Kamis, 06 Agustus 2015
Pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya
Awan dan sinar. Kedua lambang ini selalu berkaitan satu sama lain, kalau
Roh Kudus menampakkan Diri. Sejak masa teofani Perjanjian Lama, awan -
baik yang gelap maupun yang cerah - menyatakan Allah yang hidup dan
menyelamatkan, dengan menyelubungi kemuliaan-Nya yang adikodrati.
Demikian juga dengan Musa di gunung Sinai Bdk. Kel 24:15-18., dalam
kemah wahyu Bdk. Kel 33:9-10. dan selama perjalanan di padang gurun Bdk.
Kel 40:36-38; 1 Kor 10:1-2.; pada Salomo waktu pemberkatan kenisah Bdk.
1 Raj 8:10-12.. Semua gambaran ini telah dipenuhi dalam Roh Kudus oleh
Kristus. Roh turun atas Perawan Maria dan "menaunginya", supaya ia
mengandung dan melahirkan Yesus (Luk 1:35). Di atas gunung transfigurasi
Ia datang dalam awan, "yang menaungi" Yesus, Musa, Elia, Petrus,
Yakobus dan Yohanes, dan "satu suara kedengaran dari dalam awan: Inilah
Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia" (Luk 9:34-35). "Awan" yang sama
itu akhirnya menyembunyikan Yesus pada hari kenaikan-Nya ke surga dari
pandangan para murid (Kis 1:9); pada hari kedatangan-Nya awan itu akan
menyatakan Dia sebagai Putra Allah dalam segala kemuliaan-Nya Bdk. Luk
21:27. (Katekismus Gereja Katolik, 697)
Antifon Pembuka (bdk. Mat 17:5)
Dalam awan yang bercahaya tampaklah Roh Kudus, dan terdengarlah suara
Bapa: Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan,
dengarkanlah Dia!
In a resplendent cloud the Holy Spirit appeared. The Father's voice was
heard: This is my beloved Son, with whom I am well pleased. Listen to
him.
Tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me.
PADA MISA HARI INI ADA GLORIA (MADAH KEMULIAAN), TANPA CREDO (SYAHADAT)
Doa Pagi
Ya Allah, dalam Penampakan Kemuliaan Putra Tunggal-Mu, Engkau
mengukuhkan misteri iman dengan kesaksian Musa dan Elia. Secara
mengagumkan, Engkau juga memaklumkan martabat kami sebagai anak-anak
angkat-Mu yang terkasih. Semoga kami, yang mendengarkan suara Putra-Mu
terkasih, menjadi ahli waris yang sah bersama-Nya, yang hidup dan
berkuasa, bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah,
sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Pertama
Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)
"Pakaian-Nya putih seperti salju."
Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut
Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti
bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang
berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya.
Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya.
Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus
melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan
seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu,
dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu
diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka
segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal
adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a)
1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau
bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan
hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan
semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat
kemuliaan-Nya.
3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.
Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)
"Suara itu kami dengar datang dari surga."
Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol
manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan
kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari
kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan
kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang
kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami
bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami
makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi.
Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan
pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan
bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 17:5c)
Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:2-10)
"Inilah Anak yang Kukasihi."
Sekali peristiwa, Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka: Pakaian-Nya menjadi sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian sampai seputih itu. Maka tampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus, “Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Petrus berkata demikian, sebab ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka, dan dari dalam awan itu terdengar suara, “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia!” Dan sekonyong-konyong, waktu memandang sekeliling, mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceritakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan ‘bangkit dari antara orang mati’.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Ada seorang yang kurang mampu, tetapi ingin tampak kaya. Gayanya
selangit, kadang terkesan norak. Muka di-make-up cerah, pakai banyak
gelang emas (entahlah asli?), anting-anting besar, dan tas bermerek
terkenal (tampak palsu). Pikirnya, dengan begitu dia punya harga diri
lebih. Sebaliknya, ada juga orang kaya yang rendah hati. Walau banyak
harta, dia tidak memamerkannya. Semua orang tahu, sebenarnya dia kaya
dan baik hati.
Berubah diri memang perlu, tapi tentu ke arah positif. Yesus juga
berubah diri. Dia yang Allah mulia di surga menjadi manusia sama seperti
kita, kecuali dalam hal dosa. Di depan tiga murid-Nya (Petrus,
Yakobus, dan Yohanes), Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Mereka terpana
dan ingin tetap di atas gunung menikmati kebahagiaan itu. Tapi Yesus
mengajak mereka turun gunung, masuk dalam hidup sehari-hari.
Satu-satunya yang dikehendaki Allah adalah mendengarkan Yesus,
Putra-Nya. Inilah transformasi diri yang diinginkan Allah juga dari
kita: mendengarkan Yesus!
Kerapkali kita sulit mendengarkan Yesus. Kita lebih mudah mendengarkan
diri sendiri. Kita mau mendengarkan Allah hanya kalau itu cocok dengan
kemauan kita. Kita perlu berubah, mentransformasi diri. Kita tidak boleh
menampakkan kemuliaan diri, tetapi kemuliaan Allah; mendengarkan Allah,
dan bukan mendengarkan ego sendiri.
Ya Tuhan, tolonglah aku untuk mampu mendengarkan Dikau, sehingga aku pun berkenan kepada-Mu. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)
“Apa yang lebih bahagia, lebih tinggi dan lebih mulia daripada tinggal bersama dengan Tuhan dalam kemuliaan-Nya” (St. Atanasius)
Antifon Komuni (1Yoh 3:2)
Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
When Christ appears, we shall be like him, for we shall see him as he is.