| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Senin, 31 Agustus 2015 Hari Biasa Pekan XXII

Senin, 31 Agustus 2015
Hari Biasa Pekan XXII
  
Kebangkitan Kristus adalah masalah iman: campur tangan transenden dari Tuhan sendiri dalam ciptaan dan sejarah. Di situ ketiga Pribadi ilahi bekerja bersama-sama dan serentak juga menyatakan sifat-Nya yang khas. Peristiwa itu terjadi oleh kekuasaan Bapa, yang "membangkitkan" Kristus, Anak-Nya Bdk. Kis 2:24. dan menerima sepenuhnya kodrat manusia-Nya - bersama dengan tubuh-Nya - dalam Tritunggal. Yesus dinyatakan secara definitif "sebagai Putra Allah menurut Roh kekudusan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa" (Rm 1:3-4). Santo Paulus menekankan wahyu kekuatan Allah Bdk. Rm 6:4; 2Kor13:4; Flp 3:10; Ef 1:19-22; Ibr 7:16. oleh karya Roh yang menghidupkan kodrat manusia Yesus yang sudah mati dan mengangkatnya ke dalam keadaan mulia, ke dalam keadaan sebagai Tuhan. -- Katekismus Gereja Katolik, 648

Antifon Pembuka (Luk 4:18)

Roh Tuhan menyertai Aku. Aku diutus-Nya untuk mewartakan kabar gembira kepada kau fakir miskin.

Doa Pagi

Allah Bapa kami, sumber kehidupan, Engkaulah Allah orang-orang hidup, yang membangkitkan Yesus, hamba-Mu dari alam maut. Kami mohon iman bahwa segalanya dapat berubah. Berilah kiranya kami harapan baru dan bimbinglah kami agar dapat bersatu dengan Yesus Putra-Mu terkasih dan dengan semua saja yang mencari Engkau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Tesalonika (4:13-17)
      
     
"Mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan oleh Allah bersama Yesus."
      
Saudara-saudara, kami ingin agar kalian mengetahui tentang orang-orang yang sudah meninggal dunia, supaya kalian jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena kalau kita percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa semua orang yang telah meninggal dunia dalam Yesus akan dikumpulkan oleh Allah bersama dengan Yesus. Hal ini kami katakan kepadamu seturut sabda Allah ini. Kita yang hidup dan masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali takkan mendahului mereka yang sudah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberikan, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, Tuhan sendiri akan turun dari surga. Dan mereka yang telah meninggal dalam Kristus Yesus akan lebih dahulu bangkit. Sesudah itu kita yang hidup dan masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Kristus di angkasa.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan akan datang menghakimi dunia dengan adil
Ayat. (Mzm. 96:1.3.4-15.11-12.13)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
2. Sebab mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
3. Biarlah langit bersukacita dan bumi bersoraksorai, biar gemuruhlah laut serta segala isinya; biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya dan segala pohon di hutan bersorak-sorai.
4. Biarlah mereka bersukacita di hadapan Tuhan, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 4:18)
Roh Tuhan menyertai aku; Aku diutus Tuhan mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-30)
 
"Aku diutus menyampaikan kabar baik kepada orang miskin. Tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya."
 
Sekali peristiwa datanglah Yesus di Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Seperti biasa, pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat. Yesus berdiri hendak membacakan Kitab Suci. Maka diberikan kepada-Nya Kitab Nabi Yesaya. Yesus membuka kitab itu dan menemukan ayat-ayat berikut, "Roh Tuhan ada pada-Ku. Sebab Aku diurapi-Nya untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin. Dan Aku diutus-Nya memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, penglihatan kepada orang-orang buta, serta membebaskan orang-orang yang tertindas; Aku diutus-Nya memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Yesus menutup kitab itu dan mengembalikannya kepada pejabat; lalu Ia duduk, dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Kemudian Yesus mulai mengajar mereka, kata-Nya, "Pada hari ini genaplah ayat-ayat Kitab Suci itu pada saat kalian mendengarnya." Semua orang membenarkan Yesus. Mereka heran akan kata-kata indah yang diucapkan-Nya. Lalu mereka berkata, "Bukankah dia anak Yusuf?" Yesus berkata, "Tentu kalian akan mengatakan pepatah ini kepada-Ku, 'Hai Tabib sembuhkanlah dirimu sendiri. Perbuatlah di sini, di tempat asal-Mu ini, segala yang kami dengar telah terjadi di Kapernaum!" Yesus berkata lagi, "Aku berkata kepadamu: Sungguh, tiada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar, 'Pada zaman Elia terdapat banyak wanita janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang wanita janda di Sarfat, di tanah Sidon. Dan pada zaman Nabi Elisa banyak orang kusta di Israel tetapi tiada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu sangat marahlah semua orang di rumah ibadat itu. Mereka bangkit lalu menghalau Yesus ke luar kota, dan membawa Dia ke tebing gunung tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Setiap kali merayakan Misa Requiem, tema khotbah pasti selalu sekitar kematian dan kebangkitan.Dalam Kitab Suci, ada beberapa pandangan tentang kematian. Orang Farisi percaya akan kebangkitan, orang Saduki tidak. Orang Yunani tidak mengetahui tentang kebangkitan, sementara umat di Tesalonika ”berdukacita, tidak mempunyai harapan.”

Kematian memang merupakan sisi gelap manusia. Jika ada kematian, hubungan antarmanusia terputus. Tetapi, iman Kristiani membuatnya terang. Yesus sendiri telah wafat dan bangkit. Tidak ada manusia yang pernah hidup, lalu mati dan bangkit, selain Yesus Kristus. Paulus mengajarkan, ”Jika kita percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, maka kita percaya juga, bahwa mereka yang meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia” (1Tes. 4:14).Jadi, kita tahu ke mana kita akan pergi sesudah mati. Kematian tidak menakutkan kita lagi, tidak membuat kita berduka tanpa harapan. Inilah kesaksian iman yang harus kita wartakan.

Yesus datang membawa Kabar Gembira itu. Ia membebaskan kita dari kegelapan hidup: dari dosa kepada keselamatan; dari tidak tahu menjadi tahu akan hidup kekal. Marilah kita menyampaikan Kabar Baik ini kepada setiap orang, mulai dari orang yang terdekat dengan kita, orang-orang yang kehilangan harapan karena kematian. Jangan takut akan penolakan saat kita menyatakan kebenaran ini, sebab Yesus Tuhan dan Juru Selamat kita sudah mengalaminya terlebih dahulu.

Ya Tuhan, semoga aku menjadi pembawa rahmat-Mu bagi yang terbelenggu, sakit, menderita dan kehilangan harapan hidup. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian)

Antifon Komuni (1Tes 4:14)

Kalau kita percaya bahwa Yesus telah wafat dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa semua orang yang meninggal dalam iman akan Yesus, akan dihimpun Allah bersama dengan Yesus.

Minggu, 30 Agustus 2015 Hari Minggu Biasa XXII

Minggu, 30 Agustus 2015
Hari Minggu Biasa XXII

Kewajiban-kewajiban keluarga atau tugas-tugas sosial yang penting memaafkan secara sah perintah mengikuti istirahat pada hari Minggu --- Katekismus Gereja Katolik, 2185

Antifon Pembuka (Mzm 85:3.5)

Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Engkau baik hati, ya Tuhan, dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.

Have mercy on me, O Lord for I cry to you all the day long. O Lord, you are good and forgiving, full of mercy to all who call to you.

Miserere mihi Domine, quoniam ad te clamavi tota die: quia tu Domine suavis ac mitis es, et copiosus in misericordia omnibus invocantibus te.


Doa Pagi


Allah yang Mahakuasa, Engkaulah sumber dan asal segala yang baik. Bangkitkanlah dalam diri kami kasih akan Dikau dan tambahkanlah iman kami. Semoga Engkau memupuk benih-benih yang baik dalam diri kami dan memeliharanya sampai menghasilkan buah. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepan-jang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (4:1-2.6-8)
    
  
"Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu; dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan."
      
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup, dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu. Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu, dan janganlah kamu menguranginya; dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu. Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa. Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi! Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita berseru kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, ¾, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3a.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang yang tercela, tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang bertakwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba, dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.

Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:17-18.21b-22.27)
   
"Hendaklah kamu menjadi pelaku firman."
    
Saudara-saudaraku yang terkasih, setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang. Pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya pada tingkat yang tertentu kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. Terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Hendaklah kamu menjadi pelaku firman, dan bukan hanya pendengar! Sebab jika tidak demikian, kamu menipu diri sendiri. Ibadah sejati dan tak bercela di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemari oleh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yak 1:18)
Atas kehendak-Nya sendiri, Allah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-8.14-15.21-23)
        
"Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
     
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka, “Dengarkanlah Aku dan camkanlah ini! Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan dia! Sebab dari dalam hati orang timbul segala pikiran jahat, pencabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan
 
Bukan tangan yang bersih karena dibasuh dengan sabun wangi yang membuat hati kita secara otomatis suci, bersih dan murni; tetapi sebaliknya hati yang suci, bersih dan murni lah yang menyucikan tangan kita karena hati yang demikian akan menggerakkan tangan kita untuk mengasihi dan melayani. Demikian pula, hati yang selalu suci dan murni tidak akan pernah takut berdekatan dengan orang berdosa atau pun hal-hal yang menajiskan, tetapi justru tergerak untuk mengulurkan tangannya sehingga kasih dalam hatinya terwujud secara nyata. Ia yakin bahwa dosa tidak menular dan kenajisan tidak mengkontaminasi dirinya hanya dengan kedekatan dan sentuhan tangan, tetapi sebaliknya justru kasihnya yang terpancar dari dalam hati dan terulur lewat tangan yang menolong itulah yang mampu menyelamatkan orang berdosa dan membantu menyucikan diri dari kenajisan. Dan inilah yang dikatakan oleh St. Yakobus sebagai ibadah yang sejati, misalnya: mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka. Arti lebih luasnya tentu mengasihi secara konkret saudara/i kita yang lemah dan menderita. Ibadat yang tidak membuahkan kasih hanyalah ibadat yang mandul dan bukan merupakan ibadah yang sejati (bdk. SC 10)

Doa: Tuhan, berilah kami hati yang suci, bersih dan murni agar mampu tangan kami digerakkan olehnya untuk mengasihi dan melayani secara tulus. Amin. -agawpr-

Antifon Komuni (Mzm 71:16-18)

Domine, memorabor iustitiƦ tuƦ solius: Deus, docuisti me a iuventute mea, et usque in senectam et senium, Deus, ne derelinquas me.

Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" (Mrk 6, 18)

Sabtu, 29 Agustus 2015
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir


Yer. 1:17-19; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mrk. 6:17-29.

Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" (Mrk 6, 18)

Hari ini kita memperingati wafatnya St. Yohanes Pembaptis sebagai martir. Kita dapat melihat kemartiran St. Yohanes ini sebagai risiko atas tugas perutusannya sebagai nabi. Kita mengenal adanya tri tugas nabi: meneguhkan, menghibur dan mengkritik. Ketika umatnya bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, ia memberi peneguhan; ketika umatnya mengalami masalah dan sedang berduka atau menderita, ia memberi penghiburan; ketika umatnya melakukan yang tidak benar dan tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, ia menyampaikan kritikan. Nah, tugas untuk menyampaikan kritikan inilah yang biasanya mendatangkan risiko karena orang biasanya tidak suka dikritik dan cenderung membenci, memusuhi dan dendam pada yang mengkritik. Kita pun mungkin pernah mengalami: entah suatu saat kita tidak disukai atau dimusuhi karena kritikan yang kita sampaikan atau pada saat yang lain kita marah atau tidak suka bahkan membenci dan memusuhi orang yang menyampaikan kritik kepada kita. Marilah, peringatan wafatnya St. Yohanes Pembaptis ini kita jadikan sebagai pelajaran bagi kita: di satu sisi, kita tidak takut untuk menyampaikan kritik yang objektif dan dengan cara yang bijaksana, dan di sisi lain kita tidak anti kritik atau dapat menerima serta menyikapi kritik yang diberikan kepada kita dengan bijaksana.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat dengan bijaksana memberikan dan menerima kritikan. Amin. -agawpr-

Sabtu, 29 Agustus 2015 Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

Sabtu, 29 Agustus 2015
Peringatan Wajib Wafatnya St. Yohanes Pembaptis, Martir

“Yohanes Pembaptis, yang diberi karunia istimewa membaptis Penebus dunia, dibaptis dengan darahnya sendiri” (St. Beda Venerabilis)


Antifon Pembuka (Mzm 118:46-47)

Aku akan berbicara tentang hukum-Mu. Aku tidak malu di hadapan para raja. Segala aturan-Mu menjadi kesukaanku, yang sangat kucintai.

Doa Pagi

Allah Bapa, kekuatan para kudus, Santo Yohanes Pembaptis telah Kaujadikan perintis jalan bagi kelahiran dan kematian Putra-Mu terkasih. Ia gugur sebagai saksi kebenaran dan keadilan. Semoga kami pun gigih berjuang untuk memberi kesaksian tentang ajaran-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Menjadi utusan Allah harus memiliki keteguhan iman akan Dia. Allah, dengan segala kekuatan-Nya, pasti melakukan apa yang dijanjikan-Nya. Keyakinan ini harus menjadi tumpuan dalam menjalankan tugas-tugas pelayanan seorang utusan yang mungkin tidak mudah dan membuat getir hati.
 
 
  Bacaan dari Kitab Yeremia (1:17-19)
    
"Sampaikanlah kepada Yehuda segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka."
        
Sekali peristiwa, Tuhan berkata kepadaku, Yeremia, “Baiklah engkau bersiap! Bangkitlah dan sampaikanlah kepada umat-Ku segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka! Mengenai Aku, sungguh, pada hari ini Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imam dan rakyat negeri lain. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 842
Ref. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu.
atau Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang.
Ayat. (Mzm 71:1-4a.5-6b.15ab.17)
1. Padamu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku!
2. Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allah, luputkanlah aku dari tangan orang fasik.
3. Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
4. Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu, dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari-Mu, sebab aku tidak dapat menghitungnya. Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10)
Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Yohanes dalam menjalankan perutusan Tuhan harus berhadapan dengan otoritas yang berseberangan dengannya. Keteguhan imannya akan Allah tidak menyurutkan langkahnya dalam menyuarakan kebenaran, walaupun harus mati karena kebenaran yang disampaikannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:17-29)
    
"Aku mau supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis!"
     
Sekali peristiwa Herodes menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di dalam penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, yakni karena Herodes telah memperisteri Herodias, isteri Filipus saudaranya. Yohanes pernah menegur Herodes, “Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!” Karena kata-kata itu Herodias menaruh dendam kepada Yohanes, dan bermaksud membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan terhadap Yohanes. Karena ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci; jadi ia melindunginya. Tetapi setiap kali mendengarkan Yohanes, hati Herodes selalu terombang-ambing; namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, yakni ketika Herodes – pada hari ulang tahunnya – mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesar, para perwira dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu putri Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes serta tamu-tamunya. Maka Raja Herodes berkata kepada gadis itu, “Mintalah dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!” Lalu Herodes bersumpah kepadanya, “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun itu setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan kepada ibunya, “Apa yang harus kuminta?” Jawab ibunya, “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta, “Aku mau, supaya sekarang juga engkau memberikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis dalam sebuah talam!” maka sangat sedihlah hati raja! Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu, dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu, mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kubur.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
 
Renungan
 
Cerita kematian Yohanes Pembaptis sesungguhnya meramalkan kematian Yesus sendiri. Seperti Herodias ingin membunuh Yohanes, demikian juga para imam agung ingin membunuh Yesus. Seperti Herodes menyuruh membunuh Yohanes, begitu pula Pilatus memerintahkan untuk menghukum mati Yesus, meski tak ada kejahatan yang Yesus lakukan. Yang jelas Yohanes dan Yesus dibenci dan dibunuh karena memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Apakah kita siap?

Doa Malam

Allah yang Mahamurah, berilah kami kebijaksanaan dan kejujuran dalam memilah dan melakukan mana yang baik dan tidak. Jangan biarkan kami terseret pada kesibukan semata tetapi buatlah kami senantasa mencintai-Mu dalam diri sesama. Rahmat ini kami mohon kepada-Mu, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

"Gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka" (Mat 25,4)

Jumat, 28 Agustus 2015
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja 

1Tes. 4:1-8; Mzm. 97:1-2b,5-6,10,11-12 ; Mat. 25:1-13.

"Gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka" (Mat 25,4)

Hari ini, kita merayakan peringatan St. Agustinus. Bacaan Injil mengisahkan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. Agustinus bukanlah orang yang bodoh, tetapi justru memiliki kecerdasan yang tinggi. Boleh dikatakan, pelita intelektualnya bernyala amat terang. Namun, sebelum bertobat, ia terlalu mengandalkan pelita intelektualnya itu sehingga pelita imannya redup, bahkan nyaris mati. Syukur masih ada ibu Monika dan Ambrosius yang mampu menyinarinya dan terus-menerus mengisi minyak pada pelita imannya sehingga pelan-pelan kembali bernyala sampai akhirnya ia bertobat dan dibaptis pada usia 33 tahun. Setelah pertobatannya itu, dengan pelita intelektual dan pelita iman yang menyala bersama-sama dalam dirinya, ia tampil sebagai salah satu Bapa Gereja yang luar biasa. Ia memang mempunyai masa lalu yang tidak baik, namun rahmat Tuhan dan kasih dari orang-orang di sekitarnya, khususnya Monika dan Ambrosius, mampu mengubahnya menjadi seorang santo. Dan inilah salah satu kata-kata mutiaranya: "Serahkan masa lalumu pada belas kasih Allah, dan percayakanlah masa depanmu pada penyelenggaraan-Nya. Kemudian isilah saat ini dengan perbuatan kasih yang tulus."

Doa: Tuhan, kuserahkan masa laluku kepada belaskasih-Mu dan kupercayakan masa depanku pada penyelenggaraan-Mu. Bantulah aku dengan rahmat-Mu untuk mengisi saat ini dengan kasih yang tulus. Amin. -agawpr-

Jumat, 28 Agustus 2015 Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja

Jumat, 28 Agustus 2015
Peringatan Wajib St. Agustinus, Uskup dan Pujangga Gereja
   
“… Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan: meskipun Allah Bapa telah melahirkan Putra, dan Putra lahir dari Allah Bapa, Ia yang adalah Putra, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putra, namun Roh Bapa dan Roh Putra; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putra, membentuk kesatuan Tritunggal. ” (St. Thomas Aquinas)            
    
Antifon Pembuka (Bdk. Sir 15:5)

Ia membuka mulutnya di tengah umat. Roh kebijaksanaan dan pengetahuan dilimpahkan Tuhan ke dalam hatinya. Ia dihias semarak kemuliaan.
  
In the midst of the Church he opened his mouth, and the Lord filled him with the spirit of wisdom and understanding and clothed him in a robe of glory.

Doa Pagi

Allah Bapa, cahaya kebenaran, baruilah kiranya di dalam Gereja-Mu semangat yang Kaucurahkan dalam diri Santo Agustinus. Semoga kami merindukan Dikau, sumber kebijaksanaan sejati dan mencari Engkau, asal segala cinta ilahi. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
     
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (4:1-8)   
     
"Inilah kehendak Allah, yaitu supaya kamu semua kudus."
   
Saudara-saudara, demi Tuhan Yesus kami minta dan menasihati kalian: Kalian telah mendengar dari kami, bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang sudah kalian turuti! Tetapi baiklah kalian melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi. Kalian tahu juga petunjuk-petunjuk mana yang telah kami berikan kepadamu atas nama Tuhan Yesus. Yang dikehendaki Allah adalah supaya kamu semua kudus. Ia menghendaki agar kalian menjauhi percabulan. Hendaknya kamu masing-masing hidup dengan isterinya sendiri, dalam kekudusan dan kehormatan, bukan dalam keinginan hawa nafsu, seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dalam hal-hal ini jangan ada orang memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Sebab Tuhan akan membalas semuanya itu, sebagaimana dahulu telah kami katakan dan kami tegaskan kepadamu. Allah memanggil kita bukan untuk melakukan yang cemar, melainkan untuk melakukan apa yang kudus. Karena itu barangsiapa menolak ini, bukanlah menolak manusia, melainkan menolak Allah yang telah memberikan Roh Kudus-Nya juga kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Bersukacitalah dalam Tuhan, hai orang benar.
atau Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1.2b.5-6.10.11-12)

1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan! Dia memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya, dan akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.
4. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Luk 21:36) 
Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.  
    

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)
   
   
"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!"
  
Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, ‘Pengantin datang! Songsonglah dia!’ Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.’ Tetapi yang bijaksana menjawab, ‘Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.’ Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, ‘Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!’ Tetapi tuan itu menjawab, ‘Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.’ Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.  
        
Renungan

Banyak orang berpikir bahwa menjadi kudus itu sulit, atau kekudusan itu milik rohaniwan/rohaniwati saja. Padahal, semua orang dipanggil Tuhan menjadi kudus. Jadi, awam pun dipanggil Tuhan menjadi kudus, sekalipun hidup dalam keluarga dan melakukan pekerjaan duniawi.
 
Kita bisa belajar hal ini dari sosok St. Agustinus yang kita rayakan pestanya hari ini. Agustinus dulunya dikenal sebagai anak yang menyusahkan orangtuanya, mengikuti ajaran sesat, hidup moralnya bejat, bergelimang dosa, namun berkat doa dan ketekunan St. Monika, ibunya, Agustinus dijamah Tuhan. Tuhan membelokkan arah hidupnya, menggerakkan hatinya untuk mengenal Allah yang benar,  dan mengantarnya menjadi seorang Uskup terkenal dan kudus.
 
Dalam bacaan pertama, St. Paulus menasihati kita semua untuk menjadi kudus. Panggilan ini dimulai dengan menjauhi dosa: dosa seksual, hawa nafsu dan tipu-menipu. Dosa bisa dihindari dengan hidup bijaksana. Kisah Injil hari ini tentang 5 gadis bijaksana dan 5 gadis bodoh, tidak hanya menyatakan kepada kita bahwa ada orang bijaksana dan bodoh, tetapi sebetulnya menyatakan kebijaksanaan dan kebodohan itu juga ada dalam diri setiap orang. Kita perlu berdoa dan memohon rahmat Tuhan agar kita dapat membeda-bedakan roh, sehingga dapat hidup bijaksana, tahu mana yang benar, mana yang dikehendaki Allah, dan mana yang sempurna. Dengan demikian, kita dapat mempersembahkan tubuh kita utuh kepada Tuhan dengan tak bercacat, tak bernoda, tetapi dalam kekudusan.
   
Ya Tuhan, semoga aku hidup bijaksana dan menjauhi hal-hal bodoh yang membuat aku dapat jatuh dalam dosa. Amin. (Ziarah Batin 2015, Renungan dan Catatan Harian) 
  
Antifon Komuni (Mat 23:10.8)
 
Beginilah firman Tuhan: Kamu memiliki satu guru, Kristus, dan kamu semua adalah saudara.

Thus says the Lord: You have but one teacher, the Christ, and you are all brothers.

"Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." (Luk 7,16).

Kamis, 27 Agustus 2015
Peringatan Wajib Sta. Monika

 
1Tes. 3:7-13; Mzm. 90:3-4,12-13,14,17; Luk. 7:11-17

"Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." (Luk 7,16).

Kita bisa membayangkan betapa sedihnya seorang ibu yang sudah janda dan ditinggal mati anak laki-laki semata wayangnya. Kurang lebih sama dengan kesedihan Monika karena Agustinus, anak lelaki yang begitu dibangga-banggakan, "telah mati" iman dan moralnya. Kecemerlangan intelektualnya berbanding terbalik dengan kehidupan iman dan moralnya. Namun sungguh beruntung, kedua anak muda ini: pemuda Nain dan Agustinus, masing-masing mempunyai ibu yang sungguh beriman, yang dengan terus-menerus berdoa sambil mengucurkan air matanya. Bagi Tuhan, itu sudah cukup. Hati-Nya tergerak oleh belaskasihan, kemudian menghidupkan kembali anak-anak itu. Yesus menyentuh anak muda dari janda Nain yang sudah mati sehingga ia hidup kembali. Hal yang sama dibuat-Nya untuk Agustinus: disentuh-Nya hati dan akal budinya sehingga iman dan moralnya yang sudah "mati" hidup kembali, bahkan terus bertumbuh dan berkembang sebagai seorang yang kudus. Tentu, itu semua tidak dapat dilepaskan dari peran Monika, ibunya, yang terus mendampingi dan mendoakannya sambil mencucurkan air mata selama sekitar 30an tahun. Benarlah ungkapan "Dietro ogni grande uomo, c'ĆØ sempre una grende mamma" (di belakang setiap orang besar, selalu ada seorang ibu yang besar).
 
Doa: Tuhan, berilah secara khusus berkat-Mu untuk para ibu yang telah banyak berkorban dengan meneteskan keringat dan air mata untuk keberhasilan anak-anaknya. Amin. -agawpr-

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy