Minggu, 14 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XI
“Misteri Gereja Kudus itu diperlihatkan ketika didirikan. Sebab Tuhan
Yesus mengawali Gereja-Nya dengan mewartakan kabar bahagia, yakni
kedatangan Kerajaan Allah yang sudah berabad-abad lamanya dijanjikan
dalam Alkitab: “Waktunya telah genap, dan Kerajaan Allah sudah dekat”
(Mrk 1:15; lih Mat 4:17). Kerajaan itu menampakkan diri kepada
orang-orang dalam sabda, karya dan kehadiran Kristus. Memang, sabda
Tuhan diibaratkan benih, yang ditaburkan di ladang (lih. Mrk 4:14),
mereka yang mendengarkan sabda itu dengan iman dan termasuk kawanan
kecil Kristus (lih. Luk 12:32), telah menerima kerajaan itu sendiri.
Kemudian benih itu bertunas dan bertumbuh atas kekuatannya sendiri
hingga waktu panen (lih. Mrk 4:26-29). Mukjizat-mukjizat Yesus pun
menguatkan, bahwa Kerajaan itu sudah tiba di dunia: “Jika Aku mengusir
setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang
kepadamu” (Luk 11:20; lih. Mat 12:28). Tetapi terutama Kerajaan itu
tampil dalam Pribadi Kristus sendiri, Putera Allah dan Putera manusia,
yang datang “untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan
bagi banyak orang” (Mrk 10:45). (Lumen Gentium, 5)
Antifon Pembuka (Mzm 27:7,9)
Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Engkaulah, pertolonganku,
janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah
Penyelamatku.
Exaudi Domine vocem meam, qua clamavi ad te: adiutor meus esto, ne derelinquas me neque despicias me, Deus salutaris meus.
O Lord, hear my voice, for I have called to you; be my help. Do not abandon or forsake me, O God, my Savior!
Doa Pagi
Ya Allah, Engkaulah kekuatan bagi semua orang yang berharap kepada-Mu.
Dengarkanlah permohonan kami, karena tanpa Dikau, kami yang lemah ini
tak sanggup melakukan apa pun. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar dalam
melaksanakan perintah-perintah-Mu, kami menyukakan hati-Mu dalam niat
yang baik dan dan dalam tindakan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh
Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (17:22-24)
"Allah meninggikan pohon yang rendah"
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku sendiri akan mengambil sebuah carang
dari puncak pohon aras yang tinggi, dan menanamnya; Aku akan
mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda, dan Aku
sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke
atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia
bercabang-cabang dan berbuah, dan menjadi pohon aras yang hebat; segala
macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya, mereka akan bernaung
di bawah cabang-cabangnya. Maka segala pohon di ladang akan mengetahui,
bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon
yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu-kering, dan membuat
pohon yang layu-kering bertaruk kembali. Aku, Tuhan, telah mengatakannya
dan akan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 92:2-3.13-14.15-16; Ul: 2a)
1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan mazmur
bagi nama-Mu, Yang Mahatinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu
pagi, dan kesetiaan-Mu di waktu malam.
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur
seperti pohon ara di Libanon mereka yang ditanam di bait Tuhan akan
bertunas di pelataran Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah menjadi gemuk dan segar, untuk
memberitakan bahwa Tuhan itu benar bahwa Ia Gunung Batuku, dan tidak
ada kecurangan pada-Nya.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2Kor 5:6-10)
"Kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah."
Saudara-saudara, hati kami senantiasa tabah! Meskipun kami sadar bahwa
selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup
kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat; toh hati
kami tabah! Tetapi, kami lebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap
pada Tuhan. Sebab itu kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di
luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah. Sebab kita semua harus
menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa
yang patut ia peroleh, sesuai dengan yang ia lakukan dalam hidup ini,
baik atau pun jahat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
"Memang biji itu paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh menjadi lebih besar."
Sekali peristiwa Yesus mengajar di hadapan orang banyak, katanya,
“Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang
menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun,
dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana
terjadinya, orang itu tidak tahu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan
buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi
pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera
menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan
apa hendaknya kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan
perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu
seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang
paling kecil di antara segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi
apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala
sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga
burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak
perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan firman kepada mereka sesuai
dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata
kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala
sesuatu secara tersendiri.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Merenungkan sejarah Gereja, bagi saya adalah suatu hal yang sangat
menggembirakan. Tak henti-hentinya saya mengagumi perjalanan Gereja yang
didirikan oleh Tuhan. Betapa tidak, bermula dari segelintir orang,
Gereja sampai sekarang berkembang dengan sangat gemilang. Bahkan,
tercatat sebagai kelompok yang memiliki jumlah pengikut paling besar di
dunia. Meski demikian, selama perjalanan sejarah-Nya tentu tak sedikit
rintangan yang harus dihadapi oleh para pengikut-Nya. Penindasan,
penganiayaan dan pembunuhan turut mewarnai perkembangannya. Meski begitu
Gereja tetap bertumbuh, ibarat tanaman tak mati meski dipangkas
berulang kali.
Dalam Injil hari ini, kita mendengar perumpamaan tentang Kerajaan Allah
yang dibuat oleh Tuhan. Kerajaan Allah itu seumpama pertumbuhan sebuah
benih yang ditabur oleh seorang petani. Benih itu tumbuh tanpa
sepengetahuannya. Ia terus berkembang dan kemudian berbuah lebat. Si
petani tak pernah tahu bagaimana benih itu tumbuh, bagaimana akarnya
mencari unsur-unsur hara. Ia hanya tahu bahwa benih menjadi tanaman yang
kemudian menghasilkan buah. Baginya semuanya itu tersembunyi, semuanya
penuh dengan misteri. Tak hanya itu saja, Kerajaan Allah itu juga
seperti biji sesawi. Ketika besar, ia menjadi tempat naungan bagi sarang
burung-burung kecil dan besar. Bagaimana proses biji sesawi yang kecil
itu bisa menjadi besar? Tak ada yang tahu! Kita hanya bisa berkata bahwa
biji itu bertumbuh. Demikianlah gambaran Kerajaan Allah itu:
tersembunyi, penuh misteri, kelihatan tidak pasti namun ia tidak mati!
Misteri Kerajaan Ilahi yang demikian ini tentu tidak mudah untuk
diimani. Orang perlu memiliki hati yang peka dan berani untuk berjalan
pelan namun pasti. Namun sayang, tantangan bagi orang zaman sekarang
adalah mentalitas budaya instan. Orang tak mau bersusah-susah mengikuti
prosedur yang ada. Orang lebih suka makan mi instant, minum kopi three
in one, bahkan urusan dengan Tuhan pun kalau bisa harus langsung
dikabulkan. Tuhan ternyata mempunyai pandangan berbeda dengan sang
ciptaan. Kerajaan Allah adalah sebuah pertumbuhan, sebuah perkembangan
yang hanya Allah seorang yang berperan. Manusia hanya perlu bersabar,
mengamini serta tetap bergantung pada harapan. Inilah yang telah terjadi
pada perjalanan Gereja kita. Sekali Allah menanam, Ia pasti akan
memberi pertumbuhan bahkan membuatnya berkembang.
Dalam hidup ini, kita bisa saja merasa sendiri, doa-doa seakan tidak
berarti. Tuhan sepertinya pergi tanpa kompromi dari hidup ini. Namun,
satu hal pasti, Tuhan tidak tidur, apalagi mati. Tuhan tidak pernah
ingkar janji. Dalam sunyi, Ia selalu memberkati. Karena itu, kita perlu
bersabar diri. Seperti seorang petani yang tak perlu keluar melihat dan
berjaga di sekitar benih yang ditanamnya untuk memastikan benih itu
tumbuh, demikian jugalah kiranya kita perlu menata hati. Percayakan saja
semuanya pada misteri ilahi. [Rosari/RUAH]
Antifon Komuni (Mzm 27:4)
Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuinginkan: diam di rumah Tuhan seumur hidupku.
Unam petii a Domino, hanc requiram: ut inhabitem in domo Domini omnibus diebus vitæ meæ.
There is one thing I ask of the Lord, only this do I seek: to live in the house of the Lord all the days of my life.
Atau (Bdk. Yoh 17:11)
Bapa yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu mereka yang
telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti
Kita, Sabda Tuhan.
Holy Father, keep in your name those you have given me, that they may be one as we are one, says the Lord.