| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.""Aku mau, jadilah engkau tahir."

Jumat, 26 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII


Kej. 17:1,9-10,15-22; Mzm. 128:1-2,3,4-5; Mat. 8:1-4.

"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."
"Aku mau, jadilah engkau tahir."

Permohonan orang yang sakit kusta kepada Yesus ini merupakan salah satu contoh doa permohonan ang baik. Ia memohon dengan didasari oleh iman dan kerendahan hati. Imannya itu diungkapkan dengan kata-katanya: "Tuan dapat mentahirkan aku". Artinya, ia percaya betul bahwa Tuhan pasti dapat mentahirkannya. Namun, ia juga memohon dengan penuh kerendahan hati ketika berkata: "Tuan, jika Tuan mau" (= jika Tuhan berkenan). Artinya, meskipun ia percaya bahwa Tuhan dapat mentahirkannya, ia tidak memaksa Tuhan. Iman dan kerendahan hatinya inilah yang melahirkan jawaban dari Yesus: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Maka, iapun langsung sembuh. Kita dapat membandingkan dengan permohonan yang kurang didasari oleh iman sehingga membuat Tuhan tidak berkenan, misalnya permohonan seorang bapak yang anaknya kerasukan roh jahat yang membisukan (Kisahnya dapat dibaca dalam Injil Markus 9,14-29).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat berdoa dengan penuh iman dan kerendahan hati. Amin. -agawpr-

Jumat, 26 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XII

Jumat, 26 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII

Bila Ekaristi adalah pusat dan puncak hidup Gereja, maka haruslah juga menjadi pusat dan puncak dari pelayanan imamat. Dengan demikian, penuh dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, saya ulangi, bahwa, Ekaristi "adalah prinsip dan inti alasan pengadaan sakramen imamat, yang memang timbul pada saat pendasaran Ekaristi" [Surat Apostolik Perjamuan Tuhan (Dominicae Cenae, 24 Februari 1980), 2: AAS 72 (1980), 115] (Paus St. Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia, No 31a)

Antifon Pembuka (Mzm 128:1)
  
Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang hidup menempuh jalan yang ditunjukkan-Nya.

Doa Pagi


Ya Allah, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu, Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga, teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kejadian (17:1.9-10.15-22)
 
 
"Setiap laki-laki di antaramu harus disunat sebagai tanda perjanjian. Sara akan melahirkan bagimu seorang putra."
 
Ketika Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka Tuhan menampakkan diri kepadanya dan bersabda, "Akulah Allah yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela! Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kaupegang, perjanjian antara aku dan engkau serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antaramu harus disunat." Selanjutnya Allah bersabda kepada Abraham, "Tentang isterimu Sarai, janganlah kausebut lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya. Aku akan memberkatinya, sehingga ia akan menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja pelbagai bangsa akan lahir daripadanya." Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya, "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak? Dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?" Dan Abraham berkata kepada Allah, "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" Tetapi Allah bersabda, "Tidak! Isterimu Saralah, yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya. Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu. Ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga." Sesudah selesai bersabda kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang yang takwa hidupnya akan diberkati Tuhan.
Ayat. (Mzm 128:1-2.3.4-5)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau menikmati hasil jerih payahmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!
2. Isterimu akan menjadi laksana pohon anggur subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun di sekeliling mejamu!
3. Sungguh, demikianlah akan diberkati Tuhan orang laki-laki yang takwa hidupnya. Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion: boleh melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 8:17)
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:1-4)
    
"Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku."

Setelah Yesus turun dari bukit, banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Maka datanglah kepada-Nya seorang yang sakit kusta. Ia sujud menyembah Yesus dan berkata, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku." Yesus lalu mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir!" Seketika itu juga tahirlah orang itu dari kustanya. Lalu Yesus berkata kepadanya, "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kisah penyembuhan orang kusta—orang yang paling dikucilkan dari kehidupan bermasyarakat—dalam Injil hari ini terjadi karena beberapa hal. Pertama, orang kusta datang kepada Yesus dengan keyakinan teguh bahwa Yesus bisa menyembuhkan penyakitnya. Kedua, dia datang dengan penuh kerendahan hati. ”Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku” (Mat. 8:2). Ketiga, orang itu datang kepada Yesus dengan penuh penghormatan. Dia bersujud di hadapan Yesus seraya memohon untuk disembuhkan. Keempat, atas dasar sikap-sikapnya itu, Yesus jatuh kasihan kepadanya. Sekalipun hukum Taurat melarang seorang rabi untuk kontak dengan seorang kusta, tetapi Yesus mengulurkan tangannya ke atas orang itu dan berkata: ”Aku mau, jadilah engkau tahir” (Mat. 8:3a).

Sikap doa orang kusta itu barang kali hendaknya menjadi contoh ketika kita menyampaikan permohonan kepada Tuhan. Doa kita hendaknya didasarkan pada iman yang teguh akan kebaikan Allah dan disampaikan dalam semangat kerendahan hati dan dengan sikap penuh hormat kepada Tuhan. Isi doa kita pun hendaknya tidak memaksa Allah. Seandainya Tuhan berkenan, Tuhan bisa mengabulkan keinginanku. Di dalam doa, kita boleh menyatakan keinginan kita kepada Tuhan, tetapi soal pengabulannya berada di dalam tangan Allah.

Tuhan, terima kasih atas rahmat penyembuhan yang senantiasa Engkau anugerahkan kepadaku. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mat 8:17)

Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu"

Kamis, 25 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII

   


Kej. 16:1-12,15-16; Mzm. 106:1-2,3-4a,4b-5; Mat. 7:21-29.

"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu"

Kita semua tahu bahwa rumah yang dibangun di atas batu, pasti lebih kuat dibanding dengan rumah yang dibangun di atas pasir. Oleh karena itu, kalau membangun rumah, kita membuat pondasi dari batu. Memang menggunakan pasir juga, tetapi bukan pasir yang masih butiran begitu saja melainkan pasir yang sudah dicampur dan diaduk dengan semen dan gamping sehingga dapat menjadi keras dan menyatu dengan batu. Demikian pula, iman kita akan kuat, tidak mudah goyah dan roboh kalau dibangun di atas dasar yang kuat, yakni sabda Tuhan. Namun, Sabda Tuhan itu akan sungguh-sungguh menjadi pondasi yang kuat bagi iman kita, kalau tidak hanya kita dengarkan, baca dan renungkan, tetapu juga kita laksanan atau kita wujudkan dalam perbuatan nyata. Bagi kita yang ingin menjadi bijaksana, kiranya tidak perlu mencari sumber kebijaksanaan di tempat lain. Sabda Tuhan dalam Kitab Suci sudah lebih dari cukup.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menjadi pendengar dan pelaksana sabda-Mu yang baik. Amin. -agawpr-

Kamis, 25 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XII

Kamis, 25 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII

“Allah itu kehidupan, maka manusia yang tidak melihat Dia, tidak melihat kehidupan” (St. Gregorius dari Nissa)
 

Antifon Pembuka (Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5)

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Kekal abadi kasih setia-Nya.

Doa Pagi


Ya Allah sumber kekuatan iman kami, barangsiapa percaya kepada-Mu akan mendirikan bangunan rumah rohaninya di atas padas yang kokoh kuat. Kami mohon, semoga Sabda-Mu menjadi dasar iman kami sehingga kami tetap teguh ketika harus menghadapi aneka macam tantangan hidup. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Ketidaksabaran menantikan perwujudan janji-janji Tuhan telah memunculkan masalah baru dalam keluarga Abram. Sara mempunyai pertimbangan dan mengambil keputusan sendiri. Akibatnya, masalah muncul dan dia kembali mengeluhkan akibat dari keputusannya.
 

Bacaan dari Kitab Kejadian (16:1-12.15-16)
      
 
"Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamainya Ismael."

Sarai, isteri Abram, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram, “Engkau tahu, Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu hampirilah hambaku itu; mungkin dari dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, isteri Abram, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. Ketika itu Abram telah sepuluh tahun tinggal di Kanaan. Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya. Maka berkatalah Sarai kepada Abram, “Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggungjawabmu. Akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu; tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah aku; Tuhan kiranya menjadi hakim antara aku dan engkau.” Kata Abram kepada Sarai, “Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya sesuka hatimu.” Lalu Sarai isteri Abram menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. Lalu Malaikat Tuhan menjumpai Hagar di dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Kata malaikat itu, “Hagar, hamba Sarai, engkau datang dari mana dan mau pergi kemana?” Jawab Hagar, “Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.” Maka Malaikat Tuhan itu berkata kepadanya, “Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah dirimu ditindas di bawah kekuasaannya.” Lagi kata Malaikat Tuhan itu, “Aku akan menjadikan keturunanmu sangat banyak, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Kemudian Malaikat Tuhan itu berkata lagi, “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau akan menamainya Ismael, sebab Tuhan telah mendengar penindasan yang kaualami. Anakmu itu akan menjadi seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar. Ia akan melawan tiap-tiap orang, dan tiap-tiap orang akan melawan dia; Di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram, dan Abram menamainya Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, karna baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Siapakah yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan memperdengarkan segala pujian kepada-Nya?
2. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
3. Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang dari pada-Mu, supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik pusaka-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, akan menaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Kunci keselamatan yang diwartakan Yesus adalah mendengarkan sabda dan melaksanakannya. Walaupun banyak orang merasa sudah melaksanakan, namun belum tentu motivasi pelaksanaannya benar-benar didasarkan pada kepentingan Allah. Bisa jadi, masih berpusat pada kepentingan diri sendiri.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (7:21-29)  
   
"Rumah yang didirikan di atas wadas dan rumah yang didirikan di atas pasir."

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan!’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga?’ Pada waktu itu Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata, ‘Aku tidak pernah mengenal kalian! Enyahlah dari pada-Ku, kalian semua pembuat kejahatan!’” Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab didirikan di atas wadas. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga robohlah rumah itu, dan hebatlah kerusakannya.” Setelah Yesus mengakhiri perkataan-Nya ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, bukan seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

Untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga tidak cukup hanya berseru-seru. Orang harus berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak Bapa. Inilah tanda pengenalnya. Mari kita membangun diri kita sesuai dengan kehendak Allah, seperti orang bijak yang membangun rumah di atas dasar yang kokoh, sehingga angin ribut dan gelombang zaman tidak akan menghancurkannya.

Antifon Komuni (Mat 7:29)

Ia mengajar sebagai orang yang berwibawa, bukan seperti ahli-ahli Taurat.

Doa Malam

Tuhan Yesus, puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat-Mu atas karunia hari yang telah berlalu, ampunilah kami yang mendengar sabda-Mu tetapi tetap melakukan kehendak kami sendiri. Ajarlah kami meneladan Bnda Maria yang mendengar, menyimpan dan melaksanakan sabda-Mu sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.


RUAH

Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

Rabu, 24 Juni 2015
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

 
Yes. 49:1-6; Mzm. 139:1-3,13-14ab,14c-15;  Kis. 13:22-26; Luk. 1:57-66,80.

Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

Kelahiran seorang anak dalam sebuah keluarga, apalagi kalau keluarga itu sudah lama menantikan anak, tentu merupakan sukacita yang besar. Demikian pula kelahiran Yohanes bagi keluarga Zakaria dan Elizabet, yang keduanya sudah lanjut usia. Rupanya, mereka sudah pasrah dan tidak berharap lagi akan dianugerahi anak. Hal ini tampak dari keditakpercayaan Zakaria ketika meneriwa warta di malaikat bahwa istrinya yang mandul akan mengandung dan melahirkan anak. Namun, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Sepasang suami-istri yang sudah lanjut usia pun akhirnya dianugerahi anak. Maka, harus diberi nama Yohanes, yang artinya "Tuhan merahimi". Artinya bukan sekedar Tuhan mengisi rahim Elisabet yang mandul dan sudah uzur, tetapi Tuhan memberikan kerahiman-Nya kepada bangsa manusia. Sebab, kelak melalui Yohaneslah diwartakan seruan pertobatan yang merupakan awal dari keterbukaan hati untuk menerima Sang Juru Selamat. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita bersukacita merayakan kelahirannya, sebagaimana Zakaria, Elisabet, Maria dan Yesus dalam rahimnya, serta para tetangga mereka bersukacita. Namun, sukacita itu akan menjadi semakin lengkap kalau kita juga terus-menerus mendengarkan dan melaksanakan misi yang diembannya, yakni bertobat (lih. Mat 3,2) dan mengikuti Kristus dengan setia (lih. Yoh 1,29.36).

Doa: Tuhan, anugerahilah kami sukacita yang sejati untuk terus-menerus bertobat dan semakin setiap mengikuti Kristus sebagaimana diwartakan St. Yohanes Pembaptis. Amin. -agawpr-

Rabu, 24 Juni 2015 Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Rabu, 24 Juni 2015
Hari Raya Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis
 

Dalam diri Yohanes Pembaptis, Roh Kudus memulai dan mempratandai karya yang akan Ia selesaikan bersama dan dalam Kristus yakni pemulihan sifat "serupa dengan Allah" dalam diri manusia. Pembaptisan Yohanes adalah pembaptisan untuk pertobatan; Pembaptisan dalam air dan dalam Roh Kudus akan menghasilkan satu kelahiran baru Bdk. Yoh 3:5.. (Katekismus Gereja Katolik, 720)

Antifon Pembuka (Yoh 1:6-7; Luk 1:17)

Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang untuk bersaksi tentang terang, dan menyiapkan suatu umat yang layak bagi Tuhan.

De ventre matris meæ vocavit me Dominus nomine meo: et posuit os meum ut gladium acutum: sub tegumento manus suæ protexit me, posuit me quasi sagitam electam.

A man was sent from God, whose name was John. He came to testify to the light, to prepare a people fit for the Lord.
  
  
Pada Misa Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis ada Madah Kemuliaan (Gloria) dan Syahadat (Credo)

Doa Pagi

Ya Allah, Engkau mengenal kami sedalam-dalamnya. Engkau telah membentuk dan memanggil kami sejak sebelum kami lahir. Semoga kami mengabdi kepada-Mu dengan rendah hati, serta mempersiapkan jalan untuk kedatangan Putra-Mu, Yesus Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 

Bacaan dari Kitab Yesaya (49:1-6)
 
"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa."
 
Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak aku ada di perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia. Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.” Tuhan telah membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan upaya Israel dikumpulkan kepada-Nya. Maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allah yang menjadi kekuatanku sekarang berfirman, “Terlalu sedikit bagimu kalau hanya menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15; Ul: 13b)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumiliki.
2. Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku, ajaiblah apa yang Kauperbuat.
3. Jiwaku benar-benar menyadarinya, tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:22-26)
 
"Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes."
  
Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi umat-Nya. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. Hai saudara-saudara, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:76)
Engkau, hai anak-Ku, akan disebut nabi Allah yang Mahatinggi karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:57-66.80)
  
"Namanya adalah Yohanes."

Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu. Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kutipan Injil hari ini dibuka dengan menceritakan kelahiran Yohanes Pembaptis dan ditutup dengan kalimat: Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel. Bagaimana ia bertambah besar dan makin kuat rohnya?

Mengapa Yesus memilih untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, bukan oleh pembaptis yang lain? Ada dua kemungkinan jawaban. Pertama, pewartaan tobat Yohanes ditujukan kepada semua orang, tidak hanya kepada orang-orang yang menurut paham zaman itu disebut berdosa. Kepada orang Farisi dan orang Saduki yang datang untuk dibaptis, Yohanes mengatakan, “Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? ... jangan mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!” (Mat 3:7-9).

Kedua, Yohanes Pembaptis tidak hanya memberikan baptis ritual, melainkan menuntut konsekuensi moral dari pembaptisan. Ini tampak dalam kisah pewartaan Yohanes menurut Injil Lukas. Orang banyak yang datang untuk dibaptis oleh Yohanes dan bertanya kepadanya, “.... apa yang harus kami perbuat?” Jawabnya, “Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” Demikian juga ketika para pemungut cukai mengajukan pertanyaan yang sama, Yohanes menjawab, “Jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu.” Ketika prajurit-prajurit bertanya hal yang sama, Yohanes menjawab, “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.”

Dengan kata lain, Yesus memilih untuk dibaptis oleh Yohanes Pembaptis karena ia mempunyai pandangan yang universal (semua orang harus bertobat dan dibaptis) dan menuntut pembaharuan hidup yang nyata sebagai konsekuensi moral dari pembaptisan sebagai ungkapan pertobatan.

Bagaimana Yohanes sampai pada keyakinan itu? Salah satu jawabannya adalah dari tinggalnya Yohanes di padang gurun. Padang gurun kita pahami sebagai tempat yang kering kerontang, sepi. Dalam Kitab Suci, padang gurun adalah tempat pemurnian: Musa memimpin umat Allah selama empat puluh tahun menyeberang padang gurun. Di padang gurun itulah iman umat dimurnikan dan akhirnya boleh masuk ke tanah terjanji. Demikian juga Yesus sebelum tampil di depan umum berada di padang gurun selama empat puluh hari untuk memantapkan langkah. Dengan pengalaman itu, Yesus tidak bisa dibelokkan lagi langkah-Nya. Ia akan terus mengarahkan pandangan-Nya menuju Yerusalem. Kiranya yang serupa itulah yang terjadi dengan Yohanes Pembaptis ketika ia tinggal di padang gurun. (IS/Inspirasi Batin)

Antifon Persiapan Persembahan (Mzm 92:13)

Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon.

The righteous man shall flourish like the palm tree; he shall grow up like a cedar of Lebanon.

atau

Iustus ut palma florebit: sicut cedrus, quæ in Libano est, multiplicabitur.

Antifon Komuni (Bdk. Luk 1:78)

Oleh rahmat dan belas kasih dari Allah kita, laksana Fajar Timur Ia mengunjungi kita dari tempat tinggi.

Through the tender mercy of our God, the Dawn from on high will visit us.

atau (Luk 1:76)

Tu puer propheta Altissimi vocaberis: præibis ante Dominum parare vias eius.

(Engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi; karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya.)

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."

Selasa, 23 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII


Kej. 13:2,5-18; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Mat. 7:6,12-14.

"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka."

Kemarin, kita mendengarkan dan merenungkan hukum kesalingan yang diungkapkan secara negatif, yakni dalam bentuk larangan: "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." Hari ini, kita menerima hukum kesalingan dalam rumusan yang positif: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka". Inilah hukum emas. Setiap orang, paling tidak kita, pasti menginginkan diperlakukan dengan baik: dikasihi, dihargai, didengarkan, diampuni/dimaafkan, didoakan, didukung, dibantu, dll. Demikian pula, orang lain juga menginginkan hal yang sama dengan yang kita inginkan ini. Nah, ketika semua orang mengingkan hal yang sama, kita cenderung berebut khan? Namun, yang namanya rebutan itu pasti akan ada yang menang dan yang kalah. Dengan demikian, dapat dipastikan ada kurban pula. Oleh karena itu, kebiasan berebut harus diganti dengan kebiasaan saling sehingga terciptalah suasana saling mengasihi, saling menghargai, saling mendengarkan, saling mengampuni/memaafkan, saling mendoakan, saling mendukung, saling membantu.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu melakukan hal-hal baik terhadap orang lain, sebagaimana kami juga mengharapkan diperlakukan dengan baik oleh orang lain.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy