| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi ... tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga

Jumat, 19 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
  

2Kor. 11:18,21b-30; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mat. 6:19-23.

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi ... tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga"

Kita masih berada di dunia. Kita membutuhkan harta di bumi untuk makan, minum, tempat tinggal, pakaian, membayar sekolah, membayar listrik, dll. Namun, Yesus melarang kita mengumpulkan harta di bumi. Kan, Yesus hanya melarang "mengumpulkan" tidak melarang kita "menggunakan" harta di bumi. Jadi, boleh kita menggunakannya. Kalau kita membaca Kej 1 dan 2, Tuhan sendiri juga menugaskan manusia untuk memelihara, mengolah, mengusahakan dan memanfaatkan alam dan isinya yang telah diciptakan-Nya. "Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu" (Kej 2,15). Maka, yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita menggunakan harta di bumi ini. Pertama, kita harus ingat bahwa itu semua bukan milik kita sendiri tetapi milik Tuhan yang dianugerahkan kepada kita agar kita dapat hidup dengan layak. Yang kedua, kita tidak hidup sendirian tetapi bersama dengan banyak orang lain dan juga makluk hidup lainnya, baik yang hidup sebelum kita, bersama kita maupun sesudah kita sehingga kita harus senantiasa mengingat mereka dan berbagi bersama mereka. Yang ketiga, kebutuhan kita itu terbatas namun keinginan kita yang seringkali tidak terbatas sehingga kita harus mengontrol keinginan kita. Cukup bagi kita untuk memenuhi kebutuhan, bukan keinginan kita. Namun, Tuhan seringkali menganugerahi lebih dari sekedar yang kita butuhkan. Nah, kita harus ingat kalau ada sesama kita yang berkekurangan sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi, anugerah lebih yang diberikan kepada kita, tidak sepantasnya kita kumpulkan semua untuk kepentingan kita sendiri tetapi sebaiknya kita bagikan untuk membantu saudara-saudari kita dalam memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan, kita juga harus berbagi kendati kita tidak mempunyai lebih. Sebab, dengan memberi dari kekurangan itu, kita tidak akan semakin berkekurangan tetapi justru akan berkelimpahan. Dan yang lebih penting, dengan berbagi itu, kita mengumpulkan harta di surga. Bahkan, di dunia ini kita akan mengalami seperti di surga karena kita punya banyak teman, sahabat dan saudara. (Rm. Agus Widodo, Pr)

Jumat, 19 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Jumat, 19 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
 
Pada malam kehidupan kita, kita akan diadili sesuai dengan cinta kita. (St. Yohanes dari Salib)

   
Antifon Pembuka (Mzm 23:4.3)

Arahkanlah pandanganmu kepada Tuhan, maka mukamu akan berseri-seri dan takkan malu tersipu-sipu.

Doa Pagi

Allah Bapa mahakuasa dan kekal, ajarilah kami menghargai sabda yang Kausampaikan kepada kami. Semoga sabda itu meresap benar dalam hati kami, merasuk sampai ke tulang sungsum, serta membantu kami membahagiakan sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (11:18.21b-30)
    
"Di samping banyak hal, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu memelihara semua jemaat."
      
Saudara-saudara, karena banyak orang bermegah-megah secara duniawi, aku pun mau bermegah. Jika orang lain berani membanggakan sesuatu, maka aku pun – seperti orang bodoh kukatakan – berani juga. Mereka orang Ibrani, aku juga! Mereka orang Israel, aku juga! Mereka keturunan Abraham, aku juga! Mereka pelayan Kristus, aku berkata seperti orang gila: aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih payah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan; tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih payah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan haus; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Di samping banyak hal lain lagi yang tidak disebutkan, masih ada urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat. Jika ada orang yang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah? Jika ada orang yang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita? Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Allah melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)
  
"Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada."
     
Dalam kotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi; ngengat dan karat akan merusakkannya, dan pencuri akan membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga. Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya, dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ pula hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu. Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
  
Renungan
 
Suatu ketika, seorang raja meninggal dunia. Yesus menyuruh malaikat menunjukkan tempat tinggal baginya.Mula-mula mereka melewati rumah-rumah megah dan mewah. Raja itu bertanya, ”Rumah-rumah ini milik siapa? ”Ini adalah rumah para pelayanmu,” jawab malaikat itu. Sang baginda berpikir, kalau para pelayan saja punya rumah semegah ini, pasti rumah untuknya jauh lebih megah lagi. Setelah berkeliling, mereka tiba di sebuah kompleks yang rumahnya jelek dan reot. Tanpa basa-basi, malaikat itu berkata: ”Ini adalah rumah Anda untuk selama-lamanya.” Sang raja protes. Tetapi dengan tegas malaikat itu menjawab: ”Baginda, hanya rumah seperti itu yang dapat kami bangun dengan bahan-bahan yang Anda kirim dari bumi”.

Dalam Injil hari ini, Yesus menasihati para murid-Nya untuk tidak mengumpulkan harta yang gampang dimakan ngengat atau dicuri orang melainkan harta surgawi. Apa yang dimaksudkan Yesus dengan harta surgawi itu? Harta surgawi itu adalah perbuatan-perbuatan baik terhadap Tuhan dan sesama. Perbuatan-perbuatan baik itu adalah ibarat bahan bangunan yang dikirim ke surga untuk membangun rumah masa depan. Hal itu tentu tidak berarti bahwa kita melarikan diri dari bisnis dunia ini. Bisnis di dunia ini tetap penting. Tetapi bisnis-bisnis di dunia ini tidak boleh sedemikian rupa sampai kita tidak memperoleh harta surgawi.
 
Tuhan, bantulah aku untuk memperlakukan barang-barang duniawi sedemikian rupa sehingga aku tidak kehilangan harta surgawi. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
  
Antifon Komuni (Mat 6:20a.21)

Kumpulkanlah bagimu harta di surga. Sebab di mana hartamu, di situ pula hatimu berada.

Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Kamis, 18 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

 
2Kor. 11: 1-11; Mzm. 111:1-2,3-4,7-8; Mat 6:7-15.

Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

Benar. Tuhan tahu semua yang kita perlukan. Bahkan, ia lebih tahu daripada kita sendiri. Hal ini mungkin akan membuat kita tergoda untuk tidak berdoa. Kalau Tuhan sudah tahu apa yang kita perlukan, buat apa kita berdoa dan meminta kepada-Nya? Masalahnya, doa itu kan tidak hanya berisi permohonan/permintaan kepada Tuhan, meski kemungkinan ini yang paling banyak kita lakukan dalam doa. Ada hal yang lain yang hendaknya menjadi isi doa-doa kita, yakni pujian dan syukur kepada Tuhan. Permohonan hanyalah satu satu bagian kecil dari doa-doa kita. Apalagi yang paling penting dalam doa adalah menjalin relasi dan komunikasi dengan Tuhan, tinggal bersama-Nya dalan dalam Dia. Allah adalah Bapa kita dan kita anak-anak-Nya. Seorang Bapa yang baik, tahu kebutuhan anak-anaknya dan pasti memenuhinya tanpa setiap saat anak-anaknya harus meminta. Namun, kehadiran anak-anak di rumah dalam kebersamaan dengan orangtua merupakan hal yang sangat penting. Itulah yang kita lakukan dalam doa: Kita hadir di rumah Tuhan atau menciptakan ruang dan waktu bersama Tuhan. Sebagaimana kebersamaan dalam keluarga, antara orangtua dan anak-anak, menandakan dan membuahkan kebahagiaan, demikian pula kebersamaan kita dengan Tuhan juga membuahkan kebahagiaan yang sejati.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu senantiasa menciptakan ruang dan waktu untuk bersama-sama dengan-Mu. Amin. -agawpr-

Kamis, 18 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Kamis, 18 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
 
“Tidak ada orang kuat karena kekuatannya sendiri” (St. Siprianus)

Antifon Pembuka (Mzm 111:3-4)

Agung dan semaraklah karya Tuhan, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu Pengasih dan Penyayang.

Doa Pagi

Allah Bapa kami di surga, bagaimana kami dapat berdoa kepada-Mu, kalau bukan Engkau sendiri yang meletakkan kata-kata pada lidah kami. Semoga kami selalu terbuka terhadap bisikan Roh-Mu dan ajarilah kami mengenal nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Peringatan dan teguran yang diberikan Paulus kepada jemaat di Korintus adalah upaya untuk menjaga kesetiaan iman mereka kepada Kristus sendiri. Paulus mencintai mereka dan berharap mereka tidak berpaling kepada yang lain dan berhati-hati terhadap segala macam pemberitaan yang berbeda.
 

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (11:1-11)
       
       
"Aku mewartakan Injil kepadamu dengan cuma-cuma."
     
Saudara-saudara, alangkah baiknya, jika kalian sabar terhadap kebodohanku yang tidak seberapa. Dan memang kalian sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepadamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kalian kepada satu pria untuk membawa kalian sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiranmu disesatkan dari kesetiaanmu yang sejati kepada Kristus, sebagaimana Hawa diperdaya oleh ular dengan kelicikannya. Sebab kalian sabar saja, jika ada seseorang datang mewartakan Yesus yang lain daripada yang telah kami wartakan, atau memberikan kepadamu roh yang lain daripada yang kalian terima, atau Injil yang lain daripada yang telah kalian terima. Padahal menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dibanding rasul-rasul yang tiada taranya itu. Andaikata aku kurang paham dalam hal berkata-kata, tidaklah demikian dalam hal pengetahuan. Sebab kami telah menyatakannya kepadamu pada segala waktu dan di dalam segala hal. Apakah aku berbuat salah, jika aku merendahkan diri untuk meninggikan kalian, karena aku mewartakan Injil Allah kepadamu dengan cuma-cuma? Jemaat-jemaat lain telah kurampok dengan menerima tunjangan dari mereka, agar aku dapat melayani kalian. Dan ketika aku dalam kekurangan di tengah-tengahmu, aku tidak menyusahkan seorang pun. Sebab apa yang kurang padaku, dicukupi oleh saudara-saudara yang datang dari Makedonia. Dalam segala hal aku menjaga diriku, supaya jangan menjadi beban bagimu. Dan aku akan tetap berbuat demikian. Demi kebenaran Kristus dalam diriku, aku menegaskan, bahwa kemegahanku itu tidak akan dirintangi oleh siapapun di daerah-daerah Akhaya. Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak mengasihi kalian? Allah mengetahuinya!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan
Ref. Adil dan benarlah karya tangan-Mu ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 111:1-2.3-4.7-8; R:7a)
1. Aku bersyukur kepada Tuhan dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan di tengah jemaat. Besarlah perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya.
2. Agung dan semaraklah pekerjaan-Nya, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang.
3. Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh; perintah-Nya kokoh lestari untuk selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Rm 8:15)
Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, "Abba, ya Bapa." 
 
Yesus mengajarkan doa yang meliputi seluruh aspek relasi manusia dengan Alah dan sesamanya. Allah mendekatkan diri dengan kita, sehingga kita bisa memanggil-Nya Bapa dan kita pun diajak turut membangun relasi dekat dengan sesama ketika kita mengucapkan kata-kata “kami” dalam doa kita.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)
   
"Berdoalah kalian demikian."
    
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka, berdoalah kalian demikian: Bapa kami, yang ada di surga, dimulakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi sperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Nasihat Yesus dalam hal berdoa, sangat sederhana. Berdoa seperti orang yang mengenal Allah. Orang yang mengenal Allah, mengucapkan doa singkat karena dia tahu bahwa Bapa telah mengetahui apa yang dia mau. Doa singkat itu adalah doa Bapa Kami. Bagaimana sikap kita bila kita berdoa Bapa Kami?

Antifon Komuni (Mzm 98:1)

Tuhan adalah Raja! Biarlah bumi bersorak-sorai dan banyak pulau bersukacita!

Doa Malam

Puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu, ya Tuhan Yesus, atas pelajaran tentang cara berdoa dan doa Bapa Kami yang sangat mendalam. Semoga dari hari ke hari kami semakin bertumbuh dan berkembang dalam iman. Terpujilah Engkau, yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
 
 
RUAH

Paus: Kepedulian bagi orang miskin adalah tanda dari Injil, bukan bendera merah dari komunisme

 Oleh : Carol Glatz / Catholic News Service

VATIKAN CITY (CNS) - Fokus pada kemiskinan dan pengorbanan orang miskin adalah jantung/esensi utama dari pesan Injil, bukan tanda-tanda dari komunisme, Paus Fransiskus mengatakan hal ini pagi tadi dalam Misanya.

Selain itu, jika umat Kristen tidak menggali lebih dalam dan murah hati untuk berderma, mereka tidak memiliki "iman yang sejati," kata Paus , tanggal 16 Juni , selama Misa di kapel Domus Sanctae Marthae.
  
Dia mengatakan orang sering mendengar, "Oh, imam ini berbicara tentang kemiskinan terlalu banyak, uskup ini berbicara tentang kemiskinan, umat Kristen ini, saudara/ri ini berbicara tentang kemiskinan. Nah, mereka yang komunis jumlahnya sedikit, bukan? "

Tapi "Tentang kemiskinan justru berada di dalam Injil. Jika kita menghapus kemiskinan dari Injil, orang tidak akan mengerti apapun tentang pesan yang disampaikan Yesus, " katanya, menurut Radio Vatikan.

Menjadi sepenuhnya berarti bahwa umat Kristen menjadi kaya dalam roh, iman, Firman, kebijaksanaan dan semangat – sesuatu yang Yesus telah ajarkan dan tawarkan ke semua orang, katanya.

Yakinkan, meskipun begitu, bahwa sejumlah besar dari "kekayaan di dalam hati" akan juga berdampak pada dompet anda, katanya, karena "ketika iman tidak sampai ke kantong anda, itu bukan iman sejati."

Paus Fransiskus mengatakan "teologi kemiskinan" didasarkan pada kenyataan bahwa Yesus - di kekayaan ilahi-Nya - menjadi miskin; Ia merendahkan diri-Nya sendiri dan mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan umat manusia.

Kebahagiaan adalah, "Berkat orang miskin di dalam jiwanya ," berarti "membiarkan diri diperkaya dengan kemiskinan dari Kristus dan tidak ingin menjadi kaya dengan orang-orang kaya yang tidak berasal dari Kristus," katanya.

Pemberian umat Kristen melampaui karya kasih biasa, yang baik, tapi bukan "kemiskinan umat Kristen", umat beriman dipanggil untuk merangkul, katanya. "Kemiskinan umat Kristen adalah: saya memberikan kepada orang miskin apa yang menjadi milik saya, bukan dari kelebihan, tetapi juga apa yang diperlukan" untuk kesejahteraan bersama.

Umat Kristen melakukan ini karena mereka tahu bahwa pengorbanan sedemikian rupa akan memperkaya mereka, katanya. "Dan mengapa orang miskin memperkaya saya? Karena Yesus berkata bahwa Ia sendiri berada di dalam orang miskin. "

Ketika orang menanggalkan diri dari materi mereka, "Yesus bekerja didalamnya" dan mereka diperkaya; ketika orang-orang memberikan kepada orang miskin, Yesus juga bekerja di dalam orang miskin, "untuk memperkaya saya ketika saya melakukan hal ini," kata Paus.

Tanda yang paling jelas yang ditinggalkan Yesus adalah bagaimana pemberian dapat memperkaya orang lain, Paus mengatakan, adalah karunia-Nya sendiri dalam Ekaristi. "Dia menjadi 'roti' bagi kita."

Itulah mengapa "teologi kemiskinan" adalah jantung/pusat utama/esensi dari Injil dan bukan "ideologi. Justru inilah misterinya, misteri akan Kristus yang merendahkan diri-Nya sendiri, dipermalukan, membuat diri-Nya miskin untuk memperkaya kita. "

Diterjemahkan oleh : AG

Sumber Link : http://­cnstopstories.com/

Paus kepada keluarga: Berdiri tegak menghadapi serangan-serangan ideologis!

 Radio Vatikan, mengatakan pada kita bagaimana, pada hari Minggu malam, di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus mendesak para orang tua dan keluarga untuk berdiri tegak menghadapi "ideologis beberapa kelompok yang meracuni jiwa." Dia berbicara kepada sekitar 25.000 orang dari keuskupan Roma, untuk pembukaan tahunan Konvensi Gereja antar Keuskupan, didedikasikan tahun ini dengan tema keluarga. Vikaris Kardinal Agostino Vallini hadir, bersama dengan banyak keluarga Katolik dan dengan persentase yang tinggi dari 350 imam paroki Roma.

Selama pidatonya, Paus Fransiskus menyentuh banyak isu termasuk kebutuhan untuk "kelahiran kembali akan spiritual" bagi kota Roma yang saat ini terguncang oleh skandal korupsi yang melibatkan pemerintah kota. Tapi fokusnya adalah sebagian besar pada keluarga dan pada Sinode para Uskup serta keluarga yang akan diadakan di Vatikan pada bulan Oktober, dan ia menghimbau kepada para orang tua yang hadir untuk melindungi anak-anak mereka dari serangan ideologi terhadap institusi keluarga dan semua yang disucikan yang, katanya, "begitu menyakitkan dan menghancurkan masyarakat, bangsa, dan keluarga."

Paus Fransiskus menguraikan keindahan dan keragaman karakteristik pria dan wanita dan mengatakan "saling melengkapi dan saling memberi atau menerima" dalam keluarga yang sangat penting bagi pertumbuhan kesehatan anak-anak, yang tidak harus takut berbeda dan harus menyaksikan sukacita kasih suami isteri untuk tumbuh dan berkembang dengan kepercayaan dan keamanan.
  
Dia juga memalingkan perhatiannya kepada pasangan yang berpisah, mendesak mereka untuk tidak pernah melupakan tugas mereka sebagai orang tua. "Jangan berbicara buruk (munafik) tentang satu sama lain. Begitulah cara anak-anak belajar bagaimana menjadi munafik dan untuk mengambil keuntungan dari orang lain." dia berkata.
 
Paus juga menyampaikan kepada lebih dari 600 ribu kakek dan nenek yang tinggal di Roma dan siapapun , kata dia, mereka harus dicintai dan dihormati. Dia menghimbau pada para keluarga untuk mempertimbangkan pilihan rumah jompo bagi kakek dan nenek hanya sebagai pilihan terakhir.
   
Dan mencatat bahwa seperempat dari populasi penduduk di Roma adalah orang tua, Paus bertanya: "Apakah kakek dan nenek diperlakukan dengan hormat? Saya yakin keadaan mereka saat ini karena tidak bekerja(pensiun) ,kondisi ini untuk mereka dan untuk pensiun mereka yang akan menjadi salah satu bantuan nyata bagi mereka "

Paus ini semakin menyuarakan ke-katolikan saat kita menjelang Sinode itu, dengan tidak membuang-buang kesempatan untuk menggarisbawahi prinsip yang terus dipegang dan diajarkan oleh Gereja.

Diterjemahkan oleh : AG

Sumber link : http://­marklambert.blogspot.­co.uk/

Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka!

Rabu, 17 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI


2Kor. 9: 6-11; Mzm. 112:1-2,3-4,9; Mat. 6:1-6,16-18.

Jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka!

Sebagai orang beragama, kita dipanggil untuk melakukan beberapa kewajiban keagamaan. Yesus menyebut setidaknya ada 3, yakni: memberi sedekah atau beramal, berdoa dan berpuasa. Ketiganya mencerminkan relasi baik yang hendaknya kita miliki, yakni dengan Tuhan (berdoa), dengan sesama (beramal) dan dengan diri sendiri (berpuasa). Kali ini, Yesus menegaskan agar kita melakukan kesemuanya itu dengan motivasi yang benar, yaitu bukan supaya dilihat orang, artinya untuk mendapatkan pujian dan penghargaan. Kita bisa belajar dari jam dinding atau jam tangan yang kita miliki. Entah dilihat orang atau tidak, setiap detik, ia selalu bekerja, tidak pernah berhenti, kecuali memang energi pada battrey sudah habis. Demikian pula hendaknya kita: dilihat orang atau tidak, ada orang yang memuji atau tidak, bahkan ketika sebaliknya justru malah dipaido (tidak dipercaya), dipersalahkan, diremehkan, kita harus tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban kita dengan sebaik-baiknya. Dengen demikian, kita tidak hanya akan mendapatkan upah dari Bapa di surga, tetapi mendapatkan anugerah yang berlimpah-limpah.

Doa: Tuhan, jauhkanlah kami dari keinginan untuk mencari pujian dan penghargaan atas setiap pekerjaan yang kami lakukan. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy