Minggu, 26 Juli 2015
Hari Minggu Biasa XVII
Ekaristi adalah khazanah maha berharga: bukan hanya dengan merayakannya
tetapi juga dengan berdoa di hadapannya di luar Misa, kita dimampukan
berhubungan dengan maha-sumber rahmat. (St. Paus Yohanes Paulus II,
Ensiklik Ecclesia de Eucharistia No. 25)
Antifon Pembuka (Mzm 67:6.7.36)
Allah bersemayam di tempat-Nya yang kudus. Di dalam rumah-Nya Ia
menghimpun semua orang. Dia sendiri akan memberi kekuatan dan keberanian
kepada umat-Nya.
God is in his holy place, God who unites those who dwell in his house; he himself gives might and strength to his people.
Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unanimes in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suæ.
Doa Pagi
Allah, Engkaulah pelindung bagi mereka yang berharap kepada-Mu. Tanpa
Engkau, tiada suatu pun yang baik, tiada suatu pun yang kudus.
Lipatgandakanlah belas kasih-Mu dalam diri kami agar dengan bimbingan
dan bantuan-Mu kami menggunakan harta yang fana dengan tetap terarah
pada harta yang abadi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu,
Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup
dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (4:42-44)
"Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya."
Sekali peristiwa datanglah seseorang dari Baal-Salisa dengan membawa
bagi Elisa, abdi Allah, roti-hulu-hasil, yaitu dua puluh roti jelai
serta gandum baru dalam sebuah kantong. Lalu berkatalah Elisa,
"Berikanlah roti itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan."
Tetapi pelayan abdi Allah itu berkata, "Bagaimanakah aku dapat
menghidangkannya di depan seratus orang?" Jawab abdi Allah itu,
"Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah
firman Tuhan: Orang akan makan, dan bahkan akan ada sisanya." Lalu
dihidangkannyalah roti itu di depan mereka. Maka makanlah mereka, dan
masih ada sisa, sesuai dengan firman Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan, Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 145:10-11.15-16.17-18; Ul: lh.16)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu ya Tuhan, dan
orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan
kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkau pun memberi mereka
makanan pada waktunya; Engkau membuka tangan-Mu dan berkenan
mengenyangkan segala yang hidup.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam
segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru
kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:1-6)
"Satu tubuh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan."
Saudara-saudara, aku, orang yang dipenjarakan demi Tuhan, menasihati
kamu, supaya sebagai orang-orang yang terpanggil, kamu hidup berpadanan
dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut
dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam saling membantu. Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: Satu tubuh, satu
Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang
terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu
Allah dan Bapa kita semua, yang mengatasi semua, menyertai semua dan
menjiwai semua.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 7:16)
Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah telah melawat umat-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:1-15)
"Yesus membagi-bagikan roti kepada orang banyak, sebanyak yang mereka kehendaki."
Sekali peristiwa Yesus berangkat ke seberang Danau Galilea, yaitu Danau
Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka
melihat mukjizat-mukjizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap
orang-orang sakit. Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan
murid-murid-Nya. Ketika itu Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.
Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya, dan melihat bahwa orang banyak
berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus, "Di
manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu
dikatakan-Nya untuk mencobai Filipus, sebab Ia sendiri tahu apa yang
hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya, "Roti seharga dua ratus
dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing
mendapat sepotong kecil saja!" Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu
Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada Yesus, "Di sini ada
seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah
artinya untuk orang sebanyak ini?" Kata Yesus, "Suruhlah orang-orang
itu duduk!" Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah
orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus
mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka
yang duduk di situ; demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu,
sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang, Yesus
berkata kepada murid-murid-Nya, "Kumpulkanlah potongan-potongan yang
lebih, supaya tidak ada yang terbuang." Maka mereka pun mengumpulkannya,
dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari lima
roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu
melihat mukjizat yang telah diadakan Yesus, mereka berkata, "Dia ini
adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dunia." Karena Yesus tahu
bahwa mereka akan datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk
dijadikan raja, Ia menyingkir lagi ke gunung seorang diri.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini, Injil menampilkan salah satu kisah mukjizat yang paling
populer, kisah Yesus menggandakan lima roti dan dua ikan untuk memberi
makan lima ribu orang. Banyak hal dapat kita renungkan dari Injil hari
ini. Namun saya mengajak Anda untuk merenungkan dua hal.
Pertama, orang banyak yang mengikuti Yesus. Mereka berjalan berkilo-kilo
meter untuk mengikuti Yesus. Mereka terkesan dengan apa yang telah
dilakukan Yesus. Mereka berbondong-bondong ingin mendengarkan pengajaran
Yesus dan menyaksikan serta mengalami mukjizat penyembuhan yang
dilakukan-Nya. Mereka begitu rindu untuk bertemu Yesus. Barangkali,
antusiasme yang begitu besar dalam mengikuti Yesus inilah yang membuat
mereka sampai tidak memikirkan bekal untuk dimakan. Dan lihatlah apa
yang mereka dapat! Mereka bertemu dengan Yesus, mendengarkan
pengajaran-Nya. Kita yakin bahwa banyak juga di antara mereka yang
disembuhkan. Dan jangan lupa, selain mendapatkan kepuasan rohani, mereka
juga dikenyangkan secara jasmani berkat roti dan ikan yang digandakan
oleh Yesus bagi mereka.
Hari ini kita diingatkan untuk melihat diri kita masing-masing, dan
bertanya, “Apakah yang utama dalam hidupku? Apakah Yesus sudah menjadi
prioritas pertama dalam hidupku?” Bukannya mencari Tuhan, kita justru
seringkali merasa tidak punya waktu untuk itu. Banyak hal kita kemukakan
sebagai alasan klasik. Kesibukan kita, karier kita, sekolah kita, dan
lain-lain. Bahkan, kita juga sering mengabaikan kesempatan untuk ambil
bagian dalam perjamuan Ekaristi.
Peristiwa dalam Injil hari ini memberikan pelajaran berharga bagi kita.
Barangsiapa berani memprioritaskan Yesus dalam hidupnya, ia akan
mendapatkan kelegaan jasmani dan rohani. Ingat, dalam kesempatan lain
Yesus bersabda, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” (Mat 6:33)
Kedua, mari kita melihat diri Yesus sendiri. Yesus melihat orang banyak
yang telah berjalan mengikuti-Nya. Dia tahu bahwa mereka membutuhkan
makan. Dia melakukan mukjizat penggandaan roti dan ikan untuk memberi
banyak orang itu makan. Hal ini sungguh bertolak belakang dengan
peristiwa ketika Dia sendiri lapar karena berpuasa 40 hari 40 malam di
padang gurun. Ia dapat melakukan sesuatu untuk diri-Nya sendiri, tetapi
Dia tidak melakukannya. Sementara, Yesus serta merta berbuat sesuatu
jika orang lain sedang membutuhkan. Hidup-Nya adalah untuk kepentingan
orang lain. Bahkan Dia memberikan hidup-Nya untuk keselamatan manusia.
Sikap Yesus ini memberikan sebuah pelajaran bagi kita. Sebagai
pengikut-Nya, kita pun hendaknya memiliki sikap dan semangat yang sama.
Yesus menghendaki kita agar siap dan bersedia untuk berbagi dan memberi
apa yang kita miliki kepada sesama, misalnya keahlian kita, waktu kita,
harta kita, dan lain sebagainya. Terlebih, berbagi dengan mereka yang
membutuhkan, mereka yang kekurangan, dan mereka yang sedang dalam
masalah, baik fisik, emosional, maupun spiritual. [Andik/RUAH]
"Bukan manusia yang menyebabkan bahwa bahan persembahan menjadi Tubuh
dan Darah Kristus, melainkan Kristus sendiri yang telah disalibkan untuk
kita. Imam yang mewakili Kristus, mengucapkan kata-kata ini, tetapi
daya kerjanya dan rahmat datang dari Allah. Inilah Tubuh-Ku, demikian ia
berkata. Kata-kata ini mengubah bahan persembahan itu" (St. Yohanes
Krisostomus, prod. Jud. 1,6).
Antifon Komuni (Mzm 103:2)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
Bless the Lord, O my soul, and never forget all his benefits.