| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya. (Mat 11,20)

Selasa, 14 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV


Kel. 2:1-15a; Mzm. 69:3,14,30-31,33-34; Mat. 11:20-24.
Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya. (Mat 11,20)
   
Maksud utama dari mukjizat-mukjizat yang dibuat oleh Yesus adalah untuk memanggil orang agar bertobat. Maka, ketika Ia sudah membuat banyak mukjizat dan banyak orang (kota) tidak bertobat, Ia mulai mengeluarkan kecaman. Semuanya tidak dimaksudkan untuk kepentingan-Nya sendiri tetapi melulu untuk kebaikan dan keselamatan manusia. Jadi, melalui mukjizat-mukjizat yang dibuat-Nya, kita sebenarnya menerima rahmat yang berlipat: pertama, rahmat langsung dari mukjizat itu (kesembuhan, pembebasan); kedua, rahmat pertobatan karena mukjizat itu mengundang kita untuk bertobat, untuk hidup lebih baik; ketiga, rahmat keselamatan sebagai buah dari penebusan Kristus yang kita tanggapi dengan pertobatan. Hal ini dapat juga kita terapkan dalam relasi kita dengan sesama. Kalau kita menerima "mukjizat" berupa kebaikan dari orang lain, seharusnya kebaikan itu juga menjadikan kita untuk hidup lebih baik sebagai wujud konkret syukur kita, bukan malah menjadi tergantung dan terus-menerus memanfaatkan kebaikan orang lain.

Doa: Tuhan, semoga setiap kebaikan yang kami terima selalu mendatangkan niat dan usaha kami untuk terus-menerus bertobat dan memperbaiki diri. Amin. -agawpr-

Selasa, 14 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XV

Selasa, 14 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV

“Sejauh mana seseorang menerima Dia, demikian juga Tuhan memberikan diri-Nya” (Sta. Teresa dari Yesus)

Antifon Pembuka (Mzm 69:33-34)

Hai orang yang rendah hati, lihatlah dan bersukacitalah! Hai kalian yang mencari Allah, hidupkan kembali hatimu! Sebab Tuhan mendengarkan kaum miskin dan tak memandang hina mereka yang ada dalam tahanan.

Doa Pagi


Allah Bapa yang Mahabaik, Engkau telah menunjukkan daya kekuatan yang mampu memberi pertolongan, ialah Yesus, Musa Baru. Kami mohon, semoga Dia berkenan mengarahkan hidup kami ke arah kebaikan dan membimbing kami masuk ke dalam kedamaian-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Situasi penindasan terhadap Israel memunculkan tokoh Musa yang begitu mencintai bangsanya. Ia solider terhadap saudara-saudara sebangsa dan ingin membawa pembebasan bagi mereka.

Bacaan dari Kitab Keluaran (2:1-15a)
 
  
"Anak itu diberi nama Musa, sebab ia telah ditarik dari air. Ketika Musa telah dewasa ia mendapatkan saudara-saudaranya."
 
Waktu umat Israel ditindas di Mesir ada seorang pria dari suku Lewi yang kawin dengan seorang wanita dari suku yang sama. Wanita itu mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia melihat bahwa anak itu tampan; maka disembunyikannya tiga bulan lamanya. Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi. Maka diambilnya sebuah peti pandan dan dipakalnya dengan gala-gala dan ter. Lalu ia meletakkan bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi Sungai Nil. Kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat apakah yang akan terjadi dengan bayi itu. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di Sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai. Maka terlihatlah oleh puteri Firaun peti di tengah-tengah teberau itu. Ia menyuruh seorang hambanya untuk mengambilnya. Ketika peti itu dibuka, dilihatnya seorang bayi yang menangis, maka ibalah hatinya dan ia berkata, “Tentulah ini bayi orang Ibrani.” Lalu bertanyalah kakak bayi itu kepada puteri Firaun, “Maukah Tuan Puteri agar kupanggil seorang inang penyusu dari kaum Ibrani untuk menyusui bayi itu bagi Tuan Puteri?” Sahut puteri Firaun kepadanya, “Baiklah!” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu, “Bawalah bayi ini dan susuilah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian ibu itu mengambil bayinya dan menyusui dia. Ketika anak itu sudah besar, ibunya membawa dia kepada puteri Firaun. Ia diangkat anak oleh puteri Firaun dan diberi nama Musa, sebab katanya, “Aku telah menarik dia dari air.” Pada suatu hari, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka. Lalu dilihatnya seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana-sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. Keesokan harinya Musa keluar lagi, dan didapatinya dua orang Ibrani tengah berkelahi. Ia bertanya kepada yang bersalah, “Mengapa kaupukul temanmu itu?” Jawab orang itu, “Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami? Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?” Musa menjadi takut, sebab pikirnya, “Tentulah peristiwa itu telah ketahuan.” Ketika Firaun mendengar tentang peristiwa itu, ia berikhtiar membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.
Ayat. (Mzm 69:3.14.30-31.33-34; R:33)

1. Aku tenggelam ke rawa yang dalam tidak ada tempat bertumpu; aku telah terperosok ke air yang dalam, gelombang pasang menghanyutkan daku.
2. Tetapi aku, aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah, demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!
3. Tetapi aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur.
4. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah, biarlah hatimu hidup kembali hai kamu yang mencari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya yang ada dalam tahanan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab)
Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Di beberapa tempat orang-orang tidak mampu membuka hati mereka untuk menyadari makna mujizat-mukjizat yang dikerjakan oleh Yesus. Mereka tidak mampu merasakan gerakan kasih Allah di dalamnya yang memanggil mereka untuk berubah, bertobat dan percaya akan Yesus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:20-24)
  
"Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu."

Sekali peristiwa Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. Ia berkata, “Celakalah engkau, Khorazim! Celakalah engkau, Betsaida! Karena jika di Tirus dan Sidon terjadi mukjizat-mukjizat yang telah Kulakukan di tengah-tengahmu, pasti sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu.’ Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak! Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mukjizat-mukjizat yang telah terjadi di tengah-tengahmu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Maka Aku berkata kepadamu, ‘Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu’.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Ucapan penghakiman hari ini mengandaikan pentingnya Yesus dalam sejarah manusia. Ia memberi peringatan keras kepada kota-kota di Galilea yang sudah menerima Kabar Gembira namun tidak mau bertobat. Apakah kita sadar bahwa semua kota yang larut dalam kejahatan harus menerima warta gembira dan diberi peringatan yang sama? Demi keselamatan bersama, diperlukan juga pertobatan bersama.

Antifon Komuni (Mzm 69:14)

Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, pada waktu Engkau berkenan. Demi besarnya kasih setia-Mu jawablah aku dengan pertolongan.

Doa Malam

Allah Bapa Mahakuasa, Engkau telah memberi kami pemimpin kehidupan, ialah Yesus, hamba-Mu. Ajarilah kami mengimani sabda-Nya serta menyesuaikan hidup kami akan sabda itu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

RUAH

Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (Mat 10,34)

Senin, 13 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV

  
Kel. 1:8-14,22; Mzm. 124:1-3,4-6,7-8; Mat. 10:34-11:1

Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (Mat 10,34)

Bagaimana mungkin, Yesus yang mengajarkan hukum kasih sebagai hukum yang utama kok mengatakan bahwa Ia datang bukan membawa damai melainkan pedang? Kunci untuk memahami kata-kata Yesus ini adalah menempatkannya pada konteks yang pas. Di sini, Yesus sedang berbicara mengenai perpecahan yang akan terjadi, bahkan di antara sesama anggota keluarga, sebagai akibat dari adanya anggota keluarga yang percaya kepada-Nya kemudian menjadi pengikut-Nya sementara yang lain tidak percaya atau menolak-Nya. Apa yang dikatakan Yesus ini menjadi kenyataan dalam kehidupan Gereja mula-mula, bahkan sampai sekarang. Di saat seorang atau beberapa anggota keluarga atau kelompok tertentu orang menerima iman Kristen, maka hal ini seringkali menimbulkan pertentangan dari anggota-anggota yang lain. Biasanya ada yang menentang, bahkan mencela, mencaci dsb. Oleh karena itu, kita harus memahami bahwa pertentangan yang timbul itu bukan maksud atau tujuan dari kedatangan Yesus tetapi sebagai konsekuensi yang kadang tak terhindarkan akibat dalam satu keluarga atau satu kelompok ada yang mengimani Kristus dan ada yang menolaknya. Selain itu, perlu kita perhatikan juga ayat-ayat selanjutnya. Bagaimana pun hukum kasih harus tetap dujunjung tinggi. Namun, kasih kepada Tuhan harus melebihi kasih kita terhadap yang lain. Itulah makanya, Yesus mengatakan bahwa kasih kepada Allah adalah hukum yang utama dan pertama, sementara kasih kepada sesama, kendati sama-sama sebagai hukum yang utama, ditempatkan pada urutan yang kedua.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu mengasihi-Mu lebih dari segala sesuatu tanpa kami membenci siapa pun dan apa pun, kecuali dosa. Amin. -agawpr-

Senin, 13 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XV

Senin, 13 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV
   
“Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.” (Mat 5:10) 
  
Antifon Pembuka (Mzm 124:8)
 
Penolong kita ialah Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. 
 
Doa Pagi
 
Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, perkenankanlah kami mengenal suara Sabda-Mu dan selanjutnya menyesuaikan suara kami dengan suara Sabda itu, ialah Yesus Kristus Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 

Bacaan dari Kitab Keluaran (1:8-14.22)
  
"Marilah kita bertindak terhadap orang Israel dengan bijaksana, agar mereka jangan semakin bertambah banyak."
    
Pada waktu itu tanah Mesir diperintah oleh raja baru yang tidak mengenal Yusuf. Berkatalah raja itu kepada rakyatnya, “Lihat, bangsa Israel itu sangat banyak, dan jumlahnya lebih besar daripada kita. Marilah kita bertindak terhadap mereka dengan bijaksana, agar mereka jangan semakin bertambah banyak. Jangan-jangan, jika terjadi peperangan, mereka bersekutu dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari sini.” Maka pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas orang-orang Israel, untuk menindas mereka dengan kerja paksa. Mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses. Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembanglah mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu. Maka dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat. Mereka dipaksa mengerjakan tanah liat dan membuat batu bata. Juga berbagai-bagai pekerjaan di padang; ya segala macam pekerjaan dengan kejam dipaksakan oleh orang Mesir kepada mereka itu. Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya, “Setiap anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani lemparkanlah ke dalam Sungai Nil. Tetapi anak-anak perempuan biarkanlah hidup.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pertolongan kita dalam nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 124:1-3.4-6.7-8)
1. Jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, -- biarlah Israel berkata demikian, -- jikalau bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu. Terpujilah Tuhan yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa bagi gigi mereka!
3. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat perangkap, jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10) 
Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:34- 11:1)
   
"Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang."
   
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya.” Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Yesus berkata, "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." Apakah Yesus antikeluarga? Tidak. Dalam Mat 15:4-6 Yesus menjunjung tinggi hormat akan bapa dan ibu. Lalu mengapa Yesus berkata begitu, bahkan dalam Luk 14:26 dipakai kata "membenci?" Yesus menegaskan pentingnya mengutamakan Kerajaan Allah dan mau mendobrak keterikatan berlebihan orang-orang Yahudi terhadap keluarganya. Yesus harus dinomorsatukan, sebab siapa pun yang tidak memprioritaskan-Nya ia tidak akan mampu mengikuti-Nya. Karena itu, barangsiapa mengasihi bapa, ibu, anak laki-laki, dan anak perempuannya lebih dari pada-Nya, ia tidak layak menjadi murid-Nya. Bahkan, Yesus menuntut: "Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku." Memikul salib yang langsung dikaitkan dengan mengikuti-Nya berarti menyangkal diri secara total hingga siap mati demi Yesus. Karena itu, Ia berkata, "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." Kata nyawa punya dua arti, yaitu "hidup fisik" dan "hidup sejati". Maka barangsiapa mengorbankan hidup fisiknya akan memperoleh hidup sejati, tetapi pengorbanan hidup itu harus karena Yesus saja atau karena Allah yang menyatakan diri-Nya dalam Yesus.

Hanya orang-orang yang mau menyangkal diri dan mengorbankan hidupnya itulah yang berhak memperoleh upah yang Yesus janjikan. Sebagai pengikut Kristus, sudah seharusnya kita tidak berkhianat meski penderitaan menimpa kita. Kita harus selalu siap memanggul salib dan mengikuti Yesus. (SS/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Mat 10:38)

Barangsiapa tidak mengangkat salibnya dan mengikuti Aku, tak layak menjadi murid-Ku.

Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. (Mrk 6,7)

Minggu, 12 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XV

   
Am. 7:12-15; Mzm. 85:9ab,10,11-12,13-14; Ef. 1:3-14 (Ef. 1:3-10); Mrk. 6:7-13

Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. (Mrk 6,7)

Seorang pelayan atau pekerja single fighter, kadang memang bisa bekerja lebih efektif dan menghasilkan karya-karya besar. Namun, dalam mengutus para murid, Yesus menekankan pentingnya kebersamaan. Yesus sendiri, kendati hanya seorang diri diutus oleh Allah, Ia memanggil para murid dan membentuk komunitas bersama mereka. Ketika mengutus para murid, mereka pun diutus tidak sendiri-sendiri tetapi berdua-dua. Prinsip pengutusan para pekerja berdua-dua itu sangat penting dalam pekerjaan Tuhan, karena dengan demikian tersedialah iman dan hikmat dua kali lipat untuk masing-masing pekerja. Selain itu, adanya kawan seperjalanan akan menambah keberanian dalam menghadapi risiko, menambah kemampuan untuk berdiskresi, saling mengoreksi, dll. Dalam penghayatan hidup berkeluarga, hal ini amat jelas: suami dan istri atau bapak dan ibu adalah dua orang yang dipanggil dan diutus Tuhan untuk membangun keluarga. Sebagai imam, saya pun merasakan pentingnya kebersamaan dengan sesama imam. "Yen ora kumpul, gampang ucul" (Kalau tidak ngumpul, mudah lepas, alias keluar). Kebersamaan dengan teman-teman imam merupakan sarana yang efektif untuk saling bercerita, saling memberi correctio fraterna, juga saling memberi dan menerima sakramen tobat dan dengan demikian saling meneguhkan dalam panggilan dan tugas perutusan.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu menghayati tugas dan perutusan kami dalam kebersamaan dengan orang-orang lain yang Kautus untuk hidup dan bekerjasama dengan kami. Amin. -agawpr-

Minggu, 12 Juli 2015 Hari Minggu Biasa XV

Minggu, 12 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XV
   
Gereja dikuduskan oleh Kristus, karena ia bersatu dengan Dia; oleh Dia dan di dalam Dia, ia juga menguduskan. "Pengudusan manusia dan pemuliaan Allah dalam Kristus merupakan tujuan semua karya Gereja lainnya"(SC 10). Di dalam Gereja ada "seluruh kepenuhan upaya-upaya penyelamatan" (UR 3). Di dalamnya "kita memperoleh kesucian berkat rahmat Allah" (LG 48). (Katekismus Gereja Katolik, 824)


Antifon Pembuka (Bdk. Mzm 17:15)

Dalam kebenaran, aku memandang wajah-Mu, dan aku akan puas waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.


As for me, in justice I shall behold your face; I shall be filled with the vision of your glory.

Dum clamarem ad Dominum, exaudivit vocem meam, ab his qui appropinquant mihi: et humiliavit eos, qui est ante sæcula, et manet in æternum: iacta cogitatum tuum in Domino, et ipse te enutriet.

Doa Pagi


Ya Allah, Engkau menunjukkan cahaya kebenaran-Mu kepada orang-orang yang tersesat, agar mereka kembali ke jalan yang benar. Semoga semua yang menyatakan diri kristiani menolak segala yang bertentangan dengan nama ini dan mengejar apa yang selaras dengannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Nubuat Amos (7:12-15)
  
  
"Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku."
   
Sekali peristiwa, berkatalah Amazia, imam di Betel, kepada Amos, "Hai pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah di sana makananmu, dan bernubuatlah juga di sana! Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab Betel adalah tempat kudus raja dan bait suci kerajaan." Jawab Amos kepada Amazia, "Aku ini bukan nabi, dan tidak termasuk golongan para nabi, melainkan hanya seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tetapi Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba; Tuhan berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, mi = cis, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab+10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang yang bertakwa dan kemuliaan diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
  
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (Ef 1:3-14)
 
"Di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan."
 
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya. Dengan kasih, Allah telah menentukan kita menjadi anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Sebab dalam Kristus dan oleh darah-Nya, kita peroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang Ia limpahkan kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi, di dalam Kristus sebagai Kepala. Aku katakan "di dalam Kristus" karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan-keputusan kehendak-Nya; kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan menjadi puji-pujian kemuliaan-Nya. Di dalam Dia, kamu pun telah mendengar Firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan; dan setelah percaya akan Injil itu, kamu pun dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan, Roh Kudus ini adalah jaminan bahwa kita akan memperoleh seluruh warisan, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat (Ef 1:17-18)
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita agar kita mengenal harapan panggilan kita.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
 
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
   
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal, dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
 
HIDUP KUDUS
   
Setiap orang Katolik dewasa harus siap dipanggil dan diutus Tuhan untuk menjadi nabi. Menjadi nabi berarti menubuatkan firman Tuhan yang membuat dirinya dan orang lain menjadi lebih baik dan selamat. Itulah yang dialami oleh Nabi Amos, “Tuhan mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba dan Tuhan berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel” (Am 7:15).

Firman Tuhan manakah yang perlu dinubuatkan saat ini? Menurut Rasul Paulus yaitu bahwa “di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya” (Ef 1:4). Menjaga dan memelihara agar diri sendiri dan orang lain tetap kudus adalah suatu perjuangan yang tidak mudah. Banyak godaan duniawi, terutama godaan indera yang membuat kita mudah jatuh ke dalam kesalahan dan dosa.

Kenikmatan duniawi sesaat inilah yang patut dicermati oleh setiap orang, termasuk kaum hidup bakti. Sebab seandainya mereka lengah maka hidup Injil kaum berjubah bisa menjadi tanpa arti. Kaul ketaatan, kemiskinan dan kemurnian akan menjadi kata-kata hampa. Hidup perkawinan pun bisa di ambang kehancuran jika suami dan isteri tidak menjaga kekudusan jasmani dan rohani, baik diri sendiri maupun pasangan hidupnya yang sah dan sakramental.

Oleh karena itu, setiap orang katolik memiliki misi untuk hidup kudus sehingga “menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya” (ay. 12). Agar bisa menjadi kudus, maka hidup kita hendaknya diisi oleh “firman kebenaran yaitu Injil keselamatanmu” (ay. 13). Injil keselamatan adalah kasih Yesus Kristus yang harus selalu kita sadari dan renungkan. Tanpa merenungkan kasih Tuhan “yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga” (ay. 3), kita bisa salah dalam melangkah, memilih dan memutuskan hal yang hakiki dalam hidup ini.

Yesus tidak ingin kita menjalani misi hidup menuju kekudusan ini sendiri-sendiri. Sebab itu, Yesus mengutus para murid berdua-dua (Mrk 6:7). Mereka diberi-Nya kuasa Roh Kudus agar bisa menguasai nafsu tak teratur dan mengusir roh jahat. Roh Kudus inilah yang selalu menyadarkan kita bahwa kita ini adalah milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya (Ef 1:14). Dengan diutus berdua-dua, kita memiliki teman untuk saling mengingatkan, mendukung dan menyemangati dalam misi. Mengingatkan, saat kita disilaukan oleh materi duniawi yang serba gemerlap tapi menipu dan menjerumuskan. Mendukung, sewaktu kita dihambat untuk mengatakan hal-hal yang benar dan baik. Menyemangati, ketika kita ditolak oleh mereka yang lebih menyukai kegelapan dan kesesatan.

Yesus memberi instruksi, agar kita “jangan membawa apa-apa dalam perjalanan kecuali tongkat” supaya kita lebih mudah merasakan “berkat rohani” dan penyelenggaraan Tuhan. Karena itu, misi hidup kudus memerlukan kesadaran yang baik agar kita tidak mengilahikan diri sendiri atau menyembah materi duniawi. Kepandaian atau harta melimpah bisa membuat kita meremehkan kuasa Tuhan dan melupakan kehadiran orang lain yang perlu kita tolong.

Dalam semangat hidup sederhana, marilah kita berusaha untuk hidup kudus dan menjadi penolong bagi sesama yang membutuhkan. [Gregorius/RUAH]

Antifon Komuni (Mzm 84:4-5)

Burung pipit bersarang di bait-Mu dan burung layang-layang mendapat tempat untuk meletakkan anak-anaknya pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, Rajaku dan Allahku. Berbahagialah orang yang mendiami rumah-Mu dan tiada henti-hentinya memuji-Mu.

The sparrow finds a home, and the swallow a nest for her young: by your altars, O Lord of hosts, my King and my God. Blessed are they who dwell in your house, for ever singing your praise.

Passer invenit sibi domum, et turtur nidum, ubi reponat pullos suos: altaria tua Domine virtutum, Rex meus et Deus meus: beati qui habitant in domo tua, in sæculum sæculi laudabunt te.

atau Yoh 6:56

Siapa yang makan Daging-Ku dan minum Darah-Ku, tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, Sabda Tuhan.

Whoever eats my flesh and drinks my blood remains in me and I in him, says the Lord.

Janganlah kamu takut! (Mat 10,28)

Sabtu, 11 Juli 2015
Peringatan Wajib St. Benediktus, Abas

Kej. 49:29-32; 50:15-24; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7; Mat. 10:24-33
Janganlah kamu takut! (Mat 10,28)

Ketika beberapa waktu lalu, saya bersama dengan beberapa teman imam KAS mensyukuri rahmat tahbisan imamat kami, salah satu hal yang muncul di antara kami adalah adanya rasa takut. Takut akan adanya berbagai macam godaan dan bahaya yang mengancam kesetiaan kami pada panggilan imamat. Imamat adalah anugerah yang suci dan mulia tetapi kami terima dalam bejana tanah liat (menurut istilah St. Paulus). Apalagi, seperti dalam Injil kemarin, Yesus mengatakan bahwa kami ini diutus bagaikan domba di tengah serigala. Namun, sekaligus kami juga menyadari adanya satu hal penting yang menjadi kekuatan untuk mengalahkan rasa takut dan menimba kekuatan dalam kerapuhan, yaitu "ngumpul" (berkumpul): baik ngumpul dengan Tuhan dalam doa maupun ngumpul dengan sesama teman imam untuk saling bercerita, saling meneguhkan, saling mengoreksi, atau sekedar bersenda gurau dan saling mengejek. Hari ini, Yesus pun memberi peneguhan, "Janganlah kami takut!" (sampai 2x). Meskipun tempat di mana kita diutus memang penuh dengan bahaya dan risiko, namun kita tidak perlu takut. Satu-satunya yang layak kita takuti hanyalah Tuhan, itupun bukan takut dalam arti negatif, tetapi dalam arti positif, yang dalam bahasa Jawa diungkapkan secara tepat: "wedi asih" atau "ajrih asih" (Maaf, saya tidak tahu bahasa Indonesianya yang tepat). Dengan sikap wedi asih itu, maka kita akan senantiasa ngumpul dengan Tuhan dalam doa-doa kita.
 
Doa: Tuhan, berilah kami iman yang mengalahkan rasa rakut terhadap berbagai macam risiko asal kehendak-Mu terlaksana dalam diri kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy