| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Senin, 08 Juni 2015
Hari Biasa Pekan X


 
2Kor. 1: 1-7; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 5:1-12.

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Pernah, suatu saat saya membaca sebuah status di facebook: "Bahagia karna Aku Bersyukur... Oooh Salah.. Selalu Bersyukur Karna Aku Bahagia... ini baru benar." Menurut saya sendiri, justru yang pertama itu yang benar, "Bahagia karena aku bersyukur" atau "Aku akan selalu bersyukur supaya aku selalu bahagia". Memang, ada banyak alasan untuk merasa bahagia dan tidak selalu sama untuk setiap orang. Yesus, hari ini menyampaikan beberapa hal yang hendaknya menjadi alasan untuk berbahagia. Namun, apa yang disampaikannya seolah-olah justru bertentangan dengan ukuran kebahagiaan pada umumnya. Umumnya, orang bahagia kalau kaya atau berkecukupan, kalau bersukacita, kalau bisa makan dan minum cukup, kalau punya jabatan dan kuasa, kalau terbebas dari persoalan, kesulitan, penindasan, siksaan, dll. Lha ini, Yesus malah mengatakan: berbahagialah yang miskin, yang berdukacita, yang lapar dan haus akan kebenaran, yang dianiaya, yang dicela, yang difitnah. Dalam situasi seperti itu, orang tentu akan sulit untuk bersyukur kalau ia tidak mampu melihat secara positif dan mengambil makna dari semua yang dialaminya, kemudian mensyukurinya. Namun, bagaimana kita bseryukut kalau situasinya seperti itu: miskin, lapar, menderita, dianiaya, difitnah, dll, kok bersyukur. Bisa, kalau kita mempunyai hati yang suci sehingga mampu melihat Allah dan menemukan kehendak-Nya dalam setiap peristiwa hidup kita, meski yang tidak mengenakkan sekalipun.

Doa: Tuhan, berilah kami hati yang suci agar kami mampu melihat-Mu dan menemukan kehandak-Mu dalam setiap peristiwa hidup yang kami alami sehingga kamu mampu mensyukurinya dan dengan demikian kami berbahagia. Amin. -agawpr-

Senin, 08 Juni 2015 Hari Biasa Pekan X

Senin, 08 Juni 2015
Hari Biasa Pekan X

"Sabda [artinya Kristus] melukiskan kerendahan hati yang sadar dan pengorbanan roh manusia sebagai 'kemiskinan di hadapan Allah', dan Rasul sendiri menempatkan bagi kita kemiskinan Allah sebagai contoh, ketika ia berkata: "Ia membuat diri-Nya menjadi miskin demi kepentingan kita" (2 Kor 8:9)" (St. Gregorius dari Nisa).
    

Antifon Pembuka (Mzm 34:9)

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

Doa Pagi


Allah Bapa Raja Mahamulia, kerajaan-Mu Kaujanjikan kepada orang miskin dan rendah hati. Kami mohon, semoga kami dapat menerima semangat-Mu, agar dapat memasuki kedamaian-Mu dan menjadi putra dan putri-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1:1-7)
  
 
"Allah menghibur kita, sehingga kita sanggup menghibur semua orang yang berada dalam macam-macam penderitaan."
    
Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus dan kepada semua orang kudus di seluruh Akhaya. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasih dan Allah sumber segala penghiburan. Ia menghibur kami dalam segala penderitaan, sehingga kami sanggup menghibur semua orang yang berada dalam macam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab seperti halnya kami mendapat bagian berlimpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula berlimpahlah penghiburan kami oleh Kristus. Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kalian, jika kami dihibur, hal itu adalah untuk penghiburanmu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita. Kami mempunyai harapan yang teguh akan kalian. Sebab kami tahu, sebagaimana kalian turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, demikian juga kalian turut mengambil bagian dalam penghiburan kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:12a)
Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12)
   
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah."
    
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit, sebab melihat orang banyak. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Yesus mulai berbicara dan menyampaikan ajaran ini kepada mereka, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kalian, jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga, sebab para nabi sebelum kalian pun telah dianiaya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Kita semua pasti pernah mengunjungi kerabat/teman/saudara yang sedang sakit. Dalam kunjungan tersebut tentu kita ingin berbagi kebahagiaan. Tujuannya adalah supaya kerabat/teman/saudara yang sakit tersebut mendapatkan penghiburan dan merasakan kebahagiaan. Kita juga pasti pernah merasakan sakit. Rasa sakit yang kita alami tidak jarang membuat kita merasa begitu sedih karena kita tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Bahkan, rasa sakit tersebut kadang membuat kita putus asa. Kehadiran orang-orang yang menengok kita memberi makna tersendiri, memberi penghiburan yang melegakan.

Dalam bacaan pertama maupun kedua, kita mendapat tantangan untuk membagikan penghiburan dan kebahagiaan kepada sesama. Bahagia adalah sikap iman yang dituntut oleh Yesus, sebagaimana yang disabdakan-Nya kepada para murid dalam kotbahnya di bukit. Kalau kita cermati ada 9 kali kata berbahagia yang diucapkan oleh Yesus. Bahagia adalah sikap dasar sebagai orang beriman. Orang yang beriman adalah orang yang berbahagia, karena menerima sabda Tuhan, karena Tuhan sudi memberikan penghiburan kepada kita, dan karena memang itulah yang dituntut dari kita.

Mari dengan berani kita menjadi sumber kebahagiaan bagi sesama dan tidak segan menghibur sesama yang sedang mengalami penderitaan. (AXN/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Mat 5:5)

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan dimiliki bumi.

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Minggu, 07 Juni 2015
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus


Kel. 24:3-8; Mzm. 116:12-13,15,16bc,17-18; Ibr. 9:11-15; Mrk. 14:12-16,22-26
"Ambillah, inilah Tubuh-Ku ... Inilah Darah-Ku."

Hari ini, kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yang telah ditetapkan sebagai perayaan resmi Gereja sejak abad ke-13. Adalah Sr. Yuliana dari Liège (Belgia) yang pada usia 16 tahun (1209) mendapatkan penglihatan: sebuah noda hitam pada bulan yang pada waktu itu bersinar gemilang. Setelah lama berdoa dan bermatiraga, Yesus Sendiri menampakan diri kepadanya dan menjelaskan bahwa bulan itu melambangkan Gereja yang begitu terang gemilang dengan berbagai macam perayaan. Namun, adanya noda hitam menunjukkan bahwa ada yang kurang, yaitu perayaan untuk menghormati Sakramen Mahakudus secara khusus. Oleh karena itu, Ia meminta: “Sesungguhnya, Aku menghendaki agar ditetapkan suatu hari raya istimewa bagi Gereja Pejuang, sebab perayaan ini teramat penting, yaitu Hari Raya Sakramen dari Altar yang Mahamulia dan Mahakudus. Pada masa sekarang, perayaan akan Misteri ini hanya dilakukan pada hari Kamis Putih. Tetapi, pada hari itu, teristimewa Sengsara dan Wafat-Ku yang direnungkan. Sebab itu, Aku menghendaki suatu hari lain dikhususkan, di mana Sakramen Mahakudus dari Altar akan dirayakan oleh segenap umat Kristiani! Alasan pertama mengapa Aku menghendaki hari raya khusus ini adalah agar iman akan Sakramen Mahakudus diperteguh, terutama apabila orang-orang jahat menyerang misteri ini di kemudian hari. Alasan kedua adalah agar umat beriman diperkuat dalam mencapai kesempurnaan melalui kasih mendalam dan sembah sujud kepada Sakramen Mahakudus. Alasan ketiga adalah agar supaya dengan hari raya ini dan dengan cinta kasih yang ditujukan kepada Sakramen dari Altar, silih dilakukan bagi penghinaan dan kurangnya rasa hormat terhadap Sakramen Mahakudus.” Setelah melewati perjuangan yang panjang dan berliku, Sr. Yuliana mengajukan gagasan hari raya demi menghormati Sakramen Mahakudus ke hadapan Uskup Robert de Thorete. Oleh karena itu, pada tahun 1246 Bapa Uskup menginstruksikan kepada segenap imam agar mulai tahun berikutnya merayakan Pesta Sakramen Mahakudus. Hari Raya Sakramen Mahakudus untuk pertama kalinya dirayakan oleh para imam dan segenap umat beriman di Gereja St Martin, Liège. Akhirnya, pada tanggal 8 September 1264, Paus Urbanus IV menerbitkan Bulla Transiturus dan memaklumkan agar Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus dirayakan setiap tahun pada hari Kamis sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Sejak tahun 1970, Hari Raya Corpus Christi atau Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus di Indonesia oleh konferensi uskup Hari Raya ini dipindahkan pada hari Minggu sesudah Hari Raya Tritunggal Mahakudus.

Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini, kita sendiri mendengar Yesus yang mengundang kita, "Ambillah, inilah Tubuh-Ku ... Inilah Darah-Ku". Gereja pun juga mengundang kita semua melalui ajarannya, seperti yang dinyatakan dalam Kitab Hukum Kanonik ini: "Umat beriman kristiani hendaknya menaruh hormat yang sebesar-besarnya terhadap Ekaristi mahakudus, dengan mengambil bagian aktif dalam perayaan Kurban mahaluhur itu, menerima sakramen itu dengan penuh bakti dan kerap kali, serta menyembah-sujud setingggi-tingginya" (Kan 898).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin menghormati Ekaristi dengan merayakannya sesering mungkin, dengan persiapan dan penghayatan yang baik, serta dengan buah-buah yang nyata dalam hidup sehari-hari. Amin. -agawpr-

Minggu, 07 Juni 2015 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Minggu, 07 Juni 2015
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Saya mempertimbangkan dalam tugas saya untuk mengadakan seruan yang kuat, agar norma-norma liturgi tentang perayaan Ekaristi diperhatikan dengan sangat setia. Norma-norma ini adalah ungkapan konkret dari kodrat gerejani otentik mengenai Ekaristi; inilah maknanya yang terdalam. Liturgi tak pernah menjadi milik privat perseorangan, baik dari selebran maupun komunitas, tempat merayakan misteri-misteri. Rasul Paulus telah mengamanatkan kata-kata keras kepada umat di Korintus, justru karena kekurangan besar dalam perayaan Ekaristi sampai mengakibatkan perpecahan, skisma, dan menimbulkan pengelompokan, haireseis (lih. 1Kor 11:17-34) (Paus Yohanes Paulus II, Surat Ensiklik Ecclesia de Eucharistia, Ekaristi dan Hubungannya dengan Gereja, No. 52)


Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 81:17)

Ia telah memberi mereka gandum yang terbaik. Ia telah mengenyangkan mereka dengan madu dari gunung batu.

He fed them with the finest wheat and satisfied them with honey from the rock.

atau
Antifon: Cibavit eos ex adipe frumenti, alleluia: et de petra, melle saturavit eos, alleluia, alleluia, alleluia.
Ayat Mazmur.
1. Exsultate Deo adiutori nostro: iubilate Deo Iacob. (Antifon)
2. Sumite psalmum, et date tympanum: psalterium iucundum cum cithara. (Antifon)
3. Ego enim sum Dominus Deus tuus, qui eduxi te de terra ægypti: dilata os tuum, et implebo illud. (Antifon)

Doa Pagi

Allah Bapa kami yang maha pengasih dan penyayang, Engkau tak henti-hentinya memperkuat Gereja dengan santapan tubuh dan darah Putra-Mu. Semoga kami selalu memperoleh kekuatan baru setiap kali kami menyambut Tubuh dan Darah Putra-Mu Yesus Kristus, Tuhan kami yang hidup dan bertakhta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (24:3-8)
   
 
"Inilah darah perjanjian yang diikat Allah dengan kamu."
   
Ketika Musa turun Gunung Sinai, dan memberitahukan kepada bangsa Israel segala firman dan peraturan Tuhan, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak, “Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu, akan kami laksanakan!” Musa lalu menuliskan segala firman Tuhan itu. Keesokan harinya, pagi-pagi, didirikannya mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel mempersembahkan kurban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan. Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu; sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya, dan bangsa itu mendengarkan. Lalu mereka berkata, “Segala firman Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati!” Kemudian Musa mengambil darah itu dan memercikkannya kepada bangsa itu seraya berkata, “Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, 3/4, PS 856
Ref. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu, Inilah Darah-Ku yang ditumpahkan bagimu. Lakukanlah ini akan peringatan kepada-Ku.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15.16b-18; Ul: lh. 1Kor 10: lh.16)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan, segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan, kematian semua orang yang dikasihi-Nya, Ya Tuhan, aku hamba-Mu, aku hamba-Mu, anak sahaya-Mu, Engkau telah melepaskan belengguku.
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (9:11-15)
   
"Darah Kristus akan menyucikan hati nurani kita."
     
Saudara-saudara terkasih, Kristus telah datang sebagai Imam Agung demi kesejahteraan masa yang akan datang; Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih sempurna, yang bukan buatan tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat pelunasan yang kekal. Sebab, jika darah domba dan lembu jantan dan percikan abu lembu muda mampu menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang atas dorongan Roh Abadi telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tidak bercacat; betapa darah ini akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Karena itu Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Madah Ekaristi, sol = es, m.7, PS 556 (fakultatif)
Syair: Lauda Sion, ayat 1-4.5-8 Thomas dari Aquino 1263/64, terj. Komlit KWI 1992
Lagu: Prancis abad ke-12, Graduale Romanum 1974
1. Sion, puji Penyelamat, Sang Pemimpin dan Gembala dalam kidung pujian.
2. Pujilah sekuat hati, kar'na Dia melampaui puji yang kaulambungkan.
3. Hari ini yang tersaji: Roti Hidup yang dipuji, sumber hidup yang kekal.
4. Itulah yang dihidangkan bagi para rasul Tuhan: Tak perlu diragukan.
5. Lihat Roti malaikat, jadi boga peziarah: sungguh itu roti putra, anjing jangan diberi.
6. Inilah yang dilambangkan waktu Ishak dikurbankan: Domba Paskah disajikan, dan manna dihujankan.
7. Yesus, Roti yang sejati, Kau Gembala murah hati, s'lalu lindungilah kami, dan tunjukkan pada kami bahagia yang kekal.
8. Dikau Allah mahakuasa, bimbing kami, insan fana, undang kami dalam pesta, dan jadikan kami warga umat kudus bahagia. Amin. Alleluya.

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (lih. Yoh 6:51) 2/4
Akulah roti hidup yang turun dari surga; siapa yang makan roti ini akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (14:12-16.22-26)
   
"Inilah Tubuh-Ku, inilah Darah-Ku."
    
Pada hari pertama Hari Raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid berkata kepada Yesus, “Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, “Pergilah ke kota! Di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia, dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Guru berpesan, ‘Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku untuk makan Paskah bersama dengan murid-murid-Ku? Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu sebuah ruangan yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!’” Maka berangkatlah kedua murid itu. Setibanya di kota, mereka dapati semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, membagi-bagi roti itu lalu memberikannya kepada para murid, seraya berkata “Ambillah, inilah Tubuh-Ku!” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid, dan mereka semua minum dari cawan itu. Dan Yesus berkata kepada mereka, “Inilah Darah-Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak lagi akan minum hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya yang baru, yaitu dalam Kerajaan Allah.” Sesudah menyanyikan lagu pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Seringkali, kalau saya mengikuti sebuah acara, si pembawa acara berkata, “Akhirnya, tibalah bagi kita saat yang ditunggu-tunggu, yaitu makan.” Atau, “Sampailah kita pada acara puncak, yaitu makan!” Saya tidak tahu apakah ungkapan tersebut hanyalah guyonan atau serius; yang jelas setelah selesai makan (tanpa harus ditutup oleh pembawa acara) sudah banyak orang langsung pulang. Itu sebabnya acara makan benar-benar menjadi acara puncak.

Demikian pula dengan perjamuan makan yang diadakan oleh Yesus dan murid-murid-Nya. Acara perjamuan makan itu benar-benar menjadi acara puncak kebersamaan Yesus dan para murid-Nya. Setelah itu Yesus harus menderita dan akhirnya wafat di salib, sedangkan para murid lari meninggalkan-Nya dan tercerai-berai.

Perjamuan makan yang diadakan oeh Yesus bersama dengan para murid-Nya bukanlah perjamuan makan biasa. Perjamuan tersebut menjadi kesempatan bagi Yesus untuk menggenapi seluruh karya-Nya di dunia, yaitu menyerahkan diri-Nya secara total untuk manusia. “Inilah Tubuh-Ku” dan “Inilah Darah-Ku” menjadi ungkapan puncak dari kasih Yesus kepada para murid-Nya dan manusia. Seakan Yesus mau menggenapi apa yang pernah disabdakan-Nya, “Tak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang sahabat yang rela menyerahkan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Apa pemberian tertinggi dari manusia selain nyawanya? Selain tubuh dan darahnya? Tidak ada pemberian tertinggi dari manusia selain memberikan hidupnya sendiri. Itulah yang dilakukan Yesus kepada kita semua: Ia memberikan Tubuh dan Darah-Nya bagi kita sebagai makanan dan minuman. Dengan memberikan Tubuh dan Darah-Nya bagi kita, Yesus tidak ingin manusia “kelaparan”. Dia ingin manusia tetap hidup, kuat dan semangat.

Hingga saat ini, Yesus masih terus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya bagi kita, yang senantiasa kita terima dalam perayaan Ekaristi. Tubuh dan Darah Yesus yang boleh kita santap telah menjadi makanan dan minuman rohani kita, sehingga kita tidak lagi merasa lapar. Dengan menyantap Tubuh dan Darah Yesus, kita bersatu dengan-Nya, sehingga kita tidak akan tercerai-berai.

Tampaknya, Gereja mencoba untuk menyadarkan kembali umat beriman akan besarnya cinta kasih Tuhan kepada umat-Nya dengan merayakan hari raya Tubuh dan Darah Kristus. Hari raya ini rutin dirayakan setiap tahun dan selalu ditempatkan setelah Masa Paskah supaya penghayatan umat akan sengsara dan wafat Yesus semakin diteguhkan dan diyakinkan bahwa pengorbanan diri Yesus bagi manusia benar-benar telah dilakukan-Nya dan nyata.

Mungkin yang bisa kita refleksikan untuk kita saat ini adalah semangat pengorbanan. Dunia kita saat ini kurang mengajarkan semangat pengorbanan, terutama berkorban untuk sesama. Jangankan berkorban nyawa atau hidup, berkorban untuk menyisihkan penghasilannya untuk sesama yang miskin saja, sulit sekali. Itulah sebabnya dunia kita saat ini tidak mengenal kasih, sehingga ungkapan “Inilah Tubuhku dan Darahku” jarang kita dengar. Yang ada ialah “Inilah milikku dan bukan milikmu!” [Petrus Harsa/RUAH]

Antifon Komuni (Yoh 6:56)

Siapa yang makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, sabda Tuhan.

Whoever east my flesh and drinks my blood remains in me and I in him, says the Lord.

Qui manducat carnem meam, et bibit sanguinem meum, in me manet, et ego in eo, dicit Dominus.

"Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat"

Sabtu, 06 Juni 2015
Hari Biasa Pekan IX


Tob. 12: 1,5-15,20; MT Tb. 13:2,6,7,8; Mrk. 12:38-44.
  
"Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat"
 
Para ahli Taurat merupakan salah satu kelompok yang membenci Yesus. Dengan berbagai cara, mereka berusaha menjerat dan menjebak-Nya agar dapat mempersalahkan-Nya dan akhirnya menjatuhi hukuman. Namun, konsisten dengan ajaran cinta kasih-Nya, Yesus tidak membalas kebencian mereka dengan kebencian. "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Mat 5,44), begitulah Ia mengajarkan. Bahkan, kepada murid-murid-Nya, Yesus tidak meminta agar mereka menghindari dan menjauhi para ahli Taurat tetapi hanya meminta mereka untuk berhati-hati, waspada dan bijaksana. Permintaan Yesus ini, kiranya juga untuk kita. Kalau di masyarakat kita ada orang atau sekelompok orang yang mempunyai perilaku dan kebiasaan kurang baik, kita juga tidak perlu menghindari dan menjauhinya. Kita sebaiknya tetap menyapa dan bergaul dengan mereka, tetapi dengan penuh kehati-hatian, kewaspadaan dan kebijaksanaan agar jangan sampai kita ketulatan perilaku buruk mereka tetapi sebaliknya kita berusaha agar perilaku baik kitalah yang menulari mereka.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu bersikap hati-hati, waspada dan bijaksana dalam bergaul dan hidup bersama. Amin. -agawpr-

Sabtu, 06 Juni 2015 Hari Biasa Pekan IX

Sabtu, 06 Juni 2015
Hari Biasa Pekan IX

“Jika kamu ingin tahu, jalan mana yang harus kamu ikuti, pilihlah Kristus, karena Dia itu jalan” (St. Tomas dari Aquino)

Antifon Pembuka (Tob 13:7)

Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal! Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagimu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut.

Doa Pagi

Allah Bapa Sumber Kebahagiaan, kebahagiaan manusia dan dunia Kauletakkan di tangan kami. Kami mohon semoga hati kami selalu tabah, agar dapat beramal baik sekuat kuasa kami untuk membangun kebahagiaan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Rahmat Allah diturunkan secara cuma-cuma. Walaupun demikian, penerima anugerah diharapkan mewartakan kebaikan Allah ini kepada orang lain dan mewartakannya sebagai bentuk kesaksian bahwa Allah masih senantiasa menyertai mereka yang menjaga kesetiaan iman kepada-Nya.
 

Bacaan dari Kitab Tobit (12:1.5-15.20)
    
 
"Aku naik kepada Dia yang mengutus aku. Tetapi kalian, pujilah Tuhan."
    
Setelah perayaan nikah Tobia dan Sara selesai, Tobit memanggil anaknya Tobia dan berkata, “Anakku, jangan lupa memberikan upah kepada orang yang mengantar engkau. Dan ingatlah untuk menambah upahnya!” Maka Tobit berkata kepada Rafael, “Ambillah sebagai upahmu separuh dari segala sesuatu yang kaubawa waktu datang, lalu engkau boleh pergi dengan selamat.” Tetapi Rafael memanggil Tobit dan Tobia sendiri-sendiri, lalu berkata kepada mereka, “Pujilah Allah dan muliakanlah Dia di hadapan semua orang yang hidup karena segala anugerah yang telah diberikan-Nya kepadamu. Pujilah nama-Nya, dan bernyanyi-nyanyilah kepada-Nya. Wartakanlah kepada semua orang perbuatan-perbuatan Allah sebagaimana layaknya. Jangan berayal memuliakan Dia. Memang rahasia raja patut disembunyikan, tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan dan dimuliakan. Lakukanlah yang baik, niscaya malapetaka tidak akan menimpa kalian. Lebih baiklah doa yang benar dan sedekah yang jujur daripada kekayaan orang yang lalim. Sungguh, sedekah melepaskan dari maut dan menghapus setiap dosa. Orang yang memberi sedekah akan mencapai umur panjang. Sebaliknya, orang yang melakukan dosa dan kejahatan, merugikan diri sendiri. Segenap kebenaran hendak kuwartakan kepadamu dan tidak satu pun kusembunyikan terhadap kalian. Sudah kutandaskan kepadamu: Rahasia raja patut disembunyikan tetapi perbuatan Allah pantaslah disingkapkan. Maka ketahuilah, ketika engkau dan Sara berdoa, akulah yang menyampaikan ingatan akan doamu itu ke hadapan kemuliaan Tuhan. Demikian pula waktu engkau menguburkan orang-orang mati! Ketika engkau serta merta bangkit dan meninggalkan makananmu untuk pergi mengapani jenazah itu, akulah yang diutus untuk mencobai engkau. Lagi pula, aku jugalah yang diutus oleh Allah untuk menyembuhkan baik engkau sendiri maupun Sara, menantumu. Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Allah yang mulia. Oleh sebab itu pujilah Tuhan di atas bumi dan muliakanlah Allah! Camkanlah! Aku naik kepada Dia yang telah mengutus aku. Tuliskanlah segala sesuatu yang telah terjadi atas dirimu.” Lalu Rafael naik dan tidak dapat mereka lihat.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan
Ref. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya.
Ayat. (MT Tb 13:2.6.7.8)
1. Terpujilah Allah yang hidup selama-lamanya, kerajaan-Nya tetap sepanjang sekalian abad. Memang Ia menyiksa, tetapi juga mengasihani, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati, tetapi menaikkan juga dari sana; tidak seorang pun luput dari tangan-Nya.
2. Jika dengan segenap hati kamu berbalik kepada-Nya, dan dengan segenap jiwa berlaku benar di hadapan-Nya, niscaya Ia pun berbalik kepada kamu, dan wajah-Nya pun tidak disembunyikan-Nya terhadap kamu.
3. Pandanglah apa yang dikerjakan-Nya bagi kamu, muliakanlah Dia dengan segenap mulut. Pujilah Tuhan yang adil dan agungkanlah Raja yang kekal.
4. Aku memuliakan Dia di tanah pembuanganku, kunyatakan kekuasaan dan kebesaran-Nya kepada kaum berdosa. Bertobatlah, hai orang-orang berdosa, lakukanlah apa yang benar di hadapan-Nya. Siapa tahu Ia berkenan akan kamu dan menjalankan belas kasihan kepadamu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah yang bersemangat miskin, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.
 
Latihan rohani bukan didasarkan pada pujian orang lain atas latihan-latihan yang kita kerjakan, namun didasarkan pada ketulusan kita dalam membangun relasi yang semakin dekat dengan Allah. Ketulusan ini akan memudahkan kita untuk bersikap rendah hati di hadapan Tuhan dan hormat terhadap sesama, terutama mereka yang kecil dan rendah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (12:38-44)
   
"Janda miskin itu telah memberi lebih banyak daripada semua orang lain."
     
Pada suatu hari Yesus dalam pengajaran-Nya berkata, “Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat. Mereka suka berjalan-jalan dengan pakaian panjang dan suka menerima penghormatan di pasar. Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan dalam rumah ibadat dan tempat terhormat dalam perjamuan. Mereka mencaplok rumah janda-janda sambil mengelabui orang dengan doa panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. Pada kali lain sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda miskin. Ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka Yesus memanggil para murid-Nya dan berkata kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya: semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Yesus mengingatkan kita semua agar waspada terhadap ahli Kitab yang berdoa panjang dank keras supaya dilihat dan dihormati orang sebagai orang suci. Sementara pada saat yang sama, mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan tercela seperti “menelan” rumah janda-janda. Kemunafikan seperti ini tak pernah boleh ditolerir. Janganlah kita juga berlaku munafik.

Antifon Komuni (Mrk 12:44)

Janda ini memberi derma dari kekurangannya. Ia memberikan seluruh nafkah yang ada padanya.

Doa Malam

Allah Bapa Mahakuasa, meski segalanya telah kami persembahkan kepada-Mu, kami masih tetap hamba yang tak berguna. Ajarilah kami menjadi abdi satu sama lain dan salib melayani dalam kedamaian dan sukacita, dalam penderitaan dan keprihatinan, agar dunia menjadi lebih baik. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Paus Fransiskus ingin kepala liturgi Vatikan untuk melanjutkan pekerjaan dari Paus Benediktus XVI

Vatican City, Jun 3, 2015 / 13:33 (CNA / EWTN News) .- Kardinal Robert Sarah, pimpinan Kongregasi untuk Ibadat Ilahi, terungkap dalam surat yang dikirim ke sebuah konferensi liturgi minggu ini bahwa ketika ia ditunjuk sesuai dengan posisinya, Paus Fransiskus menunjukkan keinginan untuk melanjutkan pekerjaan liturgi yang dahulu dilakukan oleh pendahulunya sebagai Uskup Roma.

"Ketika Bapa Suci, Paus Fransiskus, meminta saya untuk menerima pelayanan dari Pimpinan Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen, saya bertanya: 'Bapa Suci, bagaimana Anda ingin aku melakukan pelayanan ini? Apa yang ingin Bapa Suci lakukan pada saya sebagai Pimpinan Kongregasi ini? 'Bapa Suci menjawab dengan jelas. "Saya ingin anda terus melaksanakan pembaruan liturgi Konsili Vatikan II," katanya, "dan saya ingin Anda untuk terus bekerja dengan baik dalam liturgi dimulai oleh Paus Benediktus XVI, '" Kardinal Sarah menulis dalam suratnya kepada Konferensi Liturgi Suci, yang dipublikasikan tanggal 2 Juni.

"Sahabat-sahabatku ," kardinal menulis, "Saya ingin Anda untuk membantu saya dalam tugas ini."

Konferensi Liturgi Suci diadakan setiap tahun, dan membahas pentingnya pembentukan liturgi dalam Gereja. Ini adalah penyokong dari evangelisasi /pewartaan Injil yang baru, dan mendukung katekese/pengajaran liturgi yang setia.

Kardinal Sarah, yang diangkat sebagai kepala CDW pada bulan November 2014, meminta agar Liturgi Suci "terus bekerja untuk mencapai tujuan liturgi Konsili Vatikan II dan bekerja untuk melanjutkan pembaruan liturgi dipromosikan oleh Paus Benediktus XVI."

Ia mencontohkan khususnya himbauan Bapa Paus emeritus nasihat apostolik tentang Sacramentum Caritatis, dalam Ekaristi, dan motu proprio nya Summorum Pontificum, yang membuatnya lebih mudah pada semua imam untuk merayakan liturgi seperti yang telah dilakukan sebelum Konsili Vatikan II.

"Agar meminta Anda untuk menjadi bijaksana, seperti pemilik rumah dalam Injil Matius, yang tahu kapan untuk membawa keluar harta benda baik yang baru dan yang lama, sehingga Liturgi Suci seperti yang dirayakan dan hidup hingga hari ini, tidak menghilangkan apapun dari kekayaan tradisi liturgi Gereja yang patut dihargai, sementara selalu bersikap terbuka terhadap perkembangan yang sah. "
  
Kardinal telah mencatat sebelumnya dalam suratnya bahwa "kita harus melakukan segala hal yang kita bisa untuk menempatkan Liturgi Suci kembali ke jalur hubungan antara Allah dan manusia," menyebut liturgi "merupakan bentuk istimewa dan unik di mana kita ... berjumpa dengan Allah di dalam perkejaan/aktifitas kita di dunia "

Kardinal Sarah menyatakan bahwa konferensi Sacra Liturgia, yang berlangsung dari tanggal 1-4 Juni, memiliki cukup waktu untuk mempertimbangkan bagaimana kedua-duanya mempertahankan tradisi dan terbuka untuk perkembangan yang sah, dan kemudian menyarankan "dua pendapat kritis di mana pembaruan liturgi yang otentik dalam abad dua puluh satu dapat ditindaklanjuti ": dengan memperjelas bahwa liturgi adalah penyembahan pada Allah, dan dengan mempromosikan" bentuk/formasi liturgi yang mesti disuarakan ".

Dia mendesak bahwa kita "tidak pernah meremehkan" pentingnya liturgi sebagai penyembahan Allah, menambahkan bahwa "liturgi bukanlah suatu acara sosial atau semacam pertemuan biasa ... dimana yang penting adalah bahwa kita mengungkapkan identitas kita. Tidak seperti itu: Tapi Tuhanlah yang utama ".

Mengingat bahwa liturgi "diberikan kepada kita dalam tradisi," ia menambahkan bahwa "hal ini bukan untuk kita untuk membuat beberapa ritual yang kita rayakan atau mengubah tradisi yang sesuai dengan diri kita sendiri ... di luar pilihan yang sah yang diijinkan oleh gereja."

"Itulah sebabnya kita harus merayakan Liturgi Suci dengan setia, dengan perasaan hormat dan kekaguman seperti yang saya katakan sebelumnya."
   
Beralih ke pentingnya bentuk liturgi yang mesti disuarakan, Kardinal Sarah menyebutkan teks Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Vatikan II tentang liturgi, dan mengatakan bahwa "kita tidak bisa benar-benar berpartisipasi dalam Liturgi Suci, kita tidak bisa minum dengan secara mendalam dari sumber kehidupan Kristen, jika kita belum dibentuk dalam semangat dan kekuatan liturgi ... Saya berharap dan saya berdoa bahwa inisiatif yang berbeda dari Liturgia suci dapat berbuat banyak untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan penting ini. "

Selain membuat empat referensi pada tulisan dari Sacrosanctum Concilium, surat Kardinal Sarah juga menyebutkan dua kali tentang tulisan-tulisan sebelum menjadi Paus dari Paus Benediktus XVI, mengutip dari kumpulan pekerjaannya : The Theology of the Liturgy and The Spirit of the Liturgy (Teologi Liturgi dan Semangat Liturgi).

Konferensi Liturgi Suci diluncurkan di Roma pada tahun 2013, dan memiliki tempat yang berbeda setiap tahun - 2016 konferensi akan diselenggarakan di London. Konferensi ini meliputi presentasi makalah akademis seperti perayaan Misa dan Misa malam hari, baik bentuk biasa dan luar biasa dari ritus Romawi.

2015 konferensi mencakup pidato pembukaan oleh Kardinal Raymond Burke, dan presentasi tentang pentingnya keindahan dalam liturgi. Pembicara lain termasuk Uskup Agung Salvatore Cordileone, Dr. Lauren Pristas, Dr. Jennifer Donelson, Fr. Alcuin Reid, dan Fr. Phillip Anderson, OSB.
 
 
diterjemahkan oleh: AG / Renungan Pagi
 
Sumber berita: 

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy