| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 18 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XV

Sabtu, 18 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV

“Sebelum diberkati dengan sabda surgawi, namanya roti. Tetapi setelah konsekrasi roti itu merupakan Tubuh Kristus” (St. Ambrosius)

Antifon Pembuka (Mzm 136:1)

Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa Mahakuasa, kedamaian sudah semakin mendekat bila kami tidak memetahkan gelagah yang terkulai ataupun tidak memadamkan sumbu yang berkedip-kedip. Semoga kebaikan-Mu dan kasih setia-mu semakin berkembang dengan subur di dunia ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Orang-orang Israel dengan perbekalan yang telah mereka persiapkan, bergerak meninggalkan Mesir. Allah pun ada bersama-sama mereka untuk menjaga dan melindungi perjalanan mereka.

        
Bacaan dari Kitab Keluaran (12:37-42)
   
"Malam itulah Tuhan membawa umat Israel keluar dari tanah Mesir."
   
Pada waktu itu berangkatlah orang-orang Israel dari Raamses ke Sukot. Mereka berjumlah kira-kira 600.000 orang laki-laki berjalan kaki tidak termasuk anak-anak. Juga banyak orang dari berbagai bangsa turut dengan mereka, lagi sangat banyak kambing domba dan lembu sapi. Adonan yang dibawa mereka dari Mesir dibakar menjadi roti bundar tak beragi. Adonan itu tidak beragi karena mereka diusir dari Mesir, sehingga tak dapat berlambat-lambat, dan mereka tidak menyediakan bekal bagi dirinya. Orang Israel tinggal di Mesir selama empat ratus tiga puluh tahun. Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan Tuhan dari tanah Mesir. Malam itulah malam berjaga-jaga bagi Tuhan untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Dan itu pun malam berjaga-jaga bagi semua orang Israel turun temurun untuk kemuliaan Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kekal abadi kasih setia-Nya
Ayat. (Mzm 136:1.10-12.13-15)
* Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!
R : Kekal abadi kasih setia-Nya.
* Dia mengingat kita dalam kerendahan kita.
R
* Dia membebaskan kita dari para lawan kita.
R
* Kepada Dia yang memukul mati anak-anak sulung Mesir.
R
* Dan membawa Israel keluar dari tengah-tengah mereka..
R
* Dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang perkasa!
R
* Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan.
R
* Dan menyeberangkan Israel di tengah-tengahnya.
R
* Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau!
R

Bait Pengantar Injil do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.

Penyembuhan-penyembuhan yang dikerjakan Yesus menjadi tanda besar keilahian-Nya. Cara-Nya mengerjakan penyembuhan-penyembuhan menjadi penggenapan pesan Nabi Yesaya karena Yesus penuh Roh Kudus dan melayani setiap orang yang membutuhkan dengan kelembutan kasih.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:14-21)
  
"Dengan keras Yesus melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan."
   
Sekali peristiwa orang-orang Farisi bersekongkol untuk membunuh Yesus. Tetapi Yesus tahu maksud mereka, lalu menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Dia, dan Ia menyembuhkan mereka semua. Dengan keras Ia melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah sabda yang telah disampaikan oleh Nabi Yesaya. “Lihatlah, itu hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan. Roh-Ku akan Kucurahkan atas Dia, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada sekalian bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak, suara-Nya tidak terdengar di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Kepada-Nyalah semua bangsa akan berharap.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Yesus, Hamba Allah, menyadari sepenuhnya perlawanan yang semakin gencar terhadap diri-Nya. Tetapi Ia tetap berlaku sederhana dan lembut dalam menghadapi musuh. Ia tidak suka kekerasan untuk melawan orang Farisi. Ia tidak mau mewahyukan diri-Nya secara terbuka. Ia tidak mau mengeluh dan berteriak. Inilah Dia, sang Hamba Allah. Apakah kita rela mengikuti Hamba Allah yang lembut ini? Apakah kita juga mau berjuang tanpa kekerasan?

Doa Malam

Allah Bapa Mahabaik, kami bersyukur telah menerima rezeki untuk bekal dalam perjalanan kami. Semoga Sabda Putra-Mu menjadi rezeki pula bagi semua orang di dunia dan semoga lalu menumbuhkan harapan dalam hati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.


RUAH

Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan. (Mat 12,7)

Jumat, 17 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV


Kel. 11:10-12:14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18; Mat. 12:1-8.

Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan. (Mat 12,7)

Orang-orang Farisi terkenal sebagai orang yang taat beribadat, termasuk memberikan persembahan. Mereka juga sangat taat pada hukum. Namun, mereka menjadi sangat kaku dan sewenang-wenang dalam menafsirkan hukum. Salah satunya adalah hukum sabat yang mewajibkan orang untuk beristirahat dan melarang untuk bekerja, termasuk memetik gandum. Namun, apa yang dilakukan para murid ini, yang menurut mereka melanggar hukum, sebenarnya tidak dapat dikategorikan sebagai bekerja. Pertama, mereka memetik hanya dengan tangan dan langsung memakannya, bukan memanen dengan alat pemotong gandum untuk kemudian dijual atau disimpan di gudang. Kedua, mereka memetik hanya sambil jalan saja, tidak secara khusus. Ketiga, alasan utama mereka melakukan hal ini adalah karena lapar di mana kita tahu bahwa masalah lapar itu solusinya adalah makan. Saat itu, para murid sedang dalam perjalanan dan mereka lapar sehingga spontan mereka makan supaya mendapatkan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan menemani Yesus. Mereka makan apa yang tersedia bagi mereka, yakni bulir-bulir gandum yang sengaja disisakan oleh para pemanen bagi orang-orang yang lewat. Di sini, Yesus mengajak kita: agar sebagaimana para pemanen itu berbelas-kasih kepada para pejalan kaki dengan menyisakan bulir-bulir gandum yang mereka panen, kita pun hendaknya juga berbelas-kasih dalam menilai tindakan orang lain.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami senantiasa berbelas-kasih, baik dalam memberi sesuatu maupun dalam menilai perbuatan orang lain. Amin. -agawpr-

Jumat, 17 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XV

Jumat, 17 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV

Pujilah Tuhan, hai jiwaku; seluruh diriku, pujilah nama-Nya yang kudus! (Mzm 103:1)


Antifon Pembuka (Mzm 115:17-18)

Aku mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu sambil menyerukan nama Tuhan. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahabaik, sebagai bekal dalam perjalanan Engkau telah memberi kami rezeki, yaitu Yesus, Anak Domba Paskah baru. Semoga Engkau berkenan datang dan mencipta baru kami pada waktu kami berkumpul memuji nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (11:10-12:14)
    
 
"Hendaklah kalian menyembelih anak domba pada waktu senja. Apabila Aku melihat darah, maka Aku akan melewati kalian!"
 
Musa dan Harun telah melakukan segala mukjizat di depan Firaun. Tetapi Tuhan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia tidak membiarkan orang Israel pergi dari negeri Mesir. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, “Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun. Katakanlah kepada segenap jemaat Israel, ‘Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor untuk tiap-tiap rumah tangga. Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak domba itu harus jantan, tidak bercela dan berumur setahun, boleh domba, boleh kambing. Anak domba itu harus kalian kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari. Dan darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah tempat orang makan anak domba itu. Pada malam itu juga mereka harus makan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti tak beragi dan sayuran pahit. Janganlah kalian memakannya mentah atau direbus dalam air; tetapi hanya dipanggang di api, lengkap dengan kepala, betis dan isi perutnya. Janganlah kalian tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi. Apa yang tinggal sampai pagi harus dibakar habis dalam api. Beginilah kalian memakannya: pinggang berikat, kaki berkasut dan tongkat ada di tanganmu. Hendaknya kalian memakannya cepat-cepat. Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia, maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman. Akulah, Tuhan. Adapun darah domba tersebut menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kalian tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, Aku akan melewati kalian. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah kalian pada saat Aku menghukum negeri Mesir. Hari itu harus menjadi hari peringatan bagimu dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun. Hari itu harus kalian rayakan sebagai suatu ketetapan untuk selama-lamanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Aku akan mengangkat piala keselamatan dan menyerukan nama Tuhan.
Ayat. (Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18)
1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.
2. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku!
3. Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu dan akan menyerukan nama Tuhan; aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka dan mereka mengenal Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:1-8)
       
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di lading gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Tetapi Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam Kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, ‘Yang kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan’, tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Tidak dapat diingkari bahwa manusia selalu membutuhkan aturan untuk dapat bertahan hidup. Paling kurang ada tiga jenis aturan yang harus dipatuhi manusia agar hidupnya menjadi semakin manusiawi. Pertama, aturan kosmis, yakni dalam bentuk pergantian hari dan pergantian musim. Kedua, aturan tubuh manusia itu sendiri, dalam bentuk rasa lapar, haus, ngantuk, lelah, dan lain sebagainya. Ketiga, aturan yang lebih artifisial, seperti hukum adat, hukum sipil, dan aturan komunitas dan lembaga lainnya. Aturan-aturan ini harus ditaati agar seseorang bisa bertahan hidup dengan kualitas yang baik. Jika seorang manusia, misalnya tidak pernah mau mematuhi rasa laparnya dengan makan secara teratur, dapat dipastikan bahwa hidupnya tidak akan bertahan lama. Jika setiap hari ia bekerja dan tidak pernah peduli dengan rasa lelah atau ngantuknya, dapat dipastikan juga bahwa usia hidupnya amatlah pendek. Aturan mesti dihargai agar kemanusiaan semakin diangkat dan dimuliakan.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus sekali lagi menegaskan pentingnya peran aturan untuk mengangkat dan memuliakan kemanusiawian manusia. Aturan yang dihayati tidak boleh merendahkan, apalagi membinasakan manusia. Aturan mesti ditegakkan untuk membela kemanusiaan. Ketika tidak lagi membela kemanusiaaan, dan malah melecehkannya, aturan itu dapat dilanggar dan dibatalkan. Manusia adalah tuan atas aturan, dan manusia dapat melangkahi atau melompati aturan yang ada jika ada nilai kemanusiaan yang lebih tinggi yang sedang diperjuangkan. Dengan kata lain, aturan harus mengabdi pada kebaikan yang lebih tinggi, dan bukan sebaliknya kita membatalkkan sebuah perbuatan baik hanya karena takut melanggar aturan. Cinta dan belas kasih berada jauh di atas semua aturan yang ada, karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
  
Antifon Komuni (Mzm 116:12-13)

Bagaimana akan kubalas segala kebaikan Tuhan kepadaku? Aku mengangkat piala untuk merayakan keselamatan sambil menyerukan nama Tuhan.

Doa Malam

Bapa kami di surga, kepada-Mulah semua bangsa berharap melalui Yesus yang Kaukasihi. Tambahkanlah iman kami akan pemeliharaan-Mu terhadap hidup kami walau jauh dari jangkauan akal budi kami. Sebab Engkaulah harapan kami sepanjang masa. Amin.

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Mat 11,29)

Kamis, 16 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV

  

Kel. 3:13-20; Mzm. 105:1,5,8-9,24-25,26-27; Mat. 11:28-30.

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. (Mat 11,29)

Kata "kuk" (Yunani, ζυγος – zugos) secara harafiah berarti kerangka kayu yang dipikulkan kepada 2 binatang (sapi, kerbai, kuda) agar keduanya mudah dikendalikan dan dapat berjalan seirama dan searah, misalnya untuk membajak sawah atau mengangkut barang. Dalam Injil Matius ini, istilah yang dipakai dalam bahasa Yunani adalah ζυγος μου (zugos mou) yang terjemahan lebih tepatnya adalah "kuk-Ku / my yoke" bukan "kuk yang Kupasang". Perbedaan terjemahan ini sangat jelas: terjemahan "kuk yang kupasang" memberikan kesan bahwa Yesus ada diluar "kuk" itu, sedangkan terjemahan "kuk-Ku" menunjukkan bahwa Yesus ada bersama-sama kita di dalam kuk itu. Dengan demikian, "kuk" yang dipasangkan pada 2 binatang menggambarkan bahwa Yesus tidak menaruh kuk itu begitu saja di pundak kita lalu kita memikulnya sendirian tetapi beban itu kita panggul bersama-sama dengan Yesus. Demikianlah menjadi jelas bahwa dalam setiap beban kehidupan kita, Tuhan senantiasa hadir dan bersama-sama dengan kita. Bahkan, Ia tidak hanya berjalan bersama kita tetapi juga memikul bersama kita.
   
Doa: Tuhan, terimakasih Engkau senantiasa hadir bersama kami dalam menanggung beban-beban kehidupan kami. Amin. -agawpr-

Kamis, 16 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XV

Kamis, 16 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XV

"Tuhan membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat daripada para lawannya." (Mzm 105:24)


Antifon Pembuka (Mat 11:29)

Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lembut dan rendah hati; maka hatimu akan tenang.

Doa Pagi

Allah Bapa Mahaluhur, bagaimana kami dapat menyapa nama-Mu, andaikata Yesus Putra-Mu tidak membicarakan Dikau? Kami mohon, berilah kami semangat-Nya, agar dalam sengsara dan sakit, dalam suka dan duka, kami selalu ingat bahwa Engkau mendampingi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Allah memberi peneguhan kepada Musa tentang identitas Allah yang mengutusnya. Ia adalah Allah nenek moyang Israel, yang sudah melindungi dan menyertai Abraham, Ishak dan Yakub. Sekarang, Allah juga melakukan hal yang sama bagi umat Israel.

Bacaan dari Kitab Keluaran (3:13-20)
    
 
"'Sang 'Aku' telah mengutus aku kepadamu."

Waktu Musa mendengar sabda Tuhan dari tengah semak duri bernyala, berkatalah ia kepada Allah, “Apabila aku menemui orang Israel, dan berkata kepada mereka, ‘Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu’ dan mereka berkata, ‘Siapakah nama-Nya?’ Apa yang harus kukatakan kepada mereka?” Sabda Tuhan kepada Musa, “Aku adalah ‘Sang Aku’. Lalu dilanjutkan, “Katakanlah begini kepada orang Israel, ‘Sang Aku’ telah mengutus aku kepadamu.” Sabda Allah pula kepada Musa, “Katakanlah ini kepada orang Israel, ‘Tuhan, Allah nenek nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu’, itulah nama-Ku untuk selamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun. Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel, dan katakanlah kepada mereka, ‘Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta bersabda, Aku sudah mengindahkan kalian, dan juga apa yang dilakukan di Mesir terhadapmu. Maka Aku telah bersabda, Aku akan menuntun kalian keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya’. Setelah mereka mendengarkan perkataanmu, maka engkau bersama para tua-tua Israel harus menghadap raja Mesir. Kalian harus berkata kepadanya, ‘Tuhan, Allah orang Ibrani, telah menemui kami. Oleh sebab itu izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, Allah kami.’ Tetapi Aku tahu, bahwa raja Mesir tidak akan membiarkan kalian pergi, kecuali dipaksa oleh tangan yang kuat. Maka Aku akan mengacungkan tangan-Ku dan memukul Mesir dengan segala perbuatan yang ajaib, yang akan Kulakukan di tengah-tengahnya. Sesudah itu raja Mesir akan membiarkan kalian pergi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan selamanya ingat akan perjanjian-Nya.
Ayat. (Mzm 105:1.5.8-9.24-25.26-27)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
2. Selama-lamanya Ia ingat akan perjanjian-Nya, akan firman yang diperintahkan-Nya kepada seribu angkatan, akan perjanjian yang diikat-Nya dengan Abraham, dan akan sumpah-Nya kepada Ishak.
3. Tuhan membuat umat-Nya sangat subur, dan menjadikannya lebih kuat daripada lawan-lawannya; Diubah-Nya hati mereka untuk membenci umat-Nya, untuk memperdayakan hamba-hamba-Nya.
4. Maka Tuhan mengutus Musa, hamba-Nya, dan Harun yang telah dipilih-Nya; mereka mengerjakan tanda-tanda-Nya di tengah para lawan, dan mukjizat-mukjizat-Nya di tanah Ham.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:28)
Datanglah kepada-Ku, kalian yang letih dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.

Penyertaan Allah kepada umat Israel dinyatakan secara sangat jelas dengan kehadiran Yesus yang membawa warta keselamatan. Kehadiran-Nya juga mendatangkan pembebasan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:28-30)
      
"Aku ini lemah lembut dan rendah hati."

Sekali peristiwa bersabdalah Yesus, “Datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Yesus adalah Guru kita yang sejati. Ia adalah Guru bagi yang letih lesu dan berbeban berat. Guru yang bukan hanya berbicara, tetapi juga memikul beban kita. Guru yang bukan hanya mengajar kita, supaya lemah lembut dan rendah hati, tetapi Dia sendiri juga lemah lembut dan rendah hati. Marilah kita datang kepada-Nya untuk belajar. Seberat apapun dosa kita, Dia akan ikut memikul dan meringankan kita. Kita percaya bahwa Dia sanggup!

Antifon Komuni (Mzm 116:12-13)

Datanglah kepada-Ku kalian semua yang letih dan berbeban berat, maka Aku akan menyegarkan kalian.
   
Doa Malam

Allah Bapa Mahasetia, Engkau memberikan janji kedamaian kepada siapa pun yang mengikuti Putra-Mu. Kami mohon, perkenankanlah kami mengangkat beban kami dan dengan demikian dapat mempersiapkan kedamaian bagi sesama di sekitar kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.



RUAH

"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Mat 11,25)

Rabu, 15 Juli 2015
Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja

 
Kel. 3:1-6.9-12; Mzm. 103:1-2,3-4,6-7; Mat. 11:25-27

"Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil." (Mat 11,25)

Orang-orang yang kecil dan sederhana biasanya lebih mudah untuk merasa kagum dan bersyukur. Mereka lebih mudah untuk melihat kehadiran, karya dan kebaikan Tuhan dalam pengalaman hidup yang kecil dan sederhana, bahkan yang remeh. Oleh karena itu, menurut hemat saya, kunci untuk mengerti Tuhan yang berkenan menyatakan diri-Nya, bukan hanya dari pihak Tuhan sendiri tetapi juga dari pihak kita. Kita harus mau menjadi orang yang kecil dan sederhana agar lebih mudah mengandalkan diri pada rahmat-Nya sehingga mampu melihat kehadiran dan karya-Nya serta mensyukurinya. Sebaliknya, orang yang memposisikan diri sebagai orang pandai cenderung mengandalkan diri sendiri dan menutup diri pada rahmat Tuhan. Padahal untuk mengenal dan memahami Tuhan serta kehendak-Nya yang dibutuhkan pertama-tama bukanlah kemampuan kita tetapi rahmat Tuhan yang memberi pencerahan pada akan budi dan membuka mata iman kita. Kalau dikaitkan dengan St. Bonaventura yang kita peringati hari ini, beliau mempunyai kata-kata yang amat indah dan inspiratif: "Kesombongan biasanya menggilakan manusia, karena ia diajar untuk meremehkan apa yang sangat berharga seperti rahmat dan keselamatan, dan menjunjung tinggi apa yang seharusnya di cela seperti kesia-siaan dan keserakahan." Sementara itu, "Ketakutan akan Allah merintangi seseorang untuk menyukai hal-hal yang fana, yang mengandung benih-benih dosa".

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menjadi orang yang kecil dan sederhana, yang senantiasa membuka diri serta mengandalkan rahmat-Mu. Amin. -agawpr-

Rabu, 15 Juli 2015 Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja

Rabu, 15 Juli 2015
Peringatan Wajib St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja
 
Tuhan menciptakan segala sesuatu “bukan untuk menambah kemuliaan-Nya melainkan untuk mewartakan dan menyampaikan kemuliaan-Nya” (St. Bonaventura)

   
Antifon Pembuka (Dan 12:3)

Orang bijaksana akan bersemarak cemerlang laksana matahari, dan guru kebenaran akan berseri laksana bintang abadi.

Doa Pagi


Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, hari ini kami memperingati Santo Bonaventura. Semoga hati dan budi kami diterangi oleh pengetahuannya yang cemerlang, dan hati kami dikobarkan oleh cinta kasihnya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (3:1-6.9-12)
   
"Tuhan menampakkan diri dalam nyala api yang keluar dari semak duri."
    
Di tanah Midian Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali peristiwa Musa menggiring kawanannya ke seberang padang gurun, dan tiba di gunung Allah, yaitu Gunung Horeb. Lalu malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Musa melihat-lihat, dan tampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. Musa berkata, “Baiklah aku menyimpang ke sana, dan menyelidiki penglihatan hebat itu. Mengapa semak duri itu tidak terbakar?” Ketika dilihat Tuhan bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya, “Musa, Musa!” Musa menjawab, “Ya, Allah!” Lalu Tuhan bersabda, “Jangan mendekat! Tanggalkanlah kasutmu dari kaki, sebab tempat di mana engkau berdiri itu, tanah kudus.” Tuhan bersabda lagi, “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Musa lalu menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah. Lalu Tuhan bersabda, “Sekarang seruan Israel telah sampai kepada-Ku. Juga telah Kulihat betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Maka sekarang pergilah! Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.” Tetapi Musa berkata kepada Allah, “Siapakah aku ini, maka aku harus menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Lalu Tuhan bersabda, “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: Apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kalian akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
atau: Tuhan itu pengasih dan penyayang
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.6-7)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat!
3. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-27)
  
"Yang Kausembunyikan kepada kaum cerdik pandai, Kaunyatakan kepada orang kecil."
    
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab semuanya itu Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa-Ku kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak berkenan menyatakannya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Menghayati hidup berdasarkan hidup nurani yang jernih, membawa pada sukacita yang sejati. Seorang bapak atau ibu yang menghayati hidup perkawinan dengan sukacita akan bekerja demi mencukupi keperluan keluarga serta mendampingi putra-putrinya dalam suasana sukacita pula. Aktivis paroki atau paguyuban atau aktivis penggerak kaderisasi menyatakan sikap hatinya sebagai aktivis yang mau keluar uang, tenaga dan waktu dnegan melibatkan diri dalam aneka kegiatan pemberdayaan dengan sukacita sambil mewariskan iman kepercayaan yang telah teruji melalui kegiatan yang terencana. Seorang suster, bruder, atau imam, yang menjalani hidup pembaktian kepada Tuhan dalam Gereja dengan sukacita hati, memberi pelayanan kepada umat, paguyuban, atau komunitas dengan sepenuh hati. Aneka suasana hati itu menjadi kekuatan dan penggugah semangat dalam menghayati keseharian hidup yang dilandaskan oleh cinta dan hormat bakti kepada Yesus Sang Penuntun.

Ungkapan penginjil Matius melukiskan tugas perutusan Sang Juru Selamat dinyatakan dalam nada syukur: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” Hati yang terbuka dan hati yang menjadi “anawim”, orang sederhana yang mengandalkan diri pada kasih setia Allah, merupakan teladan. Santo Bonaventura dalam penghayatan kemiskinan yang teruji, menghadirkan kekayaan Kerajaan Allah sebagai Uskup dan Pujangga Gereja yang melayani Allah dan Gereja dengan sukacita yang keluar dari kedekatan dengan Allah Sang Empunya kehidupan. (FXS/Inspirasi Batin 2015)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy