| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 17 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 17 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

“Percayalah, orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai” (Sta. Teresia dari Avila)

Antifon Pembuka (Yoh 14:23)

Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahamurah, ajarilah kami menaruh belas kasih kepada sesama, sebagaimana Engkau telah menaruh belas kasih kepada kami. Semoga kami dengan tulus ikhlas mendermakan apa yang kami terima berkat kemurahan hati-Mu, ya Allah dan Bapa kami. Doa ini kami persembahkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-11)
  
"Allah mengasihi orang yang memberi sukacita."
   
Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kalian, supaya kalian senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma. Kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kalian serta melipatgandakannya, dan menumbuhkan buah kebenaranmu. Kalian akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
   
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."
    
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
  
Beberapa slogan yang seringkali kita dengar dalam iklan-iklan di televisi misalnya, “Sekarang cowok-cowok pada nempel semua.” Atau, “Jadilah anak hebat,” dan masih banyak lagi. Singkatnya, saat ini setiap orang ditantang untuk menjadi yang terhebat; dan untuk menjadi yang terhebat “kamu harus menampilkan dirimu”, “harus menunjukkan kehebatanmu”.

Oleh karena itu, dalam pergaulan di tengah masyarakat, khususnya di kalangan anak muda atau remaja, dikenal istilah narsis atau eksis. Kalau ada anak muda atau remaja tidak suka narsis atau eksis lantas dianggap tidak gaul.

Injil hari ini justru berbicara sebaliknya, yaitu soal menjad tersembunyi. Kalau kamu memberi jangan digembar-gemborkan; kalau tangan kanan memberi, tangan kiri jangan sampai tahu; kalau kamu berdoa, masuklah ke dalam kamar dan tutuplah pintu; kalau kamu puasa minyakilah kepalamu supaya jangan sampai orang lain tahu bahwa kamu sedang puasa. Yesus ingin agar apa yang kita lakukan itu “tersembunyi”, orang lain tidak harus tahu.

Mungkin kita bertanya, “Mengapa Yesus mengajarkan soal ketersembunyian, tidak menampilkan diri atau tidak menonjolkan diri?” Jawabannya, karena Allah kita adalah Allah yang tersembunyi. Allah yang senantiasa melihat dari tempat yang tersembunyi. Yesus ingin agar kita juga belajar bagaimana “menyembunyikan” diri, khususnya dalam hidup beriman. Dalam hidup beriman kata “menyembunyikan diri” sering kita sebut sebagai kerendahan hati.

Yesus ingin agar kita menjadi murid-murid-Nya yang rendah hati. Bagi Yesus, hidup beriman itu tidak untuk dipamerkan, tetapi untuk diresapkan sampai ke relung hati yang terdalam dan tersembunyi, sehingga seperti dialami oleh Rasul Paulus, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Gal 2:22).

Jika Allah kita adalah Allah yang tersembunyi, maka satu-satunya bagi kita untuk semakin dekat dengan Allah adalah jalan ketersembunyian atau kerendahan hati. Santa Teresia dari Avila mengatakan, “Percayalah, orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai” (Puri Batin, III:1,9). Inilah buah dari semangat hidup sebagai murid-murid Tuhan yang berani menjadi tersembunyi. (Petrus H/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Mzm 112:9)

Orang takwa memberi derma dengan murah hati. Kebaikannya tetap selamanya; kekuatannya tiada bandingnya.

Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Selasa, 16 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

  

2Kor. 8: 1-9; Mzm. 146:2,5-6,7,8-9a; Mat. 5:43-48.
 
Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
 
Kita masing-masing diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah (Kej 1,28). Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan tuntutan dari Yesus agar kita menjadi sempurna seperti Allah Bapa sempurna adanya. Paling tidak, kita harus menjaga: jangan sampai kita kehilangan gambar dan rupa Allah tersebut. Caranya adalah dengan cara mengasihi seperti Allah mengasihi kita. Allah mengasihi semua orang, tidak membeda-bedakan: "menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" (Mat 5,45). Memang, secara manusia sangatlah tidak mudah mengasihi orang yang telah berbuat tidak baik pada kita. Untuk melihat saja, kadang kita tidak mau, apalagi sampai memberi salam, omong-omong dan bekerja bersama. Namun, justru di sinilah letak perjuangan kita untuk mencapai kesempurnaan, untuk sungguh-sungguh menghayati jati diri kita sebagai anak-anak Allah. Lalu, bagaimana kita harus memulai? Dengan mendoakannya. Saya teringat dengan cerita Paus Fransiskus pada saat beliau masih sebagai frater. Ketika beliau bercerita dengan pembimbing rohani tentang beberapa temannya yang sedang berkonflik dengannya, romo pembimbing rohaninya bertanya: "Apakah kamu mendoakan mereka?" Saat Fr. Bergoglio menggelengkan kepala, pembimbing rohaninya berkata: "Pergilah dan doakanlah mereka! Bimbingan selesai". Oleh karena itu, dalam doa-doa kita, jangan lupa kita kita juga mendoakan orang-orang yang telah memperlakukan kita dengan tidak baik, yang telah menimbulkan masalah bagi kita, yang telah merugikan kita. Inilah jalan kesempurnaan bagi kita.

Doa: Tuhan, bimbinglah kami menuju jalan kesempurnaan, yakni dengan mengasihi dan mendoakan mereka yang telah dan pernah memperlakukan kami dengan tidak baik. Amin. -agawpr-

Selasa, 16 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 16 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
 
“Kita ada di dalam Kristus, dan kita menyambut Ekaristi-Nya setiap hari sebagai makanan keselamatan” (St. Siprianus)
 

Antifon Pembuka (2Kor 8:9)

Yesus meski kaya, telah menjadi miskin karena kalian, agar kalian menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.
  
Doa Pagi


Ya Allah, berkenanlah mengukir Putra-Mu dalam hati kami dan ajarilah kami melaksanakan cinta kasih-Nya sebagaimana telah diberikan teladan-Nya oleh Putra-Mu Yesus Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Penderitaan ternyata tidak menghalangi umat di Makedonia untuk tetap berpegang pada kebenaran dan kebaikan yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Dalam situasi penderitaan dan tekanan yang mereka hadapi, mereka masih terus berupaya untuk mewujudnyatakan kebenaran dan kebaikan di antara mereka dan orang-orang di sekitar mereka.

 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (8:1-9)
       
  
"Kristus telah menjadi miskin karena kalian."
     
Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kalian kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Atas kehendaknya sendiri mereka minta dengan mendesak kami, agar mereka pun diperkenankan ikut memberi pelayanan kepada orang-orang kudus. Dan mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. Sebab itu kami mendesak Titus, supaya ia mengunjungi kalian, dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. Maka sekarang hendaknya kalian kaya dalam pelayanan kasih ini, sebagaimana kalian kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Aku mengatakan hal ini bukan sebagai perintah! Tetapi dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasihmu, karena kalian telah mengenal kasih karunia Tuhan kita, Yesus Kristus: Sekalipun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kalian, supaya karena kemiskinan-Nya kalian menjadi kaya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
Ayat. (Mzm 146:2.5-6.7.8-9a)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
3. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
4. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.
 
Keunggulan sikap yang diwartakan Yesus begitu berat, yaitu kasih terhadap musuh dan orang-orang yang membenci kita. Bagi Yesus sikap ini paling sangat berbeda dari sikap kasih yang umum terjadi dalam pergaulan sosial manusia. Dalam kasih yang seperti itu, tercermin kasih Allah sendiri yang memang diarahkan untuk semua orang, tanpa terkecuali.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
   
"Kasihilah musuh-musuhmu."
    
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian’. Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Jangan mengejar nilai pas-pasan, minimalis. Kejarlah nilai lebih, dalam kehidupan Kristiani kita. Yesus mau agar kita memiliki nilai lebih. Bertindak tidak sekadar sesuai dengan prinsip umum. Mengasihi tanpa syarat adalah nilai lebih, seperti Bapa di surga menurunkan hujan dan menerbitkan matahari bagi orang baik dan orang jahat.

Antifon Komuni (Mat 5:44)

Kasihanilah musuh-musuhmu, dan doakanlah mereka yang menganiaya kamu.

Doa Malam

Allah Bapa Mahapengasih, orang baik dan orang jahat sama-sama Kausinari matahari-Mu, sebab Engkau menghendaki semua orang menerima cinta kasih-Mu yang berlimpah. Kami mohon, semoga segala yang kami usahakan ini benar-benar tumbuh dari cinta kasih murni. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.

Senin, 15 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI


2Kor. 6: 1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Mat. 5:38-42.

Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.

Salah satu Doa Syukur Agung favorit saya adalah DSA VI. Pada bagian pengantar, disampaikan keterangan sebagai berikut: "Doa Syukur Agung ini dapat dipakai dalam misa dengan tema khusus misteri tobat, misalnya: dalam misa untuk memajukan kerukunan, untuk rekonsiliasi, untuk perdamaian dan keadilan, dalam masa perang atau kerusuhan, untuk silih atas dosa-dosa, untuk memohon kasih, ..." Selain itu, juga disediakan prefasi khusus, yang pada salah satu bagiannya berbunyi demikian: "Meskipun umat manusia terpecah belah oleh pertengkaran dan perselisihan, kami mengalami pula bahwa Engkau senantiasa membangkitkan hasrat untuk bersamai. Karena dorongan Roh-Mu, orang-orang yang bermusuhan berdamai kembali, yang berlawanan berjabat tangan, dan bangsa-bangsa mencari jalan untuk menggalang persatuan. Berkat kuasa-Mu juga, cinta mengalahkan kebencian, ampun menaklukkan balas dendam, dan saling kasih mengenyahkan perselisihan". Setiap kali mendoakan DSA ini, saya merasakan bahwa inilah terjemahan dari sabda Tuhan hari ini dalam bentuk doa, yang tentunya selain memberi kekuatan juga menjadi dorongan untuk diwujudkan secara nyata dalam hidup sehari-hari, dalam berelasi dan hidup bersama dengan oran lain, yang tidak selamanya berjalan mulus tapi kadang ada konflik, salah paham, mungkin juga iri hati, perasaan tidak suka, kemarahan, dll.

Doa: Tuhan, semoga hati kami senantiasa dikuasai oleh kasih sehingga kami mampu mengalahkan kebendian dan menaklukkan balas dendam. Amin. -agawpr-

Senin, 15 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 15 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus

Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd)

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber sukacita kami, semoga kami selalu patuh setia pada kabar sukacita-Mu, dan ajarilah kami kiranya mengabadikan segala yang ada pada kami bagi kerajaan-Mu di dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (6:1-10)
 
 
"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."
  
Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Atau Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:105)
Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)
 
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
 
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 

Bagi orang Yahudi, menampar dengan menggunakan belakang tangan dua kali lebih menyakitkan daripada menggunakan telapak tangan. Dalam Injil hari ini, Yesus memberi nasihat, ”siapa yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Orang yang berdiri berhadapan tidak mungkin bisa menampar pipi kanan lawannya dengan bagian dalam telapak tangan, melainkan bisa hanya dengan bagian belakang tangan dan lebih menyakitkan. Orang mungkin jarang menampar kita secara fisik, tetapi lebih sering dengan kata-kata yang menyakitkan. Karena itu, apa yang dimaksudkan Yesus di balik ungkapan itu ialah sekalipun orang telah menyakiti hati kita secara luar biasa, namun kita tidak boleh membalas dendam.

Spiritualitas non-violence seperti itulah yang dihidupi oleh Santo Paulus sebagaimana nyata dalam bacaan pertama hari ini. Ia tetap melakukan karya pelayanan sekalipun ia didera, dimasukkan ke dalam penjara, dihina, diumpat, atau dianggap sebagai penipu. Mungkin memang spiritualitas seperti ini tidak terlalu gampang dihidupi. Tetapi spiritualitas seperti ini hendaknya menjadi ideal tertinggi bagi kita yakni tidak membalas kekerasan dengan kekerasan.

Tuhan, bantulah aku untuk tidak membalas kekerasan dengan kekerasan, tetapi mengutamakan perdamaian. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mat 5:39)

Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu.

"Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka"

Minggu, 14 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XI


Yeh. 17:22-24; Mzm. 92:2-3,13-14,15-16; 2Kor. 5:6-10; Mrk. 4:26-34.

"Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka"
Mungkin, banyak di antara kita ragu-ragu dan takut untuk membagikan pengalamannya dalam membaca dan merenungkan sabda Tuhan. Hal ini tampak misalnya dalam sarasehan atas pendalaman iman di lingkungan-lingkungan. Ketika tiba saatnya untuk sharing berdasarkan teks Kitab Suci, kebanyakan peserta memilih untuk diam. Yang berbicara hanya orang-orang tertentu saja dan setiap saat ya hanya orang-orang itu saja. Padahal, yang namanya sharing, itu tidak ada yang salah. Semuanya benar, wong berdasarkan pengertian dan pengalamannya kok. Apalagi, Yesus juga menegaskan bahwa Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka. Jadi, meskipun bunyi teks Kitab Sucinya sama, masing-masing orang tidak selalu sama dalam mengertinya karena kepada setiap orang Tuhan memberikan sabda-Nya itu sesuai dengan pengertian masing-masing. Gambarannya seperti anak-anak yang minum dari air susu yang sama dari seorang ibu. Mersikpun ASI yang mereka minum sama, namun masing-masing anak mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang tidak sama, baik secara fisik, kognitif, maupun spiritual. Namun, yang pasti masing-masing tumbuh dan berkembang bagaikan benih yang ditaburkan. Bukanlah seorang petani yang menaburkan benih dengan kualitas yang sama, ketika benih itu tumbuh, berkembang dan berbuah tidak sama semua? Tinggi rendahnya; besar kecilnya batang; banyaknya akar, ranting, daun dan buah yang dihasilkannya, pasti tidak ada yang sama persis. Untuk itu, kita tidak perlu ragu dan takut untuk berbagi firman Tuhan yang telah Ia taburkan dalam hati dan pengertian kita masing-masing. Kita percaya, bahwa benih itu tumbuh dan berkembang dalam diri kita, seringkali dengan cara yang seringkali tidak kita mengerti sebab Tuhan sendirilah yang berkarya, yang memberikan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan itu. Dan pada saatnya, diharapkan pula agar kita menghasilkan buah yang berguna bagi orang lain. Satu kalimat dari sharing iman kita berdasarkan sabda Tuhan, bisa jadi memberikan inspirasi dan pencerahan bagi orang lain.

Doa: Tuhan, semoga benih-benih sabda yang Kautaburkan dalam hati dan budi kami senantiasa tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga kami mampu menghasilkan buah yang berguna bagi orang lain. Amin. -agawpr-

Minggu, 14 Juni 2015 Hari Minggu Biasa XI

Minggu, 14 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XI

“Misteri Gereja Kudus itu diperlihatkan ketika didirikan. Sebab Tuhan Yesus mengawali Gereja-Nya dengan mewartakan kabar bahagia, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang sudah berabad-abad lamanya dijanjikan dalam Alkitab: “Waktunya telah genap, dan Kerajaan Allah sudah dekat” (Mrk 1:15; lih Mat 4:17). Kerajaan itu menampakkan diri kepada orang-orang dalam sabda, karya dan kehadiran Kristus. Memang, sabda Tuhan diibaratkan benih, yang ditaburkan di ladang (lih. Mrk 4:14), mereka yang mendengarkan sabda itu dengan iman dan termasuk kawanan kecil Kristus (lih. Luk 12:32), telah menerima kerajaan itu sendiri. Kemudian benih itu bertunas dan bertumbuh atas kekuatannya sendiri hingga waktu panen (lih. Mrk 4:26-29). Mukjizat-mukjizat Yesus pun menguatkan, bahwa Kerajaan itu sudah tiba di dunia: “Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu” (Luk 11:20; lih. Mat 12:28). Tetapi terutama Kerajaan itu tampil dalam Pribadi Kristus sendiri, Putera Allah dan Putera manusia, yang datang “untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk 10:45). (Lumen Gentium, 5)

Antifon Pembuka (Mzm 27:7,9)

Dengarlah, Tuhan, seruan yang kusampaikan. Engkaulah, pertolonganku, janganlah membuang aku, dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah Penyelamatku.

Exaudi Domine vocem meam, qua clamavi ad te: adiutor meus esto, ne derelinquas me neque despicias me, Deus salutaris meus.

O Lord, hear my voice, for I have called to you; be my help. Do not abandon or forsake me, O God, my Savior!


Doa Pagi

Ya Allah, Engkaulah kekuatan bagi semua orang yang berharap kepada-Mu. Dengarkanlah permohonan kami, karena tanpa Dikau, kami yang lemah ini tak sanggup melakukan apa pun. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar dalam melaksanakan perintah-perintah-Mu, kami menyukakan hati-Mu dalam niat yang baik dan dan dalam tindakan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (17:22-24)
      
   
"Allah meninggikan pohon yang rendah"
      
Beginilah firman Tuhan Allah, “Aku sendiri akan mengambil sebuah carang dari puncak pohon aras yang tinggi, dan menanamnya; Aku akan mematahkannya dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda, dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung yang menjulang tinggi ke atas; di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia, agar ia bercabang-cabang dan berbuah, dan menjadi pohon aras yang hebat; segala macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya, mereka akan bernaung di bawah cabang-cabangnya. Maka segala pohon di ladang akan mengetahui, bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi dan meninggikan pohon yang rendah, membuat pohon yang tumbuh menjadi layu-kering, dan membuat pohon yang layu-kering bertaruk kembali. Aku, Tuhan, telah mengatakannya dan akan membuatnya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 92:2-3.13-14.15-16; Ul: 2a)
1. Sungguh baik menyanyikan syukur kepada Tuhan, dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, Yang Mahatinggi, memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi, dan kesetiaan-Mu di waktu malam.
2. Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon ara di Libanon mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita.
3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar bahwa Ia Gunung Batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
  
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2Kor 5:6-10)
   
"Kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah."
    
Saudara-saudara, hati kami senantiasa tabah! Meskipun kami sadar bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat; toh hati kami tabah! Tetapi, kami lebih suka beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan. Sebab itu kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya, supaya kami berkenan kepada Allah. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut ia peroleh, sesuai dengan yang ia lakukan dalam hidup ini, baik atau pun jahat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selama-lamanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:26-34)
    
"Memang biji itu paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh menjadi lebih besar."
     
Sekali peristiwa Yesus mengajar di hadapan orang banyak, katanya, “Beginilah hal Kerajaan Allah: Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah. Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas, dan tunas itu makin tinggi! Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkai, lalu bulir, kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Yesus berkata lagi, “Dengan apa hendaknya kita bandingkan Kerajaan Allah itu? Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain, dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan semacam itu Yesus memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka. Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
   
Merenungkan sejarah Gereja, bagi saya adalah suatu hal yang sangat menggembirakan. Tak henti-hentinya saya mengagumi perjalanan Gereja yang didirikan oleh Tuhan. Betapa tidak, bermula dari segelintir orang, Gereja sampai sekarang berkembang dengan sangat gemilang. Bahkan, tercatat sebagai kelompok yang memiliki jumlah pengikut paling besar di dunia. Meski demikian, selama perjalanan sejarah-Nya tentu tak sedikit rintangan yang harus dihadapi oleh para pengikut-Nya. Penindasan, penganiayaan dan pembunuhan turut mewarnai perkembangannya. Meski begitu Gereja tetap bertumbuh, ibarat tanaman tak mati meski dipangkas berulang kali.

Dalam Injil hari ini, kita mendengar perumpamaan tentang Kerajaan Allah yang dibuat oleh Tuhan. Kerajaan Allah itu seumpama pertumbuhan sebuah benih yang ditabur oleh seorang petani. Benih itu tumbuh tanpa sepengetahuannya. Ia terus berkembang dan kemudian berbuah lebat. Si petani tak pernah tahu bagaimana benih itu tumbuh, bagaimana akarnya mencari unsur-unsur hara. Ia hanya tahu bahwa benih menjadi tanaman yang kemudian menghasilkan buah. Baginya semuanya itu tersembunyi, semuanya penuh dengan misteri. Tak hanya itu saja, Kerajaan Allah itu juga seperti biji sesawi. Ketika besar, ia menjadi tempat naungan bagi sarang burung-burung kecil dan besar. Bagaimana proses biji sesawi yang kecil itu bisa menjadi besar? Tak ada yang tahu! Kita hanya bisa berkata bahwa biji itu bertumbuh. Demikianlah gambaran Kerajaan Allah itu: tersembunyi, penuh misteri, kelihatan tidak pasti namun ia tidak mati!

Misteri Kerajaan Ilahi yang demikian ini tentu tidak mudah untuk diimani. Orang perlu memiliki hati yang peka dan berani untuk berjalan pelan namun pasti. Namun sayang, tantangan bagi orang zaman sekarang adalah mentalitas budaya instan. Orang tak mau bersusah-susah mengikuti prosedur yang ada. Orang lebih suka makan mi instant, minum kopi three in one, bahkan urusan dengan Tuhan pun kalau bisa harus langsung dikabulkan. Tuhan ternyata mempunyai pandangan berbeda dengan sang ciptaan. Kerajaan Allah adalah sebuah pertumbuhan, sebuah perkembangan yang hanya Allah seorang yang berperan. Manusia hanya perlu bersabar, mengamini serta tetap bergantung pada harapan. Inilah yang telah terjadi pada perjalanan Gereja kita. Sekali Allah menanam, Ia pasti akan memberi pertumbuhan bahkan membuatnya berkembang.

Dalam hidup ini, kita bisa saja merasa sendiri, doa-doa seakan tidak berarti. Tuhan sepertinya pergi tanpa kompromi dari hidup ini. Namun, satu hal pasti, Tuhan tidak tidur, apalagi mati. Tuhan tidak pernah ingkar janji. Dalam sunyi, Ia selalu memberkati. Karena itu, kita perlu bersabar diri. Seperti seorang petani yang tak perlu keluar melihat dan berjaga di sekitar benih yang ditanamnya untuk memastikan benih itu tumbuh, demikian jugalah kiranya kita perlu menata hati. Percayakan saja semuanya pada misteri ilahi. [Rosari/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 27:4)

Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuinginkan: diam di rumah Tuhan seumur hidupku.

Unam petii a Domino, hanc requiram: ut inhabitem in domo Domini omnibus diebus vitæ meæ.

There is one thing I ask of the Lord, only this do I seek: to live in the house of the Lord all the days of my life.

Atau (Bdk. Yoh 17:11)

Bapa yang Kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita, Sabda Tuhan.

Holy Father, keep in your name those you have given me, that they may be one as we are one, says the Lord.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy