Minggu, 28 Juni 2015
Hari Minggu Biasa XIII
"Engkau tidak dapat berdoa di rumah seperti di dalam gereja, di mana
sejumlah besar orang hadir dan di mana orang berseru kepada Allah
seperti dari satu hati" ---- St Yohanes Krisostomus
Antifon Pembuka (Mzm 47:2)
Segala bangsa, bertepuk-tanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai.
All peoples, clap you hands. Cry to God with shouts of joy!
Omnes gentes plaudite manibus: iubilate Deo in voce exsultationis.
Mzm. Quoniam Dominus excelsus, terribilis: Rex magnus super omnem terram.
Doa Pagi
Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu untuk memberi hidup baru bagi
kami. Kami mohon, bangkitkanlah iman kami agar memiliki keberanian untuk
berbagi hidup dan talenta kami kepada sanak saudara kami yang
berkekurangan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami,
yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini
dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (1:13-15; 2:23-24)
"Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia."
Allah tidak menciptakan maut, dan Ia pun tak bergembira kalau makhluk
yang hidup musnah binasa. Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu
supaya ada; dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan.
Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka, dan dunia
orang mati tidak merajai bumi. Maka kesucian mesti baka. Sebab Allah
telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan menjadikannya gambar
hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke
dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 30:2+4.5-6.11-12a+13b; Ul: 2a)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke
atas, dan tidak membarkan musuh-musuhku, bersukacita atas diriku. Engkau
mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku, di
antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi
oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab
hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang
malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku! Aku
yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan,
Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada umat di Korintus (8:7.9.13-15)
"Hendaklah kelebihanmu mencukupkan kekurangan saudara-saudara yang lain."
Saudara-saudara, hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih, sebagaimana
kamu kaya dalam segala sesuatu; dalam iman, dalam perkataan, dalam
pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu
terhadap kami. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus
Kristus, yakni: Sekalipun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu,
supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya. Sebab kamu dibebani
bukan supaya orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada
keseimbangan. Maka hendaklah sekarang ini kelebihanmu mencukupkan
kekurangan orang-orang kudus, agar kelebihan mereka kelak mencukupkan
kekuranganmu, supaya ada keseimbangan. Seperti ada tertulis: Orang yang
mengumpulkan banyak tidak kelebihan, dan orang yang mengumpulkan sedikit
tidak kekurangan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2 Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:21-43)
"Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!"
Sekali peristiwa, setelah Yesus menyeberang dengan perahu, datanglah
orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia. Ketika itu Yesus
masih berada di tepi danau. Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat
yang bernama Yairus. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan
kaki-Nya. Dengan sangat ia memohon kepada-Nya, “Anakku perempuan sedang
sakit, hampir mati. Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu
atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” Lalu pergilah Yesus dengan
orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan
berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang
sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah
berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sampai habislah semua yang
ada padanya; namun sama sekali tidak ada faedahnya, malah sebaliknya:
keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang
Yesus. Maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari
belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya, “Asalkan kujamah saja
jubah-Nya, aku akan sembuh.” Sungguh, seketika itu juga berhentilah
pendarahannya dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakit itu.
Pada ketika itu juga Yesus mengetahui bahwa ada tenaga yang keluar dari
diri-Nya. Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya,
“Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab, “Engkau
melihat sendiri bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu!
Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Yesus
memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal
itu. Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar sejak ia mengetahui
apa yang telah terjadi atas dirinya. Maka ia tampil dan tersungkur di
depan Yesus. Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.
Maka kata Yesus kepada perempuan itu, “Hai anak-Ku, imanmu telah
menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari
penyakitmu!” Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga
kepala rumah ibadat itu dan berkata, “Anakmu sudah mati! Apa perlunya
lagi engkau menyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan
mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat, “Jangan takut, percaya
saja!” Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali
Petrus, Yakobus, dan Yohanes, saudara Yakobus. Dan tibalah mereka di
rumah kepala rumah ibadat, dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut,
menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah masuk, Yesus berkata
kepada orang-orang itu, “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak
mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka Yesus
menyuruh semua orang itu keluar. Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,
dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus masuk ke dalam kamar anak itu.
Lalu Yesus memegang tangan anak itu, seraya berkata, “Talita kum,” yang
berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!” Seketika itu juga
anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas
tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Yesus
berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu.
Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
ALLAH MENGHENDAKI KITA HIDUP
“Upah dosa adalah maut,” kata Rasul Paulus, “tetapi, karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Rom
6:23). Apa yang disampaikan Rasul Paulus ini mengajarkan sebuah
pemahaman iman. Ia mengajak kita untuk semakin meyakini apa yang
dikehendaki oleh Kristus, Sang Sumber Kehidupan. Ia ingin supaya kita
yang percaya kepada-Nya memiliki hidup dari Dia, dan bukan mati.
Dalam bacaan I, Kitab Kebijaksanaan berbicara tentang hidup. Kita
mendengar bahwa maut tidak dibuat oleh Allah, dan Ia pun tak bergembira
karena yang hidup musnah lenyap. Pertanyaannya, mengapa tidak sedikit
dari kita bukannya memilih bahagia dalam keterikatan kasih dengan Allah.
Sebaliknya, justru kita telah memilih perbuatan dosa yang jelas akan
berakibat pada kematian kekal. Apakah perbuatan yang kita pilih dan
hasilkan itu karena kelemahan kita, ataukah adanya godaan kuat dari roh
jahat untuk menghancurkan kita, manusia yang dikasihi-Nya?
Bila kita memeriksa diri, tentu kita masing-masing akan menemukan apa
saja yang menjadi kelemahan, di samping beberapa kekuatan. Kelemahan itu
misalnya rasa malas, mudah iri hati, suka berbohong, atau
kebiasaan-kebiasaan buruk, atau dapat juga berupa suatu sakit penyakit.
Dalam Injil, Yesus tampil sebagai pribadi pencinta dan pembawa
kehidupan. Anak Yairus yang telah mati dibangkitkan dan perempuan yang
sakit pendarahan sudah dua belas tahun itu pun disembuhkan. Peristiwa
ini semakin meneguhkan kita bahwa Allah kita, Allah orang hidup dan
bukan Allah orang mati. Sebagai seorang beriman, seharusnya kita semakin
berani melawan segala kelemahan dan dosa yang diakibatkannya. Juga,
kita seharusnya berani melawan segala godaan si jahat yang akan
menjerumuskan kita kepada maut.
Sebuah keluarga akan mengalami damai sejahtera, terlebih karena iman
mereka akan Kristus dinyatakan dalam dinamika kehidupannya. Memang,
kebutuhan ekonomi kerap menjadi pusat perhatian, dan hal ini dapat
berakibat munculnya berbagai tindakan yang mengarah kepada dosa. Pernah
saya mendengar, seorang bapak akhirnya melarikan uang kas paroki, uang
koperasi dan berbagai perbuatan tidak jujur lainnya demi ekonomi
keluarganya. Sungguh sangat disayangkan. Sebab bapak ini seorang aktivis
Gereja, bahkan ada yang asisten imam. Ini sungguh memalukan dan membuat
luka seluruh Gereja.
Namun demikian Allah tetap menghendaki kita hidup dan bukan mati. Maka
baiklah kita melakukan pertobatan dan perbaikan diri. Langkah yang perlu
kita mulai adalah memperkuat iman kita. [Kristianto/RUAH]
Antifon Komuni (Mzm 103:1)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai seluruh diriku!
Bless the Lord, O my soul, and all within me, his holy name.