Kini berbuatlah
kepadaku sekehendak-Mu, sudilah mencabut nyawaku, sehingga lenyaplah
aku dari muka bumi dan kembali menjadi debu. Sebab mati lebih berguna
bagiku daripada hidup. Karena aku harus mengalami nista dan fitnah, dan
sangat sedih rasa hatiku. Ya Tuhan, biarlah aku lepas dari susah ini,
biarlah aku lenyap menuju tempat abadi. Janganlah wajah-Mu Kaupalingkan
daripada-Ku, ya Tuhan. Lebih bergunalah mati saja daripada melihat
banyak susah dalam hidupku. Sebab kalau mati, tak dapat lagi aku
mendengar nista." Pada hari yang sama terjadilah bahwa Sara, puteri
Raguel, di kota Ekbatana di negeri Media mendengar dirinya dihina oleh
seorang pelayan perempuan ayahnya. Adapun Sara itu sudah diperisterikan
kepada tujuh pria. Tetapi mereka semua dibunuh oleh Asmodeus, setan
jahat, sebelum Sara bersatu dengan mereka sebagaimana layaknya seorang
isteri. Kata pelayan itu kepada Sara, "Engkau sendirilah yang membunuh
para suamimu! Engkau sudah diperisterikan kepada tujuh orang, tetapi
tidak ada seorang pun yang kaunikmati! Masakan kami kaucambuki karena
mereka mati! Baiklah engkau menyusul mereka saja, supaya kami tidak
pernah melihat seorang putera atau puteri dari engkau!" Maka pada hari
itu juga Sara sangat sedih hati, lalu menangis tersedu-sedu. Kemudian ia
naik ke bilik atas kepunyaan ayahnya dengan maksud menggantung diri.
Tetapi berpikirlah ia dalam hati, "Kiranya ayahku nanti dinistakan
karena hal itu dan orang akan berkata kepadanya, 'Bapa hanya punya satu
puteri kesayangan. Celakalah Bapa, ia telah menggantung diri." Niscaya
karena sedihnya, ayahku yang lanjut umur itu akan mati. Lebih baik aku
tidak menggantung diri, melainkan berdoa kepada Tuhan, supaya aku mati
saja sehingga tak usah mendengar lagi nista selama hidupku." Segera Sara
menadahkan tangannya, lalu berdoa, katanya, "Terpujilah Engkau, ya
Allah penyayang! Aku mengarahkan mataku kepada-Mu. Semoga aku
dilenyapkan saja dari muka bumi, sebab aku tidak mau lagi mendengar
nista." Pada saat itu juga kedua orang tersebut, yakni Tobit dan Sara,
dikabulkan permohonannya di hadapan kemuliaan Allah. Allah mengutus
Rafael untuk menyembuhkan kedua-duanya, yaitu dengan menghapus
bintik-bintik putih dari mata Tobit, sehingga ia dapat melihat cahaya
Allah dengan matanya sendiri, dan dengan memberikan Sara, puteri Raguel,
kepada Tobia, putera Tobit, sebagai isteri, dan dengan melepaskannya
dari Asmodeus, setan jahat itu. Memang Tobia lebih berhak memperoleh
Sara daripada semua orang lain yang ingin memperisteri dia. Pada saat
yang sama Tobit kembali dari pelataran masuk ke rumahnya, dan Sara,
puteri Raguel, turun dari bilik atas itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kepada-Mu, ya Tuhan, kuarahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 25:2-4a.4b-5ab.6-7bc.8-9)
1. Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku mendapat malu; janganlah musuh-musuhku beria-ria atas diriku.
2. Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah
lorong-lorong-Mu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan
ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan daku.
3. Ingatlah segala rahmat dan kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab semuanya
itu sudah ada sejak purbakala. Ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih
setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya Tuhan.
4. Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang
yang sesat. Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum,
dan mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang bersahaja.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 11:25a, 26)
Akulah kebangkitan dan kehidupan. Barangsiapa percaya pada-Ku, tak akan mati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:18-27)
"Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup."
Pada suatu hari datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang
berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya,
"Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita, 'Jika seseorang yang
mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri
tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya
itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya.' Ada tujuh orang
bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita, lalu mati tanpa
meninggalkan keturunan. Maka yang kedua mengawini dia, tetapi juga mati
tanpa meninggalkan keturunan. Demikian juga yang ketiga. Dan begitulah
seterusnya, ketujuh-tujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Akhirnya
wanita itu pun mati. Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit,
siapakah yang menjadi suami wanita itu? Sebab ketujuh-tujuhnya telah
beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka, "Kalian sesat, justru
karena kalian tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. Sebab di
masa kebangkitan orang mati, orang tidak kawin atau dikawinkan; mereka
hidup seperti malaikat di surga. Mengenai kebangkitan orang mati,
tidakkah kalian baca dalam kitab Musa, yaitu dalam cerita tentang semak
berduri, bahwa Allah bersabda kepada Musa, 'Akulah Allah Abraham, Allah
Ishak dan Allah Yakub? Allah bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah
orang hidup. Kamu benar-benar sesat."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hampir semua bidaah (pengajar dan penganut ajaran sesat) dalam Gereja
berawal dari ketidak-mengertian mereka akan Kitab Suci. Artinya, mereka
keliru dalam menafsirkan atau menginterpretasikan Kitab Suci. Yesus
sendiri mengatakan bahwa orang-orang Saduki yang datang dan bertanya
kepadanya adalah orang-orang yang tersesat karena tidak mengerti Kitab
Suci, atau lebih tepatnya mereka salah mengerti ajaran Musa. Hal ini
bisa jadi membuat sebagian dari kita takut untuk membaca dan berbicara
tentang Kitab Suci karena takut salah memahami dan menafsirkan sehingga
sesat. Namun, kalau kita tidak mau membaca dan mempelajari Kitab Suci,
kita juga tidak mengerti apa-apa sehingga mudah disesatkan juga. St.
Hierominus bahkan mengatakan: "Tidak mengenal Kitab Suci berati tidak
mengenal Kristus". Sebelumnya, St. Paulus juga menegaskan bahwa
Kitab Suci, yakni "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian
tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan
baik (2Tim 3,16-17). Lalu bagaimana? Dengan memperhatikan kata-kata
Yesus, "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun
kuasa Allah", maka kita harus membaca dan mengerti/memahami Kitah Suci
dalam kuasa Allah, bukan melulu dengan kemampuan atau keinginan kita
sendiri. Untuk itu, dalam membaca, merenungkan, memahami dan menafsirkan
Kitab Suci kita harus mengandalkan rahmat Tuhan. Origenes, seorang Bapa
Gereja yang mendapat julukan "bapa dari homili" menegaskan: karena
Kitab Suci ditulis dengan ilham Roh Kudus, maka juga harus dibaca,
direnungkan, dipahami, ditafsirkan dan diajarkan dalam terang Roh Kudus
pula.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat Roh Kudus-Mu agar setiap kali membaca
Kitab Suci, kami mampu mengertinya secara baik dan benar. Amin. -agawpr-
Antifon Komuni (Mzm 116(115):15)
Berharga di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
How precious in the eyes of the Lord is the death of his holy ones