| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Paus kepada keluarga: Berdiri tegak menghadapi serangan-serangan ideologis!

 Radio Vatikan, mengatakan pada kita bagaimana, pada hari Minggu malam, di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus mendesak para orang tua dan keluarga untuk berdiri tegak menghadapi "ideologis beberapa kelompok yang meracuni jiwa." Dia berbicara kepada sekitar 25.000 orang dari keuskupan Roma, untuk pembukaan tahunan Konvensi Gereja antar Keuskupan, didedikasikan tahun ini dengan tema keluarga. Vikaris Kardinal Agostino Vallini hadir, bersama dengan banyak keluarga Katolik dan dengan persentase yang tinggi dari 350 imam paroki Roma.

Selama pidatonya, Paus Fransiskus menyentuh banyak isu termasuk kebutuhan untuk "kelahiran kembali akan spiritual" bagi kota Roma yang saat ini terguncang oleh skandal korupsi yang melibatkan pemerintah kota. Tapi fokusnya adalah sebagian besar pada keluarga dan pada Sinode para Uskup serta keluarga yang akan diadakan di Vatikan pada bulan Oktober, dan ia menghimbau kepada para orang tua yang hadir untuk melindungi anak-anak mereka dari serangan ideologi terhadap institusi keluarga dan semua yang disucikan yang, katanya, "begitu menyakitkan dan menghancurkan masyarakat, bangsa, dan keluarga."

Paus Fransiskus menguraikan keindahan dan keragaman karakteristik pria dan wanita dan mengatakan "saling melengkapi dan saling memberi atau menerima" dalam keluarga yang sangat penting bagi pertumbuhan kesehatan anak-anak, yang tidak harus takut berbeda dan harus menyaksikan sukacita kasih suami isteri untuk tumbuh dan berkembang dengan kepercayaan dan keamanan.
  
Dia juga memalingkan perhatiannya kepada pasangan yang berpisah, mendesak mereka untuk tidak pernah melupakan tugas mereka sebagai orang tua. "Jangan berbicara buruk (munafik) tentang satu sama lain. Begitulah cara anak-anak belajar bagaimana menjadi munafik dan untuk mengambil keuntungan dari orang lain." dia berkata.
 
Paus juga menyampaikan kepada lebih dari 600 ribu kakek dan nenek yang tinggal di Roma dan siapapun , kata dia, mereka harus dicintai dan dihormati. Dia menghimbau pada para keluarga untuk mempertimbangkan pilihan rumah jompo bagi kakek dan nenek hanya sebagai pilihan terakhir.
   
Dan mencatat bahwa seperempat dari populasi penduduk di Roma adalah orang tua, Paus bertanya: "Apakah kakek dan nenek diperlakukan dengan hormat? Saya yakin keadaan mereka saat ini karena tidak bekerja(pensiun) ,kondisi ini untuk mereka dan untuk pensiun mereka yang akan menjadi salah satu bantuan nyata bagi mereka "

Paus ini semakin menyuarakan ke-katolikan saat kita menjelang Sinode itu, dengan tidak membuang-buang kesempatan untuk menggarisbawahi prinsip yang terus dipegang dan diajarkan oleh Gereja.

Diterjemahkan oleh : AG

Sumber link : http://­marklambert.blogspot.­co.uk/

Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka!

Rabu, 17 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI


2Kor. 9: 6-11; Mzm. 112:1-2,3-4,9; Mat. 6:1-6,16-18.

Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka!

Sebagai orang beragama, kita dipanggil untuk melakukan beberapa kewajiban keagamaan. Yesus menyebut setidaknya ada 3, yakni: memberi sedekah atau beramal, berdoa dan berpuasa. Ketiganya mencerminkan relasi baik yang hendaknya kita miliki, yakni dengan Tuhan (berdoa), dengan sesama (beramal) dan dengan diri sendiri (berpuasa). Kali ini, Yesus menegaskan agar kita melakukan kesemuanya itu dengan motivasi yang benar, yaitu bukan supaya dilihat orang, artinya untuk mendapatkan pujian dan penghargaan. Kita bisa belajar dari jam dinding atau jam tangan yang kita miliki. Entah dilihat orang atau tidak, setiap detik, ia selalu bekerja, tidak pernah berhenti, kecuali memang energi pada battrey sudah habis. Demikian pula hendaknya kita: dilihat orang atau tidak, ada orang yang memuji atau tidak, bahkan ketika sebaliknya justru malah dipaido (tidak dipercaya), dipersalahkan, diremehkan, kita harus tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban kita dengan sebaik-baiknya. Dengen demikian, kita tidak hanya akan mendapatkan upah dari Bapa di surga, tetapi mendapatkan anugerah yang berlimpah-limpah.

Doa: Tuhan, jauhkanlah kami dari keinginan untuk mencari pujian dan penghargaan atas setiap pekerjaan yang kami lakukan. Amin. -agawpr-

Rabu, 17 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Rabu, 17 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

“Percayalah, orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai” (Sta. Teresia dari Avila)

Antifon Pembuka (Yoh 14:23)

Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahamurah, ajarilah kami menaruh belas kasih kepada sesama, sebagaimana Engkau telah menaruh belas kasih kepada kami. Semoga kami dengan tulus ikhlas mendermakan apa yang kami terima berkat kemurahan hati-Mu, ya Allah dan Bapa kami. Doa ini kami persembahkan kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (9:6-11)
  
"Allah mengasihi orang yang memberi sukacita."
   
Saudara-saudara, camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kalian, supaya kalian senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma. Kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia juga yang akan menyediakan benih bagi kalian serta melipatgandakannya, dan menumbuhkan buah kebenaranmu. Kalian akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati, yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh karena kami.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:1-6.16-18)
   
"Bapamu yang melihat yang tersembunyi, akan mengganjar engkau."
    
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya’. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
  
Beberapa slogan yang seringkali kita dengar dalam iklan-iklan di televisi misalnya, “Sekarang cowok-cowok pada nempel semua.” Atau, “Jadilah anak hebat,” dan masih banyak lagi. Singkatnya, saat ini setiap orang ditantang untuk menjadi yang terhebat; dan untuk menjadi yang terhebat “kamu harus menampilkan dirimu”, “harus menunjukkan kehebatanmu”.

Oleh karena itu, dalam pergaulan di tengah masyarakat, khususnya di kalangan anak muda atau remaja, dikenal istilah narsis atau eksis. Kalau ada anak muda atau remaja tidak suka narsis atau eksis lantas dianggap tidak gaul.

Injil hari ini justru berbicara sebaliknya, yaitu soal menjad tersembunyi. Kalau kamu memberi jangan digembar-gemborkan; kalau tangan kanan memberi, tangan kiri jangan sampai tahu; kalau kamu berdoa, masuklah ke dalam kamar dan tutuplah pintu; kalau kamu puasa minyakilah kepalamu supaya jangan sampai orang lain tahu bahwa kamu sedang puasa. Yesus ingin agar apa yang kita lakukan itu “tersembunyi”, orang lain tidak harus tahu.

Mungkin kita bertanya, “Mengapa Yesus mengajarkan soal ketersembunyian, tidak menampilkan diri atau tidak menonjolkan diri?” Jawabannya, karena Allah kita adalah Allah yang tersembunyi. Allah yang senantiasa melihat dari tempat yang tersembunyi. Yesus ingin agar kita juga belajar bagaimana “menyembunyikan” diri, khususnya dalam hidup beriman. Dalam hidup beriman kata “menyembunyikan diri” sering kita sebut sebagai kerendahan hati.

Yesus ingin agar kita menjadi murid-murid-Nya yang rendah hati. Bagi Yesus, hidup beriman itu tidak untuk dipamerkan, tetapi untuk diresapkan sampai ke relung hati yang terdalam dan tersembunyi, sehingga seperti dialami oleh Rasul Paulus, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Gal 2:22).

Jika Allah kita adalah Allah yang tersembunyi, maka satu-satunya bagi kita untuk semakin dekat dengan Allah adalah jalan ketersembunyian atau kerendahan hati. Santa Teresia dari Avila mengatakan, “Percayalah, orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan diberi Tuhan hati yang damai” (Puri Batin, III:1,9). Inilah buah dari semangat hidup sebagai murid-murid Tuhan yang berani menjadi tersembunyi. (Petrus H/Cafe Rohani)

Antifon Komuni (Mzm 112:9)

Orang takwa memberi derma dengan murah hati. Kebaikannya tetap selamanya; kekuatannya tiada bandingnya.

Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.

Selasa, 16 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

  

2Kor. 8: 1-9; Mzm. 146:2,5-6,7,8-9a; Mat. 5:43-48.
 
Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
 
Kita masing-masing diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah (Kej 1,28). Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan tuntutan dari Yesus agar kita menjadi sempurna seperti Allah Bapa sempurna adanya. Paling tidak, kita harus menjaga: jangan sampai kita kehilangan gambar dan rupa Allah tersebut. Caranya adalah dengan cara mengasihi seperti Allah mengasihi kita. Allah mengasihi semua orang, tidak membeda-bedakan: "menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar" (Mat 5,45). Memang, secara manusia sangatlah tidak mudah mengasihi orang yang telah berbuat tidak baik pada kita. Untuk melihat saja, kadang kita tidak mau, apalagi sampai memberi salam, omong-omong dan bekerja bersama. Namun, justru di sinilah letak perjuangan kita untuk mencapai kesempurnaan, untuk sungguh-sungguh menghayati jati diri kita sebagai anak-anak Allah. Lalu, bagaimana kita harus memulai? Dengan mendoakannya. Saya teringat dengan cerita Paus Fransiskus pada saat beliau masih sebagai frater. Ketika beliau bercerita dengan pembimbing rohani tentang beberapa temannya yang sedang berkonflik dengannya, romo pembimbing rohaninya bertanya: "Apakah kamu mendoakan mereka?" Saat Fr. Bergoglio menggelengkan kepala, pembimbing rohaninya berkata: "Pergilah dan doakanlah mereka! Bimbingan selesai". Oleh karena itu, dalam doa-doa kita, jangan lupa kita kita juga mendoakan orang-orang yang telah memperlakukan kita dengan tidak baik, yang telah menimbulkan masalah bagi kita, yang telah merugikan kita. Inilah jalan kesempurnaan bagi kita.

Doa: Tuhan, bimbinglah kami menuju jalan kesempurnaan, yakni dengan mengasihi dan mendoakan mereka yang telah dan pernah memperlakukan kami dengan tidak baik. Amin. -agawpr-

Selasa, 16 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Selasa, 16 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
 
“Kita ada di dalam Kristus, dan kita menyambut Ekaristi-Nya setiap hari sebagai makanan keselamatan” (St. Siprianus)
 

Antifon Pembuka (2Kor 8:9)

Yesus meski kaya, telah menjadi miskin karena kalian, agar kalian menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.
  
Doa Pagi


Ya Allah, berkenanlah mengukir Putra-Mu dalam hati kami dan ajarilah kami melaksanakan cinta kasih-Nya sebagaimana telah diberikan teladan-Nya oleh Putra-Mu Yesus Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Penderitaan ternyata tidak menghalangi umat di Makedonia untuk tetap berpegang pada kebenaran dan kebaikan yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka. Dalam situasi penderitaan dan tekanan yang mereka hadapi, mereka masih terus berupaya untuk mewujudnyatakan kebenaran dan kebaikan di antara mereka dan orang-orang di sekitar mereka.

 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (8:1-9)
       
  
"Kristus telah menjadi miskin karena kalian."
     
Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kalian kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap, dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberi menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Atas kehendaknya sendiri mereka minta dengan mendesak kami, agar mereka pun diperkenankan ikut memberi pelayanan kepada orang-orang kudus. Dan mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami. Sebab itu kami mendesak Titus, supaya ia mengunjungi kalian, dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. Maka sekarang hendaknya kalian kaya dalam pelayanan kasih ini, sebagaimana kalian kaya dalam segala sesuatu: dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Aku mengatakan hal ini bukan sebagai perintah! Tetapi dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasihmu, karena kalian telah mengenal kasih karunia Tuhan kita, Yesus Kristus: Sekalipun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kalian, supaya karena kemiskinan-Nya kalian menjadi kaya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah Tuhan, hai jiwaku.
Ayat. (Mzm 146:2.5-6.7.8-9a)
1. Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
2. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
3. Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
4. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.
 
Keunggulan sikap yang diwartakan Yesus begitu berat, yaitu kasih terhadap musuh dan orang-orang yang membenci kita. Bagi Yesus sikap ini paling sangat berbeda dari sikap kasih yang umum terjadi dalam pergaulan sosial manusia. Dalam kasih yang seperti itu, tercermin kasih Allah sendiri yang memang diarahkan untuk semua orang, tanpa terkecuali.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
   
"Kasihilah musuh-musuhmu."
    
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian telah mendengar bahwa disabdakan, ‘Kasihilah sesamamu manusia, dan bencilah musuhmu’. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kalian’. Karena dengan demikian kalian menjadi anak-anak Bapamu di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang yang jahat, dan juga bagi orang yang baik. Hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga bagi orang yang tidak benar. Apabila kalian mengasihi orang yang mengasihi kalian, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kalian hanya memberi salam kepada saudaramu saja, apakah lebihnya dari perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu kalian harus sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Jangan mengejar nilai pas-pasan, minimalis. Kejarlah nilai lebih, dalam kehidupan Kristiani kita. Yesus mau agar kita memiliki nilai lebih. Bertindak tidak sekadar sesuai dengan prinsip umum. Mengasihi tanpa syarat adalah nilai lebih, seperti Bapa di surga menurunkan hujan dan menerbitkan matahari bagi orang baik dan orang jahat.

Antifon Komuni (Mat 5:44)

Kasihanilah musuh-musuhmu, dan doakanlah mereka yang menganiaya kamu.

Doa Malam

Allah Bapa Mahapengasih, orang baik dan orang jahat sama-sama Kausinari matahari-Mu, sebab Engkau menghendaki semua orang menerima cinta kasih-Mu yang berlimpah. Kami mohon, semoga segala yang kami usahakan ini benar-benar tumbuh dari cinta kasih murni. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

RUAH

Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.

Senin, 15 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI


2Kor. 6: 1-10; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Mat. 5:38-42.

Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.

Salah satu Doa Syukur Agung favorit saya adalah DSA VI. Pada bagian pengantar, disampaikan keterangan sebagai berikut: "Doa Syukur Agung ini dapat dipakai dalam misa dengan tema khusus misteri tobat, misalnya: dalam misa untuk memajukan kerukunan, untuk rekonsiliasi, untuk perdamaian dan keadilan, dalam masa perang atau kerusuhan, untuk silih atas dosa-dosa, untuk memohon kasih, ..." Selain itu, juga disediakan prefasi khusus, yang pada salah satu bagiannya berbunyi demikian: "Meskipun umat manusia terpecah belah oleh pertengkaran dan perselisihan, kami mengalami pula bahwa Engkau senantiasa membangkitkan hasrat untuk bersamai. Karena dorongan Roh-Mu, orang-orang yang bermusuhan berdamai kembali, yang berlawanan berjabat tangan, dan bangsa-bangsa mencari jalan untuk menggalang persatuan. Berkat kuasa-Mu juga, cinta mengalahkan kebencian, ampun menaklukkan balas dendam, dan saling kasih mengenyahkan perselisihan". Setiap kali mendoakan DSA ini, saya merasakan bahwa inilah terjemahan dari sabda Tuhan hari ini dalam bentuk doa, yang tentunya selain memberi kekuatan juga menjadi dorongan untuk diwujudkan secara nyata dalam hidup sehari-hari, dalam berelasi dan hidup bersama dengan oran lain, yang tidak selamanya berjalan mulus tapi kadang ada konflik, salah paham, mungkin juga iri hati, perasaan tidak suka, kemarahan, dll.

Doa: Tuhan, semoga hati kami senantiasa dikuasai oleh kasih sehingga kami mampu mengalahkan kebendian dan menaklukkan balas dendam. Amin. -agawpr-

Senin, 15 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Senin, 15 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

Kamu telah disucikan dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita --- St. Siprianus

Antifon Pembuka (Mzm 98:3cd)

Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.

Doa Pagi


Allah Bapa sumber sukacita kami, semoga kami selalu patuh setia pada kabar sukacita-Mu, dan ajarilah kami kiranya mengabadikan segala yang ada pada kami bagi kerajaan-Mu di dunia. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (6:1-10)
 
 
"Dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami ini pelayan Allah."
  
Saudara-saudara, sebagai teman-teman sekerja, kami nasihati kalian, janganlah sia-siakan kasih karunia yang telah kalian peroleh dari Allah. Sebab Allah bersabda, “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan dikau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Camkanlah, sekarang inilah saat perkenanan itu! Hari inilah keselamatan itu! Dalam segala hal kami tidak memberi alasan seorang pun tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami ini pelayan Allah, yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran segala penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berpayah-payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam mewartakan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan baik untuk menyerang ataupun untuk bertahan; ketika dihormati atau dihina; ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun terpercaya; sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, namun tetap hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, padahal kami memiliki segala sesuatu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 807
Ref. Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Atau Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4; Ul:2b)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
 
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 119:105)
Sabda-Mu adalah pelita bagi kakiku, dan cahaya bagi jalanku.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:38-42)
 
"Jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu."
 
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan, ‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’ Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu. Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya, dan jangan menolak orang yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 

Bagi orang Yahudi, menampar dengan menggunakan belakang tangan dua kali lebih menyakitkan daripada menggunakan telapak tangan. Dalam Injil hari ini, Yesus memberi nasihat, ”siapa yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Orang yang berdiri berhadapan tidak mungkin bisa menampar pipi kanan lawannya dengan bagian dalam telapak tangan, melainkan bisa hanya dengan bagian belakang tangan dan lebih menyakitkan. Orang mungkin jarang menampar kita secara fisik, tetapi lebih sering dengan kata-kata yang menyakitkan. Karena itu, apa yang dimaksudkan Yesus di balik ungkapan itu ialah sekalipun orang telah menyakiti hati kita secara luar biasa, namun kita tidak boleh membalas dendam.

Spiritualitas non-violence seperti itulah yang dihidupi oleh Santo Paulus sebagaimana nyata dalam bacaan pertama hari ini. Ia tetap melakukan karya pelayanan sekalipun ia didera, dimasukkan ke dalam penjara, dihina, diumpat, atau dianggap sebagai penipu. Mungkin memang spiritualitas seperti ini tidak terlalu gampang dihidupi. Tetapi spiritualitas seperti ini hendaknya menjadi ideal tertinggi bagi kita yakni tidak membalas kekerasan dengan kekerasan.

Tuhan, bantulah aku untuk tidak membalas kekerasan dengan kekerasan, tetapi mengutamakan perdamaian. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mat 5:39)

Janganlah melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu, berikanlah pipi kirimu.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy