| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Paus: Pernikahan Antara Pria Dan Wanita, Tidak Ada Ideologi Gender

 (Radio Vatikan) Tantangan yang dihadapi Gereja di Puerto Rico berada di bawah sorotan, di Vatikan pada hari Senin Paus Fransiskus bertemu dengan Uskup dari kepulauan Karibia.

Diantara kesulitan yang dihadapi orang di sana, Paus menyebutkan situasi ekonomi yang serius yang menyebabkan migrasi menyebar luas, pengangguran, korupsi, perdagangan narkoba dan kekerasan dalam rumah tangga.

Penekanan kebutuhan untuk fokus pada reksa pastoral keluarga Paus Fransiskus juga berbicara tentang tantangan ideologi gender dalam sambutan yang telah disiapkannnya yang dipegang untuk para Uskup selama audiensi.

Dalam ceramahnya, Paus kembali mengundang Gereja untuk menjauhkan diri dari ideologi dan trend politik dan meminta para pemimpin Gereja untuk menjaga ikatan bersama-sama dalam mengatasi masalah yang dihadapi negara Karibia dan wilayah AS.

Sakramen pernikahan adalah salah satu harta rakyat Amerika Latin yang paling penting, Paus mengatakan, dan itu harus dipertahankan. Dia mendesak mereka untuk menekankan pelayanan pastoral keluarga untuk melawan "masalah-masalah sosial yang serius" seperti "situasi ekonomi yang sulit, migrasi, kekerasan dalam rumah tangga" dan "pengangguran, perdagangan narkoba dan korupsi."

Tidak untuk ideologi gender, melindungi saling melengkapi antara pria dan wanita

Saling melengkapi antara seorang pria dan wanita sedang dipertanyakan oleh apa yang disebut ideologi gender dalam nama kebebasan dan masyarakat yang lebih adil, Paus mengamati. Bahkan, ia memperingatkan, perbedaan antara pria dan wanita yang bukan suatu pertanyaan "oposisi atau subordinasi melainkan persekutuan dan generasi ... selalu dalam gambar dan rupa Allah."
  
Tanpa saling memberi- ia menambahkan : “Tidak dapat memiliki pemahaman yang dalam dari yang lain -.

Para Uskup disatukan untuk menghadapi masalah negara

Paus mengajak para pemimpin Gereja tidak hanya berdoa tetapi juga untuk menjangkau dalam persahabatan dan "bantuan persaudaraan" untuk mengatasi banyak masalah serius yang dihadapi Puerto Rico. Dan, ia memperingatkan mereka "membuang-buang energi dalam banyak divisi dan bentrokan." "Semakin intens dalam kesatuan ... semakin menikmati misi, "katanya.

Paus Fransiskus mendorong para uskup untuk menjauhkan diri dari setiap ideologi atau trend politik yang dapat "membuang-buang waktu mereka dan Kecintaan nyata bagi Kerajaan Allah." Karena itu misinya, ia menunjukkan, Gereja tidak terikat pada sistem politik agar bisa selalu menjaga transendensi dari pribadi manusia.

Jadilah para Imam yang penyayang, peduli untuk panggilan

Paus menegaskan bahwa Uskup "adalah model bagi para imam dan memotivasi mereka untuk selalu mencari pembaruan spiritual dan menemukan kembali kegembiraan terlebih umatnya dalam keluarga besar Gereja." Mengingat perayaan tahun pengampunan yang akan datang, Paus karenanya meminta para uskup dan para imam untuk menjadi "pelayan dari pengampunan Allah, khususnya dalam Sakramen Rekonsiliasi. Untuk memiliki gembala yang baik, ia mencatat, pertama harus mulai dengan para seminari sehingga mereka dapat menghasilkan jumlah panggilan yang memadai. Dan, beliau mendesak umat beriman dari Puerto Rico, dalam asosiasi tertentu dan beberapa gerakan, untuk bekerja sama dengan murah hati dalam mewartakan Injil di setiap lingkungan termasuk yang berseteru dan terasing dari Gereja.

(Dari Radio Vatikan)
Diterjemahkan oleh : AG

Link : http://www.news.va/­en/news/­pope-marriage-between­-man-and-woman-no-to­-gender-i

Rabu, 10 Juni 2015 Hari Biasa Pekan X

Rabu, 10 Juni 2015
Hari Biasa Pekan X    

Untuk Yesus, Mesias Israel, yang terbesar dalam Kerajaan surga, sesuai dengan perkataan-Nya sendiri, memang wajar melaksanakan hukum sepenuhnya, juga perintah yang terkecil sekalipun. Ia malahan satu-satunya orang yang bisa melaksanakan hal itu secara sempurna. Bdk. Yoh 8:46. Seperti orang Yahudi sendiri akui, mereka tidak pernah mampu memenuhi hukum sepenuhnya, tanpa melanggar perintah yang terkecil sekalipun Bdk. Yoh 7:19; Kis 13:38-41; 15:10.. Karena itu, pada perayaan perdamaian tahunan, anak-anak Israel memohon ampun kepada Allah, karena pelanggaran mereka terhadap hukum. Hukum merupakan satu keseluruhan dan, sebagaimana santo Yakobus peringatkan: "Barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya" (Yak 2:10) Bdk. Gal 3:10;5:3.. (Katekismus Gereja Katolik, 578)


Antifon Pembuka (99:9)

Luhurkanlah Tuhan, Allah kita dan sujudlah menyembah di hadapan gunung kudus-Nya! Sebab kuduslah Tuhan Allah kita.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengikat perjanjian dengan kami dalam diri Yesus, Putra-Mu terkasih. Semoga kami Kaucurahi Roh-Nya, agar kami mengimani Engkau dan saling menaruh cinta kasih satu sama lain. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (3:4-11)
    
  
"Kami dijadikan pelayan suatu perjanjian baru, bukan yang terdiri dari suatu hukum yang tertulis, melainkan dari roh."
      
Saudara-saudara, besarlah keyakinan kami kepada Allah oleh Kristus. Dari diri kami sendiri, kami merasa tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri. Tetapi kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Dialah yang membuat kami sanggup menjadi pelayan suatu perjanjian baru; bukan perjanjian yang terdiri dari hukum yang tertulis, melainkan dari Roh. Sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan. Pelayanan yang terukir dengan huruf pada loh-loh itu mematikan. Meskipun demikian, pelayanan itu disertai kemuliaan Allah pada waktu diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, wajah Musa bercahaya begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian, betapa lebih besar lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! Jadi, kalau pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu begitu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan Roh yang memimpin kepada pembenaran. Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama sekali tidak mempunyai arti. Sebab jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya lagi yang tidak pudar itu disertai dengan kemuliaan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kuduslah Engkau, ya Tuhan Allah kami.
Ayat. (Mzm 99:5.6.7.8.9)
1. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduskanlah Ia!
2. Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
3. Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
4. Tuhan, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka, bagi mereka, Engkaulah Allah yang mengampuni tetapi juga membalas perbuatan-perbuatan mereka.
5. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)
   
"Aku datang untuk menggenapi hukum."
     
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Janganlah kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, 'Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu yota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.' Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Yesus seringkali dituduh sebagai orang yang anti terhadap hukum Taurat karena sering melanggar aturan-aturan yang ada di dalamnya, seperti misalnya aturan Sabat. Secara gegabah, apa yang dilakukan Yesus tersebut kemudian dijadikan sebagai pembenaran bagi sedikit orang yang tidak mau taat pada aturan Gereja, seperti misalnya aturan liturgi yang dibuat oleh Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen. Bahkan, ada di antara mereka yang menilai bahwa pembuat aturan liturgi dan mereka yang melaksakannya serta yang ingin mengoreksi praktik-praktik yang tidak sesuai aturan, sebagai orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat yang dikritik oleh Yesus. Di balik itu, secara implisit, mereka menganggap diri sebagai pengikut Yesus yang sebenarnya karena berani melawan arus dan tidak taat pada aturan yang ada. Namun, sekali lagi, apalah memang Yesus seperti itu? Tentu tidak.

 Apa yang dilakukan Yesus, yang kadang tampak sebagai pelanggaran hukum, itu sebenarnya bukan pelanggaran. Ia sendiri menegaskan bahwa semua yang Dia lakukan justru untuk menggenapi hukum taurat. Kata "menggenapi" ini dalam bahasa Yunani adalah πληρωσαι (plêrôsai), dari kata πληροω (pleroô) yang bermakna "memenuhi" (melakukan dengan penuh). Ia memang mengkritik sikap legalis dan munafik dari orang-orang Farisi dan para ahli Taurat, tetapi ia tidak mengkritik ketaatan pada hukum. Yang Ia kritik hanyalah praktik hukum yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan, misalnya menyembuhkan orang pada hari Sabat. Sebagai orang Yahudi, Yesus sendiri sangat taat pada hukum dan adat-istiadat Yahudi. Bahkan, Ia melakukan dengan sepenuh-penuhnya hukum Taurat, tidak hanya secara lahiriah dan legalis. Menurut-Nya, orang baru bisa melakukan hukum dengan sepenuhnya hanya kalau didasari oleh kasih. Oleh karena itu, harus kita mengerti bahwa segala tindakan Yesus yang tampaknya melanggar hukum Taurat, itu dibuat-Nya karena hukum itu telah diselengkan sehingga bertentangan dengan kasih dan Yesus ingin mengembalikan pada hakikat yang sesungguhnya.

 Marilah kita juga belajar dari Yesus: menjadikan kasih sebagai dasar dalam melaksanakan segala macam aturan yang ada agar kita dibebaskan baik dari sikap legalis maupun dari sikap semaunya sendiri. Kita taat pada aturan yang dibuat oleh Gereja, juga karena kita cinta pada Gereja dan kepada umat. Kita tahu, bahwa cinta itu mempersatukan. Maka, kalau kita tidak taat dan sampai ada perpecahan di antara umat, itu bukti nyata bahwa kita belum mencintai Gereja. "Ama et fac quod vis" (Cintailah dan lakukanlah apa yang kamu inginkan), kata St. Agustinus.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu manjadikan kasih sebagai dasar dari ketaatan kami terhadap aturan-aturan hidup yang ada. Amin. -agawpr-

Antifon Komuni (Mat 5:17)

Aku datang bukan untuk membatalkan hukum Taurat atau ajaran nabi, melainkan untuk menyempurnakannya.

PEMBERITAHUAN

Mohon dengan sangat, kepada siapa pun yang copy paste blog ini, terutama bagian renungan, bagian sumber renungan jangan dihapus!

Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Selasa, 09 Juni 2015
Hari Biasa Pekan X
 


2Kor. 1:18-22; Mzm. 119:129-133,135; Mat. 5:13-16.

Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Cukup sering saya ditanya oleh teman-teman dari negara lain, baik dari Asia, Afrika, Amerika maupun Eropa tentang jumlah umat katolik di Indonesia. Ketika saya mengatakan bahwa kami tidak sampai 3%, mereka heran dan berkomentar "kok sedikit sekali". Kalau yang bertanya itu teman dari Eropa, saya sering menambahkan, "Yah, meski sedikit, tapi gereja selalu penuh. Misa harian saja lebih dari 100 orang. Lha di sini, Misa Mingguan sampai 50 orang saja sudah banyak". Memang, untuk menjadi garam dan terang, tidak perlu jumlah yang banyak, yang penting kualitas yang baik. Masakan, kalau kebanyakan garam, juga malah tidak enak. Ruangan, kalau kebanyakan lampu juga boros dan malah menyilaukan. Maka, meski kita tetap harus mewartakan Injil dan agar semakin banyak orang mengimani Kristus, namun yang jauh lebih penting adalah kita sendiri yang sudah menjadi pengikut-Nya ini, meskipun sedikit, tetap dan semakin berkualitas. Kualitas itu tampak tidak hanya melalui kegiatan dan ritual keagamaan yang sifatnya internal tetapi juga melalui perbuatan-perbuatan baik di masyarakat, di tempat kerja dan di mana pun kita berada. Melalui perbuatan-perbuatan baik itu, kita tidak mencari pujian, penghormatan dan penghargaan tetapi melulu agar Tuhan semakin dimuliakan.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk menjadi pengikut-Mu yang berkualitas sehingga nama-Mu semakin dimuliakan. Amin. -agawpr-

Selasa, 09 Juni 2015 Hari Biasa Pekan X

Selasa, 09 Juni 2015
Hari Biasa Pekan X

“Mari kita mempersembahkan kepada Tuhan korban agung yang meliputi segala, yakni cinta kita” (St. Efrem)


Antifon Pembuka (Mzm 5:16)

Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapa di surga.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber kehidupan, Engkau menghendaki semua orang ikut serta menikmati cahaya-Mu. Kami mohon semoga hidup kami serta segala tingkah laku kami membawa nama-Mu semakin disayangi dan hidup kami sendiri dapat dirasakan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
 
Allah sudah menunjukkan kesetiaan akan janji penyelamatan-Nya. Oleh karena itulah manusia diharapkan memiliki tanggapan yang sepadan dengan menyatakan persetujuan dan kemauannya untuk menyelaraskan dirinya kepada dinamika penyelamatan Allah sendiri.
 

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1:18-22)
   
 
"Pada Yesus bukanlah terdapat "ya" dan "tidak, melainkan hanya ada "ya".
   
Saudara-saudara, demi Allah yang setia, janji kami kepada kalian bukanlah serentak “ya” dan “tidak”. Sebab Yesus Kristus, Anak Allah, yang telah kami beritakan di tengah-tengah kalian, yaitu oleh Silvanus, Timotius dan aku, bukanlah serentak “ya” dan “tidak”, di dalam Dia hanya ada “ya”. Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengucapkan “Amin” untuk memuliakan Allah. Sebab Allahlah yang meneguhkan kami bersama kalian dalam Kristus. Dia pulalah yang telah mengurapi kita serta memeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Dialah yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan atas semua yang telah disediakan-Nya untuk kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
 
Mazmur Tanggapan                       
Ref. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:129.130.131.132.133.135)
1. Peringatan-peringatan-Mu ajaib, itulah sebabnya jiwaku memegangnya.
2. Bila tersingkap, firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh.
3. Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
4. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, sebagaimana patutnya orang-orang yang mencintai nama-Mu.
5. Teguhkanlah langkahku oleh janji-Mu, dan janganlah segala kejahatan berkuasa atasku.
6. Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)
Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapamu di surga. Alleluya.
 
Iman adalah sarana untuk memberikan kesaksian kepada banyak orang. Ketika iman itu benar-benar diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari dalam rupa tata tingkah laku dan berbagai latihan rohani, orang lain akan melihat dan merasakan keunggulan nilai iman tersebut.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)
  
"Kalian ini cahaya dunia."
    
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, “Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
 
Renungan
 
Kita sudah paham akan fungsi garam. Kiasan benda yang memiliki rasa asin ini diterapkan dalam kehidupan Kristiani. Garam bisa kehilangan daya asinnya. Hidup Kristen yang tidak diperbarui juga bisa kehilangan daya tariknya. Maka hidup kita harus terus bersinar dengan terus “menambah minyak”. Berusahalah mengasinkan diri agar tetap sedap dirasakan oleh orang-orang yang ada di sekitar kita.
 
Antifon Komuni (Mat 5:14a.16)

Kalian ini cahaya dunia. Hendaklah cahaya-Mu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatan-Mu yang baik dan memuji Bapa di surga.

Doa Malam
 
Tuhan, aku ingin memuliakan Engkau lewat perbuatanku setiap hari. Semoga sikap dan tingkah lakuku Kaujiwai dengan kasih-Mu sehingga aku pantas menjadi saksi-Mu. Ampunilah aku, atas segala kekurangan dan kesalahanku yang telah kuperbuat hari ini. Amin.
 
 
RUAH

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Senin, 08 Juni 2015
Hari Biasa Pekan X


 
2Kor. 1: 1-7; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 5:1-12.

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Pernah, suatu saat saya membaca sebuah status di facebook: "Bahagia karna Aku Bersyukur... Oooh Salah.. Selalu Bersyukur Karna Aku Bahagia... ini baru benar." Menurut saya sendiri, justru yang pertama itu yang benar, "Bahagia karena aku bersyukur" atau "Aku akan selalu bersyukur supaya aku selalu bahagia". Memang, ada banyak alasan untuk merasa bahagia dan tidak selalu sama untuk setiap orang. Yesus, hari ini menyampaikan beberapa hal yang hendaknya menjadi alasan untuk berbahagia. Namun, apa yang disampaikannya seolah-olah justru bertentangan dengan ukuran kebahagiaan pada umumnya. Umumnya, orang bahagia kalau kaya atau berkecukupan, kalau bersukacita, kalau bisa makan dan minum cukup, kalau punya jabatan dan kuasa, kalau terbebas dari persoalan, kesulitan, penindasan, siksaan, dll. Lha ini, Yesus malah mengatakan: berbahagialah yang miskin, yang berdukacita, yang lapar dan haus akan kebenaran, yang dianiaya, yang dicela, yang difitnah. Dalam situasi seperti itu, orang tentu akan sulit untuk bersyukur kalau ia tidak mampu melihat secara positif dan mengambil makna dari semua yang dialaminya, kemudian mensyukurinya. Namun, bagaimana kita bseryukut kalau situasinya seperti itu: miskin, lapar, menderita, dianiaya, difitnah, dll, kok bersyukur. Bisa, kalau kita mempunyai hati yang suci sehingga mampu melihat Allah dan menemukan kehendak-Nya dalam setiap peristiwa hidup kita, meski yang tidak mengenakkan sekalipun.

Doa: Tuhan, berilah kami hati yang suci agar kami mampu melihat-Mu dan menemukan kehandak-Mu dalam setiap peristiwa hidup yang kami alami sehingga kamu mampu mensyukurinya dan dengan demikian kami berbahagia. Amin. -agawpr-

Senin, 08 Juni 2015 Hari Biasa Pekan X

Senin, 08 Juni 2015
Hari Biasa Pekan X

"Sabda [artinya Kristus] melukiskan kerendahan hati yang sadar dan pengorbanan roh manusia sebagai 'kemiskinan di hadapan Allah', dan Rasul sendiri menempatkan bagi kita kemiskinan Allah sebagai contoh, ketika ia berkata: "Ia membuat diri-Nya menjadi miskin demi kepentingan kita" (2 Kor 8:9)" (St. Gregorius dari Nisa).
    

Antifon Pembuka (Mzm 34:9)

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya.

Doa Pagi


Allah Bapa Raja Mahamulia, kerajaan-Mu Kaujanjikan kepada orang miskin dan rendah hati. Kami mohon, semoga kami dapat menerima semangat-Mu, agar dapat memasuki kedamaian-Mu dan menjadi putra dan putri-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1:1-7)
  
 
"Allah menghibur kita, sehingga kita sanggup menghibur semua orang yang berada dalam macam-macam penderitaan."
    
Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius, saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus dan kepada semua orang kudus di seluruh Akhaya. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasih dan Allah sumber segala penghiburan. Ia menghibur kami dalam segala penderitaan, sehingga kami sanggup menghibur semua orang yang berada dalam macam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. Sebab seperti halnya kami mendapat bagian berlimpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula berlimpahlah penghiburan kami oleh Kristus. Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kalian, jika kami dihibur, hal itu adalah untuk penghiburanmu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita. Kami mempunyai harapan yang teguh akan kalian. Sebab kami tahu, sebagaimana kalian turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, demikian juga kalian turut mengambil bagian dalam penghiburan kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:12a)
Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:1-12)
   
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah."
    
Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit, sebab melihat orang banyak. Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Yesus mulai berbicara dan menyampaikan ajaran ini kepada mereka, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kalian, jika demi Aku kalian dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, sebab besarlah ganjaranmu di surga, sebab para nabi sebelum kalian pun telah dianiaya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Kita semua pasti pernah mengunjungi kerabat/teman/saudara yang sedang sakit. Dalam kunjungan tersebut tentu kita ingin berbagi kebahagiaan. Tujuannya adalah supaya kerabat/teman/saudara yang sakit tersebut mendapatkan penghiburan dan merasakan kebahagiaan. Kita juga pasti pernah merasakan sakit. Rasa sakit yang kita alami tidak jarang membuat kita merasa begitu sedih karena kita tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Bahkan, rasa sakit tersebut kadang membuat kita putus asa. Kehadiran orang-orang yang menengok kita memberi makna tersendiri, memberi penghiburan yang melegakan.

Dalam bacaan pertama maupun kedua, kita mendapat tantangan untuk membagikan penghiburan dan kebahagiaan kepada sesama. Bahagia adalah sikap iman yang dituntut oleh Yesus, sebagaimana yang disabdakan-Nya kepada para murid dalam kotbahnya di bukit. Kalau kita cermati ada 9 kali kata berbahagia yang diucapkan oleh Yesus. Bahagia adalah sikap dasar sebagai orang beriman. Orang yang beriman adalah orang yang berbahagia, karena menerima sabda Tuhan, karena Tuhan sudi memberikan penghiburan kepada kita, dan karena memang itulah yang dituntut dari kita.

Mari dengan berani kita menjadi sumber kebahagiaan bagi sesama dan tidak segan menghibur sesama yang sedang mengalami penderitaan. (AXN/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Mat 5:5)

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan dimiliki bumi.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy