| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

"Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau." (Mzm 139,8)

Rabu, 26 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XXI 
 

1Tes. 2:9-13; Mzm. 139:7-8,9-10,11-12ab; Mat. 23:27-32.

"Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau." (Mzm 139,8)
  
Injil hari ini kembali menampilkan kritikan atau kecaman pedas dari Yesus terhadai orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang munafik. Boleh dikatakan, Yesus adalah seorang "kritikus", yang menurut KBBI diartikan "orang yang ahli dalam memberikan pertimbangan (pembabasan) tentang baik buruknya sesuatu". Untuk kita, tentu tidak mudah membedakan antara yang tulus dan munafik, sebab kita tidak tahu secara pasti apa yang ada dalam hati seseorang. Namun, Yesus adalah Tuhan. Ia tahu semuanya sebagaimana diungkapkan dalam Mazmur. Di hadapan sesama: suami/istri/anak, teman/sahabat, rekan kerja, atasan, dll, mungkin kita masih bisa saling menyembunyikan kejahatan, dosa, kesalahan, kenyataan atau kebenaran. Namun, di hadapan Tuhan, tidak bisa. Melalui suara hati atau hati nurani, Tuhan akan selalu mengkritik kita, yakni selalu memberikan pertimbangan akan baik buruknya yang kita pikirkan, katakan dan lakukan. Tinggal bagaimana kita menanggapinya. Apakah kita cuek, yang penting tampak baik sehingga orang lain pun melihat hanya yang baik-baik saja? Atau apakah kita menerima kritikan dari Tuhan itu, kemudian berani mengoreksi diri dan tampil apa adanya secara tulus, termasuk ketika harus mengakui kesalahan dan menanggung risikonya?

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat membebaskan diri dari kemunafikan sehingga tumbuh berkembang sebagai orang yang tulus. Amin. -agawpr-

Rabu, 26 Agustus 2015 Hari Biasa Pekan XXI

Rabu, 26 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XXI
    
Allah dapat mewahyukan masa depan kepada para nabi dan orang-orang kudus yang lain. Tetapi sikap Kristen ialah menyerahkan masa depan dengan penuh kepercayaan kepada penyelenggaraan ilahi dan menjauhkan diri dari tiap rasa ingin tahu yang tidak sehat. Siapa yang kurang waspada dalam hal ini bertindak tanpa tanggung jawab. (Katekismus Gereja Katolik, 2115)


Antifon Pembuka (1Tes 2:13)

Terimalah sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi menurut apa adanya, yaitu sebagai sabda Allah.

Doa Pagi


Allah Bapa kami yang mahabaik, bukalah kiranya hati kami, agar dapat memahami benar sabda-Mu. Bukalah kiranya lisan kami, agar dapat mewartakan misteri-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:9-13)
    
  
"Sambil bekerja siang malam kami memberitakan Injil Allah kepada kalian."
     
Saudara-saudara, kalian tentu masih ingat akan usaha dan jerih payah kami. Sebab kami bekerja siang malam, agar jangan menjadi beban bagi siapa pun di antaramu. Di samping itu kami pun memberitakan Injil Allah kepada kalian. Kalianlah saksinya, demikian pula Allah, betapa saleh, adil dan tak bercacatnya kami berlaku di antara kalian yang telah menjadi percaya. Kalian tahu, betapa kami telah mengasihi kalian dan menguatkan hatimu masing-masing, seperti seorang bapa terhadap anak-anaknya; dan betapa kami telah meminta dengan sangat agar kalian hidup sesuai dengan kehendak Allah, yang memanggil kalian ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya. Karena itulah kami tak putus-putusnya mengucap syukur kepada Allah, sebab kalian telah menerima sabda Allah yang kami beritakan itu. Pemberitaan kami itu telah kalian terima bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan sebagai sabda Allah, sebab memang demikian. Dan sabda Allah itu bekerja giat di dalam diri kalian yang percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku.
Ayat. (Mzm 139:7-8, 9-10, 11-12ab; Ul: 1)
1. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
2. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
3. Jika aku berkata, "Biarlah kegelapan melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (1Yoh 2:5)
Sempurnalah cinta Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:27-32)
   
"Kalian ini keturunan pembunuh nabi-nabi."
    
Pada waktu itu Yesus berkata, "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Dari dahulu sampai sekarang tukang ramal itu ada. Pada zaman Paulus, umat Tesalonika tergoda akan ramalan hari kiamat. Agar mereka tak masuk perangkap ramalan palsu itu, Paulus bekerja keras memberitakan Injil yang benar. Di zaman kini, ada juga orang yang meramal demikian. Kita masih ingat akan ramalan kiamat pada tahun 2000 dan tahun 2012. Tapi semua ramalan itu tak ada yang terjadi. Palsu!

Tentang hari kiamat, Yesus berkata, ”tak seorang tahu, Anak pun tidak, hanya Bapa saja.” Kita harus berpegang pada ajaran Yesus ini. Firman Tuhan harus kita percayai sungguh, hingga firman itu hidup dan bekerja di dalam diri kita serta menghasilkan buah. Kita harus meninggalkan hal-hal munafik, sebab ia seperti kuburan: indah di luar, tapi busuk di dalam. Ramalan bisa membuat kaya si peramal, namun derita bagi yang percaya. Janganlah kita percaya akan ramalan, tidak hanya ramalan akan hari kiamat, tetapi juga ramalan akan nasib dengan melihat garis tangan, kartu, zodiak, bola kristal, dsb. Semuanya itu dapat membuat kita takut, tidak bekerja maksimal, dan ditipu. Siapakah yang tahu akan masa depan kita selain Tuhan? Tukang ramal saja tidak mau meramal dirinya! Lalu, mengapa kita mau ikut dia?

Ya Tuhan, aku mau membersihkan diriku dari hal-hal palsu dan ramalan kosong. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Mzm 139:7-8)

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?

"Bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih!" (Mat 23,26).

Selasa, 25 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XXI

 
1Tes. 2:1-8; Mzm. 139:1-3,4-6; Mat. 23:23-26.

"Bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih!" (Mat 23,26).

Mungkin, pernah atau bahkan sering kita menerima kiriman dari teman/saudara yang berupa kisah atau puisi atau sekedar kata-kata yang inspitarif. Biasanya bukan buatan sendiri tetapi hasil cari "copas" (copy paste) tanpa menyebut sumber aslinya (saya tidak tahu apakah ini termasuk melanggar hak cipta atau tidak). Ada banyak hal yang sangat baik, positif dan sungguh-sungguh bermanfaat bagi kita. Namun, sebaiknya kita tetap harus kritis, tidak menerimanya begitu saja. Satu contoh kecil ada tulisan yang mengatakan bahwa "tidak ada kritik yang membangun, semua kritik itu merusak dan menghancurkan". Lalu masih ditambah dengan pertanyaan "masihkah kita percaya ada kritik membangun?" Ketika membaca hal ini, spontan saya teringat pada Yesus yang dengan keras mengkritik bahkan mengecam orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Lalu teringat juga akan Rm. Magnis yang sering mengkritik pemerintah dan baru saja menerima penghargaan dari Presiden Jokowi. Saya sendiri lalu yakin bahwa kritik itu sesuatu yang baik dan saya sendiri membutuhkan kritik. Memang, kritik itu seringkali merupakan sesuatu yang tidak mengenakkan, bukan hanya bagi yang dikritik tetapi juga bagi yang mengkritik. Yang diperlukan di sini adalah keseimbangan, paling tidak dalam 2 hal. Pertama, kita harus objektif, kalau sesuatu itu harus dikritik ya kita kritik, namun layak diapresiasi ya kita beri pujian. Kedua, kritis itu harus seimbang ke dalam dan keluar, baik dalam arti kalau mau mengkritik juga harus mau dikritik, maupun juga berarti kita sendiri harus mau melakukan auto-kritik atau instropeksi diri. Ini yang secara khusus ditekankan oleh Yesus.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk melakukan instropeksi diri dan berilah kami kebijaksanaan baik dalam memberi maupun menerima kritik. Amin. -agawpr- (Rm. Ag. Agus Widodo, Pr)

Selasa, 25 Agustus 2015 Hari Biasa Pekan XXI

Selasa, 25 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XXI
 
“Bermurah hatilah terhadap mereka yang miskin, kurang beruntung dan menderita” (St. Ludovikus)

 
Antifon Pembuka (Mzm 139:1-2)
 
Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku. Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.
 
Doa Pagi

 
Ya Allah, semoga kami Kauresapi dengan semangat Injil-Mu. Berilah kiranya kami iman dan hati lemah-lembut, agar dapat membuktikan segala yang kami dengar dari pembuktian segala yang kami dengar dari Yesus, Putra-Mu, dan Guru kami. Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Motivasi dalam pelayanan dan pewartaan Injil bukanlah demi sebuah pujian atau martabat. Paulus menegaskan bahwa ketulusan hati untuk Allah menjadi motivasi utama dalam karya pelayanannya. Dengan begitu segala kesulitan dan penderitaan yang muncul tidak menyurutkan semangat pelayanannya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (2:1-8)
    
  
"Kami rela membagi dengan kalian, bukan hanya Injil Allah, melainkan hidup kami sendiri."
    
Saudara-saudara, kalian sendiri tahu, bahwa kedatangan kami di antara kalian tidaklah sia-sia. Memang sebelum datang kepadamu, kami telah dianiaya dan dihina di kota Filipi, seperti kalian tahu. Namun berkat pertolongan Allah kita, kami mendapat keberanian untuk mewartakan Injil Allah kepadamu dalam perjuangan yang berat. Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan, atau maksud tidak murni, atau disertai tipu daya. Sebaliknya Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita. Seperti kalian ketahui, kami tidak pernah bermulut manis, dan tidak pernah sembunyi-sembunyi mengejar keuntungan pribadi; Allahlah saksinya. Tidak pernah pula kami mencari pujian dari manusia, baik dari kalian maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian sebagai rasul-rasul Kristus. Tetapi kami berlaku ramah di antara kalian, sama seperti seorang ibu mengasuh anaknya. Begitu besar kasih sayang kami kepadamu, sehingga kami rela membagi dengan kalian bukan hanya Injil Allah, melainkan juga hidup kami sendiri, karena kalian memang kami kasihi.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal kami.
Ayat. (Mzm. 139:1-3.4-6)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Ibr 4:12)
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
 
Yesus mengecam orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang tidak mengedepankan hukum Allah dalam pelaksanaan hidup sehari-hari. Apa yang mereka kerjakan berbeda dengan apa yag mereka ketahui dan ajarkan. Dengan kecaman ini, Yesus ingin mengembalikan mereka pada cara yang tepat dalam menjalankan hidup sesuai dengan kehendak Allah.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (23:23-26)
    
"Yang satu harus dilakukan, tapi yang lain jangan diabaikan."
    
Pada waktu itu Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kalian bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kalian abaikan, yaitu keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan, tetapi yang lain jangan diabaikan. Hai kalian pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kalian tepiskan dari minumanmu tetapi unta di dalamnya, kalian telan. Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kalian bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang-orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
 
Renungan
 

Kata-kata kebinasaan dan sangat pedas yang diarahkan oleh Yesus kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi bukan tanpa dasar. Pola tingkah para pemimpin agama memang sudah keterlaluan. Sebagai pengajar, mereka mengabaikan keadilan, belas kasih dan kesetiaan. Taurat dipakai untuk mencari keuntungan pribadi. Hendaknya kita waspada, khususnya bagi para pemberita firman (yang sering diundang pergi ke mana-mana). Gunakan Firman Tuhan untuk membawa orang kepada pertobatan, bukan untuk mencari keuntungan pribadi.

Doa Malam

Allah Bapa Mahamulia, barangsiapa sederhana hatinya dibukakan pintu kerajaan surga. Kami mohon, tunjukkanlah jalan pada diri Yesus, Pemimpin kami yang sejati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

RUAH

"Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" (Yoh 1,49)

Senin, 24 Agustus 2015
Pesta St. Bartolomeus, Rasul 
 
Why. 21:9b-14; Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Yoh. 1:45-51

"Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" (Yoh 1,49)

Hari ini kita merayakan pesta rasul Bartolomeus. Kemungkinan, dia adalah orang yang sama dengan Natanael yang dikisahkan dalam Injil ini. Kemungkinan juga, dia berasal dari kalangan petani mengingat Yesus melihatnya berada di bawah pohon ara, entah sedang istirahat (ngèyup) atau memang petani ara. Saya tertarik dengan dinamika iman yang dialaminya. Semula, ia meragukan Yesus. Namun, setelah diajak oleh Filipus untuk datang dan melihat-Nya, kemudian mendengar sendiri apa yang dikatakan-Nya, Ia menjadi percaya. Dan sebagai buah dari imannya itu, Yesus menjanjikan bahwa ia akan melihat hal-hal besar. Dimamika seperti ini, kiranya juga baik untuk kita jadikan sebagai dinamika hidup beriman kita. Mungkin, kita pernah mengalami keraguan. Namun, kemauan untuk tetap datang kepada Tuhan, melihat-Nya dengan mata iman dan mendengarkan sabda-sabda-Nya, akan semakin memupuk iman kita. Dalam Misa, di mana dengan mata iman kita melihat Yesus yang hadir dalam rupa roti ekaristi, apalagi kemudian menyambut-Nya, kita mendapatkan daya hidup ilahi yang meneguhkan iman kita. Dengan mendengarkan atau membaca sabda Tuhan kita juga akan semakin melihat dan mengimani hal-hal besar yang dikerjakan-Nya.

Doa: St. Bartolomeus, doakanlah kami agar kami mampu mengatasi keraguan iman kami dengan datang kepada Tuhan dan mendengarkan-Nya. Amin. -agawpr- (Rm. Ag. Agus Widodo, Pr)

Senin, 24 Agustus 2015 Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Senin, 24 Agustus 2015
Pesta St. Bartolomeus, Rasul

Pencurahan darah Kristus adalah sumber kehidupan Gereja. Santo Yohanes, sebagaimana kita tahu, melihat dalam air dan darah yang mengalir dari Tubuh Tuhan kita dari situlah terpancar kehidupan ilahi yang diberikan oleh Roh Kudus dan dikomunikasikan kepada kita dalam sakramen-sakramen (Yoh 19:34; lih 1 Yoh 1 : 7; 5: 6-7). Surat Ibrani menjelaskan, kita bisa mengatakan, keterlibatan liturgi dari misteri ini. Yesus, oleh penderitaan dan kematian-Nya, mempersembahkan diri-Nya pada Roh yang abadi, telah menjadi Imam Agung kita dan "Pengantara dari perjanjian baru" (Ibr 9:15). Firman ini menggemakan kata-kata Tuhan kita sendiri pada Perjamuan Terakhir, ketika ia menetapkan Ekaristi sebagai sakramen Tubuh-Nya, diberikan untuk kita, dan Darah-Nya, Darah perjanjian baru dan kekal dicurahkan untuk pengampunan dosa (lih Mk 14:24; Mat 26:28; Luk 22:20). (Paus Benediktus XVI; Homili Katedral Darah Dari Tuhan kita Yesus Kristus Yang Paling Berharga, Westminster)


Antifon Pembuka (Mzm 96(95):2-3)

Maklumkanlah keselamatan Tuhan hari demi hari, wartakanlah kemuliaan-Nya di antara para bangsa.

Proclaim the salvation of God day by day; tell among the nations his glory.
 
   
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
    
 Doa Pagi

Allah Bapa, Raja Mahamulia, penyelamat manusia, teguhkanlah iman di dalam diri kami. Dengan iman Rasul Bartolomeus sudah terpaut pada Kristus dengan hati tulus ikhlas. Semoga berkat doanya Gereja-Mu menjadi tanda dan saluran keselamatan untuk segala bangsa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Wahyu (21:9b-14)
   
   
"Tembok kota kudus dibangun atas dua belas batu dasar."
   
Aku, Yohanes, mendengar seorang malaikat berkata kepadaku, “Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” Lalu, di dalam roh aku dibawanya ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi, dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus, Yerusalem, turun dari surga, dari Allah. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah, dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. Temboknya besar lagi tinggi, pintu gerbangnya dua belas buah. Di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua belas malaikat, dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel. Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang, di sebelah utara tiga pintu gerbang, di sebelah selatan tiga pintu gerbang, dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar, dan di atasnya tertulis nama kedua belas rasul Anak Domba.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Para kudus-Mu, ya Tuhan, memaklumkan Kerajaan-Mu yang semarak mulia.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13b.17-18)
1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi, pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 1:49b)
Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:45-51)
     
"Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
   
Sekali peristiwa Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Kata Natanael kepadanya, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Kata Filipus kepadanya, Mari dan lihatlah!” Melihat Natanael datang kepada-Nya, Yesus berkata tentang dia, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” Kata Natanael kepada Yesus, “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya, “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” Kata Natanael kepada-Nya, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Yesus menjawab, kata-Nya, “Karena Aku berkata kepadamu ‘Aku melihat engkau di bawah pohon ara’, maka engkau percaya? Hal-hal yang lebih besar daripada itu akan engkau lihat!” Lalu kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Kita senang berjumpa dengan orang yang jujur dan tidak ada kepalsuan hidup. Yesus pun demikian. Yesus berjumpa dengan Bartolomeus dan memujinya, karena ia seorang Israel sejati dan tidak ada kepalsuan pada dirinya. Yesus melihat ketulusan hatinya. Yesus tidak hanya memujinya, tetapi juga menjanjikan bahwa ia akan melihat kemuliaan Allah. Dan memang, ketika meninggal, Bartolomeus memandang kemuliaan Allah.
    
Semua kita akan melihat kemuliaan Allah ketika mati dalam Tuhan. Kita akan melihat malaikat-malaikat Allah mendatangi kita, menjemput kita dan menghantar kita ke pangkuan Bapa di surga. Yesus menjanjikan hal ini kepada siapa saja yang hidup jujur, tulus hati, dan tidak ada kepalsuan seperti Bartolomeus. Namun, kita tahu, tak mudah hidup seperti itu. Kita perlu bantuan rahmat Tuhan.

Yesus, berilah aku kekuatan untuk hidup jujur, tulus, dan tidak ada kepalsuan dalam diriku ini. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (Luk 22:29-30)

Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, sabda Tuhan.

I confer a kingdom on you, just as my Father has conferred one on me, that you may eat and drink at my table in my kingdom, says the Lord.
Minggu, 23 Agustus 2015
Hari Minggu Biasa XXI
   
Yos. 24:1-2a,15-17,18b; Mzm. 34:2-3,16-17,18-19,20-21,22-23; Ef. 5:21-32; Yoh 6:60-69.

"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal"
  
Orangtua yang baik, bagitu pula seorang guru yang baik, yang tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik, tentunya tidak hanya menyampaikan hal-hal yang mudah dan menyenangkan bagi anak-anak atau murid-murid-Nya. Ada kalanya, dia harus menyampaikan sesuatu yang sulit. Tidak hanya sulit dimengerti tetapi juga sulit untuk diaplikasikan atau dilaksanakan. Tidak jarang pula, untuk membuat anak atau muridnya sungguh memperhatikan, ia menggunakan metode yang agak keras, termasuk intonasi suaranya. Apalagi kalau hal yang harus disampaikan tersebut merupakan sesuatu yang penting sehingga mau tidak mau, anak atau muridnya harus mengerti dan bisa bisa menerapkan atau melaksanakannya, sering dia harus mengulang sampai beberapa kali. Biasanya, pada pengulangan yang kedua, ketiga, apalagi yang keempat dan seterusnya, nada suara dan gestur tubuh sudah lain. Bagi anak yang ingin maju dan berkualitas, hal ini justru memacu untuk semakin memperhatikan, sementara bagi yang tidak ingin maju tentu saja malah mengabaikan, bahkan meninggakan kelas. Hal yang sama dipakai oleh Yesus dalam mengajar dan mendidik murid-murid-Nya. Ia tidak hanya memberi mereka makan dengan melipat-gandakan roti tetapi juga menuntut mereka untuk mengerti apa makna sesungguhnya dari penggandaan roti yang telah Dia lakukan sampai pada pengertian dan pengakuan (iman) mengenai siapakah Dia. Bagi yang hanya ingin cari enak (dapat roti gratis), tentu tuntutan Yesus itu berat sehingga mereka memilih mundur. Namun, bagi para murid yang yakin bahwa dalam diri Yesus, dalam sabda dan karya-Nya, ada hidup sejati yang dialirkan dan dibagikan, maka sesulit apa pun, mereka tetap mengikuti-Nya. Bahkan, ketika kelak para murid ini harus menyerahkan nyawa mereka demi iman kepada Yesus, mereka pun pantang mundur. Semoga, kita pun menjadi murid-murid Kristus di zaman sekarang yang mempunyai kualitas semacam itu. Dengan mengikuti Yesus, tentu ada banyak rahmat dan kemudahan yang kita terima. Namun, ada kalanya kita mengalami sesuatu yang sulit, pengalaman pahit, ujian hidup, penderitaan, dll. Di saat-saat semacam itu, kualitas iman kita sungguh diuji. Apakah kita tetap setia dan percaya kepada Tuhan? Atau kita meragukan Dia, marah kepada-Nya dan bahkan meninggalkan-Nya?

Doa: Tuhan, berilah kami iman yang mendalam dan tangguh agar kami tidak mudah goyah ketika berhadapan dengan kesulitan dan penderitaan. Amin. -agawpr.net- (Rm. Ag. Agus Widodo, Pr)

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy