| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. (Yoh 6,6).

Minggu, 26 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XVII
     


2Raj. 4:42-44; Mzm. 145:10-11,15-16,17-18; Ef. 4:1-6; Yoh. 6:1-15
 
Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. (Yoh 6,6).
  
Tuhan mahatahu. Bahkan, Ia tidak hanya tahu, tetapi juga selalu menyediakan apa yang kita butuhkan itu. Ia tahu apa yang harus dilakukan-Nya untuk kita. Namun, Ia juga sangat menghargai kita. Ia tidak mau memanjakan kita tetapi menginginkan agar kita juga berpikir, berinisiatif dan berusaha. Karena dengan cara demikian, kita akan berkembang dalam seluruh aspek kehidupan kita. Itulah salah satu hal yang dapat kita petik dari kisah penggandaan roti seperti dikisahkan oleh Yohanes ini. Ia bisa membuat mukjizat secara langsung untuk memberi makan sekian banyak orang yang mengikuti-Nya, sebagaimana halnya Ia telah membuat banyak mukjizat penyembuhan, pengusiran setan, membangkitkan orang mati, meredakan angin ribut, dll. 

Namun, mengapa kini Ia tidak langsung saja menyediakan makakan bagi banyak orang itu? Jawabannya: Ia ingin mengajak para murid dan orang banyak yang ada di situ untuk mengambil bagian dalam karya-Nya. Maka, tampilkan Filipus yang secara implisit mengatakan bahwa hanya ada uang 200 dinar dan pasti tidak cukup. Lalu Andreas, masih dengan nada pesimis mengatakan bahwa ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan. Dua usulan cukup lah. 

Yesus tidak memakai usulan Filipus untuk membeli roti dengan 200 dinar yang mereka miliki. Sebenarnya ini jumlah yang cukup besar. Kalau 1 dinar itu standar upah pekerja sehari maka 200 dinar bisa untuk membeli roti yang cukup banyak. Yesus justru menggunakan usulan Andreas, yakni dengan mengambil, memberkati dan melipatgandakan 5 roti dan 2 ikan yang dibawa seorang anak kecil. Mengapa? Ada beberapa alasan. 

Pertama, roti dan ikan itu sudah tersedia sehingga tidak perlu membeli. Artinya, Yesus menggunakan apa yang sudah ada dan sudah kita punya, bukan yang belum kita punya. 
Kedua, roti dan ikan itu tidak berasal dari Yesus sendiri, juga tidak dari para murid tetapi berasal dari seorang anak kecil yang merupakan bagian dari atau salah satu dari orang banyak. Artinya, dalam berkarya, Yesus ingin melibatkan bukan hanya para murid yang dipilih-Nya secara khusus tetapi juga orang-orang kebanyakan. 
Ketiga, roti dan ikan itu berasal dari seorang anak kecil. Artinya, bahkan seorang yang kecil saja diberi-Nya kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam karya-Nya; Ia berkenan menerima dan memakai persembahan dari orang yang kecil. Di tempat lain, kita tahu, Yesus memuji persembahan janda miskin.
Keempat, roti dan ikan dari anak kecil itu besar kemungkinannya merupakan bekal yang diberikan orangtuanya. Jadi bukan milik atau bikinan anak itu sendiri. Artinya, di sini terjadi rantai persembahan mulai dari orangtua yang memberi bekal pada anaknya, si anak yang rela memberikan bekalnya, Andreas yang mengantar anak itu kepada Tuhan, dan yang utama adalah Yesus yang menerima persembahan itu kemudian mengucap syukur dan berkat lalu membagi-baginya. Begitulah terjadi di sini sebuah mukjizat karena keterlibatan banyak orang. 
Kelima, jumlah 5 roti dan 2 ikan itu tentu lebih sedikit dibanding dengan jumlah roti yang dapat dibeli dengan 200 dinar. Artinya, sekecil dan sesedikit apa pun yang kita persembahkan kepada Tuhan, Ia akan memberkatinya sehingga menjadi berlipat ganda dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Doa: Tuhan, semoga kami senantiasa mengambil bagian dalam karya-Mu, meskipun hanya kecil dan sedikit yang dapat kami persembahkan kepada-Mu, karena sekecil apa pun persembahan kami, Engkau akan memberkatinya sehingga menjadi berlipat ganda dan menjadi berkat bagi banyak orang. Amin. -agawpr-

Minggu, 26 Juli 2015 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 26 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XVII
  
Ekaristi adalah khazanah maha berharga: bukan hanya dengan merayakannya tetapi juga dengan berdoa di hadapannya di luar Misa, kita dimampukan berhubungan dengan maha-sumber rahmat. (St. Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 25)
  

Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Di dalam rumah-Nya Ia menghimpun semua orang. Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.

God is in his holy place, God who unites those who dwell in his house; he himself gives might and strength to his people.

Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.

  
Doa Pagi


Allah, Engkaulah pelindung bagi mereka yang berharap kepada-Mu. Tanpa Engkau, tiada suatu pun yang baik, tiada suatu pun yang kudus. Lipatgandakanlah belas kasih-Mu dalam diri kami agar dengan bimbingan dan bantuan-Mu kami menggunakan harta yang fana dengan tetap terarah pada harta yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (4:42-44)
     
    
"Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya."
    
Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Elisa, abdi Allah, roti-hulu-hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa, "Berikanlah roti itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, "Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya di depan seratus orang?" Jawab abdi Allah itu, "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:10-11.15-16.17-18; Ul: lh.16)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-6)
   
"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan."
    
Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)
      
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki."
      
Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari lima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia." Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

   
Hari ini, Injil menampilkan salah satu kisah mukjizat yang paling populer, kisah Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan untuk memberi makan lima ribu orang. Banyak hal dapat kita renungkan dari Injil hari ini. Namun saya mengajak Anda untuk merenungkan dua hal.

Pertama, orang banyak yang mengikuti Yesus. Mereka berjalan berkilo-kilo meter untuk mengikuti Yesus. Mereka terkesan dengan apa yang telah dilakukan Yesus. Mereka berbondong-bondong ingin mendengarkan pengajaran Yesus dan menyaksikan serta mengalami mukjizat penyembuhan yang dilakukan-Nya. Mereka begitu rindu untuk bertemu Yesus. Barangkali, antusiasme yang begitu besar dalam mengikuti Yesus inilah yang membuat mereka sampai tidak memikirkan bekal untuk dimakan. Dan lihatlah apa yang mereka dapat! Mereka bertemu dengan Yesus, mendengarkan pengajaran-Nya. Kita yakin bahwa banyak juga di antara mereka yang disembuhkan. Dan jangan lupa, selain mendapatkan kepuasan rohani, mereka juga dikenyangkan secara jasmani berkat roti dan ikan yang digandakan oleh Yesus bagi mereka.

Hari ini kita diingatkan untuk melihat diri kita masing-masing, dan bertanya, “Apakah yang utama dalam hidupku? Apakah Yesus sudah menjadi prioritas pertama dalam hidupku?” Bukannya mencari Tuhan, kita justru seringkali merasa tidak punya waktu untuk itu. Banyak hal kita kemukakan sebagai alasan klasik. Kesibukan kita, karier kita, sekolah kita, dan lain-lain. Bahkan, kita juga sering mengabaikan kesempatan untuk ambil bagian dalam perjamuan Ekaristi.

Peristiwa dalam Injil hari ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Barangsiapa berani memprioritaskan Yesus dalam hidupnya, ia akan mendapatkan kelegaan jasmani dan rohani. Ingat, dalam kesempatan lain Yesus bersabda, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:33)

Kedua, mari kita melihat diri Yesus sendiri. Yesus melihat orang banyak yang telah berjalan mengikuti-Nya. Dia tahu bahwa mereka membutuhkan makan. Dia melakukan mukjizat penggandaan roti dan ikan untuk memberi banyak orang itu makan. Hal ini sungguh bertolak belakang dengan peristiwa ketika Dia sendiri lapar karena berpuasa 40 hari 40 malam di padang gurun. Ia dapat melakukan sesuatu untuk diri-Nya sendiri, tetapi Dia tidak melakukannya. Sementara, Yesus serta merta berbuat sesuatu jika orang lain sedang membutuhkan. Hidup-Nya adalah untuk kepentingan orang lain. Bahkan Dia memberikan hidup-Nya untuk keselamatan manusia.

Sikap Yesus ini memberikan sebuah pelajaran bagi kita. Sebagai pengikut-Nya, kita pun hendaknya memiliki sikap dan semangat yang sama. Yesus menghendaki kita agar siap dan bersedia untuk berbagi dan memberi apa yang kita miliki kepada sesama, misalnya keahlian kita, waktu kita, harta kita, dan lain sebagainya. Terlebih, berbagi dengan mereka yang membutuhkan, mereka yang kekurangan, dan mereka yang sedang dalam masalah, baik fisik, emosional, maupun spiritual. [Andik/RUAH]
    
"Bukan manusia yang menyebabkan bahwa bahan persembahan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, melainkan Kristus sendiri yang telah disalibkan untuk kita. Imam yang mewakili Kristus, mengucapkan kata-kata ini, tetapi daya kerjanya dan rahmat datang dari Allah. Inilah Tubuh-Ku, demikian ia berkata. Kata-kata ini mengubah bahan persembahan itu" (St. Yohanes Krisostomus, prod. Jud. 1,6). 
    
Antifon Komuni (Mzm 103:2)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.

Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits.

Sabtu, 25 Juli 2015 Pesta Santo Yakobus, Rasul

Sabtu, 25 Juli 2015
Pesta Santo Yakobus, Rasul

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:6)

Antifon Pembuka (Mat 4:18.21)

Ketika Yesus berjalan di pantai Danau Galilea, Ia melihat Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya. Mereka sedang memperbaiki jala dan Yesus memanggil mereka.

As he walked by the Sea of Galilee, Jesus saw James the son of Zebedee and John his brother mending their nets and he called them.
 
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
  
Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan Kekal, di antara para rasul, Santo Yakobuslah yang pertama Kaukuduskan sebagai martir. Semoga umat-Mu menimba kekuatan dari kesaksiannya dan menemukan perlindungan berkat doanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (4:7-15)
    
  
"Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami."
        
Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini. Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.” Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.7; Ul: lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:20-28)
     
"Cawan-Ku akan kamu minum"
    
Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Permintaan yang diutarakan ibu Yakobus dan Yohanes dalam kisah Injil tadi adalah permintaan yang sangat manusiawi. Dari kodratnya, setiap manusia senantiasa memiliki keinginan untuk menjadi lebih dihargai dan lebih dihormati daripada orang lain. Karena itu dapat dipahami, bahwa seseorang akan menjadi sangat marah bila dia diremehkan atau dianggap sepele oleh sesamanya.

Kemarahan murid-murid yang lain kepada Yohanes dan Yakobus yang telah terus terang meminta hak istimewa dari Yesus, dalam arti tertentu juga adalah kemarahan yang timbul dari perasaan dianggap remeh atau disepelekan. Dalam rumusan yang agak lain, kemarahan itu bisa dibahasakan sebagai berikut: Apa sih istimewanya kamu sampai-sampai berani minta tempat yang istimewa dalam kerajaan Yesus? Apakah kami yang lain tidak layak untuk itu? Toh, kita sama-sama murid-Nya. Mengapa kamu saja yang minta?

Namun yang menarik adalah reaksi Yesus. Ketika semua murid yang lain ramai-ramai memarahi Yakobus dan Yohanes, Ia memanggil mereka semua dan mulai mengajarkan mereka suatu pesan penting, yakni agar mereka tidak mengandalkan kuasa dan tangan besi ketika menjadi pemimpin. Pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang senang main kuasa dan selalu unjuk kekuatan di hadapan rakyatnya. Untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus menjadi pelayan dan hamba dari semua. Pemimpin yang baik tidak menuntut hak istimewa, dan tidak meminta diperlakukan lebih terhormat dari yang lain. Sebaliknya, ia harus menjadi yang terkecil, yang terpinggirkan, dan yang bersedia melayani dan mengabdi kepada semua orang tanpa pandang bulu. Bagaimana dengan kita sendiri?

Tuhan, mampukan aku untuk menjadi pemimpin yang jujur, adil, dan melayani. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni

Mereka minum piala Tuhan, dan menjadi teman Allah.

They drank the chalice of the Lord, and became the friends of God.

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya. (Mzm 18,9)

Jumat, 24 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVI
      
Kel. 20:1-17; Mzm. 19:8,9,10,11; Mat. 13:18-23.

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya. (Mzm 18,9)

Ada beberapa hal yang menghambat sabda Tuhan yang kita dengarkan dapat berakar, bertumbuh, berkembang dan berbuah. Yang pertama, karena orang tidak mau mengerti sehingga sabda Tuhan mudah sekali dirampas oleh kekuatan jahat. Yang kedua, tidak mau merenungkan dan mengendapkan sabda itu sehingga hanya bertahan sebentar, setelah itu langsung dilupakan. Yang ketiga, tidak fokus karena hati dan pikirannya lebih dikuasai oleh kekuatiran dan keinginan akan harta kekayaan duniawi sehingga sabda Tuhan menjadi terhimpit, kerdil dan bisa jadi tidak mendapat tempat. Oleh karena itu, agar sabda Tuhan dapat berakar, bertumbuh, berkembang dan berbuah, kita harus membiasakan diri melakukan beberapa hal ini. Pertama, tidak cukup hanya membaca dan mendengar saja tetapi juga harus mau mengertinya. Bagaimana caranya? Bisa dengan bertanya atau mencari referensi pada buku-buku tafsir atau berselancar di internet. Namun, yang lebih penting adalah kita membaca dan merenungkan sabda Tuhan dalam doa agar Tuhan sendirilah yang memberi pencerahan pada akal budi dan hati kita sehingga kita mampu mengerti sabda-Nya. Kedua, setelah membaca dan mendengarkan sabda Tuhan, ambil waktu sejenak untuk hening, merenungkan dan mengendapkan. Kita biarkan Roh Kudus berkarya dan mengolah sabda Tuhan itu dalam diri kita sehingga menjadi daya kekuatan bagi kita. Ketiga, kita murnikan hidup kita, hati dan pikiran kita dari berbagai macam kekawatiran dan keinginan untuk mencari kekayaan duniawi. Dengan pembiasaan ini, sabda Tuhan pasti akan lebih mengakar, tumbuh dan berkembang serta berbuah lebat sehingga kita benar-benar merasakan bahwa sabda Tuhan itu mendatangkan kebahagiaan sejati.
 
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar dengan mendengarkan sabda-Mu dengan baik, kami sabda-Mu itu berbuah dalam kata dan tindakan kami. Amin. -agawpr-

Jumat, 24 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVI

Jumat, 24 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVI

Sebagai Tuhan, Kristus adalah juga Kepala Gereja, yang adalah Tubuh-Nya Bdk. Ef 1:22.. Walaupun Ia telah diangkat dan dimuliakan di dalam surga, karena Ia telah menyelesaikan perutusan-Nya secara penuh, namun Ia tinggal di dunia dalam Gereja-Nya. Penebusan adalah sumber otoritas yang Kristus jalankan dalam Gereia-Nya berkat Roh Kudus Bdk. Ef 4:11-13.. "Gereja, atau Kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam misteri" adalah "benih dan awal Kerajaan-Nya di dunia ini" (LG 3;5). (Katekismus Gereja Katolik, 669)
    
  
Antifon Pembuka (Mzm 19:9)

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.

Doa Pagi


Allah Bapa Sumber Kebenaran, Sabda-Mu jujur dan benar untuk selamanya. Semoga Kautanam dalam-dalam di hati kami, agar kami semakin yakin, bahwa Engkau beserta kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
 
Bacaan dari Kitab Keluaran (20:1-17)
    
"Hukum telah diberikan melalui Musa."
  
Di Gunung Sinai Tuhan bersabda demikian, “Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Janganlah ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu barang yang menyerupai apa pun yang ada di langit, di atas bumi atau di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya. Sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalas kesalahan bapa ke dalam diri anak-anaknya dalam keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi, Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Selama enam hari engkau bekerja, dan melakukan segala pekerjaanmu. Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu. Maka janganlah melakukan suatu pekerjaan, engkau sendiri atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang ada di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia beristirahat. Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayah dan ibumu, agar umurmu panjang di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini isterinya, hamba sahayanya, lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
 
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11, R: Yoh 6:63c)

1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 8:15)
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas, dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
     
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:18-23)
   
"Orang yang mendengarkan sabda dan mengerti, akan menghasilkan buah."
  
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Dengarkanlah arti perumpamaan tentang penabur. “Setiap orang yang mendengar sabda tentang Kerajaan Surga dan tidak mengerti, akan didatangi si jahat, yang akan merampas apa yang ditaburkan dalam hatinya. Itulah benih yang jatuh di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah berbatu-batu ialah orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi, ia tidak berakar dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, orang itu pun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar sabda itu, lalu sabda itu terhimpit oleh kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan, sehingga tidak berbuah. Sedangkan yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengarkan sabda itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah ada yang seratus, ada yang enam puluh, dan ada yang tiga puluh ganda.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan
     
  
Seandainya kita boleh memilih jenis tanah untuk ditanami tetumbuhan, jenis tanah manakah yang kita inginkan? Tentu kita akan memilih tanah yang subur sehingga benih yang kita tanam jugalah yang Tuhan harapkan dari kita. Tuhan juga berharap mendapatkan tanah yang subur sehingga firman dapat bertumbuh dan menghasilkan banyak buah.

Tanah dalam perumpamaan Injil hari ini adalah hati kita. Kita memberi hati kepada Tuhan untuk ditaburi firman-Nya. Mungkin kita mendengar Injil setiap hari, atau membaca Alkitab setiap hari, tetapi mengapa hal itu seolah tidak banyak mengubah kita? Kita perlu melihat kembali tanah hati kita. Sudahkah kita berusaha mengolahnya demi Tuhan? St. Teresia dari Avila memberi bantuan besar dalam usaha untuk mengolah tanah hati kita. Ia berkata, “Seorang yang baru mulai dalam hidup rohani harus membayangkan dirinya mau membuat kebun untuk menyenangkan Tuhan. Tetapi, tanah yang dimilikinya sangat tidak subur dan ada banyak ilalang. Tuhan membantu mencabuti ilalang itu dan mengolah tanah sehingga tanah menjadi subur.”

Usaha untuk mengubah tanah yang tidak subur menjadi subur pertama-tama adalah anugerah Tuhan. Tuhan memberi rahmat pada mereka yang sungguh-sungguh ingin bertobat dan kembali kepada-Nya. Tetapi, langkah selanjutnya adalah ketekunan kita. Setelah tanah menjadi subur, kita perlu menjaganya. St. Teresia mengatakan bahwa usaha untuk menjaga kesuburan tanah hati ini adalah lewat doa dan renungan. Suatu doa serius perlu disertai renungan, yaitu menyadari dengan siapa dirinya berbicara. “Jika seorang berbicara kepada Tuhan sama seperti dia berbicara dengan pelayannya, hal ini tidak dapat kusebut doa,” kata Sta. Teresia.

Tuhan selalu memulai segala yang baik dalam hidup kita, termasuk mengubah tanah hati kita. Selanjutnya, kita diminta untuk menjaganya lewat doa. Tiada kemajuan rohani dapat diperoleh tanpa berdoa. Tekunlah berdoa dan sadarilah dengan siapa kita berbicara, maka bukan saja tanah hati kita berubah menjadi subur, tetapi Tuhan sendiri akan bersukacita karena melihat tanah itu telah berubah menjadi taman yang indah. Maukah kita mengolah tanah hati untuk Tuhan? (Charles/Cafe Rohani).

Antifon Komuni (Mat 13:23)

Benih yang ditabur di tanah subur, ialah orang yang mendengarkan warta itu, memahaminya dan menghasilkan buah, ada yang seratus, enam puluh, dan tiga puluh ganda.

Kamis, 23 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVI

Kamis, 23 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVI

"Membela dan memupuk hidup, menghormati dan mencintainya, itulah tugas yang oleh Allah dipercayakan kepada setiap orang, dengan memanggilnya sebagai citra-Nya yang hidup, untuk ikut serta melaksanakan kedaulatan-Nya sendiri atas dunia." (Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Evangelium Vitae - Injil Kehidupan, 25 Maret 1995, No. 42)

Antifon Pembuka (Dan 3:52)

Terpujilah Engkau Tuhan, Allah leluhur kami! Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan kekal, orang yang mencari Engkau, Engkau terima melalui Yesus, Sabda-Mu yang menjelma. Perkenankanlah kami mendengar, betapa agung kebahagiaan yang menjadi panggilan umat manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (19:1-2.9-11.16-20b)
     
    
"Tuhan turun ke Gunung Sinai di hadapan seluruh umat."
   
Pada bulan ketiga setelah keluar dari tanah Mesir orang Israel tiba di padang gurun Sinai pada hari yang sama. Setelah berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung Sinai. Bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh seluruh bangsa apabila Aku berbicara dengan dikau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa menyampaikan jawaban bangsa itu kepada Tuhan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, "Pergilah kepada bangsa itu. Suruhlah mereka menguduskan diri hari ini dan esok, dan mereka harus mencuci pakaiannya. Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap=siap, sebab pada hari ketiga Tuhan akan turun ke Gunung Sinai di depan mata seluruh umat." Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu fajar, guntur gemuruh dan kilat menyala-nyala. Awan tebal meliputi gunung, dan terdengarlah bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa di dalam perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah. Mereka berdiri di kaki gunung. Gunung Sinai ditutpi seluruhnya oleh asap, karena Tuhan turun ke atasnya dalam api. Asapnya membubung seperti asap dapur, dan seluruh gunung sangat gemetar. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Musa lalu berbicara dan Tuhan menjawabnya dalam guruh. Tuhan lalu turun ke atas Gunung Sinai ke puncak gunung itu. Lalu Tuhan memanggil Musa ke puncak gunung, dan Musa pun naik ke atas puncak itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Kidung Tanggapan (Dan 3:52-54.56)
* Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau di atas tahta kerajaan-Mu
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
* Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
  
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:10-17)
   
"Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi mereka tidak."
     
Setelah Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, "Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?" Jawab Yesus, "Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak. Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena biarpun melihat, mereka tidak tahu, dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: 'Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti, kalian akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup, agar jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik sehingga Kusembuhkan.' Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu, 'Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Sesungguhnya, Tuhan berkenan mewahyukan diri-Nya kepada semua orang. Namun, tidak semua orang mau menerima-Nya. Kepada mereka yang mau menerima-Nya, Ia memberi karunia yang lebih, yakni kemampuan untuk melihat pekerjaan-pekerjaan-Nya dan kemampuan untuk mendengar sabda, pengajaran dan kehendak-Nya. Namun, bagi yang menolak-Nya, alias yang telah menutup pintu hati bagi-Nya, karunia itu justru diambil. Kita semua tentunya termasuk orang-orang yang dikaruniani rahmat tersebut karena kita membuka hati untuk menerima-Nya, untuk beriman kepada-Nya. Oleh karena itu, marilah kita mohon rahmat agar kita semakin peka untuk melihat pekerjaan-pekerjaan-Nya sekalipun dalam peristiwa yang kecil, sederhana dan remeh; juga semakin peka mendengar sabda serta kehendak-Nya yang seringkali terselubung dan nyaris tak terdengar. Dengan demikian, semoga kita pun semakin mengenal Dia dan semakin mantap dalam mengimani-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin peka dalam melihat karya-Mu dan mendengar sabda-Mu. Amin. -agawpr-

Antifon Komuni (Mat 11:25)

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum papa.

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" (Yoh 20,18)

Rabu, 22 Juli 2015
Peringatan Wajib Sta. Maria Magdalena

 
Kid. 3:1-4a atau 2Kor. 5:14-17; Mzm. 63:2,3-4,5-6,8-9; atau Kel 16:1-5.9-15; Mzm 78:18-19.23-28; Yoh. 20:1,11-18.
 
Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" (Yoh 20,18)

Hari ini kita merayakan peringatan St. Maria Magdalena, salah satu dari beberapa wanita yang setia melayani dan mengikuti Yesus. Karena cintanya yang begitu besar kepada Yesus, maka ia tidak mau berpisah sedikit pun dari-Nya (Luk 8,2). Sejak mengenal Yesus, ia selalu hadir dan melayani di mana pun Yesus berada. Sepanjang perjalanan-Nya di salib, ia selalu menyertai dan tetap setia di dekat salib sampai mengantar-Nya ke makam (Yoh 19,25). Pada hari sabat, karena hukum mewajibkannya untuk istirahat di rumah, maka ia pun pulang. Namun, hati dan pikirannya tidak bisa dilepaskan dari Yesus. Maka, pagi-pagi buta, sementara yang lain masih terlelap, ia pergi ke makam supaya bisa kembali berada dekat dengan Yesus. Ketika Yesus tidak ditemukan, ia pun terus mencari sambil menangis (Yoh 20,11-18). Dan kepada Maria Magdalena yang ingin selalu dekat dengan-Nya, Yesus berkenan pula mendekat, sama halnya kepada dia yang mencari-Nya, Tuhan juga berkenan ditemui. Bagi kita pun demikian: Tuhan senantiasa dekat dengan kita, mari kita sadari dan kita dekatkan pula hidup kita dengan-Nya. Tuhan selalu ingin kita temui dalam peristiwa hidup kita sehari-hari, maka marilah kita mencari-Nya.
  
Doa: Tuhan, semoga dengan teladan dan doa St. Maria Magdalena, kami selalu mencari-Mu dan tinggal dekat dengan-Mu. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy