| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Uskup Agung Coakley, Keuskupan Agung Oklahoma, Pernyataan Keputusan Mahkamah Agung untuk Perkawinan Sesama Jenis

AMERIKA SERIKAT - "Hari ini adalah konsekuensi momen sejarah bagi bangsa kita. Mahkamah Agung telah membuat kesalahan tragis. Keputusan ini akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan, terutama untuk anak-anak hari ini dan untuk generasi mendatang. Tidak perduli putusan pengadilan, tidak dapat mengubah apa arti perkawinan sebenarnya. Perkawinan kodratnya tetap persatuan seorang pria dan seorang wanita. Perkawinan adalah lembaga alami yang terbentuk sebelum dan mendahului pemerintah dan peraturan pemerintah.

Perkawinan adalah tentang jauh melebihi kasih yang dibagi/diberikan antara orang dewasa. Masyarakat membutuhkan institusi yang menghubungkan anak-anak kepada ibu dan ayah mereka, dan perkawinan adalah satu-satunya lembaga yang sifatnya mampu mencapai hal ini. Anak-anak memiliki hak mendasar, sedapat mungkin, untuk mengetahui dan dicintai oleh ayah dan ibu mereka bersama-sama dalam kesatuan yang tetap.

Gereja tetap akan mempertahankan hak ini, dan terus menegaskan kekudusan perkawinan yang ditetapkan oleh Allah, ditulis ke dalam sifat manusia, dan diakui sebagai demikian selama ribuan tahun. Bahkan sebagai Roe v. Wade tidak mengakhiri perdebatan publik atas aborsi, keputusan ini tidak akan mengakhiri perdebatan pernikahan. Saya mendorong doa untuk bangsa kita, untuk keluarga dan anak-anak, dan bagi mereka yang tidak setuju dengan kami. Sekarang, lebih dari sebelumnya kami harus waspada dalam mempertahankan kebebasan beragama yang kami miliki, karena ancaman yang pasti meningkat sebagai hasil dari keputusan ini dan konsekuensinya dalam hukum dan opini publik. "

Mgr. Paul S. Coakley, Uskup Agung


Sumber: EWTN 
diterjemahkan oleh: AG 

Jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.

Senin, 29 Juni 2015
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus

Kis. 12:1-11; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; 2Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16:13-19

Jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah.
Beberapa waktu yang lalu, setidaknya pada tahun 2004 - 2006 dan 2009 - 2012, tanggal 29 Juni yang bertepatan dengan Hari Raya St. Petrus dan Paulus, selalu dipilih sebagai hari untuk tahbisan imam diosesan Keuskupan Agung Semarang (KAS). Selama kurun waktu tersebut, ada 27 imam diosesan KAS yang ditahbiskan, termasuk saya ber-9 pada tahun 2010 yang lalu. Untuk saya sendiri, hari ini berarti sudah atau baru genap 5 tahun menjadi imam. Sudah tidak lagi masuk kategori balita (bawah lima tahun), namun juga masih "anak-anak". Tentu saja, juga belum banyak pengalaman dan karya pelayanan, apalagi selama 2 tahun terakhir ini tugas utama saya adalah belajar. Secara kualitas, hidup imamat saya juga belum teruji betul. Kalau tantangan hidup berkeluarga pada zaman sekarang ini cukup/sangat kompleks, sebagaimana direfleksikan dalam sinode para uskup sedunia, rasanya tantangan hidup imamat juga semakin kompleks. Kalau tidak hati-hati, bisa terjadi seperti yang dialami oleh Petrus: "ditangkap, dibelenggu dan dipenjara" oleh nilai, budaya dan tawaran-tawaran duniawi yang tidak sejalan bahkan bertenganan dengan kesucian, kemurnian, kemiskinan dan ketaatan. Belenggu-belenggu itu bisa berupa: kekayaan, kenikmatan, popularitas, kebebasan dalam arti negatif, dll. Salah satu, kalau tidak mau mengatakan satu-satunya, kekuatan terbesar untuk terbebas dari belenggu-belenggu tersebut adalah doa. Inilah yang dialami Petrus. Karena jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah, maka Tuhan pun mengirimkan malaikat-Nya untuk melindungi dan membebaskan Petrus dari penjagaan perajurit dan dari rantai yang membelenggunya (bac I). Hal yang sama juga dialami oleh Paulus: karena jemaat tekun mendoakannya (bdk.Kis 20,17-38), maka Tuhan pun selalu mendampingi dan menguatkannya, melepaskannya dari mulut singa dan setiap kejahatan, sampai akhirnya mencapai mencapai garis finish dengan tetap memelihara iman (bac II). Oleh karena itu, pada kesempatan istimewa ini, saya mengajak kita semua untuk dengan tekun mendoakan Bapa Paus, Bapa Uskup dan kami para imam. Bapa Suci Fransiskus, setiap kali selesai memberi audiensi hari Rabu dan memimpin doa Angelus setiap hari Minggu, kepada seluruh umat yang hadir di Lapangan St. Petrus sebalu meminta, "Jangan lupa berdoa untuk saya!" Demikian pula, doakanlah kami agar seperti Paulus, dapat mencapai garis finish dengan tetap memelihara imamat kami.

Doa untuk para Imam (Puji Syukur no. 184)
Bapa yang penuh kasih sayang, kami bersyukur atas imam-imam yang telah Kau berikan untuk rnendampingi kami, umat-Mu. Engkau sendirilah yang telah memilih dan memanggil mereka. Sudilah Engkau memberkati mereka dalam semua karya pelayanan bagi umat-Mu. Jadikanlah mereka garam yang dapat melindungi hidup kami dari kebusukan dan kehancuran. Jadikanlah pula mereka terang, yang dengan perkataan dan perbuatan memacarkan terang-Mu sendiri kepada orang-orang yang sedang diliput kegelapan. Semoga karya mereka Kau karuniai hasil yang membahagiakan. Bapa yang penuh kasih, sudilah melindungi para imam kami, khususnya ... (nama), dari bahaya-bahaya yang mengelilingi mereka laksana singa yang mengaum-ngaum mencari mangsa. Kuatkanlah mereka bila mengalami kesulitan dalam panggilan. Dan bila ada imam-Mu yang ragu-ragu akan panggilannya, sudilah Engkau datang meneguhkannya; bila ada yang mengalami kesulitan berat, sudilah Engkau datang memberikan kekuatan. Janganlah Engkau melupakan imam-imam-Mu yang, karena kelemahan manusiawinya, tidak setia pada panggilannya; bimbinglah mereka kembali ke jalan yang telah Kau pilih dan Kau tentukan bagi mereka. Kalau ada di antara mereka yang memilih jalan lain, sudilah Engkau tetap memberkatinya, karena mereka pun tetap anak-Mu. Semoga mereka tetap dapat hidup sebagai orang beriman, dan bekerja giat di tengah jemaat-Mu. Semua ini kami mohon dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. (Amin.) -agawpr-

Senin, 29 Juni 2015 Hari Raya St. Petrus dan Paulus

Senin, 29 Juni 2015
Hari Raya St. Petrus dan Paulus

“Ia [Yesus] tidak lagi memanggilnya Simon, menunjukkan otoritas dan memerintah atasnya, seperti menjadikannya milik-Nya sendiri. Tetapi dengan gelar yang menyerupai benda, ia mengubah namanya menjadi Petrus, dari kata petra (batu karang); sebab diatasnya Ia kemudian mendirikan Gereja-Nya.” (St. Sirilus dari Aleksandria)


Antifon Pembuka

Inilah orang-orang yang semasa hidupnya telah menyuburkan Gereja dengan darah mereka: dari piala Tuhan mereka telah minum dan menjadi sahabat-sahabat Allah.

These are the ones who, living in the flesh, planted the Church with their blood; they drank the chalice of the Lord and became the friends of God.

Nunc scio vere, quia misit Dominus Angelum suum: et eripuit me de manu Herodis, et de omni exspectatione plebis Iudæorum.

Doa Pagi


Ya Allah, pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus ini, Engkau telah melimpahkan sukacita yang sejati. Bantulah Gereja-Mu untuk senantiasa mengikuti ajaran Rasul-rasulmu, yang telah menyampaikan dasar iman kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)
     
  
"Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."
    
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus, dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
   
Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)
  
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
  
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
    
"Engkau adalah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."
     
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
“Kami mendesak kamu secara khusus, para saudara yang terhormat, untuk memberi perhatian dengan taat kepada apa yang telah ditulis oleh Paus yang terberkati di Roma; sebab Rasul Petrus yang terberkati, yang hidup dan memerintah di tahtanya sendiri, memberikan kebenaran iman kepada mereka yang mencarinya. Sebab kami, dengan alasan untuk mengejar damai dan iman, tidak dapat mencoba kasus- kasus dalam hal iman tanpa persetujuan Uskup Roma.” (St. Petrus Krisologus, Letter to Eutyches 25,3, (449 AD), in Jurgen, Faith of the Early Fathers, 3:26)
 
   
Renungan
  
“Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman.” Hari Raya Santo Petrus dan Paulus merupakan salah satu hari raya yang besar, di mana umat Katolik seluruh dunia dipersatukan dalam kesaksian hidup mereka. Keduanya adalah tokoh besar dalam sejarah hidup Gereja Katolik. Santo Petrus adalah figur seorang murid yang dikasihi Yesus dan dipercaya untuk membangun jemaat. Petrus, dalam kesaksian-kesaksiannya selalu menyerukan bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit dan akan menjadi seorang penyelamat yang sejati. Petrus jugalah yang dipercaya oleh Yesus untuk memegang pintu kerajaan surga. Keberanian Petrus untuk menyebut Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, telah membuatnya menjadi salah satu murid yang berbahagia.

Santo Paulus adalah sosok pembela dan penyebar iman Kristus pada masa awal Gereja Perdana. Sungguh sebuah lompatan iman yang sangat indah, dari seorang yang menentang dan mati-matian melawan para pengikut Yesus, menjadi seorang yang begitu fanatik menjadi pengikut Yesus. Bahkan, direlakannya seluruh sisa hidupnya untuk melayani Tuhan, untuk mewartakan kabar kebaikan ke seluruh penjuru dunia. Ini terbukti dengan tersebarnya iman Kristiani ke seluruh dunia. Rupanya, pertobatan karena perjumpaaan (immersion) dengan Yesus telah meluluhkan hatinya dan mengubah arah kompas hidupnya.

Patutlah kita sebagai umat pada generasi modern ini bersyukur, kita hanya tinggal menerima dan menghayati iman Kristiani dengan sepenuh hati, tanpa harus takut dikejar dan dibenci. Syukur bahwa dua Rasul besar ini telah menanamkan dalam-dalam arti menjadi seorang Kristiani, arti menjadi seorang murid. Marilah meneladan sikap Petrus yang mau mengakui Yesus sebagai seorang Mesias dan memegang teguh iman akan Kristus Yesus, dan meneladan Paulus yang mengakhiri dengan baik, dengan iman yang teguh. (KAN/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Bdk. Mat 16:16.18)

Petrus berkata kepada Yesus, "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Yesus menjawab, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku."

Peter said to Jesus: You are the Christ, the Son of the living God. And Jesus replied: You are Peter, and upon this rock I will build my Church.

Tu es Petrus, et super hanc petram ædificabo Ecclesiam meam.

"Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"

Minggu, 28 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XIII


Keb. 1:13-15; 2:23-24; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; 2Kor. 8:7,9,13-15; Mrk. 5:21-43 (Mrk. 5:21-24,35-43)

"Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!"

Bagi kita, kematian itu hanyalah tidur dalam waktu yang cukup panjang sebab akan tiba saatnya orang mati dibangkitkan oleh Tuhan. Maka, bagi orang yang sudah meninggal, kita memberi ucapan atau tulisan RIP (Igr: Rest in Peace; Ltn: Requiescat in Pace), yang artinya beristirahatlah dalam damai. Dalam kisah Yesus membangkitkan anak Yairus yang menurut keluarga sudah mati, Yesus mengatakan, "Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" Maka, mereka yang pada waktu itu menangis dan meratap pun menertawakan-Nya. Namun, yang terjadi memang demikian: karena Yesus, anak itu pun segera bangkit berdiri. Mereka yang semua tertawa dalam arti menertawakan Yesus, kini menjadi takjub dan tertawa karena sukacita. Oleh karena itu, kita semakin percaya bahwa di dalam Yesus tidak ada kematian sebab Ia berkuasa membangkitkan dan memberi kehidupan baru. Hal ini pulalah yang diwartakan oleh Kitab Kebijaksanaan dalam bacaan pertama: "Memang maut tidak dibuat oleh Allah, dan Iapun tak bergembira karena yang hidup musnah lenyap. ... Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan dijadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu." Jadi, kematian hanya ada dan berlaku bagi mereka yang menjadi milik setan; sementara bagi kita yang menjadi milik Kristus, kematian itu tidak ada karena Kristus yang telah bangkit juga akan membangkitkan kita untuk hidup baru dan abadi.

Doa: Tuhan, jadikanlah kami milik-Mu selama-lamanya, agar maut dan kematian jangan sampai menimpa kami. Amin. -agawpr-

Minggu, 28 Juni 2015 Hari Minggu Biasa XIII

Minggu, 28 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XIII

"Engkau tidak dapat berdoa di rumah seperti di dalam gereja, di mana sejumlah besar orang hadir dan di mana orang berseru kepada Allah seperti dari satu hati" ---- St Yohanes Krisostomus


Antifon Pembuka (Mzm 47:2)

Segala bangsa, bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.

All peoples, clap you hands. Cry to God with shouts of joy!

Omnes gentes plaudite manibus: iubilate Deo in voce exsultationis.
Mzm. Quoniam Dominus excelsus, terribilis: Rex magnus super omnem terram.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk memberi hidup baru bagi kami. Kami mohon, bangkitkanlah iman kami agar memiliki keberanian untuk berbagi hidup dan talenta kami kepada sanak saudara kami yang berkekurangan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (1:13-15; 2:23-24)
  
 
"Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia."
   
Allah tidak menciptakan maut, dan Ia pun tak bergembira kalau makhluk yang hidup musnah binasa. Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada; dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan. Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka, dan dunia orang mati tidak merajai bumi. Maka kesucian mesti baka. Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan menjadikannya gambar hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 30:2+4.5-6.11-12a+13b; Ul: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membarkan musuh-musuhku, bersukacita atas diriku. Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku, di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (8:7.9.13-15)
  
"Hendaklah kelebihanmu mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain."
   
Saudara-saudara, hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih, sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu; dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, yakni: Sekalipun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya. Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus, agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekuranganmu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: Orang yang mengumpulkan banyak tidak kelebihan, dan orang yang mengumpulkan sedikit tidak kekurangan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)
  
"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"
  
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya: keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asalkan kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab, “Engkau melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu! Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus. Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus, dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu, dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu. Lalu Yesus memegang tangan anak itu, seraya berkata, “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


ALLAH MENGHENDAKI KITA HIDUP

“Upah dosa adalah maut,” kata Rasul Paulus, “tetapi, karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rom 6:23). Apa yang disampaikan Rasul Paulus ini mengajarkan sebuah pemahaman iman. Ia mengajak kita untuk semakin meyakini apa yang dikehendaki oleh Kristus, Sang Sumber Kehidupan. Ia ingin supaya kita yang percaya kepada-Nya memiliki hidup dari Dia, dan bukan mati.

Dalam bacaan I, Kitab Kebijaksanaan berbicara tentang hidup. Kita mendengar bahwa maut tidak dibuat oleh Allah, dan Ia pun tak bergembira karena yang hidup musnah lenyap. Pertanyaannya, mengapa tidak sedikit dari kita bukannya memilih bahagia dalam keterikatan kasih dengan Allah. Sebaliknya, justru kita telah memilih perbuatan dosa yang jelas akan berakibat pada kematian kekal. Apakah perbuatan yang kita pilih dan hasilkan itu karena kelemahan kita, ataukah adanya godaan kuat dari roh jahat untuk menghancurkan kita, manusia yang dikasihi-Nya?

Bila kita memeriksa diri, tentu kita masing-masing akan menemukan apa saja yang menjadi kelemahan, di samping beberapa kekuatan. Kelemahan itu misalnya rasa malas, mudah iri hati, suka berbohong, atau kebiasaan-kebiasaan buruk, atau dapat juga berupa suatu sakit penyakit.

Dalam Injil, Yesus tampil sebagai pribadi pencinta dan pembawa kehidupan. Anak Yairus yang telah mati dibangkitkan dan perempuan yang sakit pendarahan sudah dua belas tahun itu pun disembuhkan. Peristiwa ini semakin meneguhkan kita bahwa Allah kita, Allah orang hidup dan bukan Allah orang mati. Sebagai seorang beriman, seharusnya kita semakin berani melawan segala kelemahan dan dosa yang diakibatkannya. Juga, kita seharusnya berani melawan segala godaan si jahat yang akan menjerumuskan kita kepada maut.

Sebuah keluarga akan mengalami damai sejahtera, terlebih karena iman mereka akan Kristus dinyatakan dalam dinamika kehidupannya. Memang, kebutuhan ekonomi kerap menjadi pusat perhatian, dan hal ini dapat berakibat munculnya berbagai tindakan yang mengarah kepada dosa. Pernah saya mendengar, seorang bapak akhirnya melarikan uang kas paroki, uang koperasi dan berbagai perbuatan tidak jujur lainnya demi ekonomi keluarganya. Sungguh sangat disayangkan. Sebab bapak ini seorang aktivis Gereja, bahkan ada yang asisten imam. Ini sungguh memalukan dan membuat luka seluruh Gereja.

Namun demikian Allah tetap menghendaki kita hidup dan bukan mati. Maka baiklah kita melakukan pertobatan dan perbaikan diri. Langkah yang perlu kita mulai adalah memperkuat iman kita. [Kristianto/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 103:1)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai seluruh diriku!

Bless the Lord, O my soul, and all within me, his holy name.

Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya.

Sabtu, 27 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII

Kej. 18:1-15; Mzm. MT Luk. 1:46-47,48-49,50,53; Mat. 8:5-17.

"Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya."
  
Injil hari ini menampilkan beberapa kisah penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Namun, saya sangat tertarik dengan kisah penyembuhan yang pertama, yakni penyembuhan hamba dari serorang perwira. Pertama, saya tertarik karena penyembuhan yang terjadi tanpa didahului dengan permohonan agar Yesus berkenan menyembuhkan. Si perwira, ketika datang kepada Yesus hanya mengatakan bahwa hambanya sakit dan sangat menderita. Begitu mendengar itu, Yesus langsung mengatakan ingin datang dan menyembuhkannya. Hal ini semakin meneguhkan iman kita bahwa Tuhan tahu semua apa yang kita butuhkan dan pada saat Ia berkenan, Ia akan memberikan kepada kita, meski kita tidak memintanya (bdk. Renungan hari Kamis, 18 Juni 2015). Yang kedua, Yesus berkenan untuk datang ke rumah si perwira kendati tidak jadi karena si perwira itu merasa tidak pantas menerima-Nya. Namun, meskipun ia tidak datang ke rumah-Nya, rahmat dan kuasa penyembuhan-Nya tetap terjadi dan dirasakan oleh hambanya yang sakit. Ia sembuh pada saat itu juga. Secara konkret, kalau kita kaitkan dengan kehidupan kita, sebelum komuni kita mengucapkan kata-kata ini: "Ya Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh". Nah, kalau kita memang sungguh merasa tidak pantas, misalnya karena berada dalam dosa berat dan belum menerima saktamen pengampunan dosa, ya tidak usah menerima komuni. Kitab Hukum Kanonik jelas menegaskan, "Yang sadar berdosa berat, tanpa terlebih dahulu menerima sakramen pengakuan, jangan merayakan Misa atau menerima Tubuh Tuhan, kecuali ada alasan berat serta tiada kesempatan mengaku; dalam hal demikian hendaknya ia ingat bahwa ia wajib membuat tobat sempurna, yang mengandung niat untuk mengaku sesegera mungkin" (Kan 916). Meskipun tidak menerima komuni, kita tetap menerima rahmat Tuhan. Demikian pula, orang-orang yang dilarang menerima komuni, misalnya karena telah bercerai kemudian menikah lagi, saat mengikuti misa, tidak usah menerima komuni. Rahmat Tuhan tetap dianugerahkan dan berkarya.

Doa: Tuhan, berilah kami kerendahan hati untuk menyadari ketidakpantasan kami setiap kali kami menyambut-Mu sehingga kami semakin sering menerima sakramen pengampunan dosa. Amin. -agawpr-

Sabtu, 27 Juni 2015 Hari Biasa Pekan XII

Sabtu, 27 Juni 2015
Hari Biasa Pekan XII

“Gereja disebut katolik atau universal, karena ia tersebar di seluruh dunia dan dari ujung yang satu ke ujung yang lain” (St. Sirilus dari Alexandria)

Antifon Pembuka (Luk 1:46)

Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku. Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa, tiada sesuatu yang mustahil bagi-Mu: Di mana ada tempat gersang, Engkau memberikan hidup; di mana orang hampir kehilangan hidup, Engkau memberikan harapan. Semoga kami Kaubangkitkan serta Kaujadikan orang yang riang gembira, karena selalu Kaulindungi dan Kaujaga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 

Dalam situasi yang sangat istimewa, ketika bagi manusia Sara tidak mungkin lagi memiliki anak secara biasa, Allah mau menunjukkan sesuatu yang luar biasa. Sesuatu itu bukan hanya soal terlaksananya janji, tetapi juga karya yang mengatasi batasan-batasan manusia.
  
 
Bacaan dari Kitab Kejadian (18:1-15)
    
"Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Aku akan kembali kepadamu, dan Sara akan mempunyai anak laki-laki."
  
Sekali peristiwa Tuhan menampakkan diri kepada Abraham di dekat pohon tarbantin di Mamre. Waktu itu Abraham sedang duduk di pintu kemahnya di kala hari panas terik. Ketika ia mengangkat mata, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Melihat mereka, ia bergegas dari pintu kemahnya menyongsong mereka. Ia bersujud dan berkata, “Tuanku, jika aku mendapat kasih Tuan, singgahlah di kemah hambamu ini. Biarlah diambil sedikit air, basuhlah kaki Tuan, dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini; biarlah hamba mengambil sepotong roti, agar Tuan-Tuan segar kembali. Kemudian bolehlah Tuan-Tuan melanjutkan perjalanan. Sebab Tuan-Tuan telah datang ke tempat hambamu ini.” Jawab mereka, “Buatlah seperti yang engkau katakan.” Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata, “Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” Lalu Abraham berlari ke lembu sapinya, mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya, dan memberikan kepada seorang bujangnya yang segera mengolahnya. Kemudian Abraham mengambil dadih, susu dan anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya kepada mereka. Abraham sendiri berdiri dekat mereka di bawah pohon itu sementara mereka makan. Sesudah makan, bertanyalah mereka kepada Abraham, “Di manakah Sara, isterimu?” Jawab Abraham, “Di sana, di dalam kemah.” Maka berkatalah Ia, “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau. Pada waktu itulah Sara, istrimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Saat itu Sara mendengarkan pada pintu kemah di belakangnya. Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Maka tertawalah Sara dalam hati, katanya, “Akan berahikah aku, setelah aku menjadi layu, sedangkan tuanku pun sudah tua?” Lalu bersabdalah Tuhan kepada Abraham, “Mengapakah Sara tertawa dan berkata, ‘Sungguhkah aku akan melahirkan anak, padahal aku sudah tua?’ Adakah sesuatu yang mustahil bagi Tuhan? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan dikau. Pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.” Tetapi Sara menyangkal, katanya, “Aku tidak tertawa”. Sebab ia takut. Tetapi Tuhan bersabda, “Tidak! Memang engkau tertawa!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan ingat akan kasih sayang-Nya
Ayat. (Mzm 1:46-47.48-49.50.53.54-55)
1. Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukaria karena Allah, penyelamatku.
2. Sebab Ia memperhatikan daku, hamba-Nya yang hina ini. Mulai sekarang aku disebut Yang Bahagia oleh sekalian bangsa. Sebab perbuatan besar dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa; kuduslah nama-Nya.
3. Kasih sayang-Nya turun-temurun kepada orang yang takwa. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan; orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong.
4. Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel, hamba-Nya. Demi kasih sayang-Nya kepada Abraham serta keturunannya untuk selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 8:17)
Yesus memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Latar belakang kekuasaan militer yang dimilikinya, membuat sang perwira punya pandangan tersendiri tentang Yesus. Pandangan itu justru menjadi landasan kuat bagi kepercayaannya kepada Yesus. Pada akhirnya, kepercayaan itu menggerakkan Yesus untuk menurunkan berkat kesembuhan seturut kata-kata iman sang perwira.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:5-17)
 
"Banyak orang akan datang dari timur dan barat, dan duduk makan bersama Abraham, Ishak, dan Yakub."
 
Pada suatu hari Yesus masuk ke Kota Kapernaum. Maka datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan mohon kepada-Nya, “Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh, dan ia sangat menderita.” Yesus berkata kepadanya, “Aku akan datang menyembuhkannya.” Tetapi perwira itu berkata kepada-Nya, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku. Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit, ‘Pergi!’ maka ia pergi; dan kepada seorang lagi, ‘Datang!’, maka ia datang. Ataupun kepada hambaku, ‘Kerjakanlah ini!’ maka ia mengerjakannya.” Mendengar hal itu, Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu, Banyak orang akan datang dari timur dan barat dan duduk makan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Surga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu sendiri akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.” Lalu Yesus berkata kepada perwira itu, “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesus pun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan wanita itu, lalu lenyaplah demamnya. Wanita itu lalu bangun dan melayani Yesus. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan, dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu, dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah sabda yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus telah memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita. Itulah iman perwira yang hambanya menderita sakit lumpuh. Dia yakin bahwa Yesus sanggup menyembuhkan hanya dengan kekuatan kata. Percayakah kita akan kekuatan sabda Yesus? Apakah kita mengalaminya setiap kali ketika kita mau menyambut Tubuh Yesus?

Antifon Komuni (Kej 18:14a)

Adakah sesuatu yang mustahil bagi Allah?

Doa Malam

Tuhan Allah yang hidup, kami bersyukur kepada-Mu atas percikan rahmat-Mu sepanjang hari ini. Sebentar lagi kami hendak beristirahat. Maka, bersihkanlah hati kami dari segala salah dan dosa serta perkenankan kami menikmati damai-Mu sepanjang malam ini. Amin.


RUAH

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy