| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 23 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XII

Selasa, 23 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII

“Sesuatu yang murni, bebas dari kecenderungan hawa nafsu, mengarah pada sumber kedamaian, yakni Kristus” (St. Gregorius dari Nissa)

Antifon Pembuka (Mzm 15:1a.2)

Tuhan, siapa yang boleh menumpang di kemah-Mu? Orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa, andaikata Engkau tidak menunjukkan jalan, tentu kami tersesat seperti orang buta. Perkenankanlah sabda Yesus Putra-Mu selalu mengarahkan perjalanan kami, agar dapat memasuki sukacita abadi, yang Kaujanjikan kepada siapa pun yang berkehendak baik. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Abram memiliki kualitas pribadi yang baik. Dia tidak memaksakan kehendak dan tidak dikuasai ketamakan, sehingga dia memberi kesempatan kepada Lot untuk memilih dan menentukan tempat baginya dan rombongannya. Kualitas pribadi ini menjadi landasan keterbukaan dan kesiapan menerima anugerah-anugerah Allah.
 

Bacaan dari Kitab Kejadian (13:2.15-18)   
    
"Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, sebab kita ini kerabat!"
   
Abram itu seorang yang sangat kaya. Ia memiliki banyak ternak, perak dan emas. Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu serta kemah. Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu. Maka berkatalah Abram kepada Lot, “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, antara para gembalaku dan gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untukmu? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku: jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.” Lalu Lot melayangkan pandangannya, dan dilihatnyalah bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman Tuhan, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. Hal itu terjadi sebelum Tuhan memusnahkan Sodom dan Gomora. Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu; lalu ia berangkat ke sebelah timur, dan mereka berpisah. Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap Tuhan. Setelah Lot berpisah dari Abram, bersabdalah Tuhan kepada Abram, “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan ke barat, utara dan selatan. Seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu banyak seperti debu tanah. Sebagaimana debu tanah tak dapat dihitung, demikian pun keturunanmu tak terhitung banyaknya. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.” Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan ia menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron. Lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebar fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uangdengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 8:12)
Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku, ia hidup dalam cahaya abadi.

Nilai-nilai tertentu yang kita anggap baik, belum tentu diterima baik juga oleh orang lain. Oleh karenanya, kita diajak untuk bersikap bijaksana dalam berbagi kebaikan dengan orang lain.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:6.12-14)
   
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."
    
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing, dan janganlah kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injak dengan kakinya, lalu babi itu berbalik mengoyak kamu. Segala sesuatu yang kamu kehendaki diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Masuklah melalui pintu yang sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu. Tetapi sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikitlah orang yang menemukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Pintu dan jalan menuju kebinasaan itu lebar dan luas. Banyak orang senang dengan pintu dan jalan ini. Pintu dan jalan menuju kehidupan itu sempit dan sesak. Sedikit sekali orang menemukannya. Di pintu dan jalan manakah Anda dan saya saat ini berada? Mari kita cari pintu dan jalan yang sempit itu meski sulit, karena akan membawa kita kepada kehidupan sejati.

Antifon Komuni (Mat 7:14)

Sempitlah pintu dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikitlah orang yang menemukannya.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terimalah persembahan hidupku hari ini. Ampunilah dosaku karena mau menang sendiri untuk memenuhi kepentingan egoku. Mampukanlah aku senantiasa bekerja sama dengan rahmat-Mu sehingga dapat memasuki pintu yang sempit untuk menuju kehidupan abadi. Amin.


RUAH

Senin, 22 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XII

Senin, 22 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII
 
Salib adalah piala kita yang diangkat demi melawan setan, pedang kita melawan dosa, dan pedang yang dipergunakan Kristus untuk menikam si ular. (St. Yohanes Krisostomus)

 
Antifon Pembuka (Mzm 33:22)

Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, sebab pada-Mulah kami berharap

Doa Pagi


Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur kepada-Mu, atas anugerah-Mu pada pagi hari ini. Syukur kepada-Mu karena Engkau telah memberikan tanda yang menguatkan kami. Mampukan kami untuk melaksanakan kehendak-Mu seperti telah diteladankan oleh Bapa Abraham. Semoga hari ini kami mampu menangkap kehendak-Mu dan melaksanakannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (12:1-9)
 
 
"Abram berangkat sesuai dengan sabda Tuhan."
 
Di negeri Haran Tuhan bersabda kepada Abram, “Tinggalkanlah negerimu, sanak saudaramu dan rumah bapamu ini, dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan akan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau. Dan segala kaum di muka bumi akan menerima berkat karena engkau.” Maka berangkatlah Abram sesuai dengan sabda Tuhan. Lot pun ikut bersama dengan dia. Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, istrinya, dan Lot, anak saudaranya, segala harta benda milik mereka dan orang-orang yang mereka peroleh di Haran. Mereka berangkat ke tanah Kanaan, dan sampai di situ, Abram berjalan melintasi negeri itu, sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu negeri tersebut didiami orang Kanaan. Maka Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan bersabda, “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka Abram mendirikan di situ sebuah mezbah bagi Tuhan, yang telah menampakkan diri kepadanya. Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Di sana ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat, dan Ai di sebelah timur. Lalu ia mendirikan sebuah mezbah di situ bagi Tuhan, dan memanggil nama-Nya. Sesudah itu Abram berangkat lagi, dan makin jauh ia berjalan ke tanah Negep.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi milik pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.18-19.20.22)
1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia;
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:1-5)
  
"Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri!"

Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang telah kalian pakai untuk menghakimi, kalian sendiri akan dihakimi. Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur akan ditetapkan pada kalian sendiri. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu, ‘Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu’, padahal di dalam matamu sendiri ada balok? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
 
Renungan

 
Pada umumnya, ketika orang bepergian keluar negeri, dia terlebih dahulu mencari informasi tentang negara yang akan dimasukinya. Dengan demikian, dia memperoleh sedikit pengetahuan tentang negara itu sehingga dia tidak merasa asing. Tetapi tidak demikian halnya dengan Abraham dalam bacaan pertama hari ini. Dia diperintahkan oleh Yahweh untuk pergi ke suatu tempat yang tidak diketahuinya. Perintah ini sesungguhnya sangat berat karena dia harus meninggalkan orang-orang yang dikasihinya, lingkungan, bahasa, dan kebudayaan ke suatu tempat yang akan ditunjukkan Yahweh kepadanya. Akan seperti apakah tempat baru itu, dia tidak mempunyai bayangan.

Satu-satunya jaminan Abraham adalah janji Yahweh bahwa dia akan menjadi bangsa yang besar. Guna percaya pada janji seperti itu dibutuhkan iman yang mendalam. Abraham memang dikenal sebagai tokoh iman dalam Perjanjian Lama sebagaimana halnya Maria di dalam Perjanjian Baru. Beriman berarti percaya kepada Allah dan menggantungkan seluruh kehidupan kita kepada Allah sebagai Penyelenggara Ilahi. Beriman bukan cuma mengakui sejumlah kebenaran di dalam doa Aku Percaya. Tetapi beriman adalah menyerahkan hidup kita kepada Allah Penjamin kehidupan. Hanya kepada dia kita menyerahkan hidup kita. Hanya janji dan Firman-Nyalah yang menjadi tolak ukur dan jaminan keselamatan kita.

Tuhan, kuatkanlah imanku! Hanya kepada-Mu aku berlindung. Engkaulah benteng hidupku dan kubu pertahananku. Amin.
 
Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian

Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

Minggu, 21 Juni 2015 
Hari Minggu Biasa XII
   
Ayb. 38:1.8-11; Mzm. 107:23-24,25-26,28-29,30-31; 2Kor. 5:14-17; Mrk. 4:35-40

    
Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
  
 Bahkan ketika sedang bersama Yesus pun, para murid diombang-ambingkan angin taufan yang sangat dahsyat sampai ombak masuk ke dalam perahu mereka. Hal ini menggambarkan bahwa meskipun kita senantasa dekat dengan Tuhan, tidak serta merta kita akan terbebas dari segala macam kesulitan, persoalan dan masalah. Kisah Ayub, yang sebagian kita baca dalam bacaan I, menegaskan kenyataan ini. Bahkan, terjadi juga bahwa iman dan kedekatan kita dengan Tuhan justru mendatangkan masalah dan kesulitan bagi kita, misalnya sulit membangun gereja, sulit naik jabatan atau mengembangkan karir, sulit mencari pekerjaan, bahkan ada yang sudah mati pun sulit dimakamkan. Dan, mungkin kita juga pernah mengalami, seolah-olah Tuhan tertidur sehingga tidak peduli dan membiarkan kita berjuang harus sendiri. Maka, dalam situasi demikian, tidak jarang, iman kita pun goyah, kita menjadi orang yang kurang percaya. Kita datang kepada Tuhan, "membangunkan-Nya" dan berseru minta tolong, bukan dalam suasana penuh iman atau kepercayaan kepada-Nya tetapi dalam suasana penuh ketakutan dan cenderung menyalahkan Tuhan yang kita anggap tidak peduli. Marilah kita mengubah pola hidup dan keyakinan iman kita: yang utama bukan kita terbebas dari aneka macam kesulitan, masalah, persoalan dan penderitaan, tetapi yang penting kita selalu bersama Tuhan. Meskipun bersama Tuhan tidak membebaskan kita dari kesulitan, masalah, persoalan, derita dan berbagai macam risiko kehidupan, kita tetap percaya kepada-Nya dan ingin terus bersama-Nya karena dengan demikian pada saat yang tepat Tuhan akan menunjukkan kuasa-Nya sehingga kita dimampukan untuk menghadapi dan menyelesaikan semuanya dengan baik.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar dalam keadaan apa pun, lebih-lebih dalam kesulitan, kami tetap percaya dan selalu bersama-Mu. Amin. -agawpr-

Minggu, 21 Juni 2015 Hari Minggu Biasa XII

Minggu, 21 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XII
 
Bila ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus melakukan kehendak Bapa. "Kehendak-Nya harus dilaksanakan, entah kita suka atau tidak dan kehendak-Nya itu terlaksana di surga dan bumi" (Sta. Teresia dari Avila).
  

Antifon Pembuka (Mzm 27:8-9)

Tuhan adalah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi Yang diurapi-Nya. Selamatkanlah umat-Mu, ya Tuhan, berkatilah milik pusaka-Mu; gembalakanlah mereka selama-lamanya.

The Lord is the strength of his people, a saving refuge for the one he has anointed. Save your people, Lord, and bless your heritage, and govern them for ever.

Dominus fortitudo plebis suæ, et protector salutarium Christi sui est: salvum fac populum tuum, Domine, et benedic hereditati tuæ, et rege eos usque in sæculum.
Mzm. Ad te Domine clamabo, Deus meus ne sileas a me: nequando taceas a me, et assimilabor descendentibus in lacum.

Doa Pagi

Ya Allah, teguhkanlah dalam diri kami, umat-Mu, hormat dan kasih pada nama-Mu yang kudus. Sebab mereka yang teguh berdiri atas kasih-Mu tidak pernah Engkau biarkan berjalan tanpa bimbingan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Ayub (38:1.8-11)
    
"Di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan."
  
Dari dalam badai Tuhan menjawab Ayub, kata-Nya: “Siapa yang telah membendung laut dengan pintu, ketika laut itu membual ke luar dari dalam rahim samudera? Ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya? Ketika aku menetapkan batasnya, dan memasang palang serta pintu? Ketika Aku berfirman: sampai di sini engkau boleh datang dan jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/2, PS 835
Ref. Puji, Jiwaku nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe
Ayat. (Mzm 106:23-24.25-26.28-29.30-31)
1. Ada orang yang mengarungi laut dengan kapal, yang melakukan perdagangan di lautan luas; mereka melihat pekerjaan-pekerjaan Tuhan, dan karya-karya-Nya yang ajaib di tempat yang dalam.
2. Tuhan berfirman, maka dibangkitkan-Nya angin badai yang meninggikan gelombang-gelombang laut. Mereka naik sampai ke langit dan turun ke samudera raya, jiwa mereka hancur karena celaka.
3. Dalam kesesakannya, berseru-serulah mereka kepada Tuhan, dan Tuhan mengeluarkan mereka dari kecemasan; dibuat-Nyalah badai itu diam sehingga gelombang-gelombang laut pun tenang.
4. Mereka bersuka-cita, sebab semuanya reda, dan Tuhan menuntun mereka ke pelabuhan kesukaan mereka. Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, karena karya-karya-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.
 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (5:14-17)
   
"Sungguh, yang baru sudah datang."
   
Saudara-saudara, kasih Kristus telah menguasai kami. Sebab kami mengerti bahwa, jika satu orang mati untuk semua orang, maka semua orang sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka. Sebab itu, kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Jadi barangsiapa ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu, dan sungguh, yang baru sudah datang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, Alleluya
Ayat. (Luk 7:16; 2/4)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:35-41)
 
"Siapa gerangan orang ini sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?"
        
Sekali peristiwa, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak, lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk, dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia. Lalu mengamuklah topan yang sangat dahsyat, dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan, di atas sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” Yesus pun bangun, menghardik angin itu, dan berkata kepada danau itu, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda, dan danau pun menjadi teduh sekali. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapakah gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
  
Saya teringat akan sebuah pengalaman nyata. Di gereja St. Yusup Jember (Jatim) tempat saya pernah bertugas di sana, saat akan merayakan ibadat Jumat Agung, tiba-tiba angin menjadi sangat ribut. Pengalaman pertama bagi saya merasakan dahsyatnya angin puting beliung. Puluhan genting gereja melenting entah ke mana dan sebagian tenda yang dipasang di halaman gereja terbang berantakan. Kami ketakutan. Untunglah itu hanya terjadi sesaat. Ibadat terus dilangsungkan dengan listrik mati dan air hujan mengguyur langsung di beberapa tempat dalam gereja.

Saat itu saya menenangkan umat setelah Pasio begini, “Kita saat ini ingat dan merasakan sungguh ketakutan Yesus di Taman Getsemani. Kita merasakan sebagian kecil penderitaan Yesus tersalib ketika air hujan mengguyur kita yang sedang berdoa. Mari kita tetap maju menjalankan tugas luhur ibadat ini.” Umat pun mengamininya.

Angin ribut yang saya sebut itu sungguh dalam arti harafiah. Gerakan dan terpaannya sungguh kami rasakan. Angin ribut pun dapat menjadi gambaran kekalutan batin Anda. Ketika Anda gagal dalam usaha mengembangkan modal perusahaan Anda itu dapat menjadi angin ribut. Ketika relasi dan komunikasi yang macet berujung pada pertengkaran hebat, itu pun angin ribut dalam keluarga. Ketika ada satu anggota keluarga yang tiba-tiba divonis kanker stadium 4 oleh dokter, bukankah itu bisa menjadi angin ribut?

Kita hendak bersikap jujur. Hidup ini memang tidak lepas dari masalah. Masalah itu datang silih berganti. Satu belum tertangani dengan baik tiba-tiba muncul masalah yang lebih berat lagi. Dalam situasi seperti ini, orang mengalami beban yang sangat berat. Bila orang tidak teguh dan mengalami pertolongan akan menenggelamkannya dalam badai angin ribut kehidupannya.

Pertanyaannya, bagaimana orang menyikapi itu semua? Yesus dalam Injil hari ini memberikan pedoman baku agar orang tetap percaya. “Mengapa engkau begitu takut? Mengapa engkau tidak percaya?” Pleng langsung menusuk kesadaran diri. Yesus tahu betul siapa diri ini. Itulah peringatan keras yang ditujukan pada para murid yang mengalami langsung peristiwa itu. Dan sebenarnya jelas untuk kita. Tujuan Yesus jelas agar para murid sadar bahwa iman dapat menjadi andalan pokoknya. Jangan sampai mereka kehilangan iman.

Orang bisa kehilangan uang tetapi lebih celaka lagi bila dia kehilangan imannya. Ketika orang kehilangan iman sebenarnya dia kehilangan Allah sendiri. Apa yang berarti dan dapat diandalkan selain Allah? Ketika orang memiliki Allah memiliki segalanya. Tetapi orang kehilangan Allah sebenarnya kehilangan dalam arti yang sebenar-benarnya.

Ketakutan dan bahaya mati rupanya memudahkan orang kehilangan imannya. Maka, selayaknya orang tetap maju teguh dan berseru pada-Nya, “Tuhan Yesus, tolong dan tambahkanlah iman itu pada saya yang kurang percaya!” Selanjutnya percayalah bahwa Tuhan akan memberikan pertolongan dengan menghardik angin ribut itu. “Diam! Tenanglah!” Niscaya angin ribut (masalah Anda) akan reda. Berikan kesempatan kepada Allah untuk bertindak menangani itu semua. Angin ribut pun taat pada-Nya. Kenapa Anda tidak taat pada-Nya?

Lihat akibatnya, danau pun menjadi teduh sekali. Lihat, bila Anda taat dan beriman pada-Nya dengan penuh kepasrahan, kegaduhan hati Anda tanpa diketahui cara rahasia kerjanya membuat hati Anda menjadi teduh sekali. Kuasa Allah selalu akan dinyatakan padamu, hai orang yang percaya pada-Nya. [Yudhi/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 145:15)

Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau memberi mereka makanan pada waktunya.

The eyes of all look to you, Lord, and you give them their food in due season.

atau (Mzm 27:6)

Circuibo et immolabo in tabernaculo eius hostiam iubilationis: cantabo, et psalmum dicam Domino.

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu!

Sabtu, 20 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI


2Kor. 12: 1-10; Mzm. 34:8-9,10-11,12-13; Mat. 6:24-34.

Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu!

Kita hidup, butuh makan, minum dan pakaian. Allah Bapa kita yang menganugerakan hidup kepada kita, tahu bahwa kita memerlukan semuanya itu. Ia yang memberi hidup kepada kita, juga bertanggungjawab untuk menghidupi kita, dengan menjamin kebutuhan-kebutuhan kita. Maka, kita tidak perlu kuatir. Namun, kita juga mengalami bahwa itu semua tidak diberikan begitu saja. Kita harus bekerja, memelihara dan mengusahakan alam semesta untuk mendapakan makanan, minuman dan pakaian (bdk. Kej 2,15). Namun, kok Yesus mengatakan bahwa orang yang mencari semua itu adalah orang yang tidak mengenal Allah. "Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah". Lalu bagaimana ini? Pertama, sebagaimana ditegaskan Yesus, kita tidak perlu kuatir karena Tuhan tahu dan menjamin kebutuhan-kebutuhan kita. Maka, kita bekerja dan mencari rezeki, bukan dalam kekuatiran tetapi dalam iman dan pengharapan atas jaminan Tuhan. Yang kedua, kita mencari rezeki dengan bekerja dan memelihara serta mengusahakan alam semesta sebagai orang-orang yang mengenal dan beriman kepada Allah, bukan sebagai orang yang tidak mengenal Allah. Dengan demikian, kita tidak akan meninggalkan Allah dan mengandalkan diri sendiri tetapi sebaliknya senantiasa bersama dan mengandalkan Tuhan. Kita selalu mengawali, menjalani dan mengakhiri pekerjaan kita dalam Tuhan. Bahkan, Tuhanlah yang lebih kita utamakan karena kita sadar bahwa hidup dan segala kemampuan, keterampulan serta pengetahuan yang kita miliki adalah pemberian Tuhan. Singkatnya, semua yang kita lakukan, yang kita kerjakan, yang kita cari dan dapatkan, semuanya demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk mengutamakan Engkau dalam hidup kami dan melakukan setiap pekerjaan kami di dalam nama-Mu. Amin. -agawpr-

Sabtu, 20 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XI

Sabtu, 20 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI

“Tuhan tidak hanya menumpahkan darah-Nya bagi kita, tetapi Ia juga berdoa untuk kita” (St. Siprianus)

Antifon Pembuka (Mzm 34:9)

Kecaplah dan lihatlah betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Gustate et videte, quoniam suavis est Dominus: beatus vir, qui speret in eo.

Doa Pagi

Allah Bapa yang mahabaik, baharuilah selalu diri kami berkat Roh Kudus yang Kaucurahkan. Berilah kami rahmat untuk menerima kehadiran Putra-Mu dalam hidup kami sehingga dapat meneladan Dia dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dlam hidup. Dengan demikian menjadi nyata bahwa kami adalah murid Yesus Kristus Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   

Dalam kelemahannya, Paulus menemukan karya rahmat Allah sendiri. Ketika dia menyadari kelemahannya, di situ dia melihat bahwa hidupnya tidak memiliki nilai untuk dibanggakan selain kelemahannya. Karena pada saat dia lemah, dia menyadari hadirnya bantuan dan sokongan Allah sendiri. 
  
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (12:1-10)     
 
"Aku suka bermegah atas kelemahanku."
     
Saudara-saudara, aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya. Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen, empat belas tahun yang lalu, entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga. Aku juga tahu tentang orang itu (entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah lah yang tahu) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menilai aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, aku diberi suatu duri dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:8-9.10-11.12-13)
1. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan Kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Kor 8:9)
Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.

Yesus mengajak kita untuk terus menerus membangun orientasi hidup kita menuju kepada persatuan dengan Allah. Prinsipnya, kalau sudah berada dalam persatuan dengan Allah, apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan kita akan terpenuhi.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:24-34)
 
"Jangan khawatir akan hari esok."
  
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon. Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapakah kalian kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan esok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan lebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya? Maka janganlah kalian kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?’ Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kalian kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Kita khawatir akan masa depan anak-anak, akan kesehatan, akan apa yang akan dimakan, dipakai dan lain sebaginya. Semua itu adalah tanda bahwa kita belum sungguh percaya akan penyelenggaraan ilahi. Carilah dan milikilah Kerajaan Allah, maka kita akan terhindar dari segala bentuk kekhawatiran.

Antifon Komuni (Mat 6:34)

Janganlah kalian khawatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terima kasih atas hari yang baru yang akan berlalu ini. Ampunilah aku karena kekhawatiran tentang masa depan maupun masa lalu yang senantiasa menggangguku. Dengan demikian, kini aku dapat hidup dalam damai-Mu. Amin.


Renungan: RUAH

Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi ... tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga

Jumat, 19 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XI
  

2Kor. 11:18,21b-30; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7; Mat. 6:19-23.

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi ... tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga"

Kita masih berada di dunia. Kita membutuhkan harta di bumi untuk makan, minum, tempat tinggal, pakaian, membayar sekolah, membayar listrik, dll. Namun, Yesus melarang kita mengumpulkan harta di bumi. Kan, Yesus hanya melarang "mengumpulkan" tidak melarang kita "menggunakan" harta di bumi. Jadi, boleh kita menggunakannya. Kalau kita membaca Kej 1 dan 2, Tuhan sendiri juga menugaskan manusia untuk memelihara, mengolah, mengusahakan dan memanfaatkan alam dan isinya yang telah diciptakan-Nya. "Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu" (Kej 2,15). Maka, yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita menggunakan harta di bumi ini. Pertama, kita harus ingat bahwa itu semua bukan milik kita sendiri tetapi milik Tuhan yang dianugerahkan kepada kita agar kita dapat hidup dengan layak. Yang kedua, kita tidak hidup sendirian tetapi bersama dengan banyak orang lain dan juga makluk hidup lainnya, baik yang hidup sebelum kita, bersama kita maupun sesudah kita sehingga kita harus senantiasa mengingat mereka dan berbagi bersama mereka. Yang ketiga, kebutuhan kita itu terbatas namun keinginan kita yang seringkali tidak terbatas sehingga kita harus mengontrol keinginan kita. Cukup bagi kita untuk memenuhi kebutuhan, bukan keinginan kita. Namun, Tuhan seringkali menganugerahi lebih dari sekedar yang kita butuhkan. Nah, kita harus ingat kalau ada sesama kita yang berkekurangan sehingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi, anugerah lebih yang diberikan kepada kita, tidak sepantasnya kita kumpulkan semua untuk kepentingan kita sendiri tetapi sebaiknya kita bagikan untuk membantu saudara-saudari kita dalam memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan, kita juga harus berbagi kendati kita tidak mempunyai lebih. Sebab, dengan memberi dari kekurangan itu, kita tidak akan semakin berkekurangan tetapi justru akan berkelimpahan. Dan yang lebih penting, dengan berbagi itu, kita mengumpulkan harta di surga. Bahkan, di dunia ini kita akan mengalami seperti di surga karena kita punya banyak teman, sahabat dan saudara. (Rm. Agus Widodo, Pr)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy