| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 28 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVII

Selasa, 28 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII
  
“Dalam kehidupan ini, jiwa tidak bertumbuh seperti badannya” (St. Teresa dari Avila)


Antifon Pembuka (Mzm 103:8.10)

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya. Tak pernah memperlakukan kita setimpal dosa kita, atau membalas kita setimpal kesalahan kita.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau tidak kelihatan tetapi selalu hadir di tengah-tengah kami, bila kami berkumpul dalam nama-Mu. Kami mohon, semoga kami tetap rukun dan menjadi umat-Mu yang suka akan kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Allah dengan segala kuasa dan kebaikan-Nya mewahyukan diri sebagai Allah yang sabar dan penuh kasih setia. Allah seperti inilah yang menyatakan diri menjadi pelindung dan penuntun Israel menuju tanah terjanji.
  

Bacaan dari Kitab Keluaran (33:7-11;34:5b-9.28)
   
"Tuhan bersabda kepada Musa dengan berhadapan muka."
   
Waktu Israel ada di padang gurun Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, maka turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, orang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai. Ia menyerukan nama Tuhan. Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, “Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa. Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman. Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya kepada anak-anak dan cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat.” Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata, “Jikalau aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu.” Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air. Dan seluruh perjanjian, yakni kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang
Atau: Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:6-7.8-9.10-11.12-13)
1. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
2. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
3. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia!
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Yesus kembali menjelaskan kehadiran kuasa Allah yang menghendaki keselamatan manusia. Selain itu, Ia mengingatkan adanya kekuatan jahat yang selalu mengganggu manusia supaya tidak mendapatkan keselamatan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)
 
"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."
   
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya arti perumpamaan lalang di ladang itu. Anak Manusia telah menaburkan benih yang baik, tetapi iblis ikut menaburkan lalang di tengah dunia ini. Ada persaingan antara si jahat dan Anak Manusia. Hasil akhirnya akan kelihatan. Segala yang menyesatkan akan dicampakkan ke dalam dapur api, tetapi orang benar akan bercahaya seperti matahari. Kita harus berani bertempur dengan iblis untuk memenangkan sebanyak mungkin orang yang benar. Jadilah pemenang atas kuasa iblis.

Antifon Komuni (Kel 34:6)

Tuhan adalah Allah penyayang dan pengasih, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya.

Doa Malam

Allah Bapa Hakim Mahaadil, hanya Engkaulah yang mengadili tentang kebaikan dan kejahatan, bila sudah tiba waktunya. Kami mohon agar Kaulimpahi Roh-Mu, supaya kebaikan dapat berkembang dengan suburnya, sedangkan kejahatan dan dosa tersingkir musnah. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." (Mat 13,33)

Senin, 27 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII

Kel. 32:15-24,30-34; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Mat. 13:31-35.

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." (Mat 13,33)

Untuk menghadirkan Kerajaan Sorga di dunia ini, yakni di sekitar kita: dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan dan masyarakat tempat kita tinggal, kita tidak perlu melakukan hal-hal yang besar atau membuat karya-karya monumental. Tindakan-tindakan yang kecil dan sederhana pun bisa menjadi tanda dan sarana hadirnya Kerajaan Allah. Itulah makanya Yesus menggunakan perumpamaan tentang ragi yang jumlahnya sedikit tetapi mengubah gandum menjadi roti. Kita pun akan menghadirkan Kerajaan Allah di sekitar kita kalau melalui hal-hal yang kecil dan sederhana, kita mampu mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Misalnya: kehadiran yang meneguhkan, pertolongan yang meringkankan beban orang lain, nasihat yang memberi pencerahan, senyuman yang menyejukkan, teguran yang menyadarkan dan mengoreksi kesalahan, termasuk penolakan untuk menghindari bahaya. Cinta kita pada lingkungan dan alam, misalnya dengan memperhatikan pengelolaan sampah, itu pun menjadi sarana bagi kita untuk menghadirkan Kerajaan Allah di bumi ini.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar melalui hal-hal sederhana yang kami katakan dan kerjakan, kami mampu menjadi tanda dan sarana hadirnya kerajaan-Mu di tengah-tangah kami. Amin. -agawpr-
  
RD. Ag. Agus Widodo
Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia

Senin, 27 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 27 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII

“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirakh (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” – Paus Benediktus XVI


Antifon Pembuka (Luk 10:38)

Allah memutuskan untuk memusnahkan mereka, seandainya tidak dicegah Musa, hamba-Nya terpilih. Sebab Musa menengahi di hadapan Tuhan, jangan sampai murka-Nya membinasakan mereka.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa dan Kekal, semoga benih sabda-Mu menghasilkan buah: semoga kami Kauberi iman, sehingga mengakui bahwa Engkaulah Allah kami Yang Maha Esa yang senantiasa Ia mendampingi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (32:15-24.30-34)
      
         
"Bangsa itu telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas."
      
Waktu itu Musa dan Yosua turun dari Gunung Sinai. Musa membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah. Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah. Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah dan tulisannya adalah tulisan Allah, digurat pada loh-loh itu. Ketika Yosua mendengar sorak-sorai bangsa Israel, berkatalah ia kepada Musa, "Kedengaran bunyi sorak peperangan di perkemahan!" Jawab Musa, "Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan, melainkan nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar." Ketika sudah dekat perkemahan dan melihat anak lembu serta orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa. Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung. Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu, lalu dibakarnya dalam api, digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air, dan orang Israel disuruh meminumnya. Lalu berkatalah Musa kepada Harun, "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?" Jawab Harun, "Janganlah Tuanku marah. Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. Mereka berkata kepadaku, 'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami, sebab mengenai Musa, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.' Lalu aku berkata kepada mereka, 'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.' Semua emas itu mereka berikan kepadaku; aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini." Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, "Kalian telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata, "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu. Dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Maka Tuhan bersabda kepada Musa, "Barangsiapa berdosa terhadap-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu. Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku. Tetapi pada hari pembalasan-Ku, Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:19–20.21–22.23; R:1a)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan, mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yak 1:18)
Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)
  
"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."
   
Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dalam perumpamaan Injil hari ini digambarkan perkembangan Kerajaan Surga. Pertama, digambarkan sebagai biji sesawi yang memang kecil, tetapi kalau sudah mulai tumbuh, pelan-pelan menjadi besar dan bahkan menjadi pohon di mana burung dapat bersarang di atasnya. Demikian juga firman Allah atau iman akan Tuhan yang ada dalam diri seseorang awalnya hanya kecil, tetapi bila dipupuk terus lama-kelamaan menjadi besar dan menghasilkan buah kebaikan yang dirasakan banyak orang.

Perkembangan Kerajaan Surga juga seperti ragi, yang tidak kentara, yang diadukkan pada tepung terigu. Lalu semuanya diragikan dan akhirnya berkembang menjadi roti yang besar dan enak. Ragi yang kecil, tetapi dapat menyebabkan dan menghasilkan roti yang begitu besar dan enak. Iman dan kebaikan kita bagaikan ragi, yang pelan-pelan dapat mempengaruhi orang lain menjadi lebih baik dan merasakan manfaat dari bantuan kita.

Apakah kita semua sungguh mengalami perkembangan iman seperti itu? Semoga kita sungguh menjadi ragi masyarakat dan kebaikan kita terus bertumbuh seperti biji sesawi itu yang dapat dirasakan oleh orang sekitar kita. (PS/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Mat 13:33)

Kerajaan Allah itu ibarat ragi yang diambil seorang ibu. Dicampur terigu tiga takar. Seluruh adonan lalu beragi.

Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. (Yoh 6,6).

Minggu, 26 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XVII
     


2Raj. 4:42-44; Mzm. 145:10-11,15-16,17-18; Ef. 4:1-6; Yoh. 6:1-15
 
Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. (Yoh 6,6).
  
Tuhan mahatahu. Bahkan, Ia tidak hanya tahu, tetapi juga selalu menyediakan apa yang kita butuhkan itu. Ia tahu apa yang harus dilakukan-Nya untuk kita. Namun, Ia juga sangat menghargai kita. Ia tidak mau memanjakan kita tetapi menginginkan agar kita juga berpikir, berinisiatif dan berusaha. Karena dengan cara demikian, kita akan berkembang dalam seluruh aspek kehidupan kita. Itulah salah satu hal yang dapat kita petik dari kisah penggandaan roti seperti dikisahkan oleh Yohanes ini. Ia bisa membuat mukjizat secara langsung untuk memberi makan sekian banyak orang yang mengikuti-Nya, sebagaimana halnya Ia telah membuat banyak mukjizat penyembuhan, pengusiran setan, membangkitkan orang mati, meredakan angin ribut, dll. 

Namun, mengapa kini Ia tidak langsung saja menyediakan makakan bagi banyak orang itu? Jawabannya: Ia ingin mengajak para murid dan orang banyak yang ada di situ untuk mengambil bagian dalam karya-Nya. Maka, tampilkan Filipus yang secara implisit mengatakan bahwa hanya ada uang 200 dinar dan pasti tidak cukup. Lalu Andreas, masih dengan nada pesimis mengatakan bahwa ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan. Dua usulan cukup lah. 

Yesus tidak memakai usulan Filipus untuk membeli roti dengan 200 dinar yang mereka miliki. Sebenarnya ini jumlah yang cukup besar. Kalau 1 dinar itu standar upah pekerja sehari maka 200 dinar bisa untuk membeli roti yang cukup banyak. Yesus justru menggunakan usulan Andreas, yakni dengan mengambil, memberkati dan melipatgandakan 5 roti dan 2 ikan yang dibawa seorang anak kecil. Mengapa? Ada beberapa alasan. 

Pertama, roti dan ikan itu sudah tersedia sehingga tidak perlu membeli. Artinya, Yesus menggunakan apa yang sudah ada dan sudah kita punya, bukan yang belum kita punya. 
Kedua, roti dan ikan itu tidak berasal dari Yesus sendiri, juga tidak dari para murid tetapi berasal dari seorang anak kecil yang merupakan bagian dari atau salah satu dari orang banyak. Artinya, dalam berkarya, Yesus ingin melibatkan bukan hanya para murid yang dipilih-Nya secara khusus tetapi juga orang-orang kebanyakan. 
Ketiga, roti dan ikan itu berasal dari seorang anak kecil. Artinya, bahkan seorang yang kecil saja diberi-Nya kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam karya-Nya; Ia berkenan menerima dan memakai persembahan dari orang yang kecil. Di tempat lain, kita tahu, Yesus memuji persembahan janda miskin.
Keempat, roti dan ikan dari anak kecil itu besar kemungkinannya merupakan bekal yang diberikan orangtuanya. Jadi bukan milik atau bikinan anak itu sendiri. Artinya, di sini terjadi rantai persembahan mulai dari orangtua yang memberi bekal pada anaknya, si anak yang rela memberikan bekalnya, Andreas yang mengantar anak itu kepada Tuhan, dan yang utama adalah Yesus yang menerima persembahan itu kemudian mengucap syukur dan berkat lalu membagi-baginya. Begitulah terjadi di sini sebuah mukjizat karena keterlibatan banyak orang. 
Kelima, jumlah 5 roti dan 2 ikan itu tentu lebih sedikit dibanding dengan jumlah roti yang dapat dibeli dengan 200 dinar. Artinya, sekecil dan sesedikit apa pun yang kita persembahkan kepada Tuhan, Ia akan memberkatinya sehingga menjadi berlipat ganda dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Doa: Tuhan, semoga kami senantiasa mengambil bagian dalam karya-Mu, meskipun hanya kecil dan sedikit yang dapat kami persembahkan kepada-Mu, karena sekecil apa pun persembahan kami, Engkau akan memberkatinya sehingga menjadi berlipat ganda dan menjadi berkat bagi banyak orang. Amin. -agawpr-

Minggu, 26 Juli 2015 Hari Minggu Biasa XVII

Minggu, 26 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XVII
  
Ekaristi adalah khazanah maha berharga: bukan hanya dengan merayakannya tetapi juga dengan berdoa di hadapannya di luar Misa, kita dimampukan berhubungan dengan maha-sumber rahmat. (St. Paus Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 25)
  

Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)

Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Di dalam rumah-Nya Ia menghimpun semua orang. Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian kepada umat-Nya.

God is in his holy place, God who unites those who dwell in his house; he himself gives might and strength to his people.

Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.

  
Doa Pagi


Allah, Engkaulah pelindung bagi mereka yang berharap kepada-Mu. Tanpa Engkau, tiada suatu pun yang baik, tiada suatu pun yang kudus. Lipatgandakanlah belas kasih-Mu dalam diri kami agar dengan bimbingan dan bantuan-Mu kami menggunakan harta yang fana dengan tetap terarah pada harta yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
   
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (4:42-44)
     
    
"Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya."
    
Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Elisa, abdi Allah, roti-hulu-hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa, "Berikanlah roti itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, "Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya di depan seratus orang?" Jawab abdi Allah itu, "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya." Lalu dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:10-11.15-16.17-18; Ul: lh.16)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-6)
   
"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan."
    
Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasihati kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan menjiwai semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)
      
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki."
      
Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang itu duduk!" Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari lima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia." Karena Yesus tahu bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

   
Hari ini, Injil menampilkan salah satu kisah mukjizat yang paling populer, kisah Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan untuk memberi makan lima ribu orang. Banyak hal dapat kita renungkan dari Injil hari ini. Namun saya mengajak Anda untuk merenungkan dua hal.

Pertama, orang banyak yang mengikuti Yesus. Mereka berjalan berkilo-kilo meter untuk mengikuti Yesus. Mereka terkesan dengan apa yang telah dilakukan Yesus. Mereka berbondong-bondong ingin mendengarkan pengajaran Yesus dan menyaksikan serta mengalami mukjizat penyembuhan yang dilakukan-Nya. Mereka begitu rindu untuk bertemu Yesus. Barangkali, antusiasme yang begitu besar dalam mengikuti Yesus inilah yang membuat mereka sampai tidak memikirkan bekal untuk dimakan. Dan lihatlah apa yang mereka dapat! Mereka bertemu dengan Yesus, mendengarkan pengajaran-Nya. Kita yakin bahwa banyak juga di antara mereka yang disembuhkan. Dan jangan lupa, selain mendapatkan kepuasan rohani, mereka juga dikenyangkan secara jasmani berkat roti dan ikan yang digandakan oleh Yesus bagi mereka.

Hari ini kita diingatkan untuk melihat diri kita masing-masing, dan bertanya, “Apakah yang utama dalam hidupku? Apakah Yesus sudah menjadi prioritas pertama dalam hidupku?” Bukannya mencari Tuhan, kita justru seringkali merasa tidak punya waktu untuk itu. Banyak hal kita kemukakan sebagai alasan klasik. Kesibukan kita, karier kita, sekolah kita, dan lain-lain. Bahkan, kita juga sering mengabaikan kesempatan untuk ambil bagian dalam perjamuan Ekaristi.

Peristiwa dalam Injil hari ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Barangsiapa berani memprioritaskan Yesus dalam hidupnya, ia akan mendapatkan kelegaan jasmani dan rohani. Ingat, dalam kesempatan lain Yesus bersabda, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:33)

Kedua, mari kita melihat diri Yesus sendiri. Yesus melihat orang banyak yang telah berjalan mengikuti-Nya. Dia tahu bahwa mereka membutuhkan makan. Dia melakukan mukjizat penggandaan roti dan ikan untuk memberi banyak orang itu makan. Hal ini sungguh bertolak belakang dengan peristiwa ketika Dia sendiri lapar karena berpuasa 40 hari 40 malam di padang gurun. Ia dapat melakukan sesuatu untuk diri-Nya sendiri, tetapi Dia tidak melakukannya. Sementara, Yesus serta merta berbuat sesuatu jika orang lain sedang membutuhkan. Hidup-Nya adalah untuk kepentingan orang lain. Bahkan Dia memberikan hidup-Nya untuk keselamatan manusia.

Sikap Yesus ini memberikan sebuah pelajaran bagi kita. Sebagai pengikut-Nya, kita pun hendaknya memiliki sikap dan semangat yang sama. Yesus menghendaki kita agar siap dan bersedia untuk berbagi dan memberi apa yang kita miliki kepada sesama, misalnya keahlian kita, waktu kita, harta kita, dan lain sebagainya. Terlebih, berbagi dengan mereka yang membutuhkan, mereka yang kekurangan, dan mereka yang sedang dalam masalah, baik fisik, emosional, maupun spiritual. [Andik/RUAH]
    
"Bukan manusia yang menyebabkan bahwa bahan persembahan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, melainkan Kristus sendiri yang telah disalibkan untuk kita. Imam yang mewakili Kristus, mengucapkan kata-kata ini, tetapi daya kerjanya dan rahmat datang dari Allah. Inilah Tubuh-Ku, demikian ia berkata. Kata-kata ini mengubah bahan persembahan itu" (St. Yohanes Krisostomus, prod. Jud. 1,6). 
    
Antifon Komuni (Mzm 103:2)

Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.

Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits.

Sabtu, 25 Juli 2015 Pesta Santo Yakobus, Rasul

Sabtu, 25 Juli 2015
Pesta Santo Yakobus, Rasul

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:6)

Antifon Pembuka (Mat 4:18.21)

Ketika Yesus berjalan di pantai Danau Galilea, Ia melihat Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya. Mereka sedang memperbaiki jala dan Yesus memanggil mereka.

As he walked by the Sea of Galilee, Jesus saw James the son of Zebedee and John his brother mending their nets and he called them.
 
 
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan 
  
Doa Pagi

Allah Bapa Yang Mahakuasa dan Kekal, di antara para rasul, Santo Yakobuslah yang pertama Kaukuduskan sebagai martir. Semoga umat-Mu menimba kekuatan dari kesaksiannya dan menemukan perlindungan berkat doanya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (4:7-15)
    
  
"Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami."
        
Saudara-saudara, harta pelayanan sebagai rasul kami miliki dalam bejana tanah liat, supaya nyata bahwa kekuatan yang berlimpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terhimpit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami yang masih hidup ini terus-menerus diserahkan kepada maut demi Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata dalam tubuh kami yang fana ini. Demikianlah maut giat di dalam diri kami, sedangkan hidup giat di dalam kamu. Namun kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis, “Aku percaya, sebab itu aku berbicara.” Karena kami pun percaya, maka kami juga berbicara. Karena kami tahu, bahwa Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Allah itu akan menghadapkan kami bersama dengan kamu ke hadirat-Nya. Sebab semuanya itu terjadi demi kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar karena semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menghasilkan ucapan syukur semakin melimpah bagi kemuliaan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.7; Ul: lh.3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Aku telah menetapkan kamu supaya kamu pergi dan menghasilkan buah, dan buahmu itu tetap.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:20-28)
     
"Cawan-Ku akan kamu minum"
    
Sekali peristiwa, menjelang kepergian Yesus ke Yerusalem, datanglah Ibu Zebedeus serta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu. Kata Yesus, “Apa yang kaukehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta! Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada dua bersaudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Permintaan yang diutarakan ibu Yakobus dan Yohanes dalam kisah Injil tadi adalah permintaan yang sangat manusiawi. Dari kodratnya, setiap manusia senantiasa memiliki keinginan untuk menjadi lebih dihargai dan lebih dihormati daripada orang lain. Karena itu dapat dipahami, bahwa seseorang akan menjadi sangat marah bila dia diremehkan atau dianggap sepele oleh sesamanya.

Kemarahan murid-murid yang lain kepada Yohanes dan Yakobus yang telah terus terang meminta hak istimewa dari Yesus, dalam arti tertentu juga adalah kemarahan yang timbul dari perasaan dianggap remeh atau disepelekan. Dalam rumusan yang agak lain, kemarahan itu bisa dibahasakan sebagai berikut: Apa sih istimewanya kamu sampai-sampai berani minta tempat yang istimewa dalam kerajaan Yesus? Apakah kami yang lain tidak layak untuk itu? Toh, kita sama-sama murid-Nya. Mengapa kamu saja yang minta?

Namun yang menarik adalah reaksi Yesus. Ketika semua murid yang lain ramai-ramai memarahi Yakobus dan Yohanes, Ia memanggil mereka semua dan mulai mengajarkan mereka suatu pesan penting, yakni agar mereka tidak mengandalkan kuasa dan tangan besi ketika menjadi pemimpin. Pemimpin yang baik bukanlah pemimpin yang senang main kuasa dan selalu unjuk kekuatan di hadapan rakyatnya. Untuk menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus menjadi pelayan dan hamba dari semua. Pemimpin yang baik tidak menuntut hak istimewa, dan tidak meminta diperlakukan lebih terhormat dari yang lain. Sebaliknya, ia harus menjadi yang terkecil, yang terpinggirkan, dan yang bersedia melayani dan mengabdi kepada semua orang tanpa pandang bulu. Bagaimana dengan kita sendiri?

Tuhan, mampukan aku untuk menjadi pemimpin yang jujur, adil, dan melayani. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni

Mereka minum piala Tuhan, dan menjadi teman Allah.

They drank the chalice of the Lord, and became the friends of God.

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya. (Mzm 18,9)

Jumat, 24 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVI
      
Kel. 20:1-17; Mzm. 19:8,9,10,11; Mat. 13:18-23.

Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya. (Mzm 18,9)

Ada beberapa hal yang menghambat sabda Tuhan yang kita dengarkan dapat berakar, bertumbuh, berkembang dan berbuah. Yang pertama, karena orang tidak mau mengerti sehingga sabda Tuhan mudah sekali dirampas oleh kekuatan jahat. Yang kedua, tidak mau merenungkan dan mengendapkan sabda itu sehingga hanya bertahan sebentar, setelah itu langsung dilupakan. Yang ketiga, tidak fokus karena hati dan pikirannya lebih dikuasai oleh kekuatiran dan keinginan akan harta kekayaan duniawi sehingga sabda Tuhan menjadi terhimpit, kerdil dan bisa jadi tidak mendapat tempat. Oleh karena itu, agar sabda Tuhan dapat berakar, bertumbuh, berkembang dan berbuah, kita harus membiasakan diri melakukan beberapa hal ini. Pertama, tidak cukup hanya membaca dan mendengar saja tetapi juga harus mau mengertinya. Bagaimana caranya? Bisa dengan bertanya atau mencari referensi pada buku-buku tafsir atau berselancar di internet. Namun, yang lebih penting adalah kita membaca dan merenungkan sabda Tuhan dalam doa agar Tuhan sendirilah yang memberi pencerahan pada akal budi dan hati kita sehingga kita mampu mengerti sabda-Nya. Kedua, setelah membaca dan mendengarkan sabda Tuhan, ambil waktu sejenak untuk hening, merenungkan dan mengendapkan. Kita biarkan Roh Kudus berkarya dan mengolah sabda Tuhan itu dalam diri kita sehingga menjadi daya kekuatan bagi kita. Ketiga, kita murnikan hidup kita, hati dan pikiran kita dari berbagai macam kekawatiran dan keinginan untuk mencari kekayaan duniawi. Dengan pembiasaan ini, sabda Tuhan pasti akan lebih mengakar, tumbuh dan berkembang serta berbuah lebat sehingga kita benar-benar merasakan bahwa sabda Tuhan itu mendatangkan kebahagiaan sejati.
 
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar dengan mendengarkan sabda-Mu dengan baik, kami sabda-Mu itu berbuah dalam kata dan tindakan kami. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy