| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 30 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVII

Kamis, 30 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII
 
“Amat pentinglah menekankan kembali kesetiaan kita pada norma-norma mengenai liturgi Gereja: para uskup dan para imam, yakni para pelayan liturgi suci, bukanlah penguasa liturgi, seakan-akan dapat mengubahnya sesuka hati, dan demikian juga umat tidak boleh berpikir bahwa acara-acara liturgis mesti sesuai dengan keinginan mereka. Liturgi bukanlah milik manusia dan tidak boleh dimanipulasi sesuka hati oleh siapapun!” – Dubes Takhta Suci untuk Indonesia, Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi
 

Antifon Pembuka (Kel 40:37)

Selama mengembara itu pada siang hari awan Tuhan berada di atas kemah suci, dan pada malam hari terdapat api di dalam awan itu.

Doa Pagi

Allah Bapa tujuan hidup kami, Engkau selalu mendampingi perjalanan para leluhur dengan memberikan awan pada siang hari dan tugu api pada malam hari. Kami mohon, jangan sampai kami ditinggalkan penyelenggaraan-Mu yang penuh cinta kasih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
 
Awan menjadi tanda kehadiran kuasa Allah di tengah-tengah Israel. Awan ini menyelubungi Kemah Suci dan menjadi petunjuk bagi mereka kapan harus pergi dan kapan mereka tinggal tetap di suatu tempat.
 

Bacaan dari Kitab Keluaran (40:16-21.34-38)
    
    
"Awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan menutupi Kemah Suci."
   
Tentang hal ikhwal Kemah Suci Musa melakukan semuanya secara tepat, seperti yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan terjadilah dalam bulan pertama tahun kedua, pada tanggal satu bulan itu didirikanlah Kemah Suci. Beginilah Musa mendirikan Kemah Suci itu: Ia memasang alas-alasnya, menyusun papan-papannya, memasang kayu-kayu lintang dan mendirikan tiang-tiangnya. Kemudian ia membentangkan atap kemah yang menudungi Kemah Suci dan meletakkan tudung kemah di atasnya, seperti diperintahkan Tuhan kepadanya. Lalu awan menutupi Kemah Pertemuan dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah dan kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci. Setiap kali awan itu naik dari atas kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari tempat mereka berkemah. Tetapi jika awan itu tidak naik, mereka pun tidak berangkat, sampai hari awan itu naik. Sebab awan Tuhan itu berada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam!
Ayat. (Mzm 84:3-4.5-6a.8a.11)
1. Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan, jiwa dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Bahkan burung pipit mendapat tempat dan burung layang-layang mendapat sebuah sarang, tempat mereka menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya Tuhan semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!
3. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan dari pada-Mu, langkah mereka makin lama makin tinggi.
4. Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
 
Yesus mengajarkan bahwa pada akhir zaman akan ada pemisahan antara orang baik dan jahat. Allah akan menyelamatkan mereka yang baik dan mencampakkan yang jahat ke dalam neraka. Harapannya tentu, masing-masing pengikut Yesus menerima anugerah keselamatan Allah.
     
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:47-53)
  
"Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."
      
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?” Orang-orang menjawab, “Ya, kami mengerti.” Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya.” Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Kedatangan Kerajaan Allah akan mencakup penghakiman terakhir. Orang yang baik dan yang buruk akan dipisahkan untuk menerima anugerah dan hukuman yang sesuai. Yang jahat akan dicampakkan ke dalam dapur api, sedangkan yang baik akan menerima mahkota kebahagiaan. Apakah dalam hidup ini kita selalu ingat akan apa risiko perbuatan kita? Apakah yang kita lakukan sudah benar? Bila belum, kita mesti cepat banting stir agar jangan sampai terlambat.

Antifon Komuni (Mzm 84:11)

Lebih baik satu hari di pelataran Tuhan daripada seribu hari di tempat lain. Lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik.

Doa Malam

Ya Tuhan, pada akhir zaman, Engkau akan mengadili kami sesuai dengan perbuatan yang telah kami lakukan selama hidup. Tolonglah kami agar selalu menaburkan hal-hal yang baik dalam hidup kami. Semoga dengan bantuan rahmat-Mu kami dapat mengalahkan hal-hal yang jahat dan buruk dalam diri kami. Engkaulah Tuhan dan Penyelamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

"Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." (Yoh 11,27)

Rabu, 29 Juli 2015
Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus Sahabat Tuhan

  
Kel. 34: 29-35; Mzm. 99:5-7,9;Yoh. 11:19-27, atau Luk. 10:38-42
   
"Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." (Yoh 11,27)
      
Hari ini kita merayakan peringatan St. Marta, salah satu dari anggota keluarga di Betania (terdiri dari 3 bersaudara: Lazarus, Marta dan Maria) yang amat dikasihi Yesus. Setiap kali Yesus lewat di daerah situ, pasti Ia mampir dan mereka pun dengan sukacita menerima dan menjamu Yesus bersama para murid sebagaimana dikisahkan dalam Injil Lukas. Bahkan, Yesus tidak hanya mampir tetapi juga mengkhususkan waktu untuk datang mengunjungi mereka, terlebih saat keluarga itu berduka dengan kematian Lazarus, seperti yang dikisahkan oleh Yohanes. Di sinilah terjadi percakapan antara Marta dan Yesus yang sangat menarik. Dengan sikap yang realistis dan penuh iman, ia berkata kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada disini, saudaraku pasti tidak mati (realistis). Teapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya (penuh iman)". Jawabannya atas kata-kata Yesus: "Saudaramu akan bangkit", menunjukkan bahwa Marta sebenarnya tidak mengerti apa yang dimaksudkan Yesus. Yesus memaksudkan bahwa Lazarus akan bangkit saat itu juga, namun Marta mengatakan: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman". Yang luar biasa adalah, kendati Marta kurang mengerti , ketika Yesus bertanya: "Percayakah engkau akan hal ini?" ia menjawab dengan mantap: "Ya Tuhan, aku percaya". Bagi kita, Marta menjadi teladan dalam beriman: kendati ia tidak sepenuhnya mengerti kata-kata Yesus, ia percaya sepenuhnya.
   
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar seturut teladan St. Marta kami senantiasa membuka hati untuk menerima kehadiran-Mu serta percaya penuh kepada-Mu kendati ada banyak misteri tentang-Mu yang tidak dapat kami mengerti. Amin. -agawpr-
   
RD. Ag. Agus Widodo
Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia

Rabu, 29 Juli 2015 Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus Sahabat Tuhan

Rabu, 29 Juli 2015
Peringatan Wajib Sta. Marta, Maria, dan Lazarus Sahabat Tuhan
 
“Menghindari salib adalah esensi iblis. … Pikirkan lunaknya Gereja hari ini: keinginan untuk mengakomodasi dirinya kepada dunia, menyusut dari penderitaan, dan penyangkalan diri. Kita memiliki, di dunia Kekristenan hari ini, kata kotor yang baru dengan lima huruf: s-a-l-i-b. Kristus tanpa salib? Tentu saja semua orang menginginkannya.”- Ven. Fulton J. Sheen
   

Antifon Pembuka (Luk 10:38)

Yesus memasuki sebuah dusun, dan seorang wanita bernama Marta menyambut-Nya ke dalam rumahnya.

Jesus entered a village, where a woman named Martha welcomed him into her home.


Doa Pagi

Allah Bapa Kekal dan Kuasa, Putra-Mu telah sudi bertamu di rumah Santa Marta. Semoga berkat doanya kami setia melayani Kristus dalam diri sesama kami, supaya kelak kami pun dapat masuk ke dalam kediaman surgawi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (34:29-45)
    
  
"Melihat wajah Musa, orang-orang Israel takut mendekat."
    
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai dengan membawa kedua loh hukum Allah, ia tidak tahu bahwa kulit wajahnya bercahaya kareana ia telah berbicara kepada Tuhan. Dan ketika Harun dan semua orang Israel melihat Musa, tampaklah kulit wajahnya bercahaya. Maka mereka takut mendapati dia. Tetapi Musa memanggil mereka. Lalu Harun dan para pemimpin jemaah datang kepadanya dan Musa berbicara kepada mereka. Sesudah itu mendekatlah semua orang Israel lalu disampaikannyalah kepada mereka segala perintah yang diucapkan Tuhan kepadanya di atas Gunung Sinai. Setelah Musa selesai berbicara dengan mereka, diselubunginyalah wajahnya. Tetapi apabila Musa masuk menghadap Tuhan untuk berbicara dengan Dia, ditanggalkannyalah selubung itu sampai ia keluar. Dan apabila keluar, ia menyampaikan kepada orang Israel apa yang diperintahkan kepadanya. Apabila orang Israel melihat bahwa kulit wajah Musa bercahaya, maka Musa menyelubungi wajahnya kembali sampai ia masuk menghadap untuk berbicara dengan Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Kuduslah Tuhan, Allah kita.
Ayat. (Mzm 99:5.6.7.9)
1. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduskanlah Ia!
2. Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab mereka.
3. Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya, dan pada ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka.
4. Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah Tuhan, Allah kita!

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:44-46)
   
"Ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu."
    
Sekali peristiwa Yesus mengajar orang banyak, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Karena sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
 
Renungan
 
Musa adalah salah seorang tokoh yang menjadi perantara antara orang Israel dan Yahweh. Ia menjembatani keluhan-keluhan orang Israel kepada Yahweh. Malah, ia sendiri juga membawa keluhannya sendiri kepada Yahweh mengenai tingkah laku orang-orang Israel. Ia tidak hanya berkeluh kesah, tetapi juga memohonkan ampun dari Yahweh bagi orang-orang Israel. Malah ia bertekad akan mengundurkan diri dari tugas memimpin Israel apabila Yahweh tidak mengabulkan permohonannya. Tugas-tugas itu membuat Musa menjadi sangat dekat dengan Yahweh. Karena kedekatannya dengan Yahweh, Musa dihadiahi sebuah berkat istimewa: Mukanya selalu bercahaya setiap kali ia bertemu dengan Yahweh.

Tugas seorang pemimpin dalam Gereja, entah itu pemimpin tertahbis maupun pemimpin terbaptis, dalam arti tertentu adalah menjadi jembatan antara umat dan Tuhan. Karena tugas itu, maka pemimpin diharapkan selalu dekat dengan Tuhan. Ia mempersembahkan dalam doa-doanya, dalam kurban Kristus yang dirayakannya segala kepentingan jemaatnya. Malah, sama seperti Musa, seorang pemimpin dalam Gereja harus mempertaruhkan segalanya di hadapan Tuhan demi kepentingan jemaatnya, terutama demi pengampunan dosa mereka. Dengan itu diharapkan bahwa hidup mereka selalu bercahaya, karena selalu dekat dengan Tuhan dan Tuhan selalu hidup dalam diri mereka.

Tuhan, aku berdoa bagi pemimpin dalam Gereja, lindungi mereka selalu agar dapat mengemban tugas-tugasnya demi kepentingan jemaat dengan tekun dan setia. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Yoh 11:27)
    
Jawab Marta kepada Yesus: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia."

Martha said to Jesus: You are the Christ, the Son of God, who is coming into this world.

Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. (Mat 13,36)

Selasa, 28 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII
  


Kel. 33:7-11; 34:5b-9,28; Mzm. 103:6-7,8-9,10-11,12-13; Mat. 13:36-43.

Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. (Mat 13,36)

Di dunia ini, kebaikan dan kejahatan, roh baik dan roh jahat, orang baik dan orang jahat, dibiarkan hidup bersama. Bahkan dalam diri kita pun demikian: kita mempunyai sekian baik hal baik tetapi juga ada sekian banyak hal yang tidak baik. Hati, pikiran, mata, telinga, mulut, tangan, dll, banyak kita gunakan untuk melakukan kebaikan tetapi ada banyak pula hal-hal yang tidak baik, bahkan kejahatan yang pernah kita lakukan dengan organ-organ tubuh kita tesebut. Pembiaran itu tentunya mempunyai maksud yang positif. Seperti dikatakan Yesus, hal itu dimaksudkan agar kebaikan dan orang baik tidak ikut binasa ketika kita hendak membinakan kejahatan. Manfaat yang lain adalah agar kita mempunyai kesungguhan dalam berjuang untuk memelihara dan menumbuh-kembangkan yang baik sembari menghindari atau meminimalisir yang jahat, baik dalam diri kita sendiri maupun di sekitar kita. Kalau yang jahat itu tampak jelas sebagai sesuatu yang tidak baik, kita tidak terlalu sulit untuk membedakan dengan yang baik kendati tetap tidak selalu mudah untuk menghindarinya. Kesulitan akan menjadi lebih ketika yang jahat itu menyamar seolah-olah baik, misalnya dengan menggunakan kata-kata suci, menyebut nama Tuhan, dll. Dan memang, salah satu trik roh jahat dalm menjebak dan menjatuhkan kita adalah dengan menyamar menjadi "roh baik" sehingga kita sulit membedakan seperti halnya sulit membedakan antara ilalang dan gandum. Berhadapan dengan hal ini, satu-satunya kekuatan dan andalan kita hanyalah Tuhan.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk "hidup bersama" dengan si jahat tanpa harus terpengaruh dan kendati pun terhimpit kami tetap menjadi orang baik dan berkembang dalam kebaikan, syukur bisa membantunya untuk berubah menjadi baik. Amin. -agawpr-


RD. Ag. Agus Widodo
Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia

Selasa, 28 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVII

Selasa, 28 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII
  
“Dalam kehidupan ini, jiwa tidak bertumbuh seperti badannya” (St. Teresa dari Avila)


Antifon Pembuka (Mzm 103:8.10)

Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya. Tak pernah memperlakukan kita setimpal dosa kita, atau membalas kita setimpal kesalahan kita.

Doa Pagi

Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau tidak kelihatan tetapi selalu hadir di tengah-tengah kami, bila kami berkumpul dalam nama-Mu. Kami mohon, semoga kami tetap rukun dan menjadi umat-Mu yang suka akan kedamaian. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
  
Allah dengan segala kuasa dan kebaikan-Nya mewahyukan diri sebagai Allah yang sabar dan penuh kasih setia. Allah seperti inilah yang menyatakan diri menjadi pelindung dan penuntun Israel menuju tanah terjanji.
  

Bacaan dari Kitab Keluaran (33:7-11;34:5b-9.28)
   
"Tuhan bersabda kepada Musa dengan berhadapan muka."
   
Waktu Israel ada di padang gurun Musa mengambil sebuah kemah dan membentangkannya jauh di luar perkemahan. Kemah itu diberi nama Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari Tuhan, pergi ke Kemah Pertemuan itu di luar perkemahan. Apabila Musa pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah itu. Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, maka turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah lalu berbicaralah Tuhan dengan Musa di sana. Setelah seluruh bangsa melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya. Dan Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti orang yang berbicara dengan temannya. Kemudian kembalilah Musa ke perkemahan. Tetapi Yosua bin Nun, hambanya, orang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu. Pada suatu hari, pagi-pagi benar, Musa naik ke Gunung Sinai. Ia menyerukan nama Tuhan. Tuhan lewat di depan Musa sambil berseru, “Tuhan adalah Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya; rahmat dan kesetiaan-Nya berlimpah-limpah. Ia meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, Ia mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa. Tetapi orang yang bersalah tidak sekali-kali Ia bebaskan dari hukuman. Dan kesalahan bapa akan dibalaskan-Nya kepada anak-anak dan cucunya, sampai keturunan yang ketiga dan keempat.” Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah, serta berkata, “Jikalau aku mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, ya Tuhan, berjalanlah kiranya Tuhan di tengah-tengah kami. Sekalipun bangsa ini suatu bangsa yang berkeras kepala, tetapi ampunilah kesalahan dan dosa kami. Ambillah kami menjadi milik-Mu.” Musa berada di sana bersama-sama Tuhan empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tanpa makan roti dan tanpa minum air. Dan seluruh perjanjian, yakni kesepuluh sabda, dituliskannya pada loh batu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823
Ref. Tuhan itu pengasih dan penyayang
Atau: Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim
Ayat. (Mzm 103:6-7.8-9.10-11.12-13)
1. Tuhan menjalankan keadilan dan hukum bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
2. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak terus menerus Ia murka, dan tidak untuk selamanya Ia mendendam.
3. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan, atas orang-orang yang takut akan Dia!
4. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran-pelanggaran kita dibuang-Nya. Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian Tuhan sayang kepada orang-orang yang takwa.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus, akan hidup selama-lamanya.

Yesus kembali menjelaskan kehadiran kuasa Allah yang menghendaki keselamatan manusia. Selain itu, Ia mengingatkan adanya kekuatan jahat yang selalu mengganggu manusia supaya tidak mendapatkan keselamatan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:36-43)
 
"Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman."
   
Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya, “Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Yesus menjawab, “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang itu ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Yesus menjelaskan kepada murid-murid-Nya arti perumpamaan lalang di ladang itu. Anak Manusia telah menaburkan benih yang baik, tetapi iblis ikut menaburkan lalang di tengah dunia ini. Ada persaingan antara si jahat dan Anak Manusia. Hasil akhirnya akan kelihatan. Segala yang menyesatkan akan dicampakkan ke dalam dapur api, tetapi orang benar akan bercahaya seperti matahari. Kita harus berani bertempur dengan iblis untuk memenangkan sebanyak mungkin orang yang benar. Jadilah pemenang atas kuasa iblis.

Antifon Komuni (Kel 34:6)

Tuhan adalah Allah penyayang dan pengasih, panjang kesabaran-Nya dan berlimpah kasih setia-Nya.

Doa Malam

Allah Bapa Hakim Mahaadil, hanya Engkaulah yang mengadili tentang kebaikan dan kejahatan, bila sudah tiba waktunya. Kami mohon agar Kaulimpahi Roh-Mu, supaya kebaikan dapat berkembang dengan suburnya, sedangkan kejahatan dan dosa tersingkir musnah. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.


RUAH

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." (Mat 13,33)

Senin, 27 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII

Kel. 32:15-24,30-34; Mzm. 106:19-20,21-22,23; Mat. 13:31-35.

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." (Mat 13,33)

Untuk menghadirkan Kerajaan Sorga di dunia ini, yakni di sekitar kita: dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan dan masyarakat tempat kita tinggal, kita tidak perlu melakukan hal-hal yang besar atau membuat karya-karya monumental. Tindakan-tindakan yang kecil dan sederhana pun bisa menjadi tanda dan sarana hadirnya Kerajaan Allah. Itulah makanya Yesus menggunakan perumpamaan tentang ragi yang jumlahnya sedikit tetapi mengubah gandum menjadi roti. Kita pun akan menghadirkan Kerajaan Allah di sekitar kita kalau melalui hal-hal yang kecil dan sederhana, kita mampu mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Misalnya: kehadiran yang meneguhkan, pertolongan yang meringkankan beban orang lain, nasihat yang memberi pencerahan, senyuman yang menyejukkan, teguran yang menyadarkan dan mengoreksi kesalahan, termasuk penolakan untuk menghindari bahaya. Cinta kita pada lingkungan dan alam, misalnya dengan memperhatikan pengelolaan sampah, itu pun menjadi sarana bagi kita untuk menghadirkan Kerajaan Allah di bumi ini.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar melalui hal-hal sederhana yang kami katakan dan kerjakan, kami mampu menjadi tanda dan sarana hadirnya kerajaan-Mu di tengah-tangah kami. Amin. -agawpr-
  
RD. Ag. Agus Widodo
Collegio San Paolo Apostolo
Via di Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia

Senin, 27 Juli 2015 Hari Biasa Pekan XVII

Senin, 27 Juli 2015
Hari Biasa Pekan XVII

“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirakh (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” – Paus Benediktus XVI


Antifon Pembuka (Luk 10:38)

Allah memutuskan untuk memusnahkan mereka, seandainya tidak dicegah Musa, hamba-Nya terpilih. Sebab Musa menengahi di hadapan Tuhan, jangan sampai murka-Nya membinasakan mereka.

Doa Pagi


Allah Bapa Mahakuasa dan Kekal, semoga benih sabda-Mu menghasilkan buah: semoga kami Kauberi iman, sehingga mengakui bahwa Engkaulah Allah kami Yang Maha Esa yang senantiasa Ia mendampingi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Keluaran (32:15-24.30-34)
      
         
"Bangsa itu telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas."
      
Waktu itu Musa dan Yosua turun dari Gunung Sinai. Musa membawa di kedua tangannya kedua loh hukum Allah. Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah. Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah dan tulisannya adalah tulisan Allah, digurat pada loh-loh itu. Ketika Yosua mendengar sorak-sorai bangsa Israel, berkatalah ia kepada Musa, "Kedengaran bunyi sorak peperangan di perkemahan!" Jawab Musa, "Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan, melainkan nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar." Ketika sudah dekat perkemahan dan melihat anak lembu serta orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa. Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung. Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu, lalu dibakarnya dalam api, digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air, dan orang Israel disuruh meminumnya. Lalu berkatalah Musa kepada Harun, "Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?" Jawab Harun, "Janganlah Tuanku marah. Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. Mereka berkata kepadaku, 'Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami, sebab mengenai Musa, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.' Lalu aku berkata kepada mereka, 'Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.' Semua emas itu mereka berikan kepadaku; aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini." Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, "Kalian telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu." Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata, "Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu. Dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis." Maka Tuhan bersabda kepada Musa, "Barangsiapa berdosa terhadap-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu. Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku. Tetapi pada hari pembalasan-Ku, Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=bes, 2/4, PS 831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan, kar'na baiklah Dia!
Ayat. (Mzm 106:19–20.21–22.23; R:1a)
1. Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan, mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
2. Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
3. Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, kanon, PS 955
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yak 1:18)
Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:31-35)
  
"Biji sesawi itu menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya."
   
Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil di antara segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar daripada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang di cabang-cabangnya." Dan Yesus menceritakan perumpamaan lain lagi, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat, sampai seluruhnya beragi." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan. Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Dalam perumpamaan Injil hari ini digambarkan perkembangan Kerajaan Surga. Pertama, digambarkan sebagai biji sesawi yang memang kecil, tetapi kalau sudah mulai tumbuh, pelan-pelan menjadi besar dan bahkan menjadi pohon di mana burung dapat bersarang di atasnya. Demikian juga firman Allah atau iman akan Tuhan yang ada dalam diri seseorang awalnya hanya kecil, tetapi bila dipupuk terus lama-kelamaan menjadi besar dan menghasilkan buah kebaikan yang dirasakan banyak orang.

Perkembangan Kerajaan Surga juga seperti ragi, yang tidak kentara, yang diadukkan pada tepung terigu. Lalu semuanya diragikan dan akhirnya berkembang menjadi roti yang besar dan enak. Ragi yang kecil, tetapi dapat menyebabkan dan menghasilkan roti yang begitu besar dan enak. Iman dan kebaikan kita bagaikan ragi, yang pelan-pelan dapat mempengaruhi orang lain menjadi lebih baik dan merasakan manfaat dari bantuan kita.

Apakah kita semua sungguh mengalami perkembangan iman seperti itu? Semoga kita sungguh menjadi ragi masyarakat dan kebaikan kita terus bertumbuh seperti biji sesawi itu yang dapat dirasakan oleh orang sekitar kita. (PS/Inspirasi Batin 2015)

Antifon Komuni (Mat 13:33)

Kerajaan Allah itu ibarat ragi yang diambil seorang ibu. Dicampur terigu tiga takar. Seluruh adonan lalu beragi.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy